Stockholm, 2 Mei 2001

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

GUS DUR TURUN MEGA NAIK RAKYAT TETAP SENGSARA NEGARA TETAP AKAN PECAH
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

AKHIRNYA SEKULARIS GUS DUR DIJATUHKAN SUARA TERBANYAK

DPR dalam sidang paripurnanya tanggal 30 April 2001 yang memutuskan keputusan untuk menjatuhkan memorandum kedua tidak mengherankan. Karena memang sebagian anggota Dewan tersebut tidak puas dengan jawaban Gus Dur terhadap memorandum pertama.

Tentu saja tidak juga mengherankan apabila dari 457 anggota DPR yang hadir, 363 setuju memorandum kedua dijatuhkan, 52 tidak setuju, dan 42 abstain. Dimana anggota DPR yang abstain itu adalah hampir semuanya dari Fraksi TNI/Polri (38 anggota) yang berusaha berdiri netral tanpa memihak siapapun.

Ini menunjukkan bahwa walaupun isi rumusannya dari memorandum kedua ini belum diputuskan tetapi jalan yang akan ditempuh menuju SI MPR sudah terbuka.

Jadi tanpa ada lagi suatu rintangan yang cukup besar Gus Dur akan dipaksa turun melalui jalan konstitusi dengan cara membuka Sidang Istimewa MPR untuk meminta pertanggungjawaban presiden, sebagaimana yang juga pernah dilakukan terhadap Presiden BJ Habibie yang ditolak pidato pertanggungjawabannya oleh MPR.

Satu bulan sesuai pasal 7 Ketetapan MPR Nomer III/MPR/1978 waktu yang diberikan untuk Gus Dur guna menyiapkan dan memperbaiki tugas kerjanya adalah waktu yang tidak mungkin cukup. Karena itu saya yaqin bahwa Gus Dur akan diseret ke depan Sidang Istimewa MPR dan diminta untuk menyampaikan pidato pertanggungjawabannya yang tentu saja hasilnya akan ditolak oleh sebagian besar anggota MPR, yang mengakibatkan Gus Dur jatuh dari kursi presidennya.

SEKULARIS MEGA NAIK TIDAK JUGA AKAN MAMPU MENYELESAIKAN KEMELUT YANG ADA

Sebenarnya pernah saya memberikan kritik terhadap pidato Gus Dur yang disampaikan dari Auditorium Stasiun TVRI Jakarta, Jumat 27 April 2001, yang saya tulis dalam tulisan "Sekularis Gus Dur mimpi satukan bangsa pakai topeng perdamaian" ( http://www.dataphone.se/~ahmad/010428.htm ).

Dimana isi kritik saya itu "Sebenarnya bukan suatu alasan yang dilontarkan sekularis Gus Dur dalam pidatonya itu, melainkan dikarenakan kelemahan dan ketidakmampuan sekularis Gus Dur dan Kabinetnya untuk mengelola, membangun kembali puing-puing yang sudah berserakan ini. Tetapi, kalau memang sekularis Gus Dur dan Kabinetnya tidak mampu, maka harus diserahkan kepada yang lain yang lebih mampu, jangan mau didominir dan terus keras kepala untuk hanya duduk diatas kursi presiden saja. Jadi apa yang diucapkan dalam pidatonya itu hanyalah suatu alasan yang sudah basi saja. "...setelah saya menjadi presiden, ternyata yang ada di depan saya, hanyalah puing-puing tajam reruntuhan pemerintah masa lalu, utang luar negeri yang sedemikian besar, perekonomian yang porak-poranda, kesenjangan sosial dan berbagai gejolak serta tuntutan-tuntutan muncul di mana-mana. Kondisi bangsa ini sungguh sangat memprihatinkan. Sekalipun dalam satu tahun, bangsa ini seratus kali ganti presiden, tidak akan ada yang mampu memulihkan perekonomian kita, yang memang sudah sangat terpuruk ini dalam waktu yang singkat. Sebenarnya, saya sedang melakukan langkah-langkah awal dalam menangani berbagai masalah yang sangat sulit dan kompleks ini. Hendaknya jangan terlalu cepat menilai saya tidak mampu menjalankan roda pemerintahan, kemudian berusaha menggulingkan saya dengan mencari kesalahan."(Pidato Gus Dur, dari Auditorium Stasiun TVRI Jakarta, Jumat 27 April 2001)

Memang saya juga tidak menyalahkan seratus persen terhadap apa yang dikatakan Gus Dur bahwa "Sekalipun dalam satu tahun, bangsa ini seratus kali ganti presiden, tidak akan ada yang mampu memulihkan perekonomian kita, yang memang sudah sangat terpuruk ini dalam waktu yang singkat", kalau seratus presiden yang akan menjadi penggantinya itu sama kwalitas, kemampuan dan tindakannya seperti Gus Dur.

Dan saya tidak melihat tanda-tanda positif dari sekularis Mega yang oleh sebagian besar anggota DPR akan dijagokan sebagai pengganti Gus Dur. Atau walaupun Mega tidak didukung oleh sebagian besar anggota DPR/MPR tetapi menurut konstitusi dia sebagai Wakil Presdien otomatis akan menggantikan kedudukan presiden sampai habis masa jabatannya.

Tetapi seperti yang dikatakan Gus Dur dalam pidatonya itu yang kalau saya tarik garis lurus yaitu, sekalipun sekularis Mega menggantikan Gus Dur, tidak akan ada yang mampu memulihkan perekonomian negara pancasila, yang memang sudah sangat terpuruk ini dalam waktu yang singkat, karena memang sekularis Mega kemampuannya tidak lebih dari sekularis Gus Dur.

SELURUH RAKYAT TETAP MAKIN TERJEPIT

Nah, kalau Gus Dur jatuh dalam beberapa bulan mendatang ini, kemudian Mega naik untuk menggantikannya, sedangkan kemampuan Mega sudah bisa dibayangkan kemampuannya dari sekarang, maka seperti apa yang dikemukakan Gus Dur : "...puing-puing tajam reruntuhan pemerintah masa lalu, utang luar negeri yang sedemikian besar, perekonomian yang porak-poranda, kesenjangan sosial dan berbagai gejolak serta tuntutan-tuntutan muncul di mana-mana..." tidak akan mungkin bisa diselesaikan oleh sekularis Mega dengan staffnya juga.

Dan tentu saja yang akan menderita dari akibat ulah-ulah presiden dan kabinetnya, politikus, dan pimpinan lembaga legislatif ini adalah seluruh rakyat negara pancasila yang makin terjepit oleh gencatan kesulitan-kesulitan kehidupan ekonomi.

GEJOLAK-GEJOLAK DI DAERAH YANG MASIH BELUM BISA DISELESAIKAN SECARA TUNTAS

Kelemahan dan ketidak mampuan Gus Dur beserta Kabinet dan para pembantunya dalam penyelesaian masalah berbagai gejolak yang muncul, seperti di Aceh dan Papua, akan tetap menjadi hantu bagi kelangsungan pemerintahan Mega apabila memang Mega meneruskan jabatan Presiden sampai akhir masa jabatan Gus Dur yang (kemungkinan) diturunkan melalui Sidang Istimewa MPR.

Misalnya permasalahan Aceh yang tidak melibatkan wakil-wakil komponen dari seluruh rakyat Aceh dalam meja perundingan yang adil dan setaraf ini ditambah dengan ketidak jujuran dan kepincangan dalam pelaksanaan dilapangan (antara pusat dan daerah) dari hasil Nota Kesefahaman dan Damai Melalui Dialog telah menunjang lahirnya hambatan dan rintangan dalam penyelesaian Aceh yang menyeluruh.

Begitu juga belum adanya keseriusan dari pihak pemerintah negara pancasila untuk menangani dan merundingkan secara menyeluruh dengan pihak Organisasi Papua Merdeka yang ada di luar negeri yang sedang memperjuangkan Papua Merdeka. Apabila hal-hal ini tidak ditangani secara serius dan menyeluruh, maka sudah bisa dibayangkan bahwa negara pancasila akan menghadapi masa perpecahan.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se