Stockholm, 11 Januari 1999

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

PARTAI-PARTAI POLITIK YANG BERNAFASKAN ISLAM HARUS BERSATU DIBAWAH NAUNGAN UNDANG UNDANG MADINAH YANG DIBUAT OLEH RASULULLAH.
Ahmad Sudirman
Modular Ink Technology Stockholm - SWEDIA.

 

Selamat melaksanakan ibadah puasa untuk kaum Muslimin dan salam damai untuk kaum penganut agama lain.

Dalam kesempatan ini saya akan berusaha untuk memberikan jawaban kepada pertanyaan dan tanggapan yang telah disampaikan oleh Saudara Sabar Mularto (Indonesia) dan Saudara Zaid Jump (Indonesia).

Pada tanggal 11 Januari 1999  Saudara Sabar Mularto menanyakan "Akhir-akhir ini banyak bermunculan partai-partai yang berazaskan Islam. Dari partai yang besar sampai yang kecil, sebagian besar partai yang baru atau yang lama muncul lagi berazaskan Islam. Namun dalam pandangan saya partai-partai tersebut pada akhirnya tidak menyuarakan umat Islam. Islam hanya dijadikan alat u/ mencapai kekuasaan dan tentunya harta.  Sangat sedikit orang yg benar-benar berkorban u/ Umat Islam. Munculnya partai-partai Islam justru akan memecah belah Ukhuwah Islamiyah. Ini saya lihat dari fakta keseharian saja. Kebetulan saya tinggal dilingkungan yang banyak bermunculan partai Islam (pkb,ppp,pan,pbb etc). Saya perhatikan belum apa-apa pimpinan partai lokal sudah saling caci maki, saling menghina partai2 yg lain padahal sama-sama mengaku berazaskan Islam. Sehingga para pengikut partai yang notabene tidak punya kepentingan kekuasaan saling bersitegang. Bahkan sudah menjurus ke pertentangan fisik. Kondisi ini sungguh sangat memprihatinkan bagi saya. Kenapa umat Islam sangat mudah dimanfaatkan oleh orang-orang yg ambisius. Bagaimana pandangan/pendapat anda melihat kondisi seperti ini?. Bagaimana kaitannya dengan hukum Islam & UU Madinah?".

Kemudian pada tanggal 7 Januari 1999 Saudara Zaid Jump menanggapi "Sampai dengan hari ini banyak orang berbicara tentang Islam, mengaku sebagai muslim, mengaku memperjuangkan Islam, mengaku berjamaah Islam, mengaku punya pimpinan Islam, akan tetapi kenapa yang saya lihat dan saya rasakan mereka menggunakan manhaj bukan manhajnya Rosululloh, mereka mengaku Islam, tetapi tidak mengikuti keislaman sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rosululloh dan generasi awal (as sabiikunal awwaluun), mereka berjamaah tetapi tidak mengikuti ketetapan yang telah digariskan oleh Rosul, dan adalah suatu kewajaran yang pada gilirannya, manakala mereka mengaku memperjuangkan Islam walaupun tidak mengikuti manhaj Rosul. Diantara orang-orang yang mengaku pejuang muslim masih mencari-cari pelindung, teman setia, penolong, sahabat karib (wali) dari golongan selain Alloh-Rosul dan orang-orang beriman. Sementara kitab yang mereka bawa kesana kemari menyebutkan wali-wali dari selain Alloh itu laksana rumah laba-laba yang sifatnya sangat rapuh, untuk menjerat kaum yang kecil dan kemudian dijadikan hasil jeratan itu suatu komoditi untuk memperbesar laba-laba itu sendiri. Artinya entah itu partai Islam, jamaah Islam, organisasi Islam, manakala mereka itu mengambil penguasa kafir sebagai pelindungnya, maka pada hakekatnya ia telah ridho menceburkan dirinya untuk dilalap jadi mangsa oleh orang-orang kafir, sebagaimana laba-laba itu. Tolong ditunjukkan, karena masing-masing yang ada diantara saya mengklaim dialah yang benar".

Baiklah, Saudara Sabar Mularto dan Saudara Zaid Jump. Memang tidak bisa disangkal lagi bahwa kaum muslimin, baik yang ada di Indonesia atau yang ada di negara-negara lainnya sekarang ini memang berada dalam keadaan cerai-berai, dimana masing-masing membuat kelompok sendiri-sendiri demi kepentingan sendiri atau kelompoknya dan bangga dengan keadaan kelompoknya sendiri. Setiap kelompok berusaha membuat sebaik mungkin konsep dan pemikiran untuk dipakai dan diterapkan dalam kelompoknya tanpa mempedulikan kelompok lainnya. Keadaan yang demikian adalah sebagaimana yang telah digambarkan "Kemudian mereka menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan; tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka" (QS, Al Mu'minun: 53). "Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka" (QS, Ar Ruum: 32).

