Stockholm, 13 Maret 1999

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

PANDANGAN SEORANG SEKULER TERHADAP DAULAH ISLAM DAN RASULULLAH.
Ahmad Sudirman
Modular Ink Technology Stockholm - SWEDIA.

 

Masih untuk Saudara Hasan Basri (LA, USA).

Memang benar "Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (kejalan yang benar)" (Al Baqarah: 18). Suatu gambaran orang-orang yang tidak mau mengikuti kebenaran yang datang dari Allah SWT, sebagaimana yang dicontohkan dalam tulisan Hasan Basri yang disampaikan kepada saya pada tanggal 11 Maret 1999 dibawah ini.

Sebenarnya saya sudah tidak ada minat untuk menanggapinya dan bahkan sudah mengucapkan selamat jalan kepada Hasan Basri, tetapi karena Hasan Basri sebelum meninggalkan arena diskusi ini menyampaikan argumen-argumennya dengan menggunakan bahasa yang sedikit sopan (tidak seperti dua tulisannya yang lalu) atas penolakannya terhadap Daulah Islam Rasulullah dengan Undang Undang Madinahnya dan berusaha menikam mati perkawinan Rasulullah dengan Zainab binti Jahsy, A'isyah binti Abu Bakar dan pilih kasih Rasulullah kepada A'isyah, juga anggapannya terhadap Khilafah Islam yang penuh dengan darah dan berusaha untuk membuang Al Qur'an sebagai sumber segala hidup serta berusaha untuk merendahkan kemuliaan Rasulullah SAW, maka saya melalui tulisan ini ingin sedikit memberikan tanggapan terhadap tulisannya yang tidak pantas keluar dari pikiran seorang yang mengaku muslim.

Kalau tujuan dari manusia sekuler yang di cita-citakan oleh Hasan Basri yaitu "dengan adaptasi tehnologi, demokrasi dan menjadi pintar didalam persaingan global", maka kita akan mengalami kegersangan dalam hidup, karena tujuan hidup tidak ada lain selain memakai alat teknologi yang akan dipergunakan melalui pengambilan suara mayoritas untuk dipakai menguasai dunia dalam rangka melakukan persaingan (dan penindasan dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya) secara global.

Dalam melakukan persaingan secara global ini sudah tentu akan berlaku semua aturan permainan yang tujuannya hanya untuk mendapatkan kemenangan dan keuntungan.

Sehingga tidak heran kalau Hasan Basri mengatakan bahwa "pilihan menjadikan Indonesia sebagai negara Islam bukan saja suatu kemunduran, tapi mala petaka". Pikiran Hasan Basri ini memang keluar dari pikiran manusia yang buta menurut apa yang di gambarkan Allah SWT dalam ayat diatas. Karena kebutaan kepada kebenaran yang datang dari Allah SWT inilah yang mengakibatkan pikiran Hasan Basri begitu negatif terhadap apa yang datang dari Allah SWT yang telah di sampaikan kepada Rasulullah SAW.

Sedangkan pandangan kaum muslimin dalam tujuan hidupnya adalah "Sesungguhnya kamu ini ummat yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku" ( Al Anbya: 92). "Dan sesungguhnya kamu ini ummat yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku" ( Al Mu'minun: 52).

Jadi, tujuan kaum muslimin adalah menyembah dan bertakwa kepada Allah SWT dan hidup dalam masyarakat muslim yang satu dibawah satu kekuasaan dan satu Daulah Islam. Adapun teknologi adalah tidak ditentang oleh Islam, bahkan kaum muslimin dituntut untuk mempelajari dan mempergunakannya, sehingga bisa melahirkan suatu masyarakat muslim yang memiliki teknologi tinggi yang dipakai sebagai alat untuk membangun Daulah Islam melalui musyawarah dengan berdasarkan akidah Islam dengan tujuan beribadah dan bertakwa kepada Allah SWT.

Dari dua pandangan diatas, dapat kita simpulkan yaitu pandangan Hasan Basri yang sekuler hanya mementingkan kehidupan materi dan untuk hidup didunia ini tanpa melibatkan Allah SWT, sedangkan pandangan kaum muslimin adalah mementingkan kehidupan dunia tanpa melupakan hari ahirat dengan memakai bimbingan, petunjuk dan aturan-aturan Allah SWT.

