Stockholm, 17 Agustus 1999

'Audzubillaahiminasysyaitonirrajiim.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

JEJAK RASULULLAH SAW.
Ahmad Sudirman
Modular Ink Technology Stockholm - SWEDIA.

 

Jawaban terahir untuk saudara Asoka Bakani.

Tanggal 16 Agustus 1999 untuk yang ketiga kalinya Asoka Bakani yang tinggal di asoka12@hotmail.com menyampaikan buah pikirannya yang diberi subject 'Daulah Islam Rasulullah' dan langsung disampaikan kepada saya. Ternyata setelah saya membaca isi buah pikiran Bakani tersebut, isinya tidak lebih dan tidak kurang adalah jiplakan dan ulangan pikiran-pikiran yang telah disampaikan oleh Hasan Basri alias Proletar yang berdomisili di Springfiled, Missouri, USA, dengan tulisannya yang berjudul 'Orang-Orang Islam (96)' yang disebarluaskan pada tanggal 16 Mei 1999. Dimana hasil buah pikiran Hasan Basri tersebut telah saya jawab dalam tulisan "[990517] Menurut pikiran Hasan Basri menjadi seorang munafik adalah lebih selamat dan aman, daripada menjadi seorang murtad".

Nah, untuk Bakani yang telah menyatakan dirinya sebagai seorang "yang kafir" (Asoka Bakani, 16 Agustus 1999) dan telah menjiplak pikiran Hasan Basri serta disampaikan langsung kepada saya, juga telah disebarluaskan kepada beberapa milis lainnya. Maka, sebelum saya menjawab pikiran-pikiran hasil jiplakan tersebut, ada satu pesan dari saya untuk saudara Bakani yaitu, tidak ada gunanya berdiskusi dengan saudara yang tidak memiliki niat dan tujuan untuk mencari kebenaran dan keyaqinan kepada Allah dan Rasul-Nya. Silahkan saudara jalan dijalan yang menurut pikiran saudara baik. Siapa tahu kelak dengan izin Allah, saya dijumpakan dan bertatap muka dengan saudara.

Dimana isi dari tanggapan dan pikiran Asoka Bakani tersebut saya lampirkan sebagai berikut,

Asoka Bakani menulis "Saudara Ahmad Sudirman dari Swedia selama ini terus berkampanye untuk pendirian negara Daulah Islam Rasulullah di Indonesia sambil mengkritik pemerintahan di Indonesia. Sayangnya, kampanye beliau ini hanya merupakan propaganda bahwa negara yang dicita-citakan itu sempurna, tetapi tanpa perincian bagaimana pelaksanaannya. Karena itu, mari kita lihat apa yang dilakukan oleh Muhammad pada waktu Muhammad berkuasa di Mekkah/Medinah, karena tentunya pemerintahan inilah yang diidam-idamkan oleh saudara Ahmad Sudirman. Sebagai seorang nabi besar yang seharusnya menjadi teladan bagi orang lain, mari kita renungkan perbuatan-perbuatan Muhammad ini dan apakah kita pantas untuk menuruti teladannya serta menjadikan manusia semacam ini sebagai seorang pemimpin seperti yang dikehendaki oleh saudara Ahmad Sudirman.

1. Muhammad menyuruh Umar bin Udaj untuk membunuh seorang penyair wanita bernama Asma, anak Marwa, karena syair Asma menyerang Muhammad.

2. Muhammad memenggal orang-orang Quraiza di pasar di Medinah. Korbannya diperkirakan 600 sampai 900 orang. Semua laki-laki dewasa, kecuali seorang wanita yang berbicara dengan Ayshah, isteri kesayangan Muhammad. Setelah itu, harta benda, wanita dan anak-anak orang yang dibunuh dibagi-bagi di antara orang muslim. Muhammad sendiri mengambil Rihanah sebagai selir(ataukah budak?) yang tidak pernah dinikahi secara resmi sampai Muhammad mati.

3. Muhammad memerintahkan pembunuhan gelap atas Ka`b ibnu'l Ashraf.

4. Muhammad meminta 20% atas hasil jarahan oleh pengikutnya untuk Allah dan Muhammad, sisanya 80% untuk sang penjarah. Tentunya Allah tidak membutuhkan apa-apa, maka Muhammadlah yang mendapat 20% tsb.  Mister Twenty Percent. (Di sini, sebelumnya ada Madame Tien Percent).

5. Orang Yahudi di Khaiber yang kalah, diharuskan membayar setengah dari hasil tanah mereka disamping pajak Jazyah (uang keamanan?).

Walaupun Muhammad pada umumnya selalu menolong orang miskin, janda dan anak yatim, seharusnya kita juga mempertimbangkan apa yang dilakukannya di atas. Saya rasa, Hitler dan Soeharto juga melakukan hal yang kurang lebih sama. Karena itu, saya heran mengapa manusia seperti Muhammad dianggap sebagai teladan bagi semua umatm manusia? Tolong supaya ada yang menjelaskan ke saya yang kafir ini. Jika anda percaya bahwa Qur'an itu dari Allah, dan anda tidak mau menjelaskan ke saya, maka anda akan dilaknati oleh Allah dan oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati sesuai dengan Al Baqarah 159. Demikian juga laknatlah anda jika anda menyembunyikan kejahatan Muhammad seperti yang tertulis di Hadis dan mengubah terjemahan Qur'an serta menyembunyikannya" (Asoka Bakani, 16 Agustus 1999).

Baiklah Asoka Bakani. Saya akan jawab sama seperti apa yang telah saya jawab kepada Hasan Basri pada tanggal 17 Mei 1999 yang lalu.

