Stockholm, 13 Juli 2003

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

BENAR SOEKARNO MENCAPLOK ACEH DIPERTAHANKAN SEKARANG OLEH MEGAWATI
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

MEGAWATI PERTAHANKAN NEGARA ACEH HASIL CAPLOKAN SOEKARNO

"Aku sebenarnya sudah muak dengan berita berita tentang Aceh, hanya akan membuang waktu untuk membahas masalah ini, toh buat aku sendiri, gabung atau tidak gabung Aceh dengan RI engga ada pengaruhnya, gabungnya Aceh engga membuat aku senang, pisah juga engga membuat aku mesti menangis, bodo amat, itu urusan mereka. Yg aku herankan adalah, kenapa rakyat Aceh yg dulu dengan tulus ikhlas menyumbangkan pesawat udara kepada RI, tapi sekarang setelah muncul GAM, malah manggil RI dengan panggilan penjajah? Aneh memang, kalau rakyat Aceh pingin memisahkan diri, mestinya dari dulu, dan engga perlu nyumbang pesawat segala terhadap RI sang penjajah ( menurut mereka ).

Aku pingin bertanya khususnya pada rakyat Aceh, apakah TNI dulu suka menangkapi orang Aceh sebelum Hasan Tiro memproklamirkan Aceh Merdeka? Saya juga mengerti, kenapa Ahmad sangat membenci RI, karena Ahmad udah engga punya harapan lagi jadi warga RI, makanya dia berusaha menciptakan peperangan dan benih benih kebencian rakyat Aceh dengan RI....tapi ingat Allah SWT, sangat membenci orang yg mengdu domba ummatnya.membenci terhadap orang yg menebar rasa permusuhan. Kalau memang ingin mendirikan Negara Islam, kenapa para petinggi GAM sendiri bermukim di negeri orang kafir? Itu sudah menyalahi anjuran Nabi. Percayalah wahai orang2 Aceh, kami warga Indonesia menatapmu dengan penuh haru, penuh rasa simpati,melihatmu bagai melihat saudara sendiri yg sedang teraniaya, tapi kenapa orang Aceh sendiri melihat warga Indonesia sebagai bangsa penjajah? Dengan menebarkan isyu penjajah Jawa? GAM merasa senang, karena perbedaan etnis bisa mereka dengung dengungkan"
( Agus Hermawan , sadanas@shb.equate.com , Sun, 13 Jul 2003 04:00:05 +0300)

Nah, baiklah saudara Agus Hermawan dari perusahaan Equate Petrochemical company di Kuwait, kalau saudara Agus mengatakan "sudah muak dengan berita berita tentang Aceh, hanya akan membuang waktu untuk membahas masalah ini, toh buat aku sendiri, gabung atau tidak gabung Aceh dengan RI engga ada pengaruhnya, gabungnya Aceh engga membuat aku senang, pisah juga engga membuat aku mesti menangis, bodo amat, itu urusan mereka" adalah itu hak saudara Agus.

Karena yang saya tampilkan dan sampaikan semua informasi ini kepada seluruh rakyat di Nusantara, termasuk negara Aceh adalah dengan maksud dan tujuan untuk memberikan pencerahan agar seluruh rakyat mengetahui duduk perkara sebenarnya ditinjau dari sudut kacamata sejarah, fakta dan hukum yang berlaku pada saat sejarah itu berlangsung. Jadi bukan seperti yang dituduhkan oleh saudara Agus Hermawan:"...kenapa Ahmad sangat membenci RI, karena Ahmad udah engga punya harapan lagi jadi warga RI...".

Hanya, kalau ada orang-orang yang menganggap semua informasi yang saya sampaikan merupakan suatu provokasi dan penghasutan itu adalah hak mereka, yang jelas dan penting bagi saya adalah menjalankan kewajiban dengan cara memberikan dan membeberkan semua informasi kepada seluruh rakyat Nusantara berdasarkan sejarah, fakta dan hukum yang berlaku pada saat sejarah itu berlangsung.

Nah sekarang, kalau saudara Agus mempertanyakan "apakah TNI dulu suka menangkapi orang Aceh sebelum Hasan Tiro memproklamirkan Aceh Merdeka?", Jawabannya, sebenarnya telah saya kupas dalam tulisan-tulisan saya sebelum ini. Seperti dalam tulisan "[030625] Soekarno setelah tipu Ratu Juliana dan jadi anggota PBB babat semua Negara dan Daerah diluar RIS" ( http://www.dataphone.se/~ahmad/030625.htm )

Tetapi disini saya akan singgung sedikit saja, karena sudah berpuluh kali masalah ini telah saya kemukakan dalam tulisan-tulisan saya sebelum ini.

