Stockholm, 30 September 2002

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

BUSH LEMAH HADAPI SHARON LIGA ARAB COBA HADAPI ISRAEL
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

AWAL KEMELUT PERTUMPAHAN DARAH DI PALESTINA

Terlihat dengan jelas, walaupun Bush yang berkoar dengan propagandanya untuk menghancurkan Saddam Hussein, tetapi ketika dihadapkan kepada masalah Palestina yang kemelutnya diawali sejak akhir Perang Dunia ke II, ketika Inggris sudah tidak lagi mampu memegang mandat mengurus dan mengatur daerah Palestina yang kemudian diserahkan kepada Komisi Palestina PBB tahun 1948, ternyata Bush tidak bisa berbuat banyak.

Walaupun resolusi pertama mengenai Palestina nomor 42 tahun 1948 DK PBB yang diadopsi pada 5 Maret 1948 memutuskan bahwa Komisi Palestina PBB harus berkonsultasi dan melaporkan kepada DK PBB dalam rangka membuat garis-garis instruksi yang nantinya akan disampaikan kepada Sidang Umum PBB, tetapi kemelut Palestina terus membesar. Apalagi setelah agen zionis Yahudi terlibat dalam pergolakan di Palestina, sehingga DK PBB mengeluarkan resolusi baru nomor 43 tahun 1948 yang diadopsi pada 1 April 1948 yang memutuskan Agen Yahudi untuk Palestina dan Komite Tinggi Arab yang ada di PBB dimintakan untuk mengirimkan wakilnya untuk duduk di DK PBB guna mengatur perletakan dan perlucutan senjata antara kelompok Yahudi dan Arab Palestina di Palestina..

Tetapi ternyata pertumpahan darah terus mengalir antara kelompok Arab Palestina dan kelompok Yahudi di Palestina, sehingga DK PBB mengadopsi resolusi baru lagi nomor 48 tahun 1948 tanggal 23 April 1948 yang memutuskan membentuk Komisi Perlucutan Senjata PBB yang anggota-anggotanya diambil dari negara-negara anggota DK PBB. Tetapi tidak sampai disitu saja, katika Mesir, Irak, Libanon, Saudi Arabia, Syria, Transjordania dan Yaman yang merupakan anggota Liga Arab yang dibentuk pada tanggal 22 Maret 1945 di Cairo, Mesir ikut melibatkan kedalam pergolakan di Palestina, sehingga DK PBB mengeluarkan resolusi baru nomor 50 tahun 1948 yang diadopsi pada 29 Mei 1948 yang isinya menyerukan segera dilakukan gencatan senjata di Palestina.

Kendatipun gencatan senjata diberlakukan tetapi pertumpahan darah tidak bisa distop, sehingga DK PBB mengeluarkan lagi resolusi nomor 54 tahun 1948 yang diadopsi pada 15 Juli 1948 yang isinya menunjuk juru penengah untuk penyelesaian pertumpahan darah di Palestina. Beberapa point yang diajukan oleh juru penengah PBB ini sebagian besarnya di tolak oleh kelompok Arab yang didukung oleh Liga Arab.

Nah seterusnya DK PBB dengan resolusi barunya yang bernomor 61 tahun 1948 yang diadopsi pada 4 November 1948 menugaskan kepada juru penengah PBB untuk memerintahkan kepada pihak -pihak yang bertempur guna kembali menarik diri ke garis batas yang telah ditetapkan pada tanggal 14 Oktober 1948 dan garis batas tersebut tidak boleh dilanggar.

Tidak sampai disini saja, selanjutnya DK PBB mengeluarkan lagi resolusi nomor 62 tahun 19948 yang diadopsi 16 November 1948 yang memutuskan ditempatkan pasukan PBB diseluruh sektor yang ada di Palestina guna menjaga keamanan dan kestabilan. Tetapi, ternyata walaupun telah ditempatkan pasukan keamanan PBB hampir disemua sektor, pertumpahan darah masih terus berlangsung, sehingga DK PBB mengeluarkan resolusi barunya lagi yang bernomor 66 tahun 1948 yang diadopsi 29 Desember 1948 yang isinya menyerukan gencatan senjata dengan segera dan pihak-pihak yang berperang harus segera kembali lagi ke garis batas yang telah ditetapkan dalam resolusi nomor 61 tahun 1948.

SEKARANG MASIH ADAKAH KEKUATAN YASSER ARAFAT UNTUK MENYATUKAN RAKYAT PALESTINA GUNA MEMBEBASKAN NEGERI PALESTINA DARI PENJAJAHAN ISRAEL?

Ketika Agen Zionis Yahudi dengan pemerintah sementaranya merasa kuat karena mendapat bantuan dari rezim negara sekular federal Amerika, maka pada tanggal 6 Juni tahun 1967 Israel melakukan serangan ke daerah Arab Palestina, Mesir, Jordania sehingga DK PBB segera mengeluarkan resolusi barunya lagi yang bernomor 233, 234, 235, 236 tahun 1967 yang diadopsi tanggal 6, 7, 9, 11 Juni 1967 yang memerintahkan segera untuk mengadakan gencatan senjata. Tidak sampai disitu saja, DK PBB mengeluarkan lagi resolusi nomor 237 tahun 1967 yang diadopsi pada 14 Juni 1967 yang menyerukan kepada pemerintah Israel agar menjaga keselamatan, kesejahteraan dan keamanan penduduk yang daerahnya diduki oleh militer Israel.