1. Kejadian ini pada tahun ke 2 hijrah, dimana timbul dua orang penyair, yang pertama Abu 'Afak (golongan Yahudi) yang menulis syair-syair yang isinya menghasut masyarakat untuk melawan Islam. Dimana ia menulis ayat-ayat untuk menghina Islam. Ia dieksekusi oleh Salim bin 'Umair. Lalu penyair 'Ashma binti Marwan dari suku Aus bangsa Madinah. Dimana ia pun menulis satire-satire yang mengecam Islam dan Muhammad. Ia dieksekusi oleh 'Umar bin 'Auf (Ibnu Sa'd, Ath-Thabaqat al-Kubra). Kemudian pada tahun ke 3 hijrah, Ka'b bin Asyraf seorang penyair menyusun-soneta-soneta yang cabul. Setelah diperingati berkali-kali, ia tidak juga berhenti menulis cerita-cerita yang penuh birahinya itu, bahkan menentang secara terbuka terhadap Islam dan Rasulullah serta kaum muslimin, maka ia dieksekusi oleh satu team yang terdiri dari lima orang, Muhammad bin Maslama, Abu Na'ilah Silkam bin Salamah, Harits bin Aus, 'Ubbad bin Basyr dan Abu 'Abs bin Jabar. Terakhir Abu Rafi' Sallam bin Abil Huqaiq (pemimpin Yahudi di Khaibar) dieksekusi pada tahun ke 5 hijrah, karena bersekongkol dengan pihak musuh ketika terjadi perang Khandaq (parit) atau perang Ahzab (sekutu) pada tahun ke 5 hijrah. (Majid 'Ali Khan, Muhammad The Final Messenger, 1980).

2. Rasulullah dan kaum muslimin tidak memenggal kepala-kepala tawanan orang Yahudi (Bani Quraizhah) di Madinah. Kejadian ini adalah pada tahun ke 5 hijrah setelah perang Khandaq (Ahzab). Bani Quraizhah adalah yang ikut menandatangani pakta perjanjian damai dengan Rasulullah pada tahun pertama hijrah. Tetapi ketika terjadi perang Khandaq (parit) atau perang Ahzab (sekutu) pada tahun ke 5 hijrah, Bani Quraizhah memutuskan perjanjian damai secara sepihak dan membelot memihak kaum bersekutu (kaum Quraish, Bani Fazara, Bani Murrah, Bani Sulaim) dan ikut mengepung kaum muslimin. Setelah selesai perang Khandaq (parit) atau perang Ahzab (sekutu), Rasulullah berserta pasukannya mengepung benteng pertahanan Bani Quraizhah. Karena Bani Quraizhah merasa sudah tidak berdaya, mereka mengajukan usul kepada Rasulullah untuk mengangkat Sa'd bin Mu'adz pemimpin suku Aus sebagai penengah dan mereka siap menerima keputusan apa saja yang akan dijatuhkan oleh Sa'd bin Mu'adz (waktu itu antara suku Aus dan suku Quraizhah sangat erat hubungannya). Lalu Sa'd bin Mu'adz memutuskan menurut Perjanjian Lama (Taurah), kitab suci orang Yahudi. Keputusan ini menyatakan bahwa orang-orang yang menerjunkan diri kedalam perang dipancung, kaum wanita dan anak-anak menjadi tawanan dan harta milik harus disita. Walaupun putusan ini kelihatan kejam, tetapi itulah yang bisa dilakukan bangsa Yahudi terhadap musuh-musuh mereka (Ibnu Sa'd, Ath-Thabaqat al-Kubra).

Cerita palsu tentang Rehana, seorang tawanan perang. Dalam kasus Rehana ini ada beberapa cerita palsu. Pertama, Hafidz Ibnu Mandah, mengatakan bahwa Rehana, seorang wanita tawanan perang, dimerdekakan lalu ia kembali kepada keluarganya dan tinggal disana didalam pingitan. Kedua, menurut beberapa sejarawan, ketika Rehana jatuh ke tangan Rasulullah, ia ditawarkan untuk dimerdekakan lalu menikah dengannya, tetapi wanita ini lebih suka hidup sebagai buadk. Tetapi kemudian ia masuk Islam. Ketiga, Rasulullah menikahinya setelah Rehana masuk Islam. Ia tetap menjadi istri Rasulullah sampai wafatnya sepulang Rasulullah dari Haji Wada' (Ibnu Sa'd, Ath-Thabaqat al-Kubra).

3. Sudah dijawab dalam jawaban nomor 1 diatas.

4. Tidak ada istilah jarahan dalam hukum Islam, yang ada adalah 'ghanimah' artinya harta yang didapat dari musuh dengan jalan peperangan. Dimana pembagiannya telah ditetapkan oleh Allah "Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil..." (Al Anfal, 8: 41).

5. Sudah dijawab dalam jawaban nomor 2 diatas.

Nah sekarang, kalau Asoka Bakani membaca jawaban-jawaban saya diatas berdasarkan kepada 'Asyhadu alla ilaha ill-Allah, wa asyhadu anna Muhammadar-Rasulullah' (aku bersaksi tidak ada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah). Maka dengan mudah dapat memahaminya. Tetapi kalau hanya didasarkan kepada emosi dan sikap negatif terhadap Islam, maka apapun jawaban yang disampaikan kepada saudara yang menyangkut Islam dan Muhammad SAW, itu hanya merupakan kata-kata saja.

Karena saudara Bakani telah mengatakan diri sebagai seorang "yang kafir" (Asoka Bakani, 16 Agustus 1999), maka saya tidak perlu panjang diskusi dengan saudara. Silahkan saudara ikuti dan jalankan apa yang menurut saudara baik.

Inilah jawaban terahir dari saya untuk Asoka Bakani.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

terimakasih.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se