Stockholm, 21 Februari 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

BIARKANLAH JANTUNG HATI AHMAD SUDIRMAN UNTUK BANGSA ACHEH
Omar Putéh
NORWEGIA.

 

BIARKANLAH JANTUNG HATI AHMAD SUDIRMAN UNTUK BANGSA ACHEH

"Baiklah Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) PDMD Kolonel Laut Ditya Soedarsono di Negeri Aceh. Rupanya Kolonel Laut Ditya Soedarsono ini ketakutan ada dari Sunda yang sokong dan dukung penuh perjuangan rakyat Aceh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan NKRP. Coba perhatikan saja apa yang ditulis Kolonel Laut Ditya Soedarsono: "Nah ini satu lagi orang yang mengaku bangsa Aceh entah berantah yang tidak punya pendirian bagaimana mungkin dia akan memperjuangkan bangsa Aceh Ghoif sedangkan dia selalu minta bantuan ama Kang Diman yang orang Jawa" Jangan khawatir Kolonel Laut Ditya Soedarsono, mengapa takut Sunda sokong dan dukung Aceh ? Bukan Panguasa Darurat Militer Daerah Aceh Mayjen TNI Endang Suwarya berada dibelakang Kolonel Laut Ditya Soedarsono ? Saya dengar itu Mayjen TNI Endang Suwarya dari Sunda ?"
(Ahmad Sudirman , ahmad@dataphone.se , Fri, 20 Feb 2004 )

Alkisah, Ayam Vuruk dan Gadjah Mada sangat marah kepada Raja Pajajaran, Raja bangsa Sunda, karena tentaranya pernah mengalahkan tentara Majapahit, yang coba menyerangnya.

Maka niat jahat untuk membalas dendam atas malunya dari peristiwa kekalahannya di medan perang itupun timbul. Ajam Vuruk dan Gadjah Madapun membuat rencana kotor dan jahat.

Mereka merencanakan untuk meminang "sang putri nenggeulis" putri Raja Pajajaran.

Setelah pinangan diterima, maka sebelum acara perkawinan diresmikan secara besar-besaran maka dikehendakinya agar Raja Pajajaran, Putrinya dan seluruh keluarga besarnya di undang-datang ke istananya di Muara Kali Brantas, dimana Ayam Vuruk, "Raja Majapahit, yang megah" itu bersemayam.

Setelah acara kebesaran penyambutan Raja Pajajaran, Putrinya dan seluruh keluarga besar mereka itu selaku tamu agung dari Kerajaan Pajajaran itu usai, maka pada malamnya tampa ayