Stockholm, 1 Februari 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

SOEKARNO DENGAN RI-JAWA-YOGYA-NYA MENIPU RAKYAT DAN PEMIMPIN ACEH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS SOEKARNO DENGAN RI-JAWA-YOGYA-NYA MENIPU RAKYAT DAN PEMIMPIN ACEH

"Kebohongan-kebohongan anda akan segera terbuka. Tinggal tunggu waktu Allah SWT memberikan jalan keselamatan bagi sandera-sandera yang lain"
(Ditya Soedarsono, dityaaceh_2003@yahoo.com , Sat, 31 Jan 2004 20:50:02 -0800 (PST))

Baiklah Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) PDMD Prov.NAD Kolonel Laut Ditya Soedarsono

Kelihatan sekali Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) PDMD Prov.NAD Kolonel Laut Ditya Soedarsono ini mau menutupi terus perilaku Soekarno cs yang secara terang-terangan mencaplok Negeri Aceh dimasukkan kemulut Sumatera Utara untuk menjadi bagian dalam perut Negara RI-Jawa-Yogya yang merupakan jelmaan dari Negara RI yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 oleh Soekarno.

Coba lihat, Kolonel Laut Ditya Soedarsono telah mengirimkan kutipan dari buku yang dikarang oleh M Djali Yusub dengan judul "Perekat Hati yang Tercabik" dengan maksud dan tujuan untuk berusaha sekuat tenaga menutupi pencaplokan Negeri Aceh oleh Soekarno pada tangal 14 Agustus 1950 satu hari sebelum NKRI dibentuk diatas puing-puing RIS.

Nah kita perhatikan kutipan Kolonel Laut Ditya Soedarsono,

"Dalam sebuah rapat akbar di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, tanggal 17 Juni 1948, Soekarno menyatakan hal itu. "Kedatangan saya ke Aceh ini spesial untuk bertemu dengan rakyat Aceh, dan saya mengharapkan partisipasi yang sangat besar dari rakyat Aceh untuk menyelamatkan Republik Indonesia ini," begitu katanya memohon kesediaan rakyat Aceh untuk terus membantu Indonesia. Di Blang Padang ini pula ia kemudian berujar tentang kontribusi Aceh sebagai daerah modal terhadap tegak-berdirinya Indonesia. "Daerah Aceh adalah menjadi Daerah Modal bagi Republik Indonesia, dan melalui perjuangan rakyat Aceh seluruh wilayah Republik Indonesia dapat direbut kembali," ungkap Soekarno jujur." (kutipan Kolonel Laut Ditya Soedarsono dari buku Perekat Hati yang Tercabik)

Kolonel Laut Ditya Soedarsono, pada tanggal 17 Juni 1948, itu Negara RI yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 sebenarnya hanya mempunyai daerah kekuasaan secara de-facto di Yogyakarta dan sekitarnya. Berdasarkan hasil Perjanjian Renville pada tangal 17 Januari 1948 yang ditandatangani oleh Perdana Mentri Mr. Amir Sjarifuddin dari Kabinet Amir Sjarifuddin, yang disaksikan oleh H.A. Salim, Dr.Leimena, Mr. Ali Sastroamidjojo pada tanggal 17 Januari 1948. Dimana sebagian isi perjanjian tersebut menyangkut gencatan senjata disepanjang garis Van Mook dan pembentukan daerah-daerah kosong militer. Sehingga terlihat secara de-jure dan de-facto kekuasaan RI hanya sekitar daerah Yogyakarta saja. (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1945-1949, Sekretariat Negara RI, 1986, hal.155,163).

Nah, karena Negara Soekarno cs ini hanya mempunyai wilayah di sekitar Yogyakarta saja, maka ia berusaha untuk mendapat sokongan dan bantuan penuh dari rakyat dan pimpinan rakyat Aceh agar mau ikut membangun Negara RI 17 Agustus 1945 yang telah menjadi Negara RI-Jawa-Yogya berdasarkan hasil-hasil dalam perjanjian Renville 17 Januari 1948 itu.

Nah kemudian, mengapa itu Soekarno menurut kutipan diatas mengatakan bahwa "dan melalui perjuangan rakyat Aceh seluruh wilayah Republik Indonesia dapat direbut kembali"?

