Stockholm, 26 Mei 2000

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

PERSATUAN MENURUT UUM
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

ABU AZMI MENYATUKAN LANGKAH

Secara teori tentang membangun DIR telah dapat dipahami dan memang perlu, akan tetapi yang terpenting bagaimana tahapan pembangunannya tersebut. Ada beberapa Agenda Acara yang digelar oleh Saudara-saudara kita diantaranya : 1. Oleh Hizbut Tahir pada tanggal 28 Mei 200 tentang Khilafah,  2. Konggres Mujahidin I akan digelar di Yogyakarta pada tanggal 5 - 7 Agustus 2000. Apakah tidak sebaiknya kita ini menyatukan langkah agar tidak senantiasa dalam kondisi terpecah belah, masing-masing membanggakan golongannya. Wassalaam" (Abu Azmi <fillah@usa.net> ,Beberapa Pandangan tentang DIR, 25 May 2000)

RESTU KARTIKO MENGADAKAN PERTEMUAN GERAKAN-GERAKAN ISLAM

"Bagaimana kalau kita usulkan saja agar diadakan suatu pertemuan atau musywarah dari perwakilan-perwakilan gerakan-gerakan Islam yang sama-sama ingin mengembalikan daulah khilafah dalam suatu pertemuan yang benar-benar dengan hati dan pikiran yang jernih dan niat yang tulus tanpa ingin menang-menangan dalam skala nasional atau bahkan internasional? Terlalu berlebihankah usul ini?" (Restu Kartiko Widi <us6178@wolf.ubaya.ac.id> ,Wed, 17 May 2000)

MERI WAHID PERSATUAN UMAT ISLAM

"Saya rasa tidak berlebihan karena walaupun perbedaan itu wajar, tetapi perpecahan bukan suatu hal yang wajar. Saya merasakan sekali perpecahan ini sangat mempengaruhi kegiatan dakwah di kampus saya. Orang-orang yang tidak senang dengan kebangkitan islam berusaha mengacaukan pikiran umat Islam sehingga mereka yang awam phobi terhadap Islam dan gerakan islam. Sedangkan orang-orang yang selama ini tidak tersentuh dengan Islam semakin jauh, sementara para aktivis Islam saling cakar-cakaran yang satu menghambat yang lain. Bagi sebagian teman-teman saya yang mereka baru mengenal islam dan bersemagat mendalaminya hal ini menjadi masalah baru bagi mereka, tepatnya membingungkan. akhirnya mereka phobi.

Saya melihat masa-masa sekarang ini adalah momen yang tepat bagi kita. Melihat kondisi di Indonesia yang memerlukan seorng figur pemimpin yang akan memimpin penyelamatan negeri yang hampir hancur ini. hendaknya pemimpin-pemimpin pergerakan Islam menyadari hal ini dan mereka juga harus sadar mereka tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Ataukah Anda telah mempunyai pengalaman yang akurat bahwa pemimpin-pemimpin pergerakan islam ini tidak mungkin bersatu ? Saya rasa jika mereka memang ingin menegakkan Daulah Islam mereka akan mengutamakan persatuan Umat Islam di atas landasan aqidah Islam. Selain itu para pemimpin pergerakan Islam pun harus sadar bahwa umat sangat mendambakan persatuan. Janganlah mereka hanya mengedepankan ego mereka. Wassalam" (Meri Wahid, Farmasi ITB, <meri107@cyberlib.itb.ac.id> ,[daulah-islam] Pemimpin, Pertahanan, Metode dan Menggalang Persatuan, Fri, 26 May 2000)

PERSATUAN UMAT DILIHAT DARI UUM

Apapun yang akan dibuat untuk persatuan umat Islam adalah titik tolaknya dari apa yang telah digariskan Rasulullah saw. Dalam mempersatukan umat ini Rasulullah saw telah meninggalkan satu dokument pakta pertahanan yang dikenal dengan Undang Undang Madinah. Dalam UUM inilah kita bisa mengkaji bagaimana Rasulullah membangun pakta pertahanan diantara bani-bani atau kelompok-kelompok masyarakat yang ada di Yatsrib, Mekkah dan kaum Yahudi di Yatsrib.

