Stockholm, 21 Agustus 2003

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

RAKYAT ACEH TIDAK LUGU KARENA BELAJAR SEJARAH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

RAKYAT ACEH DARI DULU TIDAK LUGU KARENA MEREKA BELAJAR SEJARAH SEHINGGA BELANDA TIDAK MAMPU MENDUDUKI NEGERI ACEH SEPERTI SEBAGIAN NEGERI-NEGERI LAIN DI NUSANTARA

"Assalamualaikum Wr. Wb. Mas Dirman, rakyat Indonesia itu memang terkenal lugu, sehingga mudah diprovokasi dan para ahli antropologi serta ketimuran Barat yang disponsori oleh para penjajah, saya akui, sangat pandai memanfaatkan keluguan tersebut. Tidak aneh kalau penjajahan atas tanah air Indonesia bisa berlangsung selama 350 tahun. Padahal Belanda itu saya kira tidak jauh besarnya dari negara Anda, Swedia. Yah kira-kira sebesar kabupaten Lampung Tengah, lah. Cara-cara para ahli Barat yang dipakai para penjajah umumnya menggunakan istilah "people" dengan landasan "kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan harus dihapuskan.......", maka Madura harus merdeka dari Jawa, Lampung harus merdeka dari Palembang, Bengkulu harus merdeka dari Riau, Arung Palaka harus merdeka dari Hasanuddin dst, dst,.... hasilnya peranglah antar mereka selama 350 tahun. Sementara Sinyo Londo bawa kabur emas, perak, rempah dll., untuk kepentingan "indivisuals", mereka. Nampaknya Mr. Sudirman sekarang sudah menjadi ahli antropologi Barat di luar jaman penjajahan. Tentunya keahlian saudara sangat mahal artinya bagi Barat, terutama bagi kepentingan negara saudara, Swedia."
( Zainuri H. Ibrahim Ibrahim abuzaki58@hotmail.com , Wed, 20 Aug 2003 13:11:30 +0300 )

Terimakasih saudara Zainuri H. Ibrahim di Jeddah, Saudi Arabia atas pandangan, tanggapan dan komentar saudara.

Nah, perlu saudara Zainuri H. Ibrahim ketahui bahwa sebenarnya kalau saudara mau sedikit saja membuka mata dan menggali lagi sejarah rakyat dan negeri Aceh, maka saudara akan menemukan bahwa rakyat Aceh mampu bertahan dari gempuran dan serangan serdadu Belanda sehingga mampu mempertahankan negeri Aceh dari cengkeraman kuku penjajah Kerajaan Belanda.

Saudara Zainuri H. Ibrahim boleh memberikan istilah lugu kepada sebagian rakyat di Nusantara, karena memang mereka itu tidak banyak tingkah, bersahaja, sewajarnya dan apa adanya. Tetapi tentu saja, tidak semua rakyat di Nusantara menerima apa adanya, apa saja yang dikatakan pimpinan diterima dan diturut saja tanpa dipikirkan, didalami, dianalisa dan direnungkan.

Lihat dan pelajari rakyat dari negeri-negeri atau daerah-daerah mana saja yang mampu bertahan menghadapi penjajahan Belanda, baik dengan kekuatan moral maupun material seperti dengan perlawan senjata.

Perlawanan rakyat terhadap pihak penjajah Belanda itu menunjukkan bahwa rakyat dari negeri atau daerah tersebut memang tidak mau menerima apa adanya, tidak mau melihat negeri atau daerahnya diduduki dan dijajah oleh pihak Belanda.

Adapun kalau rakyat dari setiap negeri atau daerah membangun dan mendirikan negerinya masing sebagai tempat berlindung dalam bentuk pemerintahan yang akan menjadi pengatur negeri atau daerah dan rakyatnya, itu bukan merupakan hasil pekerjaan dan provokasi pihak ahli Antropologi Barat yang mempengaruhi jalan pikiran rakyat.

