Stockholm, 16 Februari 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

SOEKARNO PENYEBAB KANKER ACEH, MEGAWATI, YUDHOYONO, SUTARTO, RYACUDU, AKBAR, AMIEN SALAH KASIH OBAT
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS SOEKARNO PENYEBAB KANKER ACEH, MEGAWATI, YUDHOYONO, SUTARTO, RYACUDU, AKBAR, AMIEN SALAH KASIH OBAT

"Assalamu'alaikum wr wb. Sebenarnya itu OM Puteh maunya kalau kita menjadi murid dari SUHU Ahmad S. Supaya kita bisa mempelajari ajaran sejarah sesatnya. Bagi kami bangsa aceh, sebenarnya semuanya adalah penyakit (baik itu GAM maupun TNI). Begini saja, kita ibaratkan bahwa GAM itu adalah kanker ganas yang menyerang tubuh Aceh, dan menggerogoti Aceh dari dalam sedikit demi sedikit dengan Pembakaran sekolah, pembunuhan masyarakat (contoh menggamat), pembakaran mobil rakyat sipil, pajak nanggroe, penculikan terhadap rakyat yang tidak sepaham. Semua tadi membuat Aceh betul-betul menjadi kronis karena aksi dari kanker tersebut. " (Apha MAOP , awakaway@telkom.net , Sun, 15 Feb 2004 09:31:33 +0700)

Baiklah saudara Apha Maop.

Sebenarnya saudara Apha Maop, yang menjadi sebab utama penyakit kanker ganas yang menyerang tubuh Negeri Aceh dan rakyat Aceh adalah Soekarno yang telah menciptakan alat pencaplok Negeri Aceh yang berbentuk dasar hukum Peraturan Pemerintah RIS Nomor 21 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah Propinsi oleh Presiden RIS Soekarno yang membagi Negara RI-Jawa-Yogya menjadi 10 daerah propinsi yaitu, 1.Jawa - Barat, 2.Jawa - Tengah, 3.Jawa - Timur, 4.Sumatera - Utara, 5.Sumatera - Tengah, 6.Sumatera - Selatan, 7.Kalimantan, 8.Sulawesi, 9.Maluku, 10.Sunda - Kecil apabila RIS telah dilebur menjadi Negara RI-Jawa-Yogya yang dibuat pada tanggal 14 Agustus 1950. Dan diperkuat dengan alat dasar hukum Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.5 tahun 1950 tentang pembentukan Propinsi Sumatera-Utara, yang termasuk didalamnya wilayah daerah Aceh yang melingkungi Kabupaten-Kabupaten 1. Aceh Besar, 2. Pidie, 3. Aceh-Utara, 4. Aceh-Timur, 5. Aceh-Tengah, 6. Aceh-Barat, 7. Aceh-Selatan dan Kota Besar Kutaraja masuk kedalam lingkungan daerah otonom Propinsi Sumatera-Utara, yang tanpa kerelaan, persetujuan, dan keikhlasan seluruh rakyat Aceh dan pimpinan rakyat Aceh.

Saudara Apha Maop, akibat alat penacaplok Negeri Aceh yang dimasukkan kedalam mulut Propinsi Sumatera Utara pada tanggal 14 Agustus 1950, maka dimulailah babak baru dalam kehidupan tubuh Negara RI-Jawa-Yogya yang sudah kegemukan karena telah menelan 15 Negara-Negara bagian Republik Indonesia Serikat yang sudah hampir tidak mampu lagi berdiri dan berjalan saking kegemukan.

Tetapi Soekarno yang berambisi untuk menguasai seluruh Nusantara masih juga belum puas kalau belum menciptakan alat pencaplok yang akan dipergunakan mencaplok Negeri Aceh agar bisa dikunyah dan diremas sampai mengecil dan bisa dimasukan kedalam tubuh Negara RI-Jawa-Yogya yang pada tanggal 15 Agustus 1950 akan menjelma menjadi tubuh baru yang bernama NKRI.