Karena memang Negeri Aceh dibawah pimpinan Teungku Muhammad Daud Beureueh secara de-facto dan de-jure berdiri sendiri bebas dari penjajahan Belanda dan tidak termasuk kedalam wilayah Negara RI-Jawa-Yogya atau Negara RI 17 Agustus 1945 atau Negara RI Soekarno.

Jadi, itulah perkataan Soekarno yang pada hakekatnya sebenarnya adalah untuk menipu rakyat dan pimpinan rakyat Aceh.

Selanjutnya Kolonel Laut Ditya Soedarsono mengutip "

Berikut petikan pernyataan yang disampaikan Daud Beureueh kala itu:"Perasaan kedaerahan di Aceh tidak ada. Sebab itu, kita tidak bermaksud untuk membentuk Aceh Raya dan lain-lain karena kita disini adalah bersemangat republiken. Sebab itu juga, undangan dari Wali Negara Sumatera Timur itu kita pandang sebagai tidak ada saja, dari karena itulah tidak kita balas. Kesetiaan rakyat Aceh terhadap pemerintah RI bukan dibuat-buat serta diada-adakan. Tetapi, kesetiaan yang tulus dan ikhlas yang keluar dari hati nurani dengan perhitungan dan perkiraan yang pasti. Rakyat Aceh tahu pasti bahwa kemerdekaan secara terpish-pisah negara per-negara tidak akan menguntungkan dan tidak akan membawa kepada kemerdekaan abadi." (kutipan Kolonel Laut Ditya Soedarsono dari buku Perekat Hati yang Tercabik)

Nah kita perhatikan, Teungku Muhammad Daud Beureueh mengatakan yang seperti itu karena Soekarno pernah berjanji kepada Teungku Muhammad Daud Beureueh dimana ceritanya yaitu:

"Lebih setahun sesudah proklamasi kemerdekaan, pada waktu tentara Belanda dan Sekutu sedang melancarkan serangan secara besar-besaran, dimana para pemuda kita sudah ribuan bergelimpangan gugur di medan perang, datanglah Sukarno ke Aceh...Dia datang menjumpai saya menerangkan peristiwa-peristiwa dan perkembangan revolusi. Dalam pertemuan itu saya tanya Sukarno: "Untuk apa Indonesia merdeka?" Sukarno menjawab: "Untuk Islam kak". Dia memanggil kakak kepada saya. Saya tanya lagi, "betulkah ini?". Jawabnya, "betul kak". Saya tanya sekali lagi, "betulkah ini?". Dia jawab, "betul kak". Saya ulangi lagi, "betulkah ini ?". Pada waktu inilah Sukarno berikrar: "Kakak! Saya adalah seorang Islam. Sekarang kebetulan ditakdirkan Tuhan menjadi Presiden Republik Indonesia yang pertama yang baru kita proklamasikan. Sebagai seorang Islam, saya berjanji dan berikrar bahwa saya sebagai seorang presiden akan menjadikan Republik Indonesia yang merdeka sebagai negara Islam dimana hukum dan pemerintahan Islam terlaksana. Saya mohon kepada kakak, demi untuk Islam, demi untuk bangsa kita seluruhnya, marilah kita kerahkan seluruh kekuatan kita untuk mempertahankan kemerdekaan ini" (S.S. Djuangga Batubara, Teungku Tjhik Muhammad Dawud di Beureueh Mujahid Teragung di Nusantara, Gerakan Perjuangan & Pembebasan Republik Islam Federasi Sumatera Medan, cetakan pertama, 1987, hal. 76-77)

Selanjutnya soal "undangan dari Wali Negara Sumatera Timur kepada Teungku Muhammad Daud Beureueh untuk membentuk Aceh Raya" yang ditolak oleh Teungku Muhammad Daud Beureueh.
Itu disebabkan karena memang strategi Teungku Daud Beureueh dimasa depan mengenai Pemerintahan Islam yang akan dituju.

