Stockholm, 19 Juli 2003

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

TUJUAN GAM DAN TNA BUKAN MEMERANGI RAKYAT ACEH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS ASNLF/GAM DENGAN TNA-NYA BUKAN BERTUJUAN PERANG MELAWAN RAKYAT ACEH

"Bang Ahmad....masih banyak yg ingin saya tanyakan pada anda...Pernahkan GAM menembak atau membunuh rakyat orang Aceh (asli) sendiri? Kalau pernah ada orang asli Aceh dibunuh oleh GAM (meskipun hanya satu orang saja)....Jadi rakyat mana yg Hasan Tiro maksud ingin dibebaskan dari penjajah Indonesia itu? Apakah hanya pengikut GAM? Kalau cuma pengikut GAM, ya jangan bilang rakyat Aceh dong, bilang aja pengikut GAM...Johan Gayo ingin menghancurkan GAM, padahal dia asli Aceh, sedangkan anda bukan asli Aceh, tapi mendukung berat sana GAM, aneh....bisa dijelaskan alasannya...!!! Saya menyimak tulisan Boboy Nirwana, jelas itu suatu ungkapan kekecewaan, mungkin ribuan pengikut GAM juga ingin mengungkapkan rasa itu, apakah anda engga malu, Boboy bilang bahwa GAM sejak 1976 politik GAM nol...? Satu lagi, kenapa dalam deklarasi kemerdekaan GAM, engga dicantumkan bahwa GAM akan menggunakan hukum Islam, kalau memang ingin menjadikan Aceh sbg Negara Islam...?"
( Agus Hermawan , sadanas@shb.equate.com , Sat, 19 Jul 2003 12:19:40 +0300)

Baiklah saudara Agus Hermawan, saya perhatikan bahwa saudara pandainya hanya melempar bola keatas, kemudian menunggu kalau saya yang memukulnya. Lalu kalau bola itu sudah terpukul, mengambil lagi bola lain, lalu dilemparkan lagi keatas kepala saya, menunggu kalau saya memukulnya lagi.

Dan sebenarnya, dipukul atau tidak dipukul bola itu oleh saya, bagi saudara Agus Hermawan ini tidak banyak pengaruhnya, karena dari jauh-jauh sudah mengatakan bahwa " toh buat aku sendiri, gabung atau tidak gabung Aceh dengan RI engga ada pengaruhnya, gabungnya Aceh engga membuat aku senang, pisah juga engga membuat aku mesti menangis, bodo amat, itu urusan mereka" ( Agus Hermawan , sadanas@shb.equate.com , Sun, 13 Jul 2003 04:00:05 +0300)

Hanya bagi saya, adanya pertanyaan yang bertubi-tubi dari saudara Agus Hermawan itu ada baiknya, karena dengan timbulnya pertanyaan-pertanyaan tersebut akan memberikan sedikitnya pencerahan dan gambaran bagi rakyat di seluruh Nusantara, khususnya rakyat Aceh mengenai keadaan sebenarnya dan apa yang sedang dijalankan oleh Presiden Megawati dengan TNI-nya di negeri Aceh.

Misalnya seperti pertanyaan saudara Agus yang disampaikan hari ini, "Pernahkan GAM menembak atau membunuh rakyat orang Aceh (asli) sendiri? Kalau pernah ada orang asli Aceh dibunuh oleh GAM (meskipun hanya satu orang saja)". Jelas, GAM dengan Tentara Negara Aceh-nya mempertahankan diri dan melakukan pembalasan serangan terhadap pihak TNI dan kaki-tangan-nya yang diperintahkan oleh Presiden Megawati melalui tangan Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs, KASAD Jenderal TNI Ryamizard, dan Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto.

GAM dan TNA tidak memandang apakah TNI dan kaki-tangn-nya itu asal asli Aceh atau bukan, yang jelas adalah mereka itu TNI dan kaki-tangan-nya yang diperintahkan oleh Presiden Megawati melalui tangan Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs, KASAD Jenderal TNI Ryamizard, dan Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto.

