Stockholm, 4 Oktober 1999

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

AKBAR KASIH AMIEN HADIAH KURSI KETUA MPR
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

Tanggapan untuk Saudara Muhammad Asfamudi.

Hari ini Senin, tanggal 4 Oktober saudara Muhammad Asfamudi menyampaikan satu pertanyaan kepada saya yang berbunyi: "Mas Ahmad, apa prediksi anda setelah pak Amien terpilih jadi ketua MPR dengan pemilihan yang begitu menegangkan?" (Muhammad Asfamudi, 4 Oktober 1999).

Baiklah saudara Muhammad Asfamudi.

Ternyata keuletan Amien untuk tetap bermain dalam lembaga trias politika yang disebut lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) akhirnya tercapai, dengan datangnya hadiah dari Akbar Tandjung dengan hampir seluruh pendukung Golkar yang ada di MPR memberikan hadiah dalam bentuk pilihan suara untuk menjadikan Amien Rais wakil dari fraksi Reformasi yaitu fraksi gabungan PK dan PAN untuk menjadi ketua MPR.

Dengan diangkatnya Amien jadi Ketua MPR, maka kemungkinan besar keinginan Amien untuk menyeret Soeharto ke meja hijau, membicarakan amandemen UUD 1945, membicarakan masalah negara federal, membicarakan pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat kemungkinan akan berhasil dibawah keuletan Amien Rais sebagai Ketua MPR.

Dan bergembiralah Golkar minus Ginandjar yang didukung oleh sepasukan kecil Golkar (10 anggota Golkar yang memilih Ginandjar untuk jadi ketua MPR) untuk mendapat hadiah dari Amien, yaitu hadiah dengan menarik kembali pencalonan Gus Dur dari poros tengah. Dan saya pikir Gus Dur sendiri, akan berpikir, bahwa sebenarnya bukan dirinya yang mencalonkan sebagai Capres, melainkan Amien.

Nah sekarang, setelah Amien mendapat hadiah besar dari Akbar, maka untuk membalas jasa Akbar, amien akan memberikan hadiah kepada Akbar dengan jalan menarik kembali pencalonan Gus Dur sebagai Capres dari pihak poros tengah.

Dan itu adalah taktik Akbar dengan teori "power sharing"-nya. Dimana Akbar menyatakan: "Saya masih akan terus berusaha dalam pencalonan Habibie, kalau seandainya bisa, kita akan menyampaikan gagasan yang berkaitan dengan power sharing. Mungkin mereka (poros tengah) bisa juga kita ajak," kata mantan mensesneg di masa awal kabinet BJ Habibie tersebut. ( http://www.mandiri.com/isimandiri/contents/Berita/0999/bt300999_4.htm )

Akibat dari hadiah Amien ini, maka BJ Habibie yang cinta pancasila tetapi masih tetap muslim kemungkinan besar akan menjadi Presiden ke-4 Daulah Pancasila dengan dasarnya Pancasila dengan UUD 1945-nya yang sekuler.

Dari hasil pemilihan ketua MPR sudah terlihat jelas, bahwa kalau BJ Habibie tanpa Gus Dur di belakang, maka Mega yang cinta pancasila, nasionalisme dan pancasialisme akan terpukul jatuh oleh pukulan Golkar dengan serdadunya, sehingga keluar sebagai pemenang BJ Habibie, seorang jenius dalam masalah teknik, tetapi sebagai seorang Presiden masih kurang memadai kejeniusan-teknik-nya ditambah reputasinya yang buruk selama berkuasa hampir satu setengah tahun di Daulah Pancasila dengan UUD 1945-nya yang sekuler.
 
Sebagai catatan hasil pemilihan Ketua MPR tanggal 3 Oktober 1999.
KETUA : Amien Rais (Reformasi) = 305.
WK KETUA : 1. Matori Abdul Djalil (PKB) = 279.
2. Hari Sabarno (TNI) = 41.
3. Ginandjar (Golkar) = 10.
4. Kwik Kian Gie (PDI-P) = 5
5. Nazri Ad Lani (FUG) = 4
6. M. Husni Thamrin (PPP) = 2
7. Yusuf Amir Faisal PBB) = 1
Abstein = 3
(hasil pemilihan saya dapat dari Frangkie <frangkie@iname.com>, 4 Oktober 1999)
 
Inilah sedikit tanggapan saya untuk saudara Muhammad Asfamudi.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se