Coba perhatikan ketika pada tanggal 14 Desember 1949 Piagam Konstitusi RIS di Pegangsaan Timur 56, Jakarta, ditandatangani oleh para utusan dari 16 Negara/Daerah bagian RIS, yaitu Mr. Susanto Tirtoprodjo (Negara Republik Indonesia menurut perjanjian Renville), Sultan Hamid II (Daerah Istimewa Kalimantan Barat), Ide Anak Agoeng Gde Agoeng (Negara Indonesia Timur), R.A.A. Tjakraningrat (Negara Madura), Mohammad Hanafiah (Daerah Banjar), Mohammad Jusuf Rasidi (Bangka), K.A. Mohammad Jusuf (Belitung), Muhran bin Haji Ali (Dayak Besar), Dr. R.V. Sudjito (Jawa Tengah), Raden Soedarmo (Negara Jawa Timur), M. Jamani (Kalimantan Tenggara), A.P. Sosronegoro (Kalimantan Timur), Mr. Djumhana Wiriatmadja (Negara Pasundan), Radja Mohammad (Riau), Abdul Malik (Negara Sumatra Selatan), dan Radja Kaliamsyah Sinaga (Negara Sumatra Timur). (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1945-1949, Sekretariat Negara RI, 1986, hal.243-244).

Apakah para pimpinan dan rakyat dari Negara-Negara dan Daerah-Daerah yang menandatangi Piagam Konstitusi RIS di Pegangsaan Timur 56 itu adalah karena mereka terpengaruh oleh para ahli Antroplogi Barat?

Justru para pimpinan dan rakyat dari Negara-Negara dan Daerah-Daerah yang menandatangani Piagam Konstitusi RIS di Pegangsaan Timur 56 membangun negerinya masing-masing karena mereka tidak lugu dan mereka telah belajar dari sejarah, walaupun saat itu negerinya masih berada dalam kekuasaan pengaruh Kerajaan Belanda dan punya hubungan dengan pihak pemerintah Van Mook. Karena menurut perjanjian Renville tanggal 17 Januari 1948 kekuasaan de pacto Negara RI-Jawa-Yogya adalah hanya sekitar Yogyakarta.

Karena itu tidak mungkin para ahli Antropologi dan ketimuran Barat yang dipergunakan pihak penjajah Belanda menyuarakan kepada seluruh rakyat di Nusantara "kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan harus dihapuskan."seperti yang ditulis oleh saudara Zainuri H. Ibrahim.

Dan tentu saja jelas, kalau para ahli Antropologi Barat Belanda itu menyuarakan "kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan harus dihapuskan.", maka itu bertentangan dengan polisi penjajahan.

Nah contohnya sekarang, kalau ada yang menulis dan mengatakan : "rakyat Aceh menuntut keadilan melalui tuntutan negeri Aceh yang diduduki Soekarno dikembalikan lagi kepada rakyat Aceh, karena tidak sesuai dan melanggar Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan "Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan".

Jelas sikap dan pernyataan yang demikian itu sangat bertentangan dengan kebijaksaan Pemerintah Megawati Cs yang sedang meneruskan kebijaksaan politik, pertahanan, keamanan dan pendudukan
negeri Aceh yang telah dibuat dan dijalankan oleh Soekarno.

Nah sekarang, karena saudara Zainuri H. Ibrahim menulis: "Kalau boleh tahu, isteri saudara warga Swedia juga... Berapa anak saudara dan sudah umur berapa yang tertua? ". Memang istri saya warganegara Swedia tetapi asal negeri Sumatera. Anak saya satu perempuan sekarang sedang belajar di Universitas.