Nah sekarang, kalau Johan Gayo yang menurut saudara Agus Hermawan "ingin menghancurkan GAM, padahal dia asli Aceh", maka jelas kalau memang Johan Gayo yang asli Aceh itu berkolaborasi dan bersekutu dengan TNI untuk sama-sama menduduki dan menjajah negeri Aceh, maka jelas pihak GAM dan TNA akan menganggap pihak Johan Gayo sebagai pihak yang memusuhi gerakan perjuangan pembebasan rakyat dan negeri Aceh yang ingin bebas terlepas dari ikatan belenggu Soekarno yang dipertahankan sampai detik ini oleh Presiden Megawati.

Adapun tentang saya yang dianggap oleh saudara Agus Hermawan "bukan asli Aceh, tapi mendukung berat sana GAM, aneh....bisa dijelaskan alasannya...!!!".

Yang jelas saya mendukung perjuangan rakyat Aceh sesuai dengan kemampuan saya, karena saya mempunyai alasan dasar hukum, sejarah dan de facto Aceh yang sampai detik ini belum ada alasan-alasan lain yang bisa merubah alasan saya sekarang, sebagaimana yang selalu saya tampilkan dalam tulisan-tulisan saya.

Kemudian mengenai apa yang saudara lontarkan "menyimak tulisan Boboy Nirwana, jelas itu suatu ungkapan kekecewaan, mungkin ribuan pengikut GAM juga ingin mengungkapkan rasa itu, apakah anda engga malu, Boboy bilang bahwa GAM sejak 1976 politik GAM nol...?"

Jelas, kalau perjuangan GAM dari sejak tanggal 4 Desember 1976 dibawah pimpinan Teungku Muhammad Hasan di Tiro hasilnya nol, maka itu pihak Pemerintah Jenderal Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid dan sekarang Presiden Megawati tidak akan kelabakan dan tidak akan sibuk sibuk dengan perintah-perintahnya kepada pihak TNI untuk menggempur GAM dan TNA. Juga bagaimana pemerintah Abdurrahman Wahid dan sekarang Presiden Megawati siap dengan sekuat tenaga menghadapi pihak GAM di meja-meja perundingan di Geneva dan di Tokyo, Jepang. Jadi itu semuanya menandakan politik luar negeri dan dalam negeri GAM dan TNA-nya cukup berhasil dengan gemilang.

Kalau saudara Boboy Nirwana yang sekarang baru beberapa tahun berdomisili di sekitar Community College of Philadelphia, USA, Negara federasi George Bush, yang sebelumnya pernah berkelana di Negeri Kerajaan Mahathir sampai masuk kedalam perangkap polisi Mahathir di Malaysia, tetapi nasib baik karena berasal dari Aceh dan mendapat payung ASNLF/GAM pimpinan Teungku Muhammad Hasan di Tiro sehingga bisa tertolong oleh UNHCR sehingga terdampar di Negara Federasi George Bush, sudah berani mengatakan bahwa hasil perjuangan politik ASNLF/GAM dibawah pimpinan tertinggi Teungku Muhammad Hasan di Tiro sejak tahun 1976 nol adalah sungguh luar biasa.

Rupanya saudara Boboy Nirwana yang berhasil lolos dari lubang jarum polisi Dr Mahathir dan terdampar terakhir di Philadelpia, USA sudah merasa hebat dan mampu mengatakan bahwa hasil perjuangan Teungku Muhammad Hasan di Tiro adalah nol, padahal oleh para lawannya seperti Jenderal Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid dan Presiden Megawati dengan TNI-nya dianggap bahwa Teungku Muhammad Hasan di Tiro luar biasa karena sampai detik ini tidak bisa dijatuhkan dan dikalahkan.

