Stockholm, 19 Juli 2003

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

TEUNGKU HASAN DI TIRO TIDAK BISA DITIPU OLEH MEGAWATI CS
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS TEUNGKU MUHAMMAD HASAN DI TIRO TIDAK BISA DITIPU OLEH MEGAWATI CS DALAM PERUNDINGAN

"Saya engga banyak cerita, apalagi bercerita masalah Ali Ra dan perang Shiffinnya, karena saya mengerti sejauh mana pengetahuan bang Ahmad tentang sejarah Islam, memang saya salut dengan pengetahuan anda tentang RIS, Negara Pasundan, Negara Madura, NII, tapi "nothing" dalam sejarah Islam.....ironis memang.....masa saya cerita perang Shiffin, anda malah cerita Husein bin Ali diancam dengan pedang.....itu sama aja dengan cerita Jaka Sembung makan kedongdong....alias engga nyambung, dong....!!!! Saya kali ini cuma pingin tahu komentar anda tentang Johan Gayo dan tekad mereka untuk menghancurkan GAM......kan bang Ahmad mengklaim GAM didukung penuh oleh rakyat Aceh.....?? Kedua, kalau anda anggota GAM dikepung TNI, terus masuk kesuatu rumah, terus rumah itu di bom sama TNI, tapi ternyata didalam rumah itu ada sebuah keluarga dan mati karena terkena bom, yg tentu saja TNI engga mengira kalau dirumah itu ada keluarga, TNI cuma mengira rumah itu markas GAM.....Nah, apakah anda sebagai anggota GAM, engga merasa takut bertanggung jawab? Apakah anda engga merasa ikut bersalah atas kematian keluarga tadi....?? Atau anda malah merasa senang karena anda bisa ngomong ke orang lain...tuh lihat TNI, membom dan membunuh suatu keluarga (orang sipil).....!!! Dan tentunya banyak masyarakat jadi membenci TNI....Mungkin itu yg anda raih, kan...? meraih kebencian rakyat pada TNI karena TNI salah sasaran."
( Agus Hermawan , sadanas@shb.equate.com , Fri, 18 Jul 2003 15:34:01 +0300)

Baiklah saudara Agus Hermawa dari Kuwait. Makin lama-makin bisa terbongkar dengan jelas apa yang telah dilakukan oleh Soekarno, Jenderal Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, dan sekarang Presiden Megawati terhadap perjuangan rakyat Aceh dalam usaha membebaskan rakyat dan negeri Aceh dari belenggu Soekarno yang dipertahankan sampai detik ini oleh Presiden Megawati.

Coba kita perhatikan ketika saudara Agus Hermawan menyatakan:"Kalau kita mencontoh apa yg dulu pernah ALI RA lakukan, Hasan Tiro engga usah repot repot bikin GAM. Apalagi sampai mengorbankan rakyat sipil selama ini. Bukankah Ali juga turun sbg Khalifah karena ditipu oleh Amr bin Ash...? Dengan mengatakan kepada utusan dari fihak Ali bahwa lepaskan jabatan Khalifah dan dari fihak Mu'awiyyah akan melepaskan jabatan juga, dan akan dipilih setelah keduanya menanggalkan jabatan Khalifah, tapi utusan dari Mu'awiyyah mengangkat langsung Mu'awiyyah tanpa melalui pemilihan...Nah ini jelas jelas penipuan, namun Ali dengan lapang dada dia menerima kenyataan, karena dia tak ingin pertumpahan darah sesama muslim terus berlanjut, nah kenapa Hasan Tiro yg datang jauh sesudah Daud Beureueh berusaha membangkitkan kembali pertumpahan darah di ACEH.? Kenapa engga mencotoh ALI ? menerima dengan lapang dada." ( Agus Hermawan , sadanas@shb.equate.com , Wed, 16 Jul 2003 18:15:25 +0300)

Nah kemudian kita gali hikmah yang terjadi dari kejadian sejarah Khalifah Ali bin Abi Thalib tersebut.

