Stockholm, 16 Mei 2000

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

MEMBENDUNG ARUS GUSDURISME
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

WALID BIN MUGHIRAH DAN GUS DUR

1387 tahun yang lalu penguasa negara Quraisy, Walid bin Mughirah tampil sebagai salah seorang pelopor yang berusaha untuk menenggelamkan aqidah Islam dibawah jejak langkah Rasulullah saw yang mulai tumbuh dengan suburnya di daerah padang pasir yang tandus karena jarang tersiram curahan air dari langit. Penguasa Walid dengan bekal kekuasaan, politik dan pengikutnya yang gersang dari siraman pancaran Ilahi telah menunjukkan sikapnya yang anti Islam.

Sekarang dialam awal tahun 2000, penguasa negara Pancasila, Gus Dur telah tampil dengan ide sekularisme-nya yang berusaha untuk merenggangkan dan memisahkan agama dari negara. Dengan bekal kekuasaan, politik dan pengikutnya, Gus Dur dengan lantangnya sebagaimana penguasa Quraisy, Walid bin Mughirah, menyuarakan dentuman-dentuman salvo anti negara yang berdasar pada ajaran-ajaran yang datang dari Allah Pencipta umat manusia termasuk Gus Dur.

Hanya ada sedikit perbedaan dibandingkan dengan masa kekuasaan penguasa Quraisy dibawah pimpinan Walid bin Mughirah dengan penguasa negara Pancasila dibawah Kabinet Gus Dur-Mega sekarang ini adalah rakyat negara Pancasila yang mayoritas muslim sudah mencapai taraf kehidupan yang tinggi, baik dalam bidang pendidikan, teknologi, industri, pertanian, perhubungan, komunikasi dan informasi teknologi. Adapun Walid bin Mughirah sendiri adalah seorang kafir, sedangkan Gus Dur adalah seorang muslim yang senang pancasila, sayang UUD1945, cinta sekularisme, alergi syariat Islam dan phobia Daulah Islam Rasulullah.

AWAL PENJABARAN PRAKTIS SESUAI DENGAN KEMAMPUAN MASING-MASING

Penjabaran praktis ini berdasarkan kepada langkah awal yang telah dicontohkan Rasulullah saw selama tiga belas tahun di daerah wilayah kekuasan Walid bin Mughirah dengan dasar pandangan: "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan. Yang menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu yang teramat mulia. Yang mengajarkan dengan pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya" (Al 'Alaq: 1-5).  "Hai orang yang berselimut: Bangunlah dan berilah peringatan. Besarkanlah Tuhanmu, bersihkanlah pakaianmu, jauhilah perbuatan ma'siat, janganlah kamu memberi, karena hendak memperoleh yang lebih banyak. Dan hendaklah kamu bersabar untuk memenuhi perintah Tuhanmu" (Al-Muddatstsir: 1-7). "Maka jalankanlah apa yang telah diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik"(Al-Hijr: 94). "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat"(Asy-syu'ra: 214).

Pembinaan aqidah baik melalui pendidikan formal dan informal untuk diri, keluarga (istri, anak), tetangga, masyarakat sekitar, organisasi, lembaga kemasyarakatan, partai, pemerintahan. Dilanjutkan dari hasil pembinaan aqidah ini dengan memberikan contoh kepada anak, istri, tetangga, masyarakat sekitar dan lingkungan yang lebih luas. Berusaha untuk berdiri diatas kaki sendiri dengan bekerja semampunya untuk memberikan penghidupan kepada diri dan keluarga. menjaga dan berusaha semampunya untuk bertindak sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah.

Memberikan penerangan mengenai Islam harus secara terang-terangan baik melalui cara diskusi, ceramah, tukar pikiran, seminar, perdebatan dan apabila tidak menemukan jalan penyelsesaiannya dan kesamaan dalam berpijak, maka diharuskan untuk berpisah dan berpaling, silahkan kalian jalan menurut keyakinan kalian, kami jalan menurut keyakinan kami.

Usaha untuk pembinaan aqidah ini setiap muslim diwajibkan untuk berusaha sesuai dengan kemampuannya masing-masing dan tidak mengenal ruang dan waktu, karena dimanapun bumi Allah. Bumi Allah adalah luas: "..Malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah dibumi itu?".."(An-Nisaa', 4: 97). "..Inna akramakum 'indallahi atqakum.." sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. (Al Hujurat, 49: 13).

Tidak melibatkan diri dalam lingkungan kekuasaan penguasa yang menentang kepada Islam.

Bagaimana dengan Penguasa Gus Dur-Mega sekarang yang memang mereka adalah muslim dan tidak langsung menentang Islam dan memusuhi kaum muslimin?