Selanjutnya saudara Hermawan menyatakan bahwa "kenapa dalam deklarasi kemerdekaan GAM, engga dicantumkan bahwa GAM akan menggunakan hukum Islam, kalau memang ingin menjadikan Aceh sbg Negara Islam...?"

Sebenarnya kalau ditelaah dan dipelajari sampai kedalam apa yang dinyatakan dalam deklarasi kemerdekaan Negara Aceh Sumatra tanggal 4 Desember 1976 itu yang berbunyi :"To the people of the world: We, the people of Acheh, Sumatra, exercising our right of self- determination, and protecting our historic right of eminent domain to our fatherland, do hereby declare ourselves free and independent from all political control of the foreign regime of Jakarta and the alien people of the island of Java....In the name of sovereign people of Acheh, Sumatra. Tengku Hasan Muhammad di Tiro. Chairman, National Liberation Front of Acheh Sumatra and Head of State Acheh, Sumatra, December 4, 1976". ("Kepada rakyat di seluruh dunia: Kami, rakyat Aceh, Sumatra melaksanakan hak menentukan nasib sendiri, dan melindungi hak sejarah istimewa nenek moyang negara kami, dengan ini mendeklarasikan bebas dan berdiri sendiri dari semua kontrol politik pemerintah asing Jakarta dan dari orang asing Jawa....Atas nama rakyat Aceh, Sumatra yang berdaulat. Tengku Hasan Muhammad di Tiro. Ketua National Liberation Front of Acheh Sumatra dan Presiden Aceh Sumatra, 4 Desember 1976") (The Price of Freedom: the unfinished diary of Tengku Hasan di Tiro, National Liberation Front of Acheh Sumatra,1984, hal : 15, 17).

Sekarang coba perhatikan "and protecting our historic right of eminent domain to our fatherland (dan melindungi hak sejarah istimewa nenek moyang negara kami)". Dimana dalam kalimat tersebut telah mencakup keseluruhan sejarah dasar perjuangan Gerakan Pembebasan Rakyat dan Negeri Aceh adalah dijiwai oleh nilai-nilai, norma-norma, dan semangat berjuang yang telah digariskan oleh para pejuang Aceh dari sejak abad ke 15 dibawah pimpinan Sultan Ali Mukayat Syah (1514-1528), diteruskan oleh Sultan Salahuddin (1528-1537), dilanjutkan oleh Sultan Alauddin Riayat Syahal Kahar (1537-1568), tetap diperjuangkan oleh Sultan Ali Riyat Syah (1568-1573), juga masih tetap dipertahakan oleh Sultan Seri Alam (1576), makin gencar diteruskan oleh Sultan Muda (1604-1607), dan dikobarkan oleh Sultan Iskandar Muda, gelar marhum mahkota alam (1607-1636) dalam menghadapi agresi Portugis.

Begitu juga Gerakan Pembebasan Rakyat dan Negeri Aceh yang telah dijiwai oleh nilai-nilai, norma-norma, dan semangat berjuang yang telah digariskan oleh para pejuang Aceh dari sejak abad ke 15 mampu menerobos dan menghadapi agresi Belanda dari sejak tanggal 26 Maret 1873 ketika Belanda menyatakan perang kepada Aceh. Dan pecah perang pertama yang dipimpin oleh Panglima Polem dan Sultan Machmud Syah melawan Belanda yang dipimpin Kohler dengan 3000 serdadunya dapat dipatahkan, dimana Kohler sendiri tewas pada tanggal 10 April 1873. Dilanjutkan dengan perang kedua melawan Belanda dibawah pimpinan Jenderal Van Swieten yang berhasil menduduki Keraton Sultan dan dijadikan sebagai pusat pertahanan Belanda. Tentu saja, nilai-nilai, norma-norma, dan semangat berjuang yang telah ditanamkan oleh Sultan Machmud Syah yang wafat 26 Januari 1874 tidak terputus dan tercecer begitu saja, melainkan diteruskan oleh Tuanku Muhammad Dawot yang dinobatkan sebagai Sultan di masjid Indragiri. Dan memang nilai-nilai, norma-norma, dan semangat berjuang yang telah digariskan oleh para pejuang Aceh dari sejak abad ke 15 tersebut membangkitkan semangat perang gerilya yang dipimpin oleh Teuku Umar bersama Panglima Polem dan Sultan terus tanpa pantang mundur menghadapi serangan dan gempuran Belanda. Walaupun Teuku Umar gugurr pada tahun 1899 ketika menghadapi pasukan Van Der Dussen di Meulaboh, tetapi Tetapi Cut Nya' Dien istri Teuku Ummar siap tampil menjadi komandan perang gerilya menghadapi Belanda. Perang gerilya melawan Belanda ini berlangsung sampai tahun 1904.