Dalam membangun masyarakat yang satu dibawah Daulah Islam ini jelas harus mencontoh kepada Rasulullah, tanpa mencontoh Rasulullah, kaum muslimin akan jatuh kejurang kehancuran dalam bernegara. Mencontoh dan mentaati Rasulullah adalah suatu keharusan "Barangsiapa yang menta'ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah.."(An Nisaa: 80). "Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah, yaitu : Nabi-Nabi, para shiddiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya" (An Nisaa: 69).

Kalaulah dalam membangun Daulah Islam ini tidak mengikuti apa yang telah dicontohkan Rasulullah dengan Undang Undang Madinahnya, melainkan hanya mengikuti kemauan, ambisi dan kekuasaan saja, maka jelas akan mengalami keruntuhan cepat atau lambat. Seperti dimasa Dinasti Umayah (40 H-132 H, 661 M-750 M), Dinasti Abbassiyah ke I (132 H-218 H, 750 M-833M), Dinasti Abbassiyah ke II (218 H-247 H, 833 M-816 M), Dinasti Abbassiyah ke III (247 H- 322 H, 816 M-934 M), Zaman diktator (Amirul umara) (324 H-334 H, 934 M-945 M), Dinasti Sultan Bani Buyah ( 334 H-467 H, 945 M-1075 M), Dinasti Fathimiyah ( 297 H-567 H, 909 M-1171 M), Dinasti Umaiyah di Andalus (300 H-422 H, 912 M-1031 M) dan Dinasti Usmaniyah (699 H - 341 H, 1385 M - 1923 M).
 
Dalam usaha mengembalikan kembali Daulah Islam Rasulullah dengan Undang Undang Madinahnya ini harus menjadikan Al Qur'an sebagai sumber aqidah Islam. Menjadikan Al Qur'an sebagai sumber aqidah dan sumber segala hukum serta sumber dari Undang Undang Madinah tidak menghambat dan menutupi kreatifitas untuk berpikir dan berijtihad, bukan seperti yang dikatakan Hasan Basri yaitu "Membuat Quran sebagai sumber segala galanya adalah Men Tuhankan Al Quran, membuat Al Quran sebagai undang undang negara adalah kematian kreatifitas yang bertentangan dengan himbauan Tuhan pada manusia untuk berpikir".

Kaum muslimin tidak disuruh men tuhankan Al Qur'an, karena "Sesungguhnya Al Qur'an ini memberi petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar" ( Al Isra': 9).

Sebagaimana disebutkan diatas taat kepada Rasul berarti taat kepada Allah. Kaum muslimin disuruh untuk bershalawat kepada Nabi adalah merupakan perintah Allah "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi; hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penghormatan kepadanya" (Al Ahzab: 56).

Suatu penghormatan yang besar bagi Nabi dan Rasul Muhammad SAW dari Allah dan para malaikat-Nya. Kita kaum muslimin menyampaikan shalawat kepada Nabi bukan berarti mengkultuskan Muhammad, tetapi merupakan suatu penghormatan dan ucapan keselamatan kepada Rasulullah, sebagaimana diperintahkan Allah SWT.

Jadi tidak benar seperti yang dikatakan Hasan Basri "Kemunduran umat Islam umumnya adalah " kita " mempunyai ke condongan memuliakan, meng idol (berhala) kan ,menganggungkan Muhammad, semua doa dalam sholat, semua khutbah Jummat selalu penuh dengan penggangung agungan Rasulllah ini ( utusan Allah ). Perlu di ketahui bahwa Muhammad itu telah mati, dia itu manusia biasa ( pesuruh yang diangkat Tuhan karena berkarakter terpuji ). Tapi kebanyakan dari kita sebenarnya terlalu mengkultuskan Muhammad diatas segala galanya".
 
Suatu pikiran Hasan Basri yang picik adalah dengan mengatakan bahwa Rasulullah "menikahi Zainab, Istri Zaid, anak angkatnya sendiri (ketika menyadari Muhammad mengingini Zainab, Zaid menceraikannya sebgai hadiah terhadap Muhammad)".

Dimana yang sebenarnya adalah antara Zaid bin Haritsa dengan Zainab binti Jahsy ini telah terjadi pertentangan dalam masalah keluarga yang cukup rumit, sehingga akhirnya tidak bisa diselamatkan lagi kehidupan rumah tangganya. Dan yang lebih penting membolehkan menikahi bekas istri anak angkat, yang sebelumnya dalam masyarakat Arab melarang menikahi bekas istri anak angkat, tetapi dibolehkan setelah turunnya ayat "Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan ni'mat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi ni'mat kepadanya: Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah, sedang kamu menyembunyikan didalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mu'min untuk (mengawini) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya dari pada istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi" (Al  Ahzab: 37).
 