Dimana untuk melihat kejadian tersebut, maka harus melangkah satu langkah ke masa Soekarno yang melancarkan taktik dan strategi penipuan RIS yang diawali dengan pemasukkan RI-Jawa-Yogya kedalam Republik Indonesia Serikat (RIS), dilanjutkan dengan menipu Ratu Juliana untuk mengakui kedaulatan RIS, seterusnya pada tanggal 8 Maret 1950 Pemerintah RIS dengan persetujuan Parlemen (DPR) dan Senat RIS mengeluarkan Undang-Undang Darurat No 11 tahun 1950 tentang Tata Cara Perubahan Susunan Kenegaraan RIS, sehingga sampai dengan tanggal 5 April 1950, 13 Negara/Daerah bagian RIS telah disantap oleh Soekarno dengan RI-Jawa-Yogyanya. Yang tinggal hanya Negara Sumatera Timur (NST) dan Negara Indonesia Timur (NIT). Tetapi dua Negara inipun disantap Soekarno pada tanggal 19 Mei 1950 setelah dicapai kesepakatan antara RIS dan RI-Jawa-Yoga untuk membuat dan menandatangani Piagam Persetujuan pencaplokan NST dan NIT. Tidak sampai disitu, Soekarno melancarkan taktik penjeratan dengan menggunakan alat penjerat Rancangan Undang-Undang Dasar Sementara Negara Kesatuan Republik yang disyahkan oleh Parlemen dan Senat RIS pada tanggal 14 Agustus 1950. Dan pada besok harinya, tanggal 15 Agustus 1950, Soekarno membacakan hasil siasat penipuan RIS-nya yang dinamakan piagam terbentuknya Negara Kesatuan Republik. Dan taktik terakhir Soekarno penipu ulung ini kembali ke Yogya untuk menerima kembali jabatan Presiden RI dari Pemangku Sementara Jabatan Presiden RI Mr. Asaat. (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1950-1964, Sekretariat Negara RI, 1986)

Nah itu semua merupakan skenario babak pertama yang dijalankan oleh Soekarno mengawali pencaplokan Negara-Negara dan Daerah-daerah lainnya yang berada diluar Negara/Daerah bekas bagian RIS.

Selanjutnya dalam skenario babak kedua, Soekarno menjalankan taktik dan strategi pencaplokan Negara-nergara dan Daerah-daerah yang masih berada diluar wilayah Negara/Daerah bekas bagian RIS, seperti yang telah saya ulas dalam tulisan "[030614] Soekarno dengan kereta roda Negara RI-Jawa-Yogya menjadi agresor baru setelah Van Mook" ( http://www.dataphone.se/~ahmad/030614.htm )

Dalam skenario babak kedua inilah Soekarno dalam salah satu adegannya mencaplok Negara Aceh dengan TNI-nya. Seperti yang telah saya kupas dalam tulisan "[030613] Soekarno memang menipu Teungku Daud Beureueh " ( http://www.dataphone.se/~ahmad/030613.htm ). Sebagian isi tulisan tersebut saya kutif kembali :

"Teungku Daud Beureueh pernah menyatakan: "Lebih setahun sesudah proklamasi kemerdekaan, pada waktu tentara Belanda dan Sekutu sedang melancarkan serangan secara besar-besaran, dimana para pemuda kita sudah ribuan bergelimpangan gugur di medan perang, datanglah Sukarno ke Aceh...Dia datang menjumpai saya menerangkan peristiwa-peristiwa dan perkembangan revolusi. Dalam pertemuan itu saya tanya Sukarno: "Untuk apa Indonesia merdeka?" Sukarno menjawab: "Untuk Islam kak". Dia memanggil kakak kepada saya. Saya tanya lagi, "betulkah ini?". Jawabnya, "betul kak". Saya tanya sekali lagi, "betulkah ini?". Dia jawab, "betul kak". Saya ulangi lagi, "betulkah ini ?". Pada waktu inilah Sukarno berikrar: "Kakak! Saya adalah seorang Islam. Sekarang kebetulan ditakdirkan Tuhan menjadi Presiden Republik Indonesia yang pertama yang baru kita proklamasikan. Sebagai seorang Islam, saya berjanji dan berikrar bahwa saya sebagai seorang presiden akan menjadikan Republik Indonesia yang merdeka sebagai negara Islam dimana hukum dan pemerintahan Islam terlaksana. Saya mohon kepada kakak, demi untuk Islam, demi untuk bangsa kita seluruhnya, marilah kita kerahkan seluruh kekuatan kita untuk mempertahankan kemerdekaan ini" (S.S. Djuangga Batubara, Teungku Tjhik Muhammad Dawud di Beureueh Mujahid Teragung di Nusantara, Gerakan Perjuangan & Pembebasan Republik Islam Federasi Sumatera Medan, cetakan pertama, 1987, hal. 76-77).