Ketika Khalifah Ali bin Abi Thalib sudah hampir mampu menghancurkan pasukan Muawiyah bin Abi Sufyan Gubernur Syam (Syria) yang tidak mau memberikan baiatnya kepada Kahlifah Ali bin Abi Thalib, (Zainal Abidin, Membentuk Negara Islam, 1955, hal.293), segeralah diajukan perundingan untuk gencatan senjata. Dari pihak Khalifah Ali bin Abi Thalib ditampilkan seorang juru runding Abu Musa Al-Asy'ari, seorang tua yang tidak mampu berdiplomasi dan tidak berpengalaman luas dalam perundingan. Sedangkan dari pihak Muawiyah bin Abi Sufyan Gubernur Syam (Syria) ditampilkan Amru bin Ash yang punya pengalaman berdiplomasi dan pandai menjerat dengan halus. Kemudian apa yang terjadi dalam perundingan tersebut, Amru bin Ash dengan lembut menyanjung dan memuji Abu Musa Al-Asy'ari sebagai orang yang banyak ibadah dan taat pada Rasulullah, ternyata racun yang terselubung dalam kata-kata lembut sanjungan Amru bin Ash telah mampu meluluhkan benteng pertahanan kekuatan pasukan Khalifah Ali bin Abi Thalib di meja perundingan melalui wakil juru runding Abu Musa Al-Asy'ari, sehingga Abu Musa Al-Asy'ari menerima dan menyetujui usulan yang diajukan dalam perundingann itu yang ternyata merupakan suatu pukulan dan sabetan pedang dari pihak Amru bin Ash juru runding darii pihak Muawiyah bin Abi Sufyan. Dimana isi perjanjian tersebut memutuskan bahwa "untuk menurunkan kedudukan Ali dan Mu'awiyyah dalam jabatan kekhalifahan untuk kemudian diserahkan urusan ini pada kaum muslimin"

Nah disinilah mulai dirasakan suatu kekalahan besar dari pihak Khalifah Ali bin Abi Thalib dalam meja perundingan menghadapi pihak Muawiyah bin Abi Sufyan lewat juru rundingnya Amru bin Ash.

Memang benar apa yang terjadi, sejarah mencatat bahwa ketika isi perjanjian itu dilaksanakan, yang terjadi adalah pertama, didepan rakyat Amru bin Ash mempersilahkan Abu Musa Al-Asy'ari untuk memulai menjalankan isi perjanjian itu yaitu mewakili Khalifah Ali bin Abi Thalib dan menurunkan dari jabatan ke-Khalifahan-nya. Selanjutnya ketika saat Amru bin Ash yang mewakili Muawiyah bin Abi Sufyan, bukan menurunkan Muawiyah bin Abi Sufyan dari jabatannya melainkan mengukuhkan jabatan Muawiyah bin Abi Sufyan sebagai Khalifah.

Nah sekarang apa yang terjadi dari hasil pelaksanaan perjanjian tersebut, ternyata timbul fitnah besar dan muncul kaum Khawarij yang sebelumnya termasuk dalam pasukan perang Khalifah Ali bin Abi Thalib kini menentang kepada Khalifah Ali bin Abi Thalib.

Akibat dari ketidak mampuan berdiplomasi dalam perundingan dari utusan Khalifah Ali bin Abi Thalib ini mengakibatkan Khalifah Ali bin Abi Thalib harus mengalami kekalahan besar, pertama di meja perundingan, kedua menghadapi kaum Khawarij bekas pasukan angkatan perang Khalifah Ali bin Abi Thalib. Dan memang dalam perang melawan kaum Khawarij yang dinamakan perang Nahrawan itu, Khalifah Ali bin Abi Thalib dibunuh oleh kaum khawaraij.

Nah sekarang, jelaslah sudah mengapa Teungku Muhammad Hasan di Tiro pemimpin rakyat Aceh dan proklamator Negara Aceh Sumatra tanggal 4 Desember 1976 yang berusaha membebaskan rakyat dan negeri Aceh dari cengkraman Soekarno dan yang dipertahankan sampai detik ini oleh Presiden Megawati dengan TNI-nya tidak mau terulang kembali sejarah yang menimpa Khalifah Ali bin Abi Thalib ditipu dan dihancurkan melalui juru rundingnya Abu Musa Al-Asy'ari oleh Muawiyah bin Abi Sufyan melalui juru rundingnya Amru bin Ash dimeja perundingan di Shiffin.