Sedangkan Teungku Mansyur sebagai Wali Negara Sumatera Timur di Medan ingin membentuk Negara Federasi bersama Negara-negara lainnya yang tergabung dalam Badan Permusyawaratan Federal atau Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO) yang dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Kalimantan Barat. Dimana Badan Permusyawaratan Federal atau Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO) nantinya menjadi The Republik Indonesia Serikat (Republic of the United States of Indonesia) atau Republik Indonesia Serikat yang salah satu anggota Negara bagian RIS ini adalah Negara RI pimpinan Soekarno yang memiliki wilayah kekuasaan di Yogyakarta dan sekitarnya berdasarkan hasil perundingan Renville 17 Januari 1848.

Tentu saja, memang apa yang tergambar dalam strategi Teungku Muhammad Daud Beureueh mengenai masa depan di Indonesia, terbukti bahwa Negara Sumatera Timur dibawah Wali Negara Teungku Mansyur telah kena taktik pencaplokan Soekarno untuk memperbesar dan memperluas wilayah kekuasaan Negara RI-Jawa-Yogya atau Negara RI 17 Agustus 1945 atau Negara RI Soekarno.

Kemudian mengenai Teungku Muhammad Daud Beureueh karena mengetahui bahwa Soekarno telah menipu dengan janji-janji muluk pemerintahan Islam dan pencaplokan Negeri Aceh melalui mulut Sumatera Utara, akhirnya Teungku Muhammad Daud Beureueh memaklumatkan Negara Islam Indonesia pada tanggal 20 September 1953 dan berada dibawah Negara Islam Indonesia pimpinan Imam SM Kartosuwirjo serta bebas dari pengaruh Kekuasaan Negara Pantja Sila atau NKRI yang dibentuk diatas puing-puing Negara/Daerah bagian RIS pada tanggal 15 Agustus 1950.

Jadi sekarang, Kolonel Laut Ditya Soedarsono, dengan alasan apalagi untuk bisa meloloskan bahwa Negeri Aceh itu secara fakta dengan bukti yang kuat dan benar ditunjang dengan dasar hukum yang jelas dan berdasarkan pada keberan jalan sejarahnya adalah termasuk Negara RI 17 Agustus 1945 atau Negara RI-Jawa-Yogya atau Negara RI Soekarno atau Negara RI atau NKRI ?.

Walaupun mengutip sana-mengutip sini dari beberapa pengarang buku tentang Negeri Aceh, tetapi tetap saja, Kolonel Laut Ditya Soedarsono, itu yang namanya Negeri Aceh telah dicaplok dan diduduki oleh Soekarno.

Nah seterusnya, mengenai cerita yang juga diambil oleh Kolonel Laut Ditya Soedarsono dari surat kabar yang ditulis Jamila mengenai "Pengayuh Perahu Tua, Mendadak Jadi "Bintang" Kisah Tiga Pendekar dari Aceh Singkil".

Jelas itu, Kolonel Laut Ditya Soedarsono, hak setiap orang untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan NKRI dan juga hak setiap orang untuk membela NKRI.

Jadi, kalau ada orang Aceh yang ditahan pihak TNA kemudian menembak anggota TNA dengan senjata TNA, seperti yang dikarang oleh saudari Jamila tersebut. Itu cerita dan kejadian tersebut bukan suatu hal istimewa. Kejadian itu, kejadian yang biasa. Tetapi karena pihak Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, dan Penguasa Darurat Militer Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Mayjen TNI Endang Suwarya tidak berhasil seperti yang direncanakan untuk terus menduduki Negeri Aceh yang dicaplok Soekarno, maka ketika Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, dan Penguasa Darurat Militer Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Mayjen TNI Endang Suwarya membaca atau mendengar kejadian seperti yang dikarang oleh saudari Jamila, langsung saja mereka merasa mendapat tenaga baru. Sehingga sebagai rasa terimakasih, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, dan Penguasa Darurat Militer Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Mayjen TNI Endang Suwarya perlu memberikan penghargaan kepada orang tersebut (Mustafa Maha cs).