Begitu juga dengan pemikiran Hasan Basri terhadap pernikahan Rasulullah dengan A'isyah yang waktu dinikahi masih muda, dimana Hasan Basri mempertanyakan "Mengapa Muhammad mau mengawini  Aisyah ketika perempuan ini masih berumur 7 tahun? Ketika disahkan sebagai Istri dan tinggal serumah, Aisyah berumur 9 tahun.
( ketika Muhammad meninggal , umur Aisyah cuma 19 tahun )".

Disini Rasulullah memberi contoh bahwa menikahi A'isyah yang masih gadis yang menurut Rasulullah mempunyai kecerdasan yang cukup tinggi, walaupun masih muda usianya. Rasulullah meminang A'isyah binti Abu Bakar ini pada tahun kesepuluh kenabian, dimana usia A'isyah pada waktu itu masih berusia sembilan tahun. Setelah melakukan perkawinan, A'isyah tidak serumah dengan Rasulullah, melainkan tetap tinggal bersama Abu Bakar, sampai tahun ke dua hijrah, dimana usia A'isya sudah mencapai tiga belas tahun baru tinggal bersama Rasulullah.Ternyata benar akhirnya A'isyah adalah satu-satunya wanita Islam yang memegang tampuk pimpinan dalam urusan hukum-hukum Islam dikalangan ummat, terutama untuk kalangan kaum muslimat.

Tentang A'isyah ini juga Hasan Basri mempertanyakan "mengapa Ketika Rassululah tidak bisa menepati janji untuk adil terhadap istri, mesti  muncul ayat dari Tuhan, yang memberikan keringanan bagi nabi untuk melanggar janji?".

Sebenarnya memang terjadi kecemburuan dari pihak istri-istri Rasulullah kepada A'isyah, dimana kecemburuan ini, salah satunya di ungkapkan oleh Ummu Salamah, tetapi Rasulullah mengatakan kepada Ummu Salamah : "Janganlah kalian menyakitkan hatiku karena A'isyah. Demi Allah! Tidak pernah aku menerima wahyu ketika aku berada dalam selimut seorang wanita, kecuali ketika aku bersama A'isyah...!".

Jadi alasan yang dilontarkan oleh Hasan Basri, bahwa Rasulullah tidak adil, sehingga untuk menutupinya dikatakan bahwa ayat-ayat turun ketika Rasulullah bersama A'isyah merupakan suatu keringanan Nabi untuk melanggar janjinya adalah menurut saya alasan Hasan Basri ini tidak benar.

Terakhir Hasan Basri menyatakan "Muhammad adalah manusia biasa, yang punya kelemahan. Jika saya bisa bertemu dengan Muhammad misalnya, saya jelas akan bertanya banyak hal pada dia, misalnya tentang poligami, Quran memberi hak pada laki laki untuk punya 4 Istri, Tapi kenapa misalnya Hukum Allah itu tidak berlaku pada Muhammad sendiri ( Pada saat dia meninggal, Istrinya  berjumlah 11 )".

Dan tanggapan saya yang terahir adalah "Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu istri-istrimu yang telah kamu berikan maskawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut berhijrah bersama kamu dan perempuan mu'min yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai penghususan bagimu bukan untuk semua orang mu'min. Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada mereka tentang istri-istri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki supaya tidak menjadi kesempitan bagimu, dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (Al Ahzab: 50).

Jelas apabila Allah telah menentukan untuk ummat-Nya, maka ummat-Nya tidak bisa menolaknya walaupun dengan alasan apapun.

Inilah tanggapan saya untuk Hasan Basri.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Sekian.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
-----

11 Maret 1999
Proletar@aol.com

Hasan Basri :

Re: [mimbarbebas] DUA PEMIKIRAN YANG TIDAK MUNGKIN BERTEMU.

MEMBUMIKAN  RELIGI (51)

Sepertinya memang saya banyak dimusuhi dan dicurigai setiap kali menulis mengenai agama. Sepertinya saya adalah antek antek Yahudi dan Nasrani yang menyamar untuk menghancurkan Islam dari dalam ( begitu kata beberapa netter ).