Selanjutnya di Swedia mengenai hubungan antara laki-laki dengan perempuan telah diatur oleh peraturan undang-undang. Soal perkawinan dan hidup bersama telah diatur oleh peraturan undang-undang. Tidak ada itu yang namanya seks bebas. Apalagi jual beli seks, siapa yang melanggar maka sipembeli seks dianggap telah melakukan tindakan kriminil dan dikenakan hukuman penjara. Adapun soal penghasilan perbulan, itu disesuaikan dengan taraf hidup. Karena taraf hidup di Negara RI-Jawa-Yogya tidak sama dengan taraf hidup di Negeri Kerajaan Swedia, maka jelas penghasilan perbulan pun tidak sama. Soal besar atau kecil penghasilan perbulan itu relatif.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------

From : "zainuri h. ibrahim ibrahim" <abuzaki58@hotmail.com>
To : forkit@yahoogroups.com
Cc : ahmad_sudirman@hotmail.com, prastawa@pafl.com.sa
Subject : Re: [forkit] MASALAH ACEH HAK SELURUH RAKYAT ACEH DI SELURUH DUNIA
Date : Wed, 20 Aug 2003 13:11:30 +0300

Assalamualaikum Wr. Wb.
Semoga selalu dlm lindungan Allah swt.

Tulisan Sdr. Sudirman yang cukup banyak lembarnya di Forkit ujung-ujungnya kembali ke Piagam PBB dan Preambul UUD'45 dengan dasar bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan penjajahan harus dihapuskan ............ itu benar. Tetapi akan terasa aneh apabila keinginan sekelompok "feasted interest individuals" menggunakan istilah "people" untuk mencapai tujuan mereka. Penyelewengan istilah-istilah seperti diatas biasa dipakai oleh orang-orang oponturir yang umumnya hanya memikirkan kepentingan diri sendiri dengan mengatasnamakan kepentingan orang banyak "people".

Mas Dirman, rakyat Indonesia itu memang terkenal lugu, sehingga mudah diprovokasi dan para ahli antropologi serta ketimuran Barat yang disponsori oleh para penjajah, saya akui, sangat pandai memanfaatkan keluguan tersebut. Tidak aneh kalau penjajahan atas tanah air Indonesia bisa berlangsung selama 350 tahun. Padahal Belanda itu saya kira tidak jauh besarnya dari negara Anda, Swedia. Yah kira-kira sebesar kabupaten Lampung Tengah, lah. Cara-cara para ahli Barat yang dipakai para penjajah umumnya menggunakan istilah "people" dengan landasan "kemerdekaan adalah hak selaga bangsa dan penjajahan harus dihapuskan.......", maka Madura harus merdeka dari Jawa, Lampung harus merdeka dari Palembang, Bengkulu harus merdeka dari Riau, Arung Palaka harus merdeka dari Hasanuddin dst, dst,.... hasilnya peranglah antar mereka selama 350 tahun. Sementara Sinyo Londo bawa kabur emas, perak, rempah dll., untuk kepentingan "indivisuals", mereka. Nampaknya Mr. Sudirman sekarang sudah menjadi ahli antropologi Barat di luar jaman penjajahan. Tentunya keahlian saudara sangat mahal artinya bagi Barat, terutama bagi kepentingan negara saudara, Swedia.

Kalau boleh tahu, isteri saudara warga Swedia juga, tentu putih tinggi tidak seperti orang Indonesia pendek-pendek yang umumnya pesek. Berapa anak saudara dan sudah umur berapa yang tertua? Swedia itu sangat terkenal dengan kebebasannya. Apa seks juga disana bebas. Apa boleh, dinegara saudara, Swedia, seorang laki-laki membawa anak perempuan orang lain untuk tidur-tiduran semalaman saja? Sekedar tidur-tiduran lo, bukan apa-apa. Maklum saya ini hanya denger kata orang-orang disana boleh begitu. Saya denger juga penghasilan rakyat Swedia setahunnya amat besar, kira-kira seberapa itu. Karena adik saya di lampung penghasilannya hanya RP.500.000,- sebulan, yah kira-kira US$.66,- (enam puluh enam dollar). Katanya juga disana orang laki-laki boleh kawin dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan, apa betul itu. Menurut saudara bagaimana. Ingat bahwa kebebasan itu adalah hak segala bangsa dan penjajahan harus dihapuskan .......... eh ya, boleh enggak aku dapatkan buku tentang sejarah Swedia. Sekian dulu entar disambung deh......

Zainuri H. Ibrahim Ibrahim

abuzaki58@hotmail.com
Jeddah, Saudi Arabia
----------