Nah, setelah seluruh rakyat di NKRI dan di Negeri Aceh mengetahui dengan jelas dan terang bagaimana itu alat pencaplok Negeri Aceh yang dipakai Soekarno untuk mencaplok dan menelan Negeri Aceh masuk kedalam tubuh Negara RI-Jawa-Yogya yang berubah nama menjadi NKRI, ternyata Negeri Aceh yang sudah dipaksa menyatu kedalam tubuh NKRI telah menjadikan tubuh NKRI yang gemuk tidak bertenaga itu menjadi tempat bersemaknya benih-benih penyakit kanker yang membahayakan kehidupan sel-sel di seluruh tubuh NKRI yang terdiri dari 15 macam bentuk sel yang berasal dari 15 Negara bagian RIR yang telah ditelan oleh Negara RI-Jawa-Yogya.

Saudara Apha Maop, ternyata Soekarno yang menjadi sebab timbulnya kanker dalam tubuh Negeri Aceh yang sudah berada dalam perut NKRI ini, malangnya para penerus Soekarno, seperti Jenderal Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid dan sekarang Presiden Megawati, karena ketidak tahuan, dan disebabkan kekuarangan ilmu mengenai asal-usul timbulnya kanker dalam tubuh Negeri Aceh yang sudah berada dalam tubuh NKRI, menyebabkan timbulnya kesalahan diagnosis, sehingga Presiden Megawati, yang dibantu oleh Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, yang didukung oleh Ketua DPR Akbar Tandjung, dan Ketua MPR Amien Rais telah memberikan obat yang bukan mematikan akar penyebab kanker, melainkan justru mematikan rakyat Aceh.

Misalnya, setelah Jenderal Soeharto jatuh dari kursi Presiden, muncullah Abdurrahman Wahid duduk di kursi orang nomor satu di NKRI membuat obat dasar hukum Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2001 tentang Langkah-langkah komprehensif dalam rangka penyelesaian masalah Aceh yang dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 11 April 2001 yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Abdurrahman Wahid dan telah dimuat di berita negara oleh Sekretariat Kabinet RI, Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan II Edy Sudibyo diterapkan dan dijalankan di Negeri Aceh.

Tetapi, sebelum penyebab kanker hilang, eh, Abdurrahman Wahid sudah jatuh tersungkur dari kursi Presiden NKRI.

Selanjutnya pengobatan diteruskan oleh Megawati dengan obat Inpres No.4 tahun 2001 yang sudah diolah lagi yang bernama Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2001 tentang Langkah-langkah komprehensif dalam rangka penyelesaian masalah Aceh yang dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 11 Oktober 2001 yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri dan telah dimuat di berita negara oleh Sekretariat Kabinet RI, Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan II Edy Sudibyo.

Ternyata obat Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2001 tidak mempan, terpaksa Presiden Megawati bersama TNI/POLRI-nya menetapkan obat baru dasar hukum Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2002 tentang Peningkatan langkah komprehensif dalam rangka percepatan penyelesaian masalah Aceh yang dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 10 Pebruari 2002 yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri dan telah disalin sesuai dengan aslinya oleh Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Hukum dan Perundang-undangan, Lambock V.Nahattands.

Ternyata, Presiden Megawati yang buta tentang cara diagnosis penyakit kanker Negeri Aceh ini membuat obat baru laga yang berupa dasar hukum Keputusan Presiden RI nomor 28 tahun 2003 tentang pernyataan keadaan bahaya dengan tingkatan keadaan darurat militer di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang dikeluarkan pada tanggal 18 Mei 2003 dan diberlakukan pada tanggal 19 Mei 2003.

Tidak hanya sampai disitu, Presiden Megawati menetapkan lagi obat baru yang berupa dasar hukum Keputusan Presiden Republik Indonesia selaku Penguasa Darurat Militer Pusat Nomor 43 Tahun 2003 Tentang Pengaturan kegiatan Warga Negara Asing, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Jurnalis di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang ditetapkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 16 Juni 2003.

