Stockholm, 15 Februari 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

TEUKU MIRZA MENUTUPI PENDUDUKAN DAN PENJAJAHAN NEGERI ACEH DENGAN PEMBERANTASAN KORUPSI
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

APAKAH BISA TEUKU MIRZA MENUTUPI PENDUDUKAN DAN PENJAJAHAN NEGERI ACEH DENGAN PEMBERANTASAN KORUPSI ?

"Gerombolan ini tak tau apapun tentang referendum, apalagi mengagendakan dan melobi PPB dan Dunia internasional untuk memaksakan pemerintah RI untuk melaksanakan referendum. Tapi atas alasan Apa ? Satunya alasan yang mungkin adalah pelanggaran hak azasi atas masyarakat sipil yang amat sangat di bumi Aceh. Barangkali ini alasan GHT membantai penduduk sipil di Aceh (Saudara Apha Maop tentu bisa membeberkan bukti-bukti kebiadaban GHT) tapi Dunia tidak buta bukan ? Ditingkat internasional gerombolan ini bisa apa, apa hasil diplomasi Hasan gaek itu ? Kalo referendum diterapkan di Aceh sangat boleh jadi Aceh lepas, tapi boleh jadi juga tidak. Karena beberapa hal, rakyat Aceh mau jatuh didalam kekuasan gerombolan Hasan Tiro tak mungkin Rakyat Aceh memilih gerombolan ini untuk berkuasa di Aceh selepas dari NKRI, tak mungkin rakyat Aceh memilih Gerombolan Garong sebagai pemimpin dan penguasa di Aceh. Pertanyaannya, Aceh dipimpin Siapa. Apa bentuk negaranya ? Republik, Kerajaan ? apa bentuk pemerintahaanya apakah ada pemilu di setiap periode ? Terus Aceh melingkupi Daertah mana saja, yang Gayo, Alas dan Tamiang mungkin tidak masuk, dan itu juga tidak dapat dipaksakan kalo demokrasi yang dikedepankan. Saya kira jangankan membuat agenda yang begitu besar, merumuskan kanun dan rumusan pemilihan kepala daerah secara langsung saja tidak becus. Lebih baik Aceh aman bebas dari pengacau sambil sedikit-sedikit membereskan kurupsi yang menjadi penyakit kronis di daerah ini baru kemudian otonomi yang ada dikelola secara benar itu namanya syukur nikmat dan itu lebih realistis."
(Teuku Mirza, teuku_mirza@hotmail.com , 10 februari 2004 03:53:52 )

Baiklah Teuku Mirza di Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia.

Apakah benar yang ditulis oleh Teuku Mirza "Saya kira jangankan membuat agenda melaksanakan referendum yang begitu besar, merumuskan kanun dan rumusan pemilihan kepala daerah secara langsung saja tidak becus."?

Jangan membuat predisksi yang merendahkan dan mengangap enteng rakyat Aceh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan NKRI tidak mampu menjalankan agenda pelaksanaan referendum bagi seluruh rakyat di Negeri Aceh, Teuku Mirza.

Mau buktikan, marilah kita lihat apa yang akan dan bisa dilakukan oleh seluruh rakyat Aceh yang telah sadar untuk menentukan nasibnya bebas dari pengaruh kekuasaan NKRI untuk membuat rencana, program, pelaksanaan, pengawasan, pembentukan pemerintah dan negara yang akan berdiri di Negerui Aceh ?

Jangan Teuku Mirza menganggap bahwa rakyat Aceh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri ini tidak bisa berbuat seperti yang ditulis oleh Teuku Mirza : "Pertanyaannya, Aceh dipimpin Siapa. Apa bentuk negaranya ? Republik, Kerajaan ? apa bentuk pemerintahaanya apakah ada pemilu di setiap periode ? Terus Aceh melingkupi Daertah mana saja, yang Gayo, Alas dan Tamiang mungkin tidak masuk".