Bulak balik saya bercermin, bulak balik saya pergi keluar masuk kamar , saya tanya Vicky " Honey...Am I a moslem or what? " Dia menjawab  " You are a very good Muslim, but more importanly you are a fine humanbeing.. "

Dengan bekal semangat seperti itu saya sekarang duduk  di depan layar komputer dan mencoba memberikan alibi mengapa saya begitu sering memberi kritik terhadap religi, terutama terhadap agama sendiri, Islam...

KRITIK TERHADAP KONSEP NEGARA ISLAM.

Sekaranglah saatnya saya memberikan argumen mengapa konsep negara Islam adalah sebuah konsep yang bukan saja tidak realistis tapi sangat tidak masuk akal. Ketika era new millenuim tinggal selangkah kedepan, ketika satu satunya medium menuju  sebuah kondisi masyarakat maju adalah dengan adaptasi tehnologi, demokrasi dan menjadi pintar didalam persaingan global, pilihan menjadikan Indonesia sebagai negara Islam bukan saja suatu kemunduran, tapi mala petaka..

Jelas di benak para santri dan kyai arogan yang terlalu banyak membaca sejarah nabi tanpa mencoba mengerti, Negara Islam adalah suatu impian, Suatu dambaan, Tapi bagi saya, mereka itu  tidak lebih dari sekelompok utopist yang gampang terpesona, sekumpulan manusia yang terlalu meng idol idol sejarah kejayaan Islam, Mencoba membuat surga artifisial di bumi yang bernama " Islamicland" ingin menyaingi "Disneyland"

Di kepala mereka, Negara yang ideal adalah pemerintahan Islam seperti jaman Muhammad. Atau jaman khalif khalif sesudahnya, Tapi bila kita mencoba meneliti sedikit kedalam sejarah , setiap kali Islam mencoba benegara yang selalu muncul adalah pertumpahan darah, Kekuasaan Haus darah, nepotisme, korup dan aniaya.

Memang Islam pernah jaya dengan " knowledge " seperti Ibnu Sina dengan " Canon "nya yang dahsyat, yang menjadi standar medical standar text book di Europa selama 500 tahun, memang Ibnu Rushd adalah sumber inspirasi philosopher terkenal seperto Thomas Aquinas dan Roger Bacon, tapi sesungguhnya kemajuan Islam itu beriringan dengan keterbukaan pemikiran orang muslim pada paham paham agama dan budaya orang lain. Bukan oroginal penemuan Islam sendiri.

Referensi Ibnu Rushd atau Averroes adalah Aristoteles, Al Kharizmi, matimatikus yang terkenal dengan Al-Jabr nya itu mengadaptasi bilangan numeral dan desimal  dari India. Jadi walaupun kita boleh berbangga dengan kemajuan Islam, seperti di angan angan para utopis itu, kita harus mengakui Islam tidak akan pernah maju tanpa
adaptasi, tanpa interaksi, tanpa belajar dengan bangsa dan agama lain.

SEJARAH DARAH ITU.

Memang Muhammad sebagai publik figur, pemimpin kharsimatik yang berhasil menyatukan suku suku di jazirah Arab. Dan memang dalam jaman dia bangsa Arab memasuki era pencerahan, berhala bertumbangan, paganisme dihapuskan, Kabbah yang tadinya sebagai mekkah pengikut paganisme polytheis dibersihkan dan dijadikan Mekkah umat Islam yang monotheis, Muhammad memberikan kesegaran baru,dan umat Islam maju...

Tapi  seperti sebuah simpul yang pecah, ketika Muhammad mati, Umat Islampun mulai bertumbangan ,masing masing saling berebutan kekuasaan, yang satu  menamakan demokrasi. Yang satu mendahulukan keturunan, tidak heran 50 Tahun setelah kematian Muhammad , orthodoksi Islam mulai retak.

Muawiya, Gubernur Arab di Syria menolak Ali,kepokanan Muhammad  yang meminta hak untuk menduduki kalifah ke 4, Muawiya mengambil khalif power itu sendirian , memindahkan pusat kekuasaan ( ibu kota ) dari Madina ke Damaskus dan membentuk dinasti Omyyad. dan Ali tidak mau kalah mendirikan kehalifaan saingan di Kufa, Irak.