Kalau kita jabarkan dan kita ambil apa yang tercantum dalam UUM itu untuk dijadikan sebagai landasan kerja di wilayah kepulauan Indonesia yang memiliki berbagai suku, kelompok, organisasi, partai, maka dari beberapa mutiara yang ada didalamnya bisa kita kupas, diantaranya yang menyangkut Pembentukan ummat yang mengandung rincian "Sesungguhnya mereka adalah satu bangsa negara (ummat), bebas dari (pengaruhdan kekuasaan) manusia lainnya". (Bab I, pasal 1, UUM).

SETIAP KELOMPOK TETAP MEMILIKI HAK ASLI

Kemudian dari setiap kabilah, suku, kelompok, organisasi, partai masih tetap mempunyai hak asli yang biasa dilaksanakan dan tidak harus membubarkan kabilah, suku, kelompok, organisasi, partai-nya.

Misalnya kita teropong Kaum Muhajirin dari Quraisy, Banu 'Awf (dari Yatsrib), Banu Sa'idah (dari Yatsrib), Banul-Harts (dari suku Yatsrib), Banu Jusyam (dari suku Yatsrib), Banu Najjar (dari suku Yatsrib), Banu 'Amrin (dari suku Yatsrib), Banu An-Nabiet (dari suku Yatsrib), Banu Aws (dari suku Yatsrib) dimana mereka itu semua tetap berpegang atas hak-hak asli mereka. Dimana hak-hak asli mereka itu diantaranya saling tanggung-menaggung, membayar dan menerima uang tebusan darah (diyat) di antara mereka (karena suatu pembunuhan), dengan cara yang baik dan adil di antara orang-orang beriman.(Bab II, pasal 2,3,4,5,6,7,8,9,10 UUM).

MENEROPONG KAUM MINORITAS YANG DIJAMIN DALAM UUM

Selanjutnya kalau di telusuri lebih dalam mereka yang mengadakan ikatan pakta pertahanan itu yang berasal dari kalangan non muslim yang tinggal dan hidup di Yatsrib, seperti kaum Yahudi dimana dinyatakan "Bahwa sesungguhnya kaum-bangsa Yahudi yang setia kepada (negara) kita, berhak mendapatkan bantuan dan perlindungan, tidak boleh dikurangi haknya dan tidak boleh diasingkan dari pergaulan umum".(Bab IV, pasal 16, UUM).

Kemudian dinyatakan juga bahwa Kaum Yahudi dari suku 'Awf adalah satu bangsa-negara (ummat) dengan warga yang beriman. Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka. Kebebasan ini berlaku juga terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. Kaum Yahudi dari Banu Najjar, Kaum Yahudi dari Banul-Harts, Kaum Yahudi dari Banu Sa'idah, Kaum Yahudi dari Banu Jusyam, Banu Syuthaibah, Kaum Yahudi dari Banu Tsa'labah diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Banu 'Awf di atas. Suku Jafnah adalah bertali darah dengan kaum Yahudi  dari Banu Tsa'labah, diperlakukan sama seperti Banu Tsa'labah. Segala pegawai-pegawai dan pembela-pembela kaum Yahudi, diperlakukan sama seperti kaum Yahudi. (Bab V, pasal 25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35 UUM)

DITERAPKAN DI KEPULAUAN INDONESIA YANG MAJEMUK PENDUDUKNYA

Kalau kita lihat bahwa dari sekitar 207 juta penduduk negara pancasila dengan memiliki berbagai organisasi, kelompok, partai Islam berada dibawah satu naungan yang telah dikembangkan oleh UUM, maka Insya Allah penduduk yang hidup dan tinggal di kepulauan Indonesia akan mempunyai ikatan persatuan yang kuat dengan didasarkan pada ukhuwah Islamiyah dengan menghormati agama-agama lainnya.