Ternyata apa yang terjadi?.

Karena memang dari sejak awal Presiden Megawati, yang dibantu oleh Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, dan didukung oleh Ketua DPR Akbar Tandjung, dan Ketua MPR Amien Rais tidak mampu merlakukan diagnosis yang benar, maka keadaan tubuh Negeri Aceh yang sudah makin rapuh dalam tubuh NKRI, bukan Negeri Aceh dan rakyat makin sehat, aman dan damai, melainkan makin bertambah parahnya keadaan kondisi sel-sel tubuh Negeri Aceh yang makin mengecil dalam tubuh NKRI yang sudah hampir terpelanting akibat kegemukan tetapi kurang tenaga dan vitamin.

Setelah hampir lebih dari 50 tahun Negeri Aceh makin layu dan lemah karena terus berada dalam tubuh NKRI yang makin bulat tetapi tidak bertenaga ini, masih juga Presiden Megawati, yang dibantu oleh Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, dan didukung oleh Ketua DPR Akbar Tandjung, dan Ketua MPR Amien Rais kesulitan untuk menyembukan dan menyelesaikan negeri Aceh ini.

Rupa-rupanya Presiden Megawati, yang dibantu oleh Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, dan didukung oleh Ketua DPR Akbar Tandjung, dan Ketua MPR Amien Rais adalah tidak tahu bahwa penyebab penyakit kanker yang menyerang tubuh Negeri Aceh dan seluruh tubuh NKRI ini adalah akibat alat penelan yang dibuat Soekarno untuk mencongkel dan mencaplok Negeri Aceh secara paksa dan ilegal masuk kedalam mulut Propinsi Sumatera Utara yang selanjutnya masuk kedalam perut Negara RI-Jawa-Yogya yang menjelma menjadi NKRI.

Nah sekarang, baru terbongkar setelah hampir lebih 53 tahun, bahwa penyebab akar masalah penyakit kanker di Negeri Aceh ini adalah memang benar Soekarno yang menjadi penyebabnya, dengan alat pencaplok dan penelan tubuh negeri Aceh dipaksa secara ilegal tanpa persetujuan, kerelaan dan izin dari seluruh rakyat Aceh dan pemimpin rakyat Aceh dimasukkan kedalam tubuh Negara RI-Jawa-Yogya yang waktu itu merupakan salah satu Negara Bagian RIS yang pada tanggal 15 Agustus 1950 menjelma menjadi NKRI..

Itulah saudara Apha Maop, sekarang saudara Apha sudah mengetahui secara pasti dan benar, penyebab kanker di Negeri Aceh dan rakyat Aceh bukan karena adanya Teungku Muhammad Daud Beureueh dengan NII-Nya. Dan bukan karena adanya Teungku Hasan Muhammad di Tiro dengan Proklamasi Negara Aceh dan ASNLF atau GAM bersama TNA-nya, melainkan karena akibat Soekarno yang menelan Negeri Aceh pakai mulut Propinsi Sumatera Utara dengan alat pencaplok dasar hukum Peraturan Pemerintah RIS Nomor 21 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah Propinsi oleh Presiden RIS Soekarno, dan alat tambahan penguat dasar hukum Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.5 tahun 1950 tentang pembentukan Propinsi Sumatera-Utara.

Setelah mengetahu akar penyebab kanker di Negeri Aceh dalam tubuh NKRI sekarang ini, maka satu-satunya jalan yang jujur, adil, dan bijaksana dalam menyelesaikan konflik Negeri Aceh ini adalah diserahkan kepada seluruh rakyat Aceh untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan NKRI melalui cara jajak pendapat atau referendum.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Sun, 15 Feb 2004 09:31:33 +0700
To: teuku mirza <teuku_mirza2000@yahoo.com>
From: Apha MAOP <awakaway@telkom.net>
Subject: Re: JOKYAKARTA JANTUNGNYA RI-JAWA JOKYA!
Cc: omar puteh <om_puteh@hotmail.com>, asnlfnorwegia@yahoo.com, ahmad@dataphone.se

Ass. Wr Wb

Sebenarnya itu OM Puteh maunya kalau kita menjadi murid dari SUHU Ahmad S. Supaya kita bisa mempelajari ajaran sejarah sesatnya.