Kolonel Laut Ditya Soedarsono, model-model cerita begitu, tidak akan melunturkan semangat dan kesadaran rakyat Aceh yang ingin menentukan nasib mereka sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan NKRI yang dibentuk diatas puing-puing Negara/Daerah bagian RIS oleh Soekarno cs pada tanggal 15 Agustus 1950.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Sat, 31 Jan 2004 20:50:02 -0800 (PST)
From: Ditya Soedarsono <dityaaceh_2003@yahoo.com>
Subject: MEMANG RAIDER DIKIRIM KE ACEH UNTUK HANCURKAN BONEKA HASAN TIRO YG BERSENJATA BUKAN UNTUK MELETAKKAN SENJATA BUNG MAMAD DAHLAN
To: tang_ce@yahoo.com
Cc: ahmad@dataphone.se, redaksi@detik.com, jktpost2@cbn.net.id,
hudoyo@cbn.net.id, editor@pontianak.wasantara.net.id, newsletter@waspada.co.id

KEBOHONGAN-KEBOHONGAN ANDA AKAN SEGERA TERBUKA,....TINGGAL TUNGGU WAKTU ALLAH SWT MEMBERIKAN JALAN KESELAMATAN BAGI SANDERA-SANDERA YANG LAIN.....!!!!!!?????

KANG MIRZA, KANG MANSOR, KANG DAHLAN DAN JUGA KANG MAMAD DAWALA, BEBERAPA SAAT YANG LALU SAUDARA KITA RAHMATSYAH BEBAS DAN MENYATAKAN SANDERA ERSA, SORRI, ISTRI TNI DAN DIRINYA DISANDERA SECARA TERPISA, SEKARANG ISTRI TNI JUGA CERITA SEPERTI ITU....... DAN SUNGGU NYATA BIN AJAIB JURU BICARA DAN ORANG YANG MEMIHAK GAM CERITA PADA SAAT ERSA DITEMBUS PELURU SORRI SEMPAT MELARIKAN DIRI, INI ANEH LAGI SETELAH KEJADIAN TEWASNYA ERSA MAKA OLEH JUBIR SWEDIA KANG BHAKTIAR MENGATAKAN AGAR TIDAK TERULANG LAGI SANDERA TEWAS MAKA PADA SAAT TERJADI KONTAK TEMBAK DENGAN PIHAK TNI, MAKA WARGA SIPIL SANDERA DISURUH TIARAP DAN DIPISAH.........(LIHAT KORAN TEMPO HARI SABTU TGL 31 JAN 2004; HAL 1)..........INILAH KELUCUAN,...... ANEH BIN AJAIB ...........DAN ENTALAH KATA-KATA APA LAGI YANG COCOK UNTUK PERNYATAAN SEPERTI ITU...!!!!!!??????

KATANYA MEREKA SELALU BERPEDOMAN PADA HUKUM INTERNASIONAL....!!!!!!! NENEK MOYANG KITA PUN DULU JAGONYA PERANG GERILYA TETAPI TIDAK PERNAH BERGERILYA DENGAN MEMBAWA SANDERA.........TERUS HUKUM INTERNASIONAL MANA YANG AKANG JADIKAN REFERENSI..........HUKUM INTERNASIONAL RIMBA ASNLF/GAM MUNGKIN..!!!!!!!!!!

NAH...INGIN TAHU BUKTINYA...!!! INI BUKAN SAYA LHO YANG CERITA TETAPI MEREKA-MEREKA YANG PERNAH DISANDERA OLEH BONEKA HASAN TIRO...... BAHKAN ADA 3 PENDEKAR KITA ORANG ACAH ASLI LHO .....SI MUSAFA CS SEMPAT MENEWASKAN GAM YG MENYANDERANYA......APA INI YANG KATANYA MENURUT POTONGAN SEJARAH RIS SUKARNO MENCAPLOK ACEH....!!!!!! LHO KOK ADA JUGA PAHLAWAN ACEH YANG MEMBUNUH GAM YANG KONON KATANYA AKAN MEMBAWA KEALAM MIMPI KEMERDEKAAN.....!!!!
SILAKAN DIBACA DAN DISIMAK,....KEMUDIAN DIHAFALKAN DAN SELANJUTNYA DIAMALKAN.....!!!!!!

DITYA

ACEHNAD
SERAMBI MEKKAH.
dityaaceh_2003@yahoo.com
----------

Pengayuh Perahu Tua, Mendadak Jadi "Bintang"
Kisah Tiga Pendekar dari Aceh Singkil

Dunia tidak akan pernah sepi dari perseoalan. Satu selesai, datang selusin lagi. Selusin beres, muncul seratus bahkan mungkin sejuta, demikian seterusnya. Anehnya manusia sangat menikmati adanya persoalannya ini. Bahkan bisa dikatakan, garamnya kehidupan adalah persoalan itu sendiri. Hidup tidak akan terasa nikmat, tanpa persoalan. Ibarat berkendaraan, jika hanya dijalan tol terus, bisa jadi ngantuk, atau setidaknya bosan.