Tentu saja yang ditentang disini adalah idea, pemikiran, konsepsi dan sistem yang dipakai oleh Penguasa Gus Dur-Mega sekarang. Misalnya idea, faham, pemikiran, konsepsi nasionalisme, kebangsaan dan pancasila, itu yang perlu ditentang dan diluruskan, kalau memang Gus Dur-Mega bertahan dengan faham nasionalisme-kebangsaan-pancasila-nya, silahkan kita ajak berdebat secara terbuka, biar kita mengetahui siapa yang kuat hujah dan dasarnya.

Mengadakan konsolidasi, kerjasama, persatuan diantara golongan, organisasi, partai-partai yang ada hubungannya dengan Islam untuk sama-sama membicarakan strategi dan siasat baru dalam menghadapi masa depan Islam yang mampu menjawab tantangan kehidupan di masa depan.

Organisasi-organisasi Islam yang ada diusahakan untuk mulai mengadakan suatu usaha dalam bentuk lingkaran, agar bisa mencapai kesamaan tujuan bersama dalam menerapkan apa yang telah diperintahkan Allah SWT dan dicontohkan Rasul-Nya Muhammad saw.

Selama kaum muslimin masih percaya kepada Allah, Kitab-KitabNya dan Rasul-RasulNya, maka selama itu masih bisa diusahakan untuk bersatu dan melahirkan fakta perjanjian pertahanan, sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah.

Yang menjadi bumerang perpecahan diantara kaum muslimin adalah bukan karena masalah perbedaan kepercayaan kepada Allah, Kitab-KitabNya dan Rasul-RasulNya, melainkan karena adanya perbedaan pandangan, pikiran, metode, tujuan dalam masalah politik, kekuasaan, pemerintahan dan negara. Yang kesemua perbedaan-perbedaan tersebut sebenarnya bukanlah masalah yang sangat prinsipil, melainkan masalah-masalah yang masih bisa diselesaikan dengan jalan musyawarah dan tukar pikiran yang sehat serta penuh dengan kebijaksanaan.

Jadi untuk mencegah timbulnya jalur-jalur perpecahan, maka perlu adanya kesamaan visi membangun persatuan dengan berlandaskan keadilan, amanah dan perdamaian yang bertujuan untuk beribadah, bertaqwa dan mengharap ridha Allah SWT.

MEMBANGUN PERTAHANAN BERSAMA

Usaha membangun pertahanan bersama ini bisa dilaksanakan, apabila langkah awal dalam pembinaan aqidah diatas telah berhasil. Artinya bahwa seluruh nilai-nilai Islam telah mewarnai perilaku, pikiran dan perasaan individu dan masyarakat.

Memang untuk mencapai kearah berhasilnya pembinaan aqidah ini bukanlah melalui jalan-jalan yang datar dan licin, melainkan melalui jalur-jalur yang terjal dan memayahkan. Karena itu realita dari pembinaan aqidah ini adalah barometer yang menunjukkan berhasil atau tidaknya aqidah itu tertanam dalam setiap umat Islam.

Apabila benih-benih aqidah ini telah tertanam dengan akar menghunjam kedalam jiwa cukup kuat, maka pada saat itulah perlu membangun perjanjian pertahan berasama sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah saw, yaitu dengan melahirkan Piagam Madinah atau Undang Undang Madinah, sebagai pakta perjanjian pertahanan bersama (antara kaum Muhajirin, Anshar dan kaum Yahudi) sebagai tali ikatan pertahanan untuk mempertahankan aqidah Islam, rakyat dan Daulah Islam Rasulullah di Yatsrib dari serangan pihak kaum Quraisy dan kaum sekutunya.

Untuk penjabaran dari apa yang dicontohkan Rasulullah saw itu pada saat sekarang adalah kita usahakan untuk membentuk pakta pertahan bersama dari seluruh komponen kekuatan rakyat Indonesia untuk bersama-sama membangun kesepakatan dalam rangka membangun persatuan dengan berlandaskan keadilan, amanah dan perdamaian yang bertujuan untuk beribadah, bertaqwa dan mengharap ridha Allah SWT, dengan membangun kembali satu masyarakat muslim dan non muslim didalam satu kekuasaan pemerintahan dimana Allah yang berdaulat, yang menerapkan musyawarah dan menjalankan hukum-hukum Allah dengan adil, berdasarkan akidah Islam dengan menghormati agama lain, dengan konstitusi yang bersumberkan dari Al Quran dan Sunnah, yang tidak mengenal nasionalitas, kebangsaan, kesukuan dan ras.

MEMPERTAHANKAN AQIDAH DAN UMMAH

Seperti yang telah dicontohkan Rasulullah, dimana setelah dilakukan perjanjian pertahanan bersama, maka lahirlah perintah Allah untuk mempertahankan aqidah dan ummah serta Daulah dari serangan kaum yang telah mendeklarasikan perang dan permusuhan, "Dan perangilah dijalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampui batas" (Al Baqarah, 2:190).

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se