Karena Israel telah menduduki daerah tepi Barat, Jalur Gaza dan Dataran Tinggi Golan, juga Sinai, maka DK PBB mengeluarkan lagi resolusi nomor 242 tahun 1967 yang diadopsi pada 22 November 1967 yang memutuskan Israel harus menarik kembali kekuatan militernya dari daerah yang telah didudukinya. Kemudian Israel harus berhenti dari mengklaim daerah yang didudukinya sebagai daerahnya. Juga harus menghormati kedaulatan, batas negara, dan kemerdekaan dari setiap negara di wilayah itu dan menghormati hak mereka untuk hidup damai di wilayah yang aman dan diakui batas-batasnya dari ancaman atau aksi militer yang datang dari luar.

Tetapi pada tahun 1973 Mesir dan Syria siap bertempur kembali melawan Israel, dimana Mesir mampu menghancurkan kekuatan Israel, kalau tidak segera dihentikan oleh Amerika, sehingga pada tanggal 22 Oktober 1973 DK PBB mengadopsi resolusi nomor 338 tahun 1973 yang memrintahkan segera menghentikan perang antara Mesir dan Israel dan antara Syria dan Israel untuk dilanjutkan dalam meja perundingan.

Nah, daerah yang telah diduduki oleh Israel sejak tahun 1967 yaitu Tepi Barat, Jalur Gaza dan Dataran Tinggi Golan masih tetap menjadi sumber kemelut pertumpahan darah antara kaum agen zionis Yahudi dan Arab Palestina yang daerahnya telah diduduki oleh Israel. Adapun Sinai telah dikembalikan kepada Mesir ketika Israel dan Mesir mengadakan perjanjian damai tahun 1979. Begitu juga persengketaan berbatasan dengan Jordania bisa diselesaikan ketika dilakukan perjanjian damai antara Jordania dan Israel 26 Oktober 1994. Juga perjanjian damai antara Israel dengan Libanon yang berakhir dengan militer Isreal ditarik dari Libanon Selatan yang telah diduduki sejak tahun 1982. Sedangkan Dataran inggi Golan masih tetap belum bisa diselesaikan antara Syria dan Israel.

Nah sekarang, rakyat Arab Palestina yang daerahnya telah diduduki oleh agen zionis Israel dari sejak tahun 1967 itu sampai sekarang masih tetap belum bisa diselesaikan secara menyeluruh dan damai.

Usaha terakhir dalam rangka mencari penyelesaian damai di Palestina ini adalah apa yang telah dilakukan oleh Liga Arab yang sekarang anggotanya sudah mencapai 22 negara yaitu Aljazair, Bahrain, Comoros, Djibouti, Mesir, Irak, Jordania, Kuwait, Libanon, Libya Mauritania, Maroko, Oman, Palestina, Qatar, Saudi Arabia, Somalia, Sudan, Syria, Tunisia, Arab Emirate dan Yaman yaitu telah diadakannya Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab di Beirut, tanggal 27-28 Maret 2002 Saudi Arabia mengajukaan proposal yang disampaikan oleh Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Abdullah. Dimana dalam proposal itu diajukan bahwa akan dilakukan normalisasi penuh hubungan Israel dengan pemerintahan negara-negara Arab, apabila Israel siap menyerahkan daerah yang didudukinya pada tahun 1967, yaitu Tepi Barat, Jalur Gaza dan Dataran Tinggi Golan. Juga Israel harus mengakui negara Palestina dengan ibukotanya Yerusalem.

Hanya dalam KTT Liga Arab di Beirut itu, Yasser Arafat tidak bisa menghadirinya, disebabkan mendapat tekanan dari Ariel Sharor yang mengancam bahwa kalau Arafat tidak mampu mengatasi aksi-aksi teror yang dilakukan di daerah Israel, maka Arafat tidak bisa keluar dari Ramalah pusat keududukan pemerintahan Palestina di Tepi Barat.

REZIM PEMERINTAH NEGARA SEKULAR FEDERAL AMERIKA TIDAK MAMPU MENEKAN SETIAP PM ISRAEL UNTUK MELAHIRKAN PERSETUJUAN DAMAI ANTARA PALESTINA DAN ISRAEL

Memang buktinya, walaupun Bush setuju dengan proposal Saudi Arabia dan berusaha meyakinkan Sharon agar memberikan kebebasan kepada Arafat untuk menghadiri KTT di Beirut itu, tetapi ternyata Ariel Sharon ini tidak menggubris apa yang disarankan dan dimintakan Bush.

Jadi disini, terlihat bahwa sebenarnya bukan rezim pemerintah negara sekular federal Amerika yang mendikte Israel dalam masalah penyelesaiaan damai Palestina, melainkan sebaliknya, Israel yang mendikte Amerika.

