Stockholm, 9 Maret 2003

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

BUSH DAN BLAIR AKAN BELAH IRAK JADI TIGA BAGIAN DENGAN PEDANG SYKES-PICOT
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

BUSH DAN BLAIR JADIKAN SADDAM SEBAGAI PINTU MASUK UNTUK MEMBELAH IRAK JADI TIGA BAGIAN GUNA MEMPERMUDAH KONTROL MINYAK IRAK DAN KESELAMATAN ISRAEL

Krisis Irak semakin menjadi jelas dan makin terbuka kedok Bush dan Blair, setelah Menteri-menteri luar negeri anggota Dewan Keamanan PBB memberikan tanggapan kepada laporan hasil pemeriksanaan senjata di Irak yang disampaikan oleh Kepala Inspeksi perlucutan senjata PBB Hans Blix dan Direktur Badan Energi Atom Internasional Mohammad Al Baradei pada hari Jumat tanggal 7 Maret 2003.

Walaupun dalam laporan Hans Blix dan Al Baradei tidak ditemukan fakta-fakta yang jelas mengenai masih dimilikinya senjata-senjata kimia, bilogi dan nuklir oleh Irak yang tidak dilaporkan oleh pemerintah Irak kepada team pemeriksa perlucutan senjata PBB untuk Irak, tetapi tetap saja, pemerintahan Bush dan Blair mengotot untuk memberikan ultimatum kepada Saddam Hussein dalam jangka waktu kurang dari dua minggu melalui resolusi baru DK PBB untuk mematuhi seratus persen Resolusi DK PBB nomor 1441 tanpa mengulur-ngulur waktunya, dengan alasan Saddam Hussein masih membohong dalam memberikan laporannya kepada team pemeriksa perlucutan senjata PBB dan tidak secara sungguh-sungguh mematuhi resolusi DK PBB nomor 1441.

Hanya tentu saja, agenda yang telah direncakan dan sudah dipersiapkan oleh Bush dan Blair untuk menjalankan operasi pembelahan negeri Irak melalui pintu Saddam Hussein telah diblokir oleh Perancis, Rusia, China, Jerman, Syria dan kemungkinan besar didukung oleh Kamerun, Guinea, Angola, dan Chile. Adapun yang mendukung Bush dan Blair yang secara terang-terangan adalah Spanyol dan Bulgaria, sedangkan Pakistan dan Mexico masih ragu-ragu.

Padahal resolusi baru bisa bisa diptuskan dan dikeluarkan oleh DK PBB kalau didukung dan disetujui oleh paling sedikit sembilan negara anggota DK PBB.

Disini terlihat jelas, disamping dengan kejelian mata Perancis, Rusia, China dan Jerman sehingga bisa melihat dan membongkar agenda sebenarnya dari Bush dan Blair, juga oleh adanya serangan yang cukup telak dari pihak Irak melalui duta besarnya untuk PBB Mohammad Aldouri yang telah melambungkan peluru-peluru ampuhnya kehadapan Bush dan Blair yasng diungkapkan dalam pidatonya didepan sidang DK PBB hari Jumat, 7 Maret 2003: "So it all started with the issue of Iraq possessing and developing weapons of mass destruction. Then they demanded that Iraq accept the return of inspectors. Then they moved on to proactive cooperation with the inspectors. Then they demanded the submission of evidence, proof that Iraq was free of weapons of mass destruction. Then, at the last meeting, they concentrated on the need to destroy the Al-Samoud 2 missiles. Then talk moved on to the alleged link that Iraq is destroying on the one hand and manufacturing on the other. Then talk began of an alleged link with terrorism and regime change. And finally, here we are hearing about Iraq being a threat to U.S. national security, stated by President Bush, having previously heard that Iraq is a threat to its neighbors. This is an attempt to mix the issues. It is an attempt to mask the real agenda of the United States of America and the United Kingdom in Iraq. It's a very simple agenda. The objective is the complete takeover of Iraq's oil, domination of the entire Arab region, politically and economically. It is the implementation of what is being called the neo-Sykes-Picot on the Middle East, the redrawing of the region one more time. (Mohammad Aldouri, Iraqi ambassador to the United Nations, spoke to the U.N. Security Council on Friday, March 7, 2003)

Nah, dari apa yang dilayangkan oleh Duta Besar Irak Untuk PBB Mohammad Aldouri sudah bisa kita gambarkan bahwa Bush dan Blair memang telah berusaha menutupi agenda busuknya yang oleh Aldouri disebut dengan neo-Sykes-Picot di Timur Tengah melalui usaha-usaha dari mulai larangan pengembangan senjata penghancur, memaksa team pemeriksa perlucutan senjata PBB masuk Irak kembali, menuduh Irak tidak aktif bekerja sama dengan team pemeriksa perlucutan senjata PBB, menuntut Irak memberikan semua-bukti persenjataan bilogi, kimia dan nuklir Irak, membuktikan Irak bebas dari persenjataan penghancur dunia, menyuruh menghancurkan senjata misil Al-Samoud 2, menuduh Irak menghancurkan senjata yang lain tetapi memproduksi senjata baru, menuduh punya hubungan dengan organisasi teroris dan harus diadakan penggantian rezim, dan menuduh Irak mengancam keamanan nasional USA.