Jangan khawatir, Teuku Mirza saya dukung, sokong, dan bantu penuh seluruh rakyat Aceh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan NKRI untuk membuat agenda yang dianggap besar oleh Teuku Mirza yaitu "Aceh dipimpin Siapa. Apa bentuk negaranya ? Republik, Kerajaan ? apa bentuk pemerintahaanya apakah ada pemilu di setiap periode ? Terus Aceh melingkupi Daertah mana saja, yang Gayo, Alas dan Tamiang mungkin tidak masuk".

Yang penting sekarang adalah Teuku Mirza setuju dengan pelaksanaan referendum atau tidak ? dan kita bersama-sama untuk terus memperjuangkan penyelesaian konflik berdarah yang telah berlangsung lebih dari 50 tahun di Negeri Aceh bisa diselesaikan dengan cara damai, jujur, adil dan bijaksana melalui jajak pendapat atau referendum.

Dan Teuku Mirza jangan sampai tertipu terus oleh Presiden Megawati, Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua MPR Amien Rais bahwa penyelesaian konflik di Negeri Aceh dengan melalui cara pemberantasan korupsi.

Cara pemberantasan korupsi untuk menyelesaikan konflik berdarah yang sudah berlangsung lebih dari 50 tahun, itu namanya Teuku Mirza, mimpi disiang hari bolong.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------

From: Teuku Mirza <teuku_mirza@hotmail.com>
Date: 10 februari 2004 03:53:52
To: ACSA@yahoogroups.com, bukharipasi66@yahoo.no, Lantak@yahoogroups.com
Cc: ppdi@yahoogroups.com
Subject: RE: <AcsA> Re: [Lantak] Re: APAKAH BENAR TIDAK ADA RAKYAT ACEH YANG MENGINGINKAN REFERENDUM?

Referendum itu agendanya siapa ?

Yang jelas bukan Megawati, tadinya juga bukan gerombolan hasan tiro (GHT), tapi agendanya mahasiswa yang netabene adalah orang-orang sipil yang hendak berusaha netral dalam situasi konflik Aceh.

Gerombolan ini tak tau apapun tentang referendum, apalagi mengagendakan dan melobi PPB dan Dunia internasional untuk memaksakan pemerintah RI untuk melaksanakan referendum. Tapi atas alasan Apa ? Satunya alasan yang mungkin adalah pelanggaran hak azasi atas masyarakat sipil yang amat sangat di bumi Aceh. Barangkali ini alasan GHT membantai penduduk sipil di Aceh (Saudara Apha Maop tentu bisa membeberkan bukti-bukti kebiadaban GHT) tapi Dunia tidak buta bukan ?

Ditingkat internasional gerombolan ini bisa apa, apa hasil diplomasi Hasan gaek itu ? Kalo referendum diterapkan di Aceh sangat boleh jadi Aceh lepas, tapi boleh jadi juga tidak.

Karena beberapa hal, rakyat Aceh mau jatuh didalam kekuasan gerombolan Hasan Tiro tak mungkin Rakyat Aceh memilih gerombolan ini untuk berkuasa di Aceh selepas dari NKRI, tak mungkin rakyat Aceh memilih Gerombolan Garong sebagai pemimpin dan penguasa di Aceh.

Pertanyaannya, Aceh dipimpin Siapa. Apa bentuk negaranya ? Republik, Kerajaan ? apa bentuk pemerintahaanya apakah ada pemilu di setiap periode ? Terus Aceh melingkupi Daertah mana saja, yang Gayo, Alas dan Tamiang mungkin tidak masuk, dan itu juga tidak dapat dipaksakan kalo demokrasi yang dikedepankan.

Saya kira jangankan membuat agenda yang begitu besar, merumuskan kanun dan rumusan pemilihan kepala daerah secara langsung saja tidak becus.

Keliatannya Aceh memang belum siap bukan ? jadi Lebih baik Aceh aman bebas dari pengacau sambil sedikit-sedikit membereskan kurupsi yang menjadi penyakit kronis di daerah ini baru kemudian otonomi yang ada dikelola secara benar itu namanya syukur nikmat dan itu lebih realistis.

Teuku Mirza

teuku_mirza@hotmail.com
teuku_mirza2000@yahoo.com
Universitas Indonesia
Jakarta, Indonesia
----------