Ketika ketamakan dan arogansi kekuasaan tumbuh, maka timbul juga anarki dan pertumpahan darah.

Ali mati terbunuh, Husain (cucu Muhammad )  mati dipenggal Yazid, anak Muawiya ( kepalanya diarak dan dikirim ke Damaskus..) Pengikut Ali yang tidak menerima penghinaan membentuk partisan bernama Shiah, memecahkan diri dari mainstream Islam ( sunni ) Yang selamanya tidak akan pernah mengakui kepemimpinan khalip
Sunni.Shiah sendiri juga mengalami keretakan dengan timbulnya aliran baru bernama Ismailis, Pada abad ke 11 dan 12, kaum Ismailis inilah yang melancarkan teror dari pegunungan Persia dan Syria dengan membunuh sesama Islam, baik orang awam, jendral,ulama bahkan khalifah. Sebelum melancarkan kampanye pembantaian ini mereka terkenal selalu menggunakan "makanan surga" yaitu Hashis, akibatnya klik Ismailis ini dinamakan sebagai Hashshasin, atau pemakan hashis, orang Barat mengambil kosa kata ini menjadi Assassin,

Darah Islam berceceran oleh Islam sendiri, Darah Usman yang mati terbunuh dalam mesjid. Darah Ali, Husain, Umar,darah di padang Karbala..

Bila Muhammad bisa menyatukan Jazirah Arab, Bila Abu Bakar dapat melanggengkan kekuasan Islam dengan semangat represif ( menekan suku suku kecil yang ingin memisahkan diri dari kekuasaan Madinah ) itu bukan berarti bahwa Konsep negara Islam bisa di ciptakan. Pada jaman itu peradaban jelas tidak serumit sekarang, undang undang masih dibuat secara sederhana,Al Quran memang secara garis besar banyak menyiratkan undang undang, tapi Quran itu lebih condong untuk memberi garis hukum pada peradaban gurun, Dan  konsep negara jaman sekarang beserta hukum dan perundang undangannya jelas tidak bisa di jabarkan semua dalam Quran.

Konsep orang Islam yang selalu berkiblat pada Quran, adalah sebuah konsep yang keliru menurut saya, karena Quran adalah petunjuk, manusia yang mencari jalan. Quran adalah peta, bukan destinasi..

Demokrasi barat yang telah universal, Hak hak azazi manusia yang telah universal, Trias Politika, hak bersuara, Pemilihan umum, Hukum pidana dan perdata, Hak Persamaan martabat wanita dengan laki laki( Womans right ) The Right of Man-nya  Thomas Paine, Deklarasi Amerika yang berbunyi " We Declare that All men Created Equal " tidak ditemukan dalam Al Quran, manusialah yang berpikir dan diajak berpikir untuk mencari jalan atas persoalannya sendiri.Membuat Quran sebagai sumber segala galanya adalah Men Tuhankan Al Quran,membuat Al Quran sebagai undang undang negara adalah kematian kreatifitas yang bertentangan dengan himbauan Tuhan pada manusia untuk " berpikir ".

MEMANUSIAKAN MUHAMMAD.

Jelas Muhammad adalah rasul, tapi dia bukan malaikat apalagi Tuhan, Kemunduran umat Islam umumnya adalah " kita " mempunyai ke condongan memuliakan, meng idol ( berhala ) kan ,menganggungkan Muhammad, semua doa dalam sholat, semua khutbah Jummat selalu penuh dengan penggangung agungan Rasulllah ini ( utusan Allah )

Perlu di ketahui bahwa Muhammad itu telah mati, dia itu manusia biasa ( pesuruh yang diangkat Tuhan karena berkarakter terpuji ) Tapi kebanyakan dari kita sebenarnya terlalu mengkultuskan Muhammad diatas segala galanya.

Orang bisa menyumpah Tuhan, di film barat " Yesus F....G Christ kata vulgar yng tidak jarang terdengar,comedian mencemooh Tuhan hampir tiap hari di televisi dan Koran. Stiker di mobil yang saya pernah baca tertera " F...K Yesus ! " Teman  sesama Muslim pernah mengeluh " Sialan Tuhan tidak pernah mengabulkan doa gue "ketika melirik nomor l California Lotto , Tapi seberani itu kita merendahkan Tuhan, setakut itu kita menyinggung Muhammad. Karena jauh didasar hati semua orang Islam, Muhammad itu adalah " kekasih Tuhan " yang kebesarannya nampak menyaingi Allah sendiri.