Selama hayat dikandung badan selama itu pula pasti ada persoalan. Kaya miskin punya masalahnya masing masing. Tua muda punya problem yang berbeda satu sama lain, laki perempuan juga sama sama punya masalah. Tak punya anak bingung, punya anak lebih bingung lagi, katanya. Jadi jika ada yang tidak mau menghadapi persoalan sebaiknya mudur diri dari panggung kehidupan di dunia ini. Orang yang berfikir positif akan menyingkapi kehidupan ini sebagai permainan dan hiburan. Ada saat-saat menengangkan, ada pula waktu yang menggembirakan. Ada susah, ada bahagia, ada kalanya dibawah, ada saatnya diatas.

Seperti halnya dialami tiga Pendekar dari Desa Geruduh, Kecamatan Runding Kabupaten Asingan Aceh Selatan, tiba-tiba kejatuhan bintang dari langit, mendapat suatu penghargaan dan menjadi "Bintang" atas prestasinya yang dalam kondisi lapar, lelah habis berjalan kaki sampai dua hari, menebang pohon sagu masih sempat berbuat nekat merampas senjata pemberontak GAM yang menyanderanya dan selanjutnya ditembakkan sehingga seorang pemberontak GAM tewas akibat kecerobohannya sendiri. Oh, Bintang, Pendekar-pendekar jelmaan Teuku Umar mulai bermunculan dalam memberikan dharma bhaktinya kepada Nusa dan Bangsa demi tegaknya Negari Kesatuan Republik Indonesia.( NKRI).

Sebuah peristiwa tak mudah dilupakan begitu saja yang sangat spektakuler telah terjadi terhadap dirimu saudaraku sebangsa dan setanah air Indonesia, yang telah mampu merampas senjata dan melawan separatis Gerakan Aceh Merdeka pada peristiwa Tanggal 14 Juli 2003 baru lalu.

Soal pemberantasan pemberontak GAM di tanah Nanggroe Aceh Darussalam ini nampaknya semakin laris dibicarakan. sampai sampai Krue TVRI, kalangan Pers media cetak, elektronik dan staf Media Center Satgaspen PDMD Prov. NAD pun ikut mendengarkan rekaman peristiwa menyusul dihadirkannya tiga pendekar Mustafa Maha ( 35 ), Uzir Lembong ( 37 ) dan Zainal Limbong ( 40 ) menjadi kisah atas perlawanannya disebuah hutan Asingan Aceh Selatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

"Perahu saya entah kemana, barangkali dihanyutkan." Begitu suara parau terucap dari bibir Zainal Limbong ketika mengisahkan tentang kehidupan dirinya bersama perahu tua sebagai sarana pencari nafkah di kawasan Aceh Selatan sebelum diculik dan disandera selama sepuluh hari dihutan rawa, semak belukar 4 Juli 2003. Peristiwa duka seketika terjadi masih tetap diingatnya dan tak mungkin dilupakan begitu saja saat mengayuh perahu menuju pinggir sungai seperti hari-hari biasa pekerjaan rutin mengais nafka sebagai nelayan selama ini.

Ketika itu tak terduga sama sekali Kelompok pemberontak GAM dengan sangat angkuhnya sambil menodongkan senapan panjangnya bertanya dengan bentakan, "punya beras tidak"!!! setelah merapat dipinggir perahupun ditambat dan datang laki laki bringas sambil mendekat dan meminta sejumlah uang, jika tidak harus tunduk dan taat kepada perintah mereka, sebut Mustafa. Kami bertiga dipaksa mengikuti keinginan mereka melalui jalan setapak menuju hutan rawa dibawa todongan senjata, sambil menenteng tangkapan ikan yang sebenarnya rejeki yang diperolehnya hampir setengah hari itu adalah untuk anak dan isterinya, kata Zainal, Mustafa dan Uzir lembong dalam menguraikan kisah nyatanya bertempat di Media Center Satgaspen PDMD Prov.NAD di Banda Aceh.