Nah nilai-nilai, norma-norma, dan semangat berjuang yang telah digariskan oleh para pejuang Aceh dari sejak abad ke 15 sampai detik inilah yang sebenarnya lahir dari ruh Islam yang telah menyirami rakyat, pemimpin dan negeri Aceh sejak abad ke 15 itu, dan dinyatakan dalam deklarasi kemerdekaan Aceh Sumatra tanggal 4 Desember 1976 oleh Teungku Muhammad Hasan di Tiro dalam ungkapan "and protecting our historic right of eminent domain to our fatherland (dan melindungi hak sejarah istimewa nenek moyang negara kami)".

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------

From: "Sadan AS (AgusHermawan) KUW" <sadanas@shb.equate.com>
Subject: ADAKAH RAKYAT ASLI ACEH DIBUNUH GAM ??????
Date: Sat, 19 Jul 2003 12:19:40 +0300
To: <ahmad_sudirman@hotmail.com>, <padhang-mbulan@egroups.com>, <PPDI@yahoogroups.com>, <oposisi-list@yahoogroups.com>, <mimbarbebas@egroups.com>, <politikmahasiswa@yahoogroups.com>, <kammi-malang@yahoogroups.com>, <fundamentalis@eGroups.com>, <keadilan4all@yahoogroups.com>, <kuasa_rakyatmiskin@yahoogroups.com>, <acsa@yahoogroups.com>, <editor@jawapos.co.id>, <habearifin@yahoo.com>, <Lantak@yahoogroups.com>, <mr_dharminta@yahoo.com>

Nulis lagi ah... pada bengong, engga ada kerjaan.....
Bang Ahmad....masih banyak yg ingin saya tanyakan pada anda...

Pernahkan GAM menembak atau membunuh rakyat orang Aceh (asli) sendiri? Kalau pernah ada orang asli Aceh dibunuh oleh GAM (meskipun hanya satu orang saja)....Jadi rakyat mana yg Hasan Tiro maksud ingin dibebaskan dari penjajah Indonesia itu? Apakah hanya pengikut GAM? Kalau cuma pengikut GAM, ya jangan bilang rakyat Aceh dong, bilang aja pengikut GAM...

Johan Gayo ingin menghancurkan GAM, padahal dia asli Aceh, sedangkan anda bukan asli Aceh, tapi mendukung berat sana GAM, aneh....bisa dijelaskan alasannya...!!!

Saya menyimak tulisan Boboy Nirwana, jelas itu suatu ungkapan kekecewaan, mungkin ribuan pengikut GAM juga ingin mengungkapkan rasa itu, apakah anda engga malu, Boboy bilang bahwa GAM sejak 1976 politik GAM nol...?

Satu lagi, kenapa dalam deklarasi kemerdekaan GAM, engga dicantumkan bahwa GAM akan menggunakan hukum Islam, kalau memang ingin menjadikan Aceh sbg Negara Islam...?

Agus Hermawan

Equate Petrochemical company, Kuwait
sadanas@shb.equate.com
----------