Adapun yang baru bisa diselesaikan oleh rezim pemerintah negara sekular federal Amerika di Timur Tengah sampai saat ini adalah perdamaian Mesir-Israel dibawah Carter 1979. Juga perdamaian damai antara Israel dan Jordania 1994. Sedangkan perdamaian dengan pihak Arab Palestina sampai detik ini hasilnya adalah nol besar.

Begitu juga dengan prooposol yang diajukan oleh pihak Saudi Arabia yang diajukan dalam KTT Liga Arab di Beirut tersebut, ternyata Sharon tidak menggubrisnya. Apalagi Arafat tidak bisa menghadirinya, begitu juga Husni Mubarak dari Mesir yang dianggap pegang peranan dalam Liga Arab tidak muncul di KTT.

KEKUATAN GERAKAN-GERAKAN RAKYAT PALESTINA TIDAK BERSATU DAN TIDAK BISA DIKONTROL OLEH ARAFAT

Memang disamping gerakan Fatah yang menjadi dasar organisasi pergerakan Yasser Arafat, tetapi telah muncul juga gerakan-gerakan lainnya, seperti Brigade Martyr Al Aqsa yang merupakan bagian dari organisasi Fatah yang dipimpin oleh Marwan Barghouti dimana hampir semua anggota Fatah adalah anggota Brigade Martyr Al Aqsa. Dimana Brigade Martyr Al Aqsa inilah yang sering terlibat dalam perang melawan kekuatan militer Israel.

Disamping itu adanya juga organisasi Hamas yang lahir tahun 1987 dan dipimpin oleh Khaled Meshaal yang intinya adalah terdiri dari sayap militer dan sayap politik. Disamping bergerak dalam bidang politik dan militer Hamas ini bergerak dalam bidang pendidikan dengan membangun sekolah-sekolah, dalam bidang pemuda dengan membentuk club-club pemuda dan dalam bidang kesehatan membangun rumah sakit. Hamas ini mempunyai dasar perjuangan Islam dengan tujuan menegakkan negara yang berdasarkan Syariat Islam dan melawan sampai habis kekuatan Israel dari daerah-daerah Palestina yang diduduki oleh Israel.

Kemudian organisasi Islam Jihad yang dipimpin oleh Ramadan Shallah mantan profesor di Universitas Negeri Florida yang lebih dekat kepada Syria yang sasaran utamanya menjalankan secara terang-terangan penyerangan terhadap Israel dengan tujuan untuk menegakkan Daulah Islam di Palestina.

Selanjutnya organisasi Hizbullah yang dipimpin oleh Sheik Hassan Nasrallah yang lebih dekat ke Iran yang bermula timbul di daerah Libanon selatan ketika Israel menduduki daerah Libanon selatan tahun 1982. Hisbullah ini gencar kembali menyerang Israel setelah intifadah. Tujuan dari organisasi Hisbullah ini adalah membangun Negara Islam di Libanon dan menghancurkan Israel dan menuntut Jerusalem seluruhnya kedalam kekuasan ummat Islam.

Jelas terlihat dari tujuan gerakan organisasi-organisasi itu adalah jauh berbeda dengan apa yang diperjuangkan oleh Yasser Arafat yang secara umum ingin membangun negara Palestina yang sekular.

Dengan adanya perbedaan tujuan dan cita-cita perjuangan antara organisasi-organisasi itu dengan misi dan visi Yasser Arafat yang mengarah kepada sekular, maka apa saja yang dilakukan dan dijalankan Arafat selalu mendapat tantangan.

Dan disinilah saya melihat bahwa selama kekuatan organisasi-organisasi yang ada di Palestina itu tidak mempunyai kesamaan misi dan visi, maka selama itu daerah Palestina yang diduduki Israel akan tetap dibawah kekuatan militer Israel.

KEKUATAN LIGA ARAB MASIH LEMAH UNTUK MENGHADAPI ISRAEL

Walaupun ada dukungan kekuatan dari negara-negara yang tergabung dalam Liga Arab, tetapi mereka itu tidak mempunyai kekuatan yang menyeluruh untuk bersama-sama menghantam dan menghabiskan kekuatan militer Israel.

Mesir yang dianggap kuat militernya tidak bisa menyerang Israel karena telah mengadakan ikatan perdamaian. Juga Jordania sudah diikat oleh janji damai dengan Israel. Irak memang sudah hampir impoten. Begitu juga Syria yang tahun 1973 pernah digebuk Israel sehingga kehilangan daerah Dataran Tinggi Golan. Lybia yang belum pernah dicoba untuk berperang lawan Israel. Apalagi Saudi Arabia yang waktu perang Teluk tahun 1990 hanya ikut dari belakang Bush Ayahnya George Bush presiden Amerika sekarang. Adapun Al Jazair, Maroko, Tunis, Sudan dan negara-negara anggota Liga Arab lainnya belum bisa diharapkan untuk bersama-sama menggebuk tentara Israel itu.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se