Para nelayan ini mengakui ketika itu. sama sekali tak memiliki uang, Suasana gundah dan ketakutan nelayan miskin inipun akhirnya pasrah, terpaksa harus ikut dari desa gelugu menuju ke desa Tualang, selanjutnya kami dibawa ke kam pemberontak, tiba disana sekitar pukul 00.00 atau jam duabelas malam. setelah dua hari kami bertiga ditawan disitu, bertemulah kami dengan kawan-kawan mereka yang berjumlah sekitar 70-an dengan persenjataan 10 senapan yang terdiri dari 7 AK, 1 M-16, 1 Stand dan satu pistol. Setelah enam hari di kam wilayah kami bertiga diperintahkan oleh pemimpinnya yang bernama Bang Din penduduk Aceh Utara untuk mencari pohon sagu ke Kampung Tengoh perjalanan selama dua hari. Setelah selesai membelah pohon sagu datanglah penduduk Kuala Baru sebanyak 8 orang yang sedang mencari ternak kerbaunya yang hilang. Pemberontak Gam itu menanyakan kepada masyarakat tersebut, adakah kalian membawa makanan/beras dan ternyata mereka membawa, selanjutnya masyarakat membuatkan makanan sekalian memberikan rokok kepada kami.

Disaat saat seperti inilah jiwa kesatria kami tumbuh dan mulailah taktik yang telah lama kami rencanakan untuk menggapai kebebasan dari cengkeraman pemberontak GAM kami sepakati bertiga dan mulailah kami bertindak. Adik saya Mustafah mendekati Si Adun pemegang senjata yang disebelahnya berdiri si Jubir, maka bertanyalah Mustafah kepada Jubir;"Bang bagaimana cara menggunakan senjata itu"; Oh gampang jawab Jubir, caranya tarik yang atas ini, maka peluru akan naik keatas, kalau yang kecil bawah ini kau tekan keras meledaklah peluruhnya. Setelah Mustafah merasa mengerti bagaimana cara menggunakan senjata tersebut, direbutlah senapan itu dari tangan pemberontak tersebut, dalam perebutan senjata itu terjadilah tarik-menarik antara Mustafah dengan Jubir sehingga terjadi letusan dan Jubir yang tadinya memegang laras senapan tersebut terkejut dan segera melepaskan senjata laras panjang yang dijadikan ajang pergulatan antara hidup dan mati.

Begitu mendapat kesempatan merebut senjata pemberontak, mustafah langsung mengarahkan moncong senjata tersebut ke punggung Adun dan terjadilah satu ledakan peluruh menghantam punggung, Adun seketika itu tergeletak dilantai dan mengerang-erang kesakitan, Kesempatan ini juga tidak disia-siakan oleh Zainal Limbong dengan teriakan "Dek Mus belum mati beri sekali lagi" dan mustafah mengarahkan laras senapan itu bagian perut Sidun seketika itu tewaslah sang pamberontak yang selama ini selalu menekan ketiga Ksatria yang saat ini telah bangkit semangatnya dalam mempertaruhkan nyawanya melawan kebiadaban, Zainal Limbong segera berteriak lagi! " Dek Mus itu satu lagi, hamtam " pintanya . Kata Zainal yang sempat tersenyum sejumlah wartawan ketika keterangan Pers di Banda Aceh. Tentunya menurut pemikiran mereka perbuatan yang dilakukan hanya sekedar menyelamatkan dirinya dari dekapan manusia kejam dan inggin segera kembali bertemu pada sanak saudara, handai taulan dan anak istrinya.

Namun apa yang dilakukan ini merupakan bentuk sumbangsih kepada negara dan bangsa karena ketiga bersaudara ini tanpa pamrih telah membantu Pemerintah, dalam hal ini aparat keamanan di dalam memerangi boneka-boneka separatis Hasan tiro. Perlu juga diketahui bahwasannya pemberontak GAM yang berada di Markas wilayah yang berjumlah kurang lebih 70 orang tersebut terdiri dari anak anak, remaja, isteri dan orang-orang tua yang sebenarnya mereka barangkali keluarga-keluarga yang belum mengerti apah sih kemauan pemberontakan Hasan Tiro ini? Mereka harus sembunyi di hutan-hutan, semak belukar dan bahkan berendam di rawa-rawa hanya untuk membela perjuangan semu yang tidak akan mungkin mereka dapatkan. Mereka anak-anak yang seharusnya tenang belajar disekolah, saat ini kelaparan dan harus makan dari jamur, perdu dan segala pucuk-pucuk daun muda yang tumbuh dihutan dan bahkan mereka harus makan dari hasil rampokan, pencurian, dan bahkan dari hasil pembunuhan karena ketidak relaan masyarakat dirampas harta bendanya.