Karena itu, rakyat Aceh dibawah pimpinan Teungku Muhammad Hasan di Tiro tidak mau dihancurkan melalui meja perundingan begitu juga dimedan perang oleh pihak Presiden Megawati dengan TNI-nya.

Kemudian sekarang, dalam proses menuju kepada pembebasan rakyat dan negeri Aceh timbul orang-orang yang dianggap sebagai rakyat Aceh seperti "Johan Gayo dibawah komando Presiden Megawati, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs, Menlu Noer Hassan Wirajuda, KASAD Jenderal TNI Ryamizard, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua MPR Amien Rais, dan Ketua Komisi I DPR Ibrahim Ambong yang bertekad untuk menghancurkan GAM, jelas usaha Johan Gayo Cs yang didukung oleh TNI tidak akan menggoyahkan fondasi perjuangan rakyat Aceh dibawah pimpinan Teungku Muhammad Hasan di Tiro.

Kemudian, sejak tanggal 19 Mei 2003 di wilayah Aceh telah berlaku hukum militer dengan berdasarkan kepada dasar hukum Keputusan Presiden RI nomor 28 tahun 2003 tentang pernyataan keadaan bahaya dengan tingkatan keadaan darurat militer di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang dikeluarkan pada tanggal 18 Mei 2003 dan diberlakukan pada tanggal 19 Mei 2003 selama 6 bulan dan Keputusan Presiden Republik Indonesia selaku Penguasa Darurat Militer Pusat Nomor 43 Tahun 2003 Tentang Pengaturan kegiatan Warga Negara Asing, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Jurnalis di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang ditetapkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 16 Juni 2003.

Nah berdasarkan dasar hukum itulah Presiden Megawati, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs, Menlu Noer Hassan Wirajuda, KASAD Jenderal TNI Ryamizard, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua MPR Amien Rais, dan Ketua Komisi I DPR Ibrahim Ambong menggempur rakyat Aceh yang berjuang untuk membebaskan rakyat dan negeri Aceh dibawah pimpinan Teungku Muhammad Hasan di Tiro.

Jadi TNI yang diperintahkan oleh Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu untuk menghancurkan rakyat Aceh yang berjuang untuk membebaskan rakyat dan negeri Aceh dibawah pimpinan Teungku Muhammad Hasan di Tiro dengan senjata Keppres No 28/2003 dan Keppres No 43/2003 akan menghantam siapapun, baik rakyat Aceh atau GAM yang dianggap melanggar dua dasar hukum tersebut.

Karena itu, kalau terjadi pembomam terhadap satu rumah yang kebetulan didalamnya ada keluarga rakyat biasa tetapi dianggap sebagai markas GAM oleh pihak TNI, maka jelas pihak TNI tidak mempertimbangkan rasa kasihan, melainkan yang dijalankannya adalah perintah Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu melalui Keppres No 28/2003 dan Keppres No 43/2003.

Jelas, disini GAM tidak mengambil keuntungan dari pemboman yang salah sasaran yang dilakukan oleh pihak TNI agar rakyat Aceh membenci kepada TNI, melainkan rakyat Aceh timbul kebenciannya karena memang pihak Presiden Megawati, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs, Menlu Noer Hassan Wirajuda, KASAD Jenderal TNI Ryamizard, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua MPR Amien Rais, dan Ketua Komisi I DPR Ibrahim Ambong menggempur rakyat Aceh yang berjuang untuk membebaskan rakyat dan negeri Aceh dibawah pimpinan Teungku Muhammad Hasan di Tiro dari cengkraman Soekarno yang dipertahankan sampai detik ini oleh Presiden Megawati.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------

From: "Sadan AS (AgusHermawan) KUW" <sadanas@shb.equate.com>
Subject: RE: RAKYAT ACEH BERJUANG BUKAN DEMI TEUNGKU HASAN DITIRO TAPI UNTUK MEMBEBASKAN ACEH
Date: Fri, 18 Jul 2003 15:34:01 +0300
To: <ahmad_sudirman@hotmail.com>, <padhang-mbulan@egroups.com>, <PPDI@yahoogroups.com>, <oposisi-list@yahoogroups.com>, <mimbarbebas@egroups.com>, <politikmahasiswa@yahoogroups.com>, <kammi-malang@yahoogroups.com>, <fundamentalis@eGroups.com>, <keadilan4all@yahoogroups.com>, <kuasa_rakyatmiskin@yahoogroups.com>, <acsa@yahoogroups.com>, <editor@jawapos.co.id>, <habearifin@yahoo.com>, <Lantak@yahoogroups.com>, <mr_dharminta@yahoo.com>