Nah sekarang apa itu neo-Sykes-Picot yang dilontarkan oleh Duta Besar Irak Untuk PBB Mohammad Aldouri. Neo-Sykes-Picot adalah didasarkan pada perjanjian Sykes-Picot tahun 1916 yang dikodifikasi oleh Liga Bangsa-bangsa (the League of Nations) tahun 1920.

"The Sykes-Picot Agreement of 1916, codified by the League of Nations in 1920, parceled out the crumbling Ottoman Empire extending over much of the Middle East between Britain and France. By the early 1920s Britain, which as the reigning imperial power already effectively ruled Egypt, the Sudan, Oman, Kuwait and Qatar, made off with the lion’s share. This divvying up of the region by imperial powers led to the creation of the states of Jordan, Syria, Lebanon and Iraq among others. Under the aegis of Britain, the modern state of Saudi Arabia emerged in the late 1920s, absorbing the hitherto separate eastern, central and western regions – including the holy sites of Mecca and Medina – of what constitutes the country today.

The partition of the Middle East was partially driven by the oil conglomerates of the time. Britain pushed through the interests of the Anglo-Iranian Oil Company (British Petroleum’s predecessor) and Royal Dutch Shell, over American oil companies Exxon and Mobil by means of the colonial mandate it had established following WWI. Jockeying over oil resulted in an Anglo-French agreement giving Britain the northern Iraqi province of Mosul. This lead to in Iraq’s modern boundaries, formed in 1921 when Britain combined the three Ottoman provinces of Mosul, Baghdad and Basra, which were predominantly Kurdish, Sunni and Shi’a Muslim respectively.

Today British and American petroleum interests dominate the scene once more, although Britain is reduced to the role of junior partner. The United States and Britain are home to the four biggest petroleum producers in the world – Exxon-Mobil, Chevron-Texaco, British Petroleum-Amoco and Royal Dutch-Shell – with the French-Italian TotalElfFina following in fifth place.

While a massive upheaval in the Middle East would hurt oil revenues initially, a new constellation of power there could in the long run safeguard the interests of the petroleum conglomerates from the present instability of the region. While the US government has been considering alternate sources of oil in the Caspian Sea area, Russia and Africa, analysts admit that none of these compare to the known riches of the Persian Gulf.

Not surprisingly then, if hawks on both sides of the Atlantic have their way, Saudi Arabia would be at the core of a hegemonically reshaped Middle East. Saudi Arabia alone contains a quarter of the world’s petroleum reserves and is one of the only countries able to increase production to meet rising demand for oil, expected to grow by fifty percent in the next two decades. Yet Saudi Arabia is no longer seen by the US and UK governments as a trustworthy ally, and certainly not one on which they can afford to be so dependent, given the kingdom’s internal vulnerability and its sponsorship of Islamic fundamentalist insurgents (Saudi nationals comprising fifteen of the nineteen September 11th hijackers) – even though such patronage had been coordinated by the United States in earlier, happier times. The United States and Britain are fearful that the unreliable House of Saud will be overthrown and that the new anti-American rulers will shut off the flow of oil. ( http://www.commondreams.org/views02/1110-03.htm )

Nah, dari dasar pemikiran, analisa dan fakta mengenai neo-Sykes-Picot yang dilontarkan oleh Duta Besar Irak Untuk PBB Mohammad Aldouri diatas, maka dengan jelas bahwa Bush dan Blair akan kontrol minyak Irak dan membagi serta merubah peta Irak menjadi tiga bagian, bagian sebelah utara yang kaya minyak akan dikontrol oleh kelompok orang-orang Kurdistan (15%-20% dari seluruh penduduk Irak) yang meminta sedikitnya menjadi anggota bagian konfederasi Irak. Bagian sebelah selatan yang akan dikuasai oleh orang-orang Shi'ah (60%-65% dari seluruh ummat Islam di Irak) yang akan mengontrol daerah Basrah yang kaya minyak. Sedangkan bagian tengah akan diberikan kepada orang muslim sunny (32%-37% dari seluruh ummat Islam di Irak)

Walaupun Irak diberikan kepada orang-orang Kurdistan, Shi'ah dan Sunny, tetapi tetap Irak akan dikontrol secara penuh oleh pemerintahan Bush dan Blair melalui bentuk negara konfederasi. Hal tersebut memang telah disampaikan oleh Bush dalam pernyataanya ketika bertemu dengan pimpinan kelompok Free Irak dari Kurdistan Dr.Zalmay Khalilzad di Washington, 6 Maret 2003: "I'm convinced that a liberated Iraq will be -- will be important for that troubled part of the world. The Iraqi people are plenty capable of governing themselves. Iraq is a sophisticated society. Iraq's got money. Iraq will provide a place where people can see that the Shia and the Sunni and the Kurds can get along in a federation. Iraq will serve as a catalyst for change, positive change. So there's a lot more at stake than just American security, and the security of people close by Saddam Hussein. Freedom is at stake, as well, and I take that very seriously." ( http://www.puk.org/web/htm/news/knwsline/nws/07mar03.html )

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur)" (Al Anfaal, 8 : 15)

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se