Usaha untuk mengembalikan kaum muslimin kepada kaum yang satu adalah merupakan suatu usaha yang besar dan berat. Berhasil tidaknya adalah tergantung kepada kesiapan dan kesadaran dari setiap pribadi kaum muslimin untuk bersatu dibawah naungan Islam, pemerintahan Islam, khilafah Islam dan undang undang Madinah sebagaimana yang telah dicontohkan dan diterapkan oleh Rasulullah.

Selama masih memandang misi, visi, falsafah, program, politik dan tujuan dari organisasi atau partainya adalah yang terbaik dan tidak didasarkan kepada contoh yang sudah dilaksanakan dan diterapkan oleh Rasulullah dalam membangun daulah Islam atau negara Islam, maka selama itu tujuan untuk membangun dan menegakkan Islam, pemerintahan Islam, khilafah Islam dan undang undang Madinah hanyalah fatamorgana saja.

Selama masih ada pemikiran dari mereka yang mengatasnamakan pemimpin kaum muslimin yang menganggap bahwa untuk membangun dan mendirikan dien Islam adalah tidak perlu membangun daulah Islam dan pemerintahan Islam dengan undang-undang Madinahnya, maka sebenarnya para pemimpin Islam tersebut sudah tidak lagi mengikuti contoh Rasulullah dengan pendirian Daulah Islam-nya yang pertama di dunia. Para pemimpin kaum muslimin tersebut sudah cenderung kepada mementingkan dan mengedepankan masalah misi, visi, falsafah, program, politik dan tujuan kelompok atau partainya daripada apa yang sudah dicontohkan Rasulullah dengan Daulah Islamiyah dan undang undang Madinah-nya.

Sehingga tidak heran apabila kita membaca dan menyaksikan lahirnya berbagai kelompok, organisasi dan partai yang mempunyai nafas Islam dan anggotanya sebagian besar adalah kaum Muslimin, dimana setiap kelompok atau partai tersebut merasa bangga dengan keadaan kelompok atau partainya.

Keadaan inilah yang terjadi sekarang ini dan dirisaukan oleh sebagian kaum muslimin yang telah menyadari pentingnya kembali mencontoh apa yang telah dilaksanakan oleh Rasulullah dalam membangun Islam, pemerintahan Islam, daulah Islam dan undang undang Madinah-nya.

Apa sikap yang harus dilakukan terhadap para cendekiawan dan pemimpin-pemimpin kaum muslimin yang masih tetap tidak mau mengikuti apa yang telah dicontohkan Rasulullah dalam membangun Islam, pemerintahan Islam, daulah Islam dan undang undang Madinah-nya?.

Disini ada beberapa sikap yaitu,
pertama, selaku pribadi muslim berusaha untuk membuka dialog terbuka dengan para  cendekiawan dan pemimpin-pemimpin kaum muslimin mengenai membangun Islam, pemerintahan Islam, daulah Islam dan undang undang Madinah-nya sebagaimana yang dicontohkan dan dilakukan oleh Rasulullah, tanpa membawa-bawa misi, visi, falsafah, program, politik dan tujuan yang telah diterapkan dalam kelompok atau partai masing-masing.

Kedua, selaku pribadi muslim berusaha membuka pintu lebar-lebar untuk menerima pandangan dan pemikiran orang lain yang sesuai dengan apa yang telah dicontohkan Rasulullah dalam membangun daulah Islamiyah.

Ketiga, selaku pribadi muslim berusaha mengoreksi semua kebijaksanaan, program, rencana yang sudah diterapkan dalam organisasi, kelompok atau partai yang tidak sesuai dengan apa yang telah digariskan Rasulullah dalam membangun daulah Islamiyah dan undang undang Madinah-nya.

Keempat, selaku pribadi muslim yang telah melihat, meneliti, memikirkan dan menganalisa suatu organisasi atau partai yang tidak sesuai atau tidak mencontoh Rasulullah dalam membangun Islam, pemerintahan Islam, daulah Islam dan undang undang Madinah-nya tidak perlu dibantu atau disokong.

Kelima, selaku pribadi muslim harus tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dengan  pribadi muslim yang lain dan tetap menjaga hubungan baik dengan kaum penganut agama lain, sebagaimana yang tercantum dalam undang undang Madinah.

Itulah sebagian sikap yang harus dilakukan oleh pribadi muslim yang menghendaki tegaknya Islam, pemerintahan Islam, khilafah Islam dan undang undang Madinah di dunia ini.
 
Inilah Jawaban singkat saya kepada Saudara Sabar Mularto dan Saudara Zaid Jump, semoga saudara-saudara menjadi puas hendaknya.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se