Stockholm, 10 Januari 2001

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

MENGHINDAR DARI MISI PENGHANCURAN
Felix Hasibuan
Jakarta - INDONESIA.

 

KETIKA GUS DUR MUNCUL

Ketika dulu Gus Dur terpilih sebagai presiden RI ke 4, dengan model pilihan voting persis pilihan lurah di Jawa, saya sudah mbathin ... koq orang yang "lugu" semacam beliau kepilih oleh MPR? Apa iya bisa membawa 200 juta lebih penduduknya yang beragam itu? Tapi saat itu saya punya keyaqinan, terpilihnya dia secara diluar perhitungan dan dugaan para pengamat politik manapun di dunia ini, Allah sang Pencipta pasti punya rencana dengan mengizinkannya untuk naik. Jadi sebagai orang yang beragama, dengan hati lapang saat itu saya terima baik apapun keputusan dan tindakan-Nya memilih Gus Dur naik jadi presiden. Dalam keyaqinan saya yang Islam, memang hakikat semua kekuasaan atau kerajaan itu adalah milik mutlak Allah. Dialah yang mengangkat dan menurunkan siapa yang dikehendaki-Nya. Hal ini terdapat dalam kitab Al-Qur'an. Karena pasti tak ada yang sia-sia dari semua peristiwa yang terjadi di dunia ini. Wong selagi selembar daun yang jatuh ke tanah saja, nggak akan bisa terjadi, kalau tidak diizinkan-Nya.

KETIKA GUS DUR TELAH BERJALAN

Tapi dengan berjalannya waktu, pekerjaan beliau memang membuat semua orang di negeri ini menjadi edan dan kebingungan. Banyak keanehan dan kehancuran negeri ini berlangsung lebih cepat dari yang semula diperkirakan banyak orang. Dan proses pengrusakan atau menuju kehancuran bangsa dan negara ini berikut tatanan masyarakatnya, semakin jelas dan pasti. Negeri ini tinggal menunggu waktu saja untuk tumbang dan hancur lebur. Lalu saya pun mulai merenung lagi, apakah rencana-Nya dengan mengizinkan Gus Dur ini memang dalam rangka menghancurkan negeri bangsa ini lebih cepat sehingga bisa segera diciptakan tatanan masyarakat Indonesia baru yang samasekali baru, akibat kehidupan ummat dan negeri bangsa ini sudah sangat jauh sekali dari nilai-nilai kebenaran dan akhlak yang luhur?

KETIKA GUS DUR TELAH MENGHIRUP UDARA MATERIALISME

Bisa jadi begitu. Sekian puluh tahun negeri ini telah hidup dengan pandangan hidup yang semakin jauh dari nilai-nilai kebenaran yang haqiqi, akibat pandangan materialisme yang telah merasuk kemana-mana. Boleh saja negeri ini meng-klaim penduduknya 90 persen beragama Islam, tetapi benarkah pandangan hidupnya telah sesuai dengan petunjuk-Nya? Tiap hari orang Islam di negeri ini sholat wajib sampai 5 kali sehari, dan wajib baca Al-Fatihah yang salah satu isinya berarti: "hindarkanlah kami dari pengaruh kehidupan orang-orang yang durhaka dan sesat". Imam Tirmidzi dalam sebuah hadist yang diriwayatkannya, menyebut yang dimaksud durhaka adalah Yahudi dan sesat adalah Nashrani. Tapi apa kenyataannya setelah mereka selesai sholat dan bertebaran di muka bumi? Mereka memakai semua konsep pandangan Yahudi dan Nashrani dalam semua aspek kehidupannya. Mulai bangun tidur sampai cara berpakaiannya, cara makan dan jenis makanannya, pendidikannya, ekonominya, sosialnya, politiknya,  hampir semua memakai paradigma Yahudi dan Nashrani.

KETIKA GUS DUR TELAH DILANDA BENCANA

Nah, sampai disitu, kalau negeri ini kemudian dilaknat Allah (yang sesungguhnya adalah dirakhmati-Nya seperti tertuang dalam pengakuan jujur di pembukaan UUD'45), bangsa ini tidak bisa menolak dan memberi alasan lagi. Ummat Islam di Indonesia saat ini ibarat orang TERPIDANA karena melakukan kejahatan besar mengkufuri nikmat kemerdekaan yang dikaruniakan-Nya dengan berpaling cara hidupnya yang memakai pandangan hidup/paradigma Yahudi-Nashrani dengan meninggalkan Qur'an. Mereka tinggal menunggu keputusan hukum saja dengan diturunkannya azab yang berat. Sebenarnya hal itu sudah mulai dicicil dengan berbagai bentuk azab : banjir, gunung meletus, kecelakaan pesawat-KA-Kapal dan Bus, bom meledak, kerusuhan, tanah longsor, krisis politik, krisis ekonomi, percekcokan antar elit, dlsbnya. Tapi sayang, isyarat atau sinyal itu tak pernah disadari lalu segera bertaubat dan kembali ke jalan kebenaran.

KETIKA GUS DUR MASIH TERUS BERJALAN

Lalu apa kaitannya dengan Gus Dur? Begini, saya membaca di al-Qur'an pada surat Al-Isra ayai 1 s/d 8. Disana dikisahkan, bahwa apabila semua negeri yang tadinya subur makmur kehidupannya, lalu kepada ummat itu dilengkapi kenikmatan oleh-Nya dengan diberikan petunjuk-Nya berupa pengiriman nilai-nilai kebenaran yang dibawa pesuruh-Nya. Tapi setelah sekian lama berlangsung, penduduk negeri bersangkutan tetap saja bandel dan membelot,  dengan sikap menolak petunjuk kebenaran yang dibawakan oleh para pesuruh-Nya itu. Mereka lebih senang memakai petunjuknya sendiri atau petunjuk yang diperolehnya dari Yahudi-Nashrani. Allah-pun kemudian menghukum negeri itu sehancur-hancurnya, dengan cara, mengirimkan seorang pemimpin yang memimpin negeri itu. Tapi dikisah itu diceritakan pula, si pemimpin itu bukan memberikan kebaikan dan kemakmuran bagi rakyatnya tetapi sebaliknya ia akan merajalela dan membuat kerusakan dimana-mana sampai ke desa-desa dengan menghancurkan tatanan yang telah tertata baik sebelumnya.

MENGHINDAR DARI MISI PENGHANCURAN

Bagaimana cara menghindarinya? Tidak bisa dengan meng-eliminir sang pemimpin yang dikirimkan itu. Tak ada yang bisa menghentikannya kecuali kekuasaan Allah semata. Oleh sebab itu, bermohonlah kepada-Nya untuk menghentikan gerak si pemimpin tersebut. Tentunya dengan cara pendekatan intensif kepada-Nya, bertaubatlah dulu kepada-Nya atas dosa-dosa melecehkan petunjuk yang diabaikan selama ini, disertai sikap konkrit segera meninggalkan paradigma kehidupan yang bersandar kepada pandangan hidup kaum durhaka dan terlaknat serta sesat itu.

Insya Allah, Dia Yang Maha Pengampun itu akan mendengar dan mengampuni kita semua.

Wassalam.

Felix Hasibuan
felixia@indonet.com