Stockholm, 22 April 2001

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

KESALAHAN BESAR GUS DUR DEKLARKAN PERANG TERHADAP ACEH
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

PERANG MELAWAN ACEH YANG DIDEKLARKAN SEKULARIS GUS DUR ADALAH JAUH DARI LANGKAH ARIF DAN MERUPAKAN LANGKAH YANG RENDAH DAN HINA.

Adalah suatu omong kosong apa yang dikatakan Gus Dur: "Kita harus melakukan langkah-langkah lebih arif untuk memperkokoh Pancasila sebagai ideologi negara dan menyelamatkan dari segala ancaman". (KH Abdurrahman Wahid, Presiden Republik Indonesia, Jawaban Presiden Republik Indonesia atas memorandum DPR RI tanggal 1 Februari 2001 tentang Dana Milik Yanatera Bulog dan Dana Bantuan Sultan Brunei, 28 Maret 2001).

Karena ternyata terbukti sekarang bahwa politik perdamaian dan keamanan di Aceh yang telah dikobarkan sekularis Gus Dur melalui nota kesefahaman (memorandum of understanding) tentang Jeda Kemanusiaan yang ditandatangani oleh Noer Hassan Wirajuda, Duta Besar Indonesia untuk Switzerland di Genewa dan Zaini Abdullah dari ASNLF (Acheh/Sumatra National Liberation Front) dengan disaksikan oleh pihak ketiga dari Henry Dunant Centre for Humanitarian Dialogue pada tanggal 12 Mei 2000 di Genewa yang juga telah diperpanjang untuk ketiga kalinya lewat jalan Damai
Melalui Dialog pada tanggal 10 Februari 2001 adalah hanya merupakan suatu politik keamanan dan perdamaian di Aceh yang hanya tertulis diatas kertas.

Sebab kenyataannya, dari sejak penandatanganan Nota Kesefahaman 12 Mei 2000 di Genewa yang berlaku dari tanggal 2 Juni 2000 tindakan kejahatan terhadap rakyat Aceh, pelanggaran-pelanggaran kemanusiaan di Aceh, dan pembasmian jiwa-jiwa rakyat Aceh makin menjadi-jadi.

Dan langkah kebijaksaan politik keamanan dan perdamaian di Aceh yang ditempuh sekularuis Gus Dur sampai detik ini yang saya anggap sebagai suatu langkah yang sangat rendah dan hina yaitu suatu langkah kekerasan senjata yang diputuskan sekularis Gus Dur beserta Kabinetnya yang merupakan langkah lanjutan dari Inpres No IV/2001 12 April 2001 yang pelaksanaannya diserahkan kepada Menteri Pertahanan Mahfud MD yang lahir di Sampang, Madura, 13 Mei 1957 dan diteruskan kepada Panglima TNI, Laksamana Widodo AS.

Dimana langkah politik keamanan dan perdamaian di Aceh ini dijabarkan dalam bentuk pengiriman ribuan serdadu Pasukan Rajawali yang merupakan pasukan gabungan TNI  yang terdiri dari Kostrad, Paskhas, Kopassus, Angkatan Udara, Kodam, Marinir Angkatan Laut dan Puspom dibawah pimpinan Brigjen TNI Zamroni yang mulai diberangkatkan tadi pagi (Minggu, 22 April 2001) melalui Pangkalan Udara TNI AU Husein Sastranegara.

SEKULARIS GUS DUR MENGULANG KEMBALI POLITIK DOM DIKTATOR MILITER SOEHARTO

Tindakan kejahatan terhadap rakyat Aceh, pelanggaran-pelanggaran kemanusiaan di Aceh, dan pembasmian jiwa-jiwa rakyat Aceh selama diterapkannya kebijaksanaan politik keamanan Daerah Operasi Militer (DOM) dari tahun 1989 sampai tahun 1998 oleh diktator militer Soeharto ternyata telah dijadikan sebagai cermin oleh penguasa sekularis Gus Dur sekarang ini.

Dan tentu saja, saya yakin, bahwa apabila kebijaksaan politik keamanan dan perdamaian di Aceh yang dijalankan oleh sekularis Gus Dur melalui cara tindakan kekerasan senjata seperti yang telah diterapkan dan dijalankan oleh diktator militer Soeharto sebelumnya, maka cepat atau lambat hasil kebijaksaan politik keamanan dan perdamaian di Aceh adalah nol besar.

SEKULARIS GUS DUR HARUS LURUS, JUJUR, DAN ADIL DALAM  MENJALAN HASIL KESEPAKATAN NOTA KESEFAHAMAN DAN DAMAI MELALUI DIALOG

Tidak ada jalan lain, apabila sekularis Gus Dur ingin berhasil dalam mencapai kebijaksaan politik keamanan dan perdamaian di Aceh, maka harus menerapkan dan menjalan hasil kesepakatan Nota Kesefahaman dan hasil dari Damai Melalui Dialog yang telah ditandatangani bersama.

Kecurangan-kecurangan dan penyelewengan-penyelewengan dalam pelaksanaan hasil-hasil kesepakatan tersebut, maka sudah bisa dipastikan hasilnya nol dan sengsaranya seluruh rakyat bukan hanya rakyat yang ada di Aceh tetapi yang ada di seluruh daerah negara pancasila.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se