Bagi kami bangsa aceh, sebenarnya semuanya adalah penyakit (baik itu GAM maupun TNI).
Begini saja, kita ibaratkan bahwa GAM itu adalah kanker ganas yang menyerang tubuh Aceh, dan menggerogoti Aceh dari dalam sedikit demi sedikit dengan Pembakaran sekolah, pembunuhan masyarakat (contoh menggamat), pembakaran mobil rakyat sipil, pajak nanggroe, penculikan terhadap rakyat yang tidak sepaham. Semua tadi membuat Aceh betul-betul menjadi kronis karena aksi dari kanker tersebut.

Yang kemudian dokter megawati menuliskan resep untuk penyembuhan penyakit tersebut yaitu darurat militer. Bisa di ibaratkan bahwa DM tersebut adalah kemotherapy untuk penyembuhan kanker. Ini adalah pil pahit yang harus di telan rakyat aceh demi sembuhnya penyakit kanker tersebut. Sialnya kemotheraphy ini juga membawa efek samping yang luar biasa yaitu gugurnya rambut, hangusnya kulit, rusaknya panca indera dan lain-lain.

Efek samping inilah yang tidak di senangi oleh rakyat aceh.

Untuk mempercepat penyembuhan kanker tersebut maka di tambahkan therapy radiasi yang namanya raider, hal ini makin menambah panjang daftar efek samping yang harus di terima masyaralat aceh. Juga di tambah lagi dengan therapy pembedahan untuk mengangkat jaringan kanker tersebut di lakukan oleh dokter-dokter brimob.

Cuma karena dasar dokter-dokter brimob ini memang berpendidikan rendah, maka jaringan yang diangkat tidak hanya yang sakit saja, tapi juga jaringan yang sehat juga ikut jadi korban. (Pembakaran kampung di Bireuen).

Jadi kesimpulannya bagi bangsa aceh bahwa kalian berdua adalah pembawa penyakit bagi kami GAM, memang penyakit yang menggerogoti Aceh, sedangkan TNI dengan maksud mengobati tapi tetap juga menimbulkan rasa sakit bagi kami sebagai akibat efek samping pengobatan.

Nah dengan begitu akan timbul pertanyaan, siapa yang salah, GAM atau TNI, Penyakit atau obatnya ?

Dua-duanya salah, karena keduanya menimbulkan rasa sakit bagi kami. Lantas, bagaimana donk?
Yah, apa boleh buat kami terpaksa harus menelan pil pahit itu untuk bisa segera sembuh. Idealnya bagaimana ?

Yah, sebaiknya GAM tidak usah lagi jadi penyakit di Aceh, mereka segera sadar dan insaf. Karena dengan tidak adalagi penyakit dalam tubuh, maka tidak di perlukan lagi obat.

Kalau penyakitnya ringan, jangan seperti kanker GAM ganas, maka obatnyapun tak perlu yang canggih-canggih seperti Raidersitheraphy, yah cukup di obati oleh Balsem Polsek aja-lah.

Jadi bagaimana dengan penyakit ? apakah kalian siap pensiun dari penyakit, sehingga rakyat aceh bisa hidup nyaman tanpa perlu merasakan pahitnya obat resep si dokter mega dan tak pula merasakan efek sampingnya.

Karena bagaimanapun, penyakit tersebut tetap akan terus di sembuhkan oleh dokter RI (baca presiden) dengan obat-obatnya TNI. Bahkan sampai pasiennya mati sekalipun. Apakah kalian penyakit memang ingin melihat sang pasien mati ? Akibat ulah kalian dan efek samping obat ?

Wassalam

Apha Maop

awakaway@telkom.net
Indonesia
----------