Muhammad adalah manusia, dia telah mati. Tapi dikuburannya di Madinah, ribuan orang menangisi makamnya dan berdoa meminta berkah, tidak jarang ada yang melemparkan kertas ke Makam Rassuluhah yang berisikan surat cinta atau surat meminta minta berkah, seolah Muhammad masih hidup dan punya kesanggupan
untuk mengabulkan doa manusia..

Muhammad adalah manusia biasa, yang punya kelemahan. Jika saya bisa bertemu dengan Muhammad misalnya, saya jelas akan bertanya banyak hal pada dia, misalnya tentang poligami, Quran memberi hak pada laki laki untuk punya 4 Istri, Tapi kenapa misalnya Hukum Allah itu tidak berlaku pada Muhammad sendiri ( Pada saat
dia meninggal, Istrinya  berjumlah 11 )

Kenapa juga menikahi Zainab, Istri Zaid, anak angkatnya sendiri ( ketika menyadari Muhammad mengingini Zainab, Zaid menceraikannya sebgai hadiah terhadap Muhammad )

Mengapa Muhammad mau mengawini  Aisyah ketika perempuan ini masih berumur 7 tahun? Ketika disahkan sebagai Istri dan tinggal serumah, Aisyah berumur 9 tahun. ( ketika Muhammad meninggal , umur Aisyah cuma 19 tahun ).

Saya juga ingin bertanya, mengapa Ketika Rassululah tidak bisa menepati janji untuk adil terhadap istri, mesti  muncul ayat dari Tuhan, yang memberikan keringanan bagi nabi untuk melanggar janji?

PENYEMBAH AGAMA.

Jelas saya tidak meragukan Muhammad sebagai rasul, tanpa dia kita tidak mengenal ajaran Islam, tanpa dia kita tidak tahu Allah itu apa?

Muhammad sebagai politikus dan pemimpin juga tidak diragukan ke piawaiannya, ketika dia gagal  menarik perhatian orang Yahudi dan Nasrani pada Islam dengan membuat Kiblat kaum Muslimin ke Majidil Aqsa, dan berpuasa, Secepat itu dia mengubah arah Kiblat ke Mekah dan membuat Puasa yang berbeda dari kaum Yahudi. sebuah manuver yang brilyan...

Muhammad telah mati, Warisannya adalah sisi baik kehidupan dan ahlaknya sehari hari yang bisa di jadikan contoh, Quran adalah suara Tuhan bukan suara Muhammad, dan kita kaum muslimin hendaknya lebih banyak menyembah Allah  dari pada menyembah Agama dan Muhammad. Sudah waktunya berhenti menyebut junjungan, kanjeng, dan men doakan Muhammad berlebihan. seperti di setiap khutbah Jummat yang satu arah tanpa tanya jawab itu. ( Khutbah Jummat jaman Rasulullah  adalah tanya jawab yang topiknya bervariasi, dari strategi perang, rencana pembangunan proyek infrastruktur kota,sampai penyampaian ayat ayat baru )

Muhammad telah tiada dan dia manusia, seperti kata Abu Bakar ketika menyadari kepergian Muhammad dia berteriak " Bila ada yang menyembah Muhammad, ketahuilah bahwa Muhammad telah mati, tetapi bila ada yang menyembah Allah, ketahuliah bahwa Allah itu hidup dan selamanya hidup "

KESIMPULAN ITU.

Pemimpi sistim negara Islam adalah penyembah Agama, yang dikuasai romantisme berlebihan terhadap Rassululah. Penyembah agama tidak sama dengan penyembah Allah, Orang yang menyembah Allah dalam diam akan mengagung kan sang Khalik tanpa pernih pernik kolosal yang bernama " Islamic State ".

Selain sejarah yang berdarah darah dari agama. Entah Sunni melawan  Shiah, entah Protestant melawan Katolik, Agama tidak pernah sanggup membawa kita kedalam peradaban maju,dan jelas juga negara maju...

Karena kebanyakan dari kita orang beragama sibuk dengan peta,tapi setelah itu tidak pernah  berupaya melangkah mencari destinasi sendiri, kita terus menerus ketinggalan, karena sebenarnya kebanyakan dari kita adalah Religion Worshipper
bukan penyembah Tuhan..

Hasan Basri
--------