Detik detik yang sangat menengangkan ketika mereka dalam suasana telah masuk perangkap markas separatis ini tak ada upaya lagi, dan sulit bagi mereka untuk menyelamatkan diri, yang ada didalam benak mereka adalah kapan detik-detik yang berjalan dengan cepat ini akan menentukan kematiannya. Ternyata Allah SWT menghendaki lain, ( Mustafa alias kihap,Uzir dan Zainal ) mereka selamat dan bahkan dapat membunuh seorang pemberontak dan mencerai beraikan empat kawannya, walaupun satu timah panas sempat bersarang dikaki salah seorang yang bigung tak tahu mereka itu lari dan menghilang kemana, semoga saja mereka juga cepat sadar atas kekeliruannya selama ini dan segera kembali kepangkuan Ibu pertiwi. Mereka segera bergegas dan tidak buang-buang waktu segera berangkat sambil membawa senjata Jenis M-16 bersama isinya 20 butir munisi didalam bedil tersebut. Sang pendekar yang sekarang menjadi manusia kelas satu selama dalam perjalanan berjumpa masyarakat dan mendapat mesin robin ( kenderaan sebutan didaerah ) terus menuju sasaran mencari Pos aparat terdekat.

Selama dalam perjalanan warga ini saling berbisik sesekali mengisyaratkan jari tangan untuk tidak berdiri merangkak dan tidak mengeluarkan suara takut didalam hutan ketemu dengan BKO Brimob atau aparat TNI yang sedang mencari pemberontak GAM. " Kita angkat tangan saja, jika pas ketemu bapak aparat karena kita bukan pemberontak GAM ", bisik Uzir Lembong mengingatkan rekannya. Uzir sejak diculik lebih banyak diam hanya ikut saja dan sangat ketakutan.

Pahlawan pahlawan ini terus berusaha dengan sisa tenaga yang ada semakin bertambah semangat mencapai titik sasaran Pos terdekat, walaupun tanpa makan dan minuman didalam semak semak hutan belantara. Dengan modal tekad dan keberanian dan menahan lrasa lapar dan dahaga mereka terus berusaha menjari jalan pintas yang lebih dekat dengan Pos BKO Brimob Jawa Barat di Desa Kuala Baru Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil.

Detik detik kemenangan itulah, Allah S.W.T memberi kekuatan kepada hambanya yang telah tersiksa lahir bathinnya. Mustafa berpura pura lugu memegang senjata dan tentunya segera mengambil alih secepatnya mematahkan lawan secara serentak membela diri hingga GAM terkejut lalu lari satu diantaranya kena tembak saat ingin merampas kembali senjata yang telah dikuasai Mustafa.

Dan bagaimana menurut trio pendekar cerita keluarganya yang ditinggalkan, ternyata mereka bertiga telah dianggap meninggal dunia karena setelah tiga hari tidak pulang maka keluarga berkesimpulan Mustafah cs telah meninggal dunia dan selanjudnya dilaksanakan selamatan sebagaimana adat kebiasaan keluarga yang ditinggalkan seseorang kembali kehadirat Allah SWT. Namun apabilah Tuhan berkehendak lain siapapun tidak bisa menolaknya, ternyata tangis kepedihan itu kini berubah menjadi tangisan bahagia ..... dan semua itu atas kehendak-NYA.
Berkat kemampuan, keuletan, dan keberaniannya itu Bupati setempat menjanjikan akan membangun rumah sederhana dan memberikan lahan bagi para pendekar ini. Semoga akan lahir lebih banyak lagi kesatria-kesatria/pendekar-pendekar bangsa yang tumbuh diberbagai daerah wilayah dalam memerantas separatis GAM yang telah berkianat kepada bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ( Jamila )
----------