Dari beberapa organisasi dan partai-partai ummat Islam seperti NU, Muhammadiyah, NII, Al Irsyad, Persis, Hizbut Tahrir, Ikhwanul Muslimin, LDII, Salafi, Al Wasliyah, para Mujahidin, PPP, PK, PBB, PAN, PKB dan partai-partai politik ummat Islam lainnya apabila dengan langkah perlahan tetapi mantap untuk menuju kepada satu visi untuk membangun persatuan dengan berlandaskan keadilan, amanah dan perdamaian yang bertujuan untuk beribadah, bertaqwa dan mengharap ridha Allah SWT dengan misi untuk membangun kembali satu masyarakat muslim dan non muslim didalam satu kekuasaan pemerintahan dimana Allah yang berdaulat, yang menerapkan musyawarah dan menjalankan hukum-hukum Allah dengan adil, berdasarkan akidah Islam dengan menghormati agama lain, dengan konstitusi yang bersumberkan dari Al Quran dan Sunnah, yang tidak mengenal nasionalitas, kebangsaan, kesukuan dan ras.

Sekarang sudah ada beberapa usaha yang akan dilaksanakan oleh beberapa pergerakan ummat Islam ini yang perlu didukung dan perlu disatukan langkah usahanya agar menjadi satu kekuatan yang kuat dan ampuh.

SATU USAHA DARI HIZBUT TAHRIR UNTUK MENGEMBALIKAN KHILAFAH ISLAMIYAH

Awal tahun 50-an muncul di Al Quds sebuah gerakan da'wah yang telah menyadari keadaan dan problema kaum muslimin dan wajibnya kembali kepada sistem khilafah.  Gerakan da'wah ini bernama Hizbut Tahrir yang dipimpin oleh Syeikh Taqiyuddin An Nabhani, keturunan dari Syeikh Yusuf An Nabhani, seorang ulama yang tidak asing bagi kaum muslimin Indonesia.  Pengaruh da'wah Hizbut Tahrir telah merebak hampir di seluruh dunia dengan cepat.  Kesadaran kaum muslimin untuk kembali kepada sistem khilafah telah menggerakkan mereka merintis kembalinya khilafah.

Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslimin di dunia untuk menerapkan hukum-hukum Islam dan mengemban da'wah ke seluruh penjuru dunia.  Sebagai sistem pemerintahan yang khas, khilafah telah diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk diterapkan setelah berakhirnya masa kenabian beliau.  Telah menjadi mengetahuan yang sangat umum bahwa setelah Rasulullah wafat, kekhilafahan dipimpin oleh Khulafaur Rosyidin dari Abu Bakar r.a., Umar r.a., Utsman r.a, dan Ali r.a..  Selanjutnya kekhilafahan dipimpin oleh Bani Umayah, maka disebut Khilafah Bani Umayah.  Kemudian dilanjutkan oleh Kekhilafahan Abbasiyah dan yang terakhir adalah Utsmaniyah dengan ibukota Istambul, Turki.

Sistem pemerintahan Islam ini berakhir tepat pada tanggal 3 Maret 1924 ketika seorang keturunan Yahudi Dumanah bernama Musthafa Kemal Attaturk bersekongkol dengan Inggris meruntuhkan kekhilafahan.  Khalifah Abdul Majid II adalah khalifah kaum muslimin terakhir yang diusir oleh Musthafa Kemal Attaturk setelah berhasil membangkitkan paham sekuler dan nasionalisme Turki.

Jika tahun 20-an Inggris telah berhasil membelokkan agenda konferensi khilafah di negeri Arab, maka tahun 90-an kaum muslimin yang dipelopori oleh para aktivis da'wah mengadakan konferensi khilafah di jantung kota London, tepatnya di Wimbledon pada bulan Agustus tahun 1995.  Konferensi-konferensi serupa kemudian merebak di berbagai negara, baik negeri-negeri muslim maupun negara-negara lainnya.

Dan tahun 2000 ini, parade acara serupa telah diadakan di berbagai kota di berbagai negara, termasuk Amerika dan Eropa. Agar kesadaran umat cepat terwujud, syabab Hizbut Tahrir Indonesia bersama dengan kaum muslimin di negeri ini mengadakan serangkaian acara dengan topik Khilafah Islamiyah ini di berbagai kota seperti Malang, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Ujung Pandang, Bogor dan Jakarta.  Sebagai acara puncak dari rangkaian kegiatan ini maka akan diadakan Konferensi Internasional Khilafah Islamiyah di Senayan, Jakarta pada tanggal 28 Mei 2000". (Fahmi Amhar <famhar@hotmail.com> ,Konferensi Iinternasional Khilafah Islamiyah, Tue, 16 May 2000)

DISUSUL OLEH USAHA PARA MUJAHIDIN INDONESIA

Insya Allah usaha yang akan dilaksanakan para mujahidin di Indonesia sebagai langkah pertama adalah dengan mengadakan kongres mujahidin yang didasarkan pada perintah-perintah Allah SWT, "Hai orang-orang yang beriman ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul-Nya, dan Ulil Amri di antara kamu."(An-Nisa', 4:59). "Dia telah mensyari'atkan bagi kamu Agama yang telah diwasiatkan kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: "Tegakkanlah ad Dien dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya." (Asy Syuro, 42:13). "Dan hendaklah ada di antara kamu ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung."(Ali Imran, 3:104). "Tidaklah pantas bagi pria dan wanita mukmin akan ada lagi pilihan lain tentang urusan mereka, apabila Allah telah menetapkan suatu keputusan. Siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya telah terang sekali sesatnya."(Al-Ahzab, 33:36). "Sesungguhnya jawaban orang-orang mu'min bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum diantara mereka ialah ucapan "Kami mendengar dan Kami patuh" dan mereka itulah orang-orang yang beruntung" "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi…"(An-Nur, 24:51,55)

Kemudian maksud dan tujuan diselenggarakannya kongres mujahidin ini antara lain
l. Memadukan visi dan missi perjuangan para Mujahidin dalam menegakkan syari'at Islam. 2. Membangun satu kesatuan shaf Mujahidin yang kokoh-kuat, baik dalam negeri, regional maupun internasional. 3. Terbentuknya Institusi Mujahidin (Wihdah Press <wihdah@myquran.com> ,Kongres Mujahidin-Proposal Kongres Mujahidin Indonesia di Yogyakarata 5-7 Agustus 2000, Tue, 23 May 2000)

MENYAMBUNGKAN MATA RANTAI

Sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah saw dalam UUM-nya "Sesungguhnya mereka adalah satu bangsa negara (ummat), bebas dari (pengaruhdan kekuasaan) manusia lainnya", maka tentu saja baik itu usaha dari Hizbut Tahrir ataupun dari para mujahidin harus diadakan hubungan yang paralel, bukan merupakan gerakan masing-masing. Apa yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir didukung oleh para mujahidin, begitu juga sebaliknya.

Juga dengan cara perlahan membuka hubungan langsung dalam bentuk lingkaran dengan yang lainnya seperti NU, Muhammadiyah, NII, Al Irsyad, Persis, Ikhwanul Muslimin, LDII, Salafi, Al Wasliyah, PPP, PK, PBB, PAN, PKB dan partai-partai politik ummat Islam lainnya.

Langkah awal ini perlu dilaksanakan dan dijalankan dengan penuh keyakinan kepada Allah SWT bahwa kekuatan umat Islam akan tegak apabila seluruh elemen yang ada di wilayah kepulauan Indonesia menggalang persatuan dalam bentuk lingkaran yang berarti tidak ada yang merasa didepan atau dibelakang, melainkan semuanya ada di garis paling depan.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se