Segulung kecil kain merah putih juga dilingkarkan dan diikatkan di atas kepalanya. Tetapi, celana dan sepatunya tak ada yang sewarna dan sama jenisnya. Rata-rata mereka berusia muda. Sambil memegang "senjata" berupa sebatang bambu runcing sepanjang 1,5 meter, mereka secara bersamaan berteriak "Hancurkan GAM (Gerakan Aceh Merdeka)!" Mereka yang ketika itu berbaris di Stadion Aceh Tengah terlihat Bersemangat di antara 30 ribu orang. Teriakan untuk melakukan perlawanan Terhadap gerakan separatis, terus dilontarkan. Sampai otot lehernya Menegang dan suara mereka menjadi parau. Mereka membakar bendera GAM. Ribuan orang berikut wartawan yang ada di sana tercengang melihat ulah mereka. Belum sempat terjawab rasa penasaran itu, bendera milik pemberontak sudah disulut api dan terbakar. Selanjutnya, dengan bergantian diinjak-injak. "Kami ingin hidup damai dan aman. Tidak ada pemberontakan dan GAM harus dilawan," seru mereka serempak. Johan Gayo, pemuda asli Aceh Gayo itu, mengaku sebagai pemimpin kelompok tersebut. Jumlah para sukarelawan itu, tidak cuma yang mengikuti apel Kesetiaan terhadap NKRI. Namun banyak dan tersebar di 17 kecamatan di Seluruh Kabupaten Aceh Tengah. "Jumlah kami mencapai 25 ribu. Kami siap Melawan dan menghabisi GAM," ujarnya ringan. Johan menolak dianggap ide pembentukan itu dari pihak militer. Menurutnya, semua itu merupakan inisiatif masyarakat yang tak ingin ada perang dan darah terus mengalir di Bumi Rencong ini. Atas dasar itulah, para pemuda Aceh Tengah membentuk wadah perlawanan untuk menghentikan aksi GAM.

Saya engga banyak cerita, apalagi bercerita masalah Ali Ra dan perang Shiffinnya, karena saya mengerti sejauh mana pengetahuan bang Ahmad tentang sejarah Islam, memang saya salut dengan pengetahuan anda tentang RIS, Negara Pasundan, Negara Madura, NII, tapi "nothing" dalam sejarah Islam.....ironis memang.....masa saya cerita perang Shiffin, anda malah cerita Husein bin Ali diancam dengan pedang.....itu sama aja dengan cerita Jaka Sembung makan kedongdong....alias engga nyambung, dong....!!!!

Saya kali ini cuma pingin tahu komentar anda tentang Johan Gayo dan tekad mereka untuk menghancurkan GAM......kan bang Ahmad mengklaim GAM didukung penuh oleh rakyat Aceh.....??

Kedua, kalau anda anggota GAM dikepung TNI, terus masuk kesuatu rumah, terus rumah itu di bom sama TNI, tapi ternyata didalam rumah itu ada sebuah keluarga dan mati karena terkena bom, yg tentu saja TNI engga mengira kalau dirumah itu ada keluarga, TNI cuma mengira rumah itu markas GAM.....Nah, apakah anda sebagai anggota GAM, engga merasa takut bertanggung jawab? Apakah anda engga merasa ikut bersalah atas kematian keluarga tadi....?? Atau anda malah merasa senang karena anda bisa ngomong ke orang lain...tuh lihat TNI, membom dan membunuh suatu keluarga (orang sipil).....!!! Dan tentunya banyak masyarakat jadi membenci TNI....Mungkin itu yg anda raih, kan...? meraih kebencian rakyat pada TNI karena TNI salah sasaran.

Agus Hermawan

Equate Petrochemical company, Kuwait
sadanas@shb.equate.com
----------