Dengan ikrar Soekarno itulah, Teungku Daud Beureueh percaya kepada Soekarno untuk ikut mempertahankan kemerdekaan RI Yogyakarta, (salah satunya dengan tulus ikhlas menyumbangkan pesawat udara kepada RI Yogyakarta).Tetapi, ternyata Ikrar Soekarno itu hanyalah alat penipu saja, sehingga Teungku Muhammad Dawud Beureueh di Aceh memaklumatkan Negara Islam Indonesia pada tanggal 20 September 1953, yang sebagian isinya menyatakan bahwa "Dengan Lahirnja Peroklamasi Negara Islam Indonesia di Atjeh dan daerah sekitarnja, maka lenjaplah kekuasaan Pantja Sila di Atjeh dan daerah sekitarnja, digantikan oleh pemerintah dari Negara Islam." ( http://www.dataphone.se/~ahmad/030613.htm ).

Nah dari sejak saat itulah Soekarno dengan Negara RI-Jawa-Yogyanya yang sudah gemuk karena memakan 15 Negara/Daerah bekas bagian RIS mulai melancarkan taktik dan strategi militer dengan mempergunakan TNI-nya.

Coba perhatikan ketika Proklamasi Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) tanggal 15 Februari 1958 diumumkan setelah diadakan rapat raksasa di Padang, Sumatra Barat pada tanggal 10 Februari 1958, yang dihadiri oleh Letnan Kolonel Achmad Husein, Letnan Kolonel H.N. Ventje Sumual, Kolonel Simbolon, Kolonel Dachlan Djambek, Kolonel Zulkifli Lubis, M Natsir, Sjarif Usman, Burhanuddin Harahap, dan Sjafruddin Prawiranegara. Dimana dari hasil rapat raksasa di Padang, Sumatra Barat yang melahirkan 3 statemen yang menyatakan bahwa dalam waktu 4 x 24 jam Kabinet Djuanda menyerahkan mandat kepada Presiden atau Presiden mencabut mandat Kabinet Djuanda. Bahwa Presiden menugaskan Drs. Moh.Hatta dan Sultan Hamengkubuwono IX untuk membentuk Zaken Kabinet. Bahwa meminta kepada Presiden supaya kembali kepada kedudukannya sebagai Presiden konstitusional.

Kemudian dalam langkah perjuangan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara dan M. Natsir Cs ini meminta kepada Teungku Muhammad Daud Beureueh agar PRRI dan Permesta bergabung dengan Negara Islam Indonesia.

Setelah diadakan pertemuan dan perjanjian antara Teungku Muhammad Daud Beureueh dari NII dan M. Natsir dari PRRI dan Permesta diputuskanlah pembentukan Republik Persatuan Indonesia (RPI) yang berbentuk federasi pada tanggal 8 Februari 1960. Dimana NII, PRRI dan Permesta menjadi anggota Negara Bagian pembentukan Republik Persatuan Indonesia (RPI).

Nah disinilah mulai beraksi TNI yang ditugaskan oleh Soekarno dari Negara RI-Jawa-Yoga untuk menghadapi dan sekaligus mencaplok Republik Persatuan Indonesia (RPI) dengan menugaskan Kolonel Achmad Yani untuk menghadapi pasukan Republik Persatuan Indonesia (RPI) di daerah Sumatra Barat. Sedangkan untuk daerah Sumatra Utara ditugaskan Brigadir Jenderal Djatikusumo. Adapun untuk daerah Sumatra Selatan ditugaskan kepada Letnan Kolonel Ibnu Sutowo. Kemudian untuk daerah Riau ditugaskan kepada Letnan Kolonel Kaharuddin Nasution. Untuk daerah Sulawesi utara bagian tengah dan selatan ditugaskan kepada Letnan Kolonel Soemarsono dan Letnan Kolonel Agus Prasmono. Untuk Bagian utara Manado ditugaskan pada Letnan Kolonel Magenda. Untuk daerah Sulawesi utara ditugaskan kepada Letnan Kolonel Rukmito Hendraningrat. Untuk daerah Jailolo dan daerah sebelah utara Halmahera ditugaskan pada Letnan Kolonel Pieters dan Letnan Kolonel KKO Hunholz.

Hanya ketika pada tanggal 29 Mei 1961 pencetus proklamasi PRRI Kolonel Achmad Husein dengan pasukannya, disusul oleh Kolonel Simbolon dengan pasukannya menyerahkan diri kepada pihak Soekarno Cs dari Negara RI-Jawa-Yogya, ditambah banyak para pimpinan dari Permesta yang kebanyakan dari PSI (Partai Sosialis Indonesia) menyerahkan diri kepada pihak Soekarno Cs, maka kekuatan Negara Republik Persatuan Indonesia mulai berkurang dan melemah.

Seterusnya setelah pihak Republik Persatuan Indonesia dibawah pimpinan Perdana Menteri Mr. Sjafruddin Prawiranegara memutuskan penghentian perlawanan terhadap Soekarno Cs dari Negara RI-Jawa-Yogya pada tanggal 17 Agustus 1961, berakhirlah keberadaan Negara Republik Persatuan Indonesia (RPI) yang berbentuk federasi ini.

Disamping itu, kelemahan pihak RPI ini disebabkan setahun sebelumnya, 17 Agustus 1960, ketika Soekarno dengan Keputusan Presiden Nomor 200 tahun 1960 dan Nomor 201 tahun 1960 memutuskan membubarkan partai Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia (PSI) dengan pertimbangan bahwa organisasi (partai) itu melakukan pemberontakan, karena pemimpin-pemimpinnya turut serta dengan pemberontakan apa yang disebut dengan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia atau Republik Persatuan Indonesia.

Sebelum Republik Persatuan Indonesia hilang keberadaannya pada tanggal 17 Agustus 1961, Teungku Muhammad Daud Beureueh pada tanggal 15 Agustus 1961 mendeklarkan bahwa NII yang sebelumnya menjadi anggota Federasi Negara Republik Persatuan Indonesia memisahkan diri dan menjadi Republik Islam Aceh yang berdiri sendiri.

Nah sekarang jelas sudah, bahwa Soekarno yang merupakan seorang agresor dari Negara RI-Jawa-Yogya telah melakukan tindakan agresinya dalam bentuk penghancuran dan pendudukan Negara-negara dan Daerah-daerah yang berada diluar Negara/Daerah bagian RIS.

Dan tentu saja perjuangan Teungku Muhammad Daud Beureueh dengan NII/RIA-nya telah memakan waktu 9 tahun sampai bulan Desember tahun 1962 ketika Teungku Muhammad Daud Beureueh kembali terkena tipu Soekarno melalui pancingan dengan umpan "Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh" yang dikailkan oleh Panglima Kodam I/Iskandar Muda, Kolonel M.Jasin. Teungku Muhammad Daud Beureueh telah kena jerat dan dianggap menyerah kepada Penguasa Negara Pancasila. (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1950-1964, Sekretariat Negara RI, 1986).

Tetapi tentu saja, estafet perjuangan rakyat Aceh yang ingin bebas menentukan nasibnya sendiri diteruskan oleh Teungku Muhammad Hasan di Tiro pada tanggal 4 Desember 1976 yang telah mendeklarasikan kemerdekaan Aceh Sumatra, dan berlaku serta berjalan sampai detik ini.

Nah itulah sedikit sejarah ringkas yang terjadi dimasa Soekarno dengan Negara RI-Jawa-Yogya-nya dalam usaha mencaplok Negara Aceh dengan kekuatan TNI-nya.

Jadi sebenarnya, kalau saudara Agus Hermawan mau mendalami dan mempelajari secara jujur sejarah, fakta dan hukum yang berlaku pada masa itu, maka bisa dimengerti mengapa rakyat Aceh sampai detik ini tetap terus berjuang membebaskan negrinya dari jeratan dan ikatan Soekarno dengan Negara RI-Jawa-Yogya-nya yang dipertahankan oleh Presiden Megawati dengan didukung oleh TNI-nya, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs, KASAD Jenderal TNI Ryamizard, dan Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto.

Adapun saudara Agus menyinggung mengapa "para petinggi GAM sendiri bermukim di negeri orang kafir? Itu sudah menyalahi anjuran Nabi saw".

Nah jawabannya adalah, sebenarnya dimanapun tinggal dan hidup semuanya bumi Allah SWT. "...Para Malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah dibumi itu?..."(An-Nisaa, 4: 97).

Nah kalau soal negeri kafir atau non kafir dipermasalahkan, maka jelas, Negara RI-Jawa-Yogya dengan dasar pancasila-nya bisa dimasukkan kedalam negeri kafir, atau negeri Kuwait sendiri tempat saudara tinggal dan bekerja, apakah kerajaan Kuwait yang dipimpin oleh Amir Jabir al-Ahmad al-Jabir Al Sabah sejak 31 Desember 1977 dan Perdana Menteri yang dipegang oleh Putra Mahkota Saad al-Abdallah al-Salim Al Sabah sejak 8 Februari 1978 yang sekarang mereka berdua sudah ditarik hidungnya oleh Presiden George Bush betul-betul menerapkan Syariat Islam secara menyeluruh di seluruh wilayah kerajaan Kuwait.

Jadi jangan terlalu jauh mengambil langkah dan kebijaksaan kalau saudara Agus Hermawan tidak memahami apa yang saudara ucapkan dan tuliskan itu.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------

From: "Sadan AS (AgusHermawan) KUW" <sadanas@shb.equate.com>
Subject: RE: SUTARTO TEKAN MEGAWATI, RINI DAN WIDJANARKO DEMI SUKHOI UNTUK PERANG LAWAN RAKYAT ACEH
Date: Sun, 13 Jul 2003 04:00:05 +0300
To: ahmad@dataphone.se, rakyat_nka@yahoo.com , ahmad_jibril1423@yahoo.com ,amriw@mweb.co.id , Susilo.Sawaldi@bhpsteel.com , balipost@indo.net.id , newsletter@waspada.co.id , qclik@my-deja.com , redaksi@pikiran-rakyat.com , editor@pontianak.wasantara.net.id , hudoyo@cbn.net.id , jktpost2@cbn.net.id , redaksi@detik.com , redaksi@kompas.com , redaksi@satunet.com , redaksi@waspada.co.id , waspada@waspada.co.id , webmaster@detik.com , kompas@kompas.com , agusjohn@ratelindo.co.id , Padmanaba@uboot.com , tamastir@centrin.net.id , solopos@bumi.net.id , sea@swipnet.se , salman@isnet.itb.ac.id , partai@keadilan.or.id , siliwangi27@hotmail.com , suparmo@tjp.toshiba.co.jp , asadullah_abujihad@yahoo.com , nurzati@tjp.toshiba.co.jp , joko_tingkir_jr@hotmail.com , editor@jawapos.co.id , habearifin@yahoo.com , mr_dharminta@yahoo.com , is-lam@isnet.itb.ac.id , pkb.indo@mailcity.com , hassan.wirajuda@ties.itu.int , megawati@gmx.net , siyasah@isnet.org , is-lam@isnet.org , alchaidar@yahoo.com , mekoq@hotmail.com

Aku sebenarnya sudah muak dengan berita berita tentang Aceh, hanya akan membuang waktu untuk membahas masalah ini, toh buat aku sendiri, gabung atau tidak gabung Aceh dengan RI engga ada pengaruhnya, gabungnya Aceh engga membuat aku senang, pisah juga engga membuat aku mesti menangis, bodo amat, itu urusan mereka.

Yg aku herankan adalah, kenapa rakyat Aceh yg dulu dengan tulus ikhlas menyumbangkan pesawat udara kepada RI, tapi sekarang setelah muncul GAM, malah manggil RI dengan panggilan penjajah?

Aneh memang, kalau rakyat Aceh pingin memisahkan diri, mestinya dari dulu, dan engga perlu nyumbang pesawat segala terhadap RI sang penjajah ( menurut mereka )

Aku pingin bertanya khususnya pada rakyat Aceh, apakah TNI dulu suka menangkapi orang Aceh sebelum Hasan Tiro memproklamirkan Aceh Merdeka?

RI sebenarnya dengan mengirimkan TNI ke Aceh merupakan kesalahan besar dan secara tidak langsung merupakan awal dari kekalahan, karena dengan dikirimnya TNI kesana, yang merasa senang adalah orang2 GAM yg berada diluar Aceh, karena peperangan di Aceh akan mengakibatkan antipatinya rakyat Aceh terhadap RI, dan memang itu yg diinginkan para petinggi GAM, biar rakyat Aceh bangkit kebenciannya terhadap RI, kalau rakyat udah benci, maka mereka seolah mendapat dukungan rakyat Aceh. Coba kalau RI damai dengan GAM yg di Aceh, maka GAM yg diluar negeri akan kalang kabut.

GAM juga merasa bangga karena tidak di cap terroris oleh Amerika, malah katanya bisa menebus jeruji Senat Amerika, inilah puncak kebodohan para petinggi GAM....Amerika itu pasti akan bersikap lunak pada GAM karena kalau Amerika ikut membantu RI dengan terang terangan, maka perusahaan Amerika yg ada di Aceh akan hancur dihajar GAM.dengan kata lain, Amerika seolah mendukung separatis Aceh, padahal disisi lain, tentu RI juga mendapat lampu hijau dari AS untuk menggempur Islam ekstrimis yg ada di Aceh....seharusnya GAM yg katanya pengetahuan Islamnya bagus....harus mengerti bahwa nasrani dan yahudi itu tidak akan bakalan senang dengan Islam, sampai kita mengikuti agamanya, aturannya.....

AS mencak2 saat pasukan kristus di Maluku terdesak, sedangkan yg terjadi di Aceh, yg perangi adalah orang muslim yg ingin mendirikan Negara Islam, makanya AS diam saja, engga pernah melontarkan kritikan terhadap RI.

Tentang sukhoi yg kata Ahmad dibeli untuk menggempur rakyat Aceh.....ini juga merupakan salah satu provokasi, lihat kata katanya, beli sukhoi untuk lawan RAKYAT ACEH, KENAPA ENGGA MENULIS UNTUK MENUMPAS GAM, APAKAH RAKYAT ACEH IDENTIK DENGAN GAM ??? untuk menakut nakuti rakyat Aceh, seolah olah RI akan menerkam Aceh dengan Sukhoi, untuk menciptakan rasa benci pada RI, yang kalau ingin dijelaskan : RI beli pesawat mahal untuk membunuh mereka, kenapa uang segitu banyak engga dikasihkan aja ke rakyat Aceh, pasti dengan uang sebanyak itu rakyat Aceh kesejahteraannya akan meningkat.

Padahal kalau Megawati mencontoh cara cara yg dilakukan presiden Philipina, yaitu dengan membayar sejumlah uang bagi siapa saja yg bisa menangkap atau membunuh pejuang Moro, maka akan mudah untuk RI membungkam perlawanan GAM, tawarkan aja pada para tahanan yg dipenjara, bilangin mereka akan dibebaskan dan akan di beri uang asal mau berperang dengan GAM....gitu aja udah beres, engga perlu beli sukhoi, kalau memang beli sukhoi itu untuk menumpas GAM

Apakah Ahmad engga memikirkan betapa penderitaan anggota GAM sendiri? Kapan waktunya buat anggota GAM untuk bisa kumpul sama keluarga? Hidup tidak tenang, kesehatan tidak terjamin, hidup masuk dan keluar hutan. Kasihan dong mereka, korban dari ambisi segelintir orang.

Saya juga mengerti, kenapa Ahmad sangat membenci RI, karena Ahmad udah engga punya harapan lagi jadi warga RI, makanya dia berusaha menciptakan peperangan dan benih benih kebencian rakyat Aceh dengan RI....tapi ingat Allah swt, sangat membenci orang yg mengdu domba ummatnya.membenci terhadap orang yg menebar rasa permusuhan.

Kalau memang ingin mendirikan Negara Islam, kenapa para petinggi GAM sendiri bermukim di negeri orang kafir? Itu sudah menyalahi anjuran Nabi. Percayalah wahai orang2 Aceh, kami warga Indonesia menatapmu dengan penuh haru, penuh rasa simpati,melihatmu bagai melihat saudara sendiri yg sedang teraniaya, tapi kenapa orang Aceh sendiri melihat warga Indonesia sebagai bangsa penjajah?

Dengan menebarkan isyu PENJAJAH JAWA? GAM merasa senang, karena perbedaan etnis bisa mereka dengung dengungkan.

Agus Hermawan

Equate Petrochemical company, Kuwait
sadanas@shb.equate.com
----------