Stockholm, 22 September 2000

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

SEBAGIAN UMAT ISLAM DIGIRING KE PEKING
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

SEKULAR PKB RANGKUL KOMUNIS PKC

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang diharapkan dapat menampung aspirasi warga nahdliyin dan berasas pancasila yang memiliki visi membangun masyarakat Indonesia yang adil, makmur, berakhlak mulia, dan bermartabat melalui wadah partai dengan misi membentuk tatanan masyarakat beradab yang sejahtera lahir dan batin, setiap warganya mampu mengejawantahkan nilai kemanusiaan, yang dilahirkan dan dideklarasikan serta dibidani oleh Gus Dur di tempat kediaman Gus Dur pada tanggal 23 Juli 1998 ternyata sekarang, dua tahun kemudian misi PKB diarahkan ke jurusan Peking yang berada dibawah Partai Komunis Cina (PKC).

Dibawah lindungan sekularisme yang dikembangkan Gus Dur telah membawa suasana yang aman bagi kaum sekularis untuk menikmati kesempatan yang nyaman dan kesempatan yang paling baik inilah ternyata dipergunakan oleh para elit politik dari partai politik PKB untuk menyebarkan misinya yang ternyata telah kena racun sekularisme yang ditebarkan Gus Dur juru lahir PKB.

Sehingga bukanlah suatu persoalan yang besar apabila Partai Komunis Cina (PKC) yang anti syariat Islam diundang ke Indonesia dan dijadikan kawan seperjuangan oleh Ketua Umum PKB, Matori Abdul Djalil dengan dalih "untuk memperjuangkan pendanaan dunia yang adil antara Utara-Selatan dan untuk membangun perekonomian dan persatuan bangsa". Atau seperti yang dikatakan Menteri Hubungan Interasional RRC yang juga anggota Politbiro PKC, Mr Dai Bingguo bahwa "hubungan pertukaran antarpartai adalah komponen penting dalam hubungan dua negara. Asalkan roda hubungan partai diputar menjadi hubungan antara dua negara". (detikcom, Partai Komunis Cina Ketemu PKB, PKB Akan Buka Cabang di Cina, Thu, 21 Sep 2000)

DARIPADA BERSAMA-SAMA MENEGAKKAN SYARIAT ISLAM, PKB LEBIH SENANG BERGANDENG TANGAN DENGAN KOMUNIS-CINA

"Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu" (An Nisaa', 4: 61)

Sebenarnya sebagian kaum muslimin yang tergabung dalam wadah NU harus sudah menyadari mau dibawa kemana bahtera PKB itu sekarang oleh para pemimpinnya. Walaupun Gus Dur adalah presiden, mantan Ketua PBNU, dan bidannya PKB tidak berarti apa yang dilakukan dan dijalankan Gus Dur semuanya harus diikuti kalau memang telah menyimpang dari apa yang telah digariskan Allah swt dan dicontohkan Rasulullah saw, walaupun memang hukum Islam tidak diakui di negara pancasila.

Tanggung jawab bersama umat Islam di negara pancasila untuk menyadarkan para elit politik termasuk Gus Dur bahwa apa yang telah dilakukan dan dijalankan oleh elit-elit politik dari PKB berangkulan dengan PKC itu sudah merupakan penyimpangan dari apa yang telah digariskan Allah swt dan dicontohkan Rasulullah saw bagi seluruh kaum muslimin baik yang ada di negara pancasila ataupun yang ada di negara-negara lainnya.

Mengapa Gus Dur dan Matori Abdul Djalil dengan PKB-nya lebih senang membangun kerjasama dengan golongan-golongan yang anti syariat Islam, bukan dengan sesama muslim baik yang ada di dalam negeri ataupun yang ada di luar negeri?.

Atau inikah yang digambarkan Allah dalam surat An Nisaa' diatas bahwa kalau mereka diajak kepada hukum Allah swt dan hukum Rasul ternyata justru mereka berusaha keras untuk menghalangi manusia-manusia untuk tidak mendekat kepada hukum Allah swt dan hukum Rasul-Nya.

Kalau memang sudah demikian, kita sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi dan menimpa rakyat negara pancasila dalam waktu dekat ini.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se