Stockholm, 4 Januari 2002

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

NEGARA SEKULAR PANCASILA TERUS TENGGELAM DALAM LUMPUR DEFISIT DAN UTANG
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

LEHER SEKULARIS MEGA, DPR, MPR DAN SELURUH RAKYAT NEGARA SEKULAR PANCASILA TERUS DIJERAT UTANG DALAM DAN LUAR NEGERI

Sekilas saya baca kembali isi Undang-Undang RI nomor 19 tahun 2001 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2002 yang disahkan di Jakarta pada tanggal 14 November 2001 oleh Presiden RI Megawati Soekarnoputri dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 14 November 2001 oleh Sekretaris Negara RI Bambang Kesowo.

Dimana didalamnya terbaca, jumlah Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Tahun Anggaran 2002 direncanakan sebesar Rp301.874.322.000.000,00 (tiga ratus satu triliun delapan ratus tujuh puluh empat miliar tiga ratus dua puluh dua juta rupiah).

Lalu terbaca pula, jumlah anggaran belanja negara Tahun Anggaran 2002 direncanakan sebesar Rp344.008.801.000.000,00 (tiga ratus empat puluh empat triliun delapan miliar delapan ratus satu juta rupiah).

Kemudian terbaca juga, dalam Tahun Anggaran 2002 terdapat defisit anggaran sebesar Rp42.134.479.000.000,00 (empat puluh dua triliun seratus tiga puluh empat miliar empat ratus tujuh puluh sembilan juta rupiah), yang akan dibiayai dari pembiayaan defisit anggaran. Pembiayaan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2002 diperoleh dari sumber-sumber: pembiayaan dalam negeri sebesar Rp23.500.779.000.000,00 (dua puluh tiga triliun lima ratus miliar tujuh ratus tujuh puluh sembilan juta rupiah) dan pembiayaan luar negeri bersih sebesar Rp18.633.700.000.000,00 (delapan belas triliun enam ratus tiga puluh tiga miliar tujuh ratus juta rupiah). (Undang-Undang RI nomor 19 tahun 2001 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2002)

Nah sekarang, kita perhatikan utang luar dan dalam negeri negara sekular pancasila sampai detik ini.

Kalau kita teropong yang disampaikan Menteri Keuangan Boediono di Jakarta, kemaren, Kamis malam, 3 Januari 2002 di Gedung Departemen Keuangan Lapangan Banteng, maka kita akan mendapat gambaran bahwa utang luar negeri sampai tanggal 30 Juni 2001 sebesar 70,665 miliar dollar AS, yang terdiri dari pinjaman multilateral dari CGI sebesar 19,775 miliar dollar AS dan dari non CGI sebesar 10,103 miliar dollar AS, utang bilateral sebesar 23,222 miliar dollar AS, utang untuk kredit ekspor 15,049 miliar dollar AS, pinjaman komersial 1,589 dollar AS, leasing 527 juta dollar AS dan obligasi 400 juta dollar AS. Sedangkan hutang dalam negeri sampai tanggal 25 Desember 2001 mencapai Rp662,85 triliun yang dipakai untuk program restrukturisasi perbankan sebesar Rp652,88 triliun ( yang terdiri dari Rp218,316 triliun untuk program penjaminan dan Rp434,564 triliun dalam bentuk obligasi ), dan untuk pendanaan kredit program Rp9,97 triliun.( http://www.kompas.com/berita-terbaru/0201/03/headline/046.htm )

Tentu saja, dari hutang yang sudah sampai ke ubun-ubun negara sekular pancasila ini, maka menurut saya tidak ada seorangpun rakyat negara sekular pancasila yang mampu untuk membenahi ekonomi dan keuangan dalam jangka waktu yang singkat, paling sedikit perlu jangka waktu seratus tahun. Itupun kalau generasi yang akan datang itu tidak terlibat dan terkena racun korupsi generasi sekarang.

Bahkan saya menduga bahwa negara sekular pancasila cepat atau lambat akan bangkrut sebagaimana yang terjadi di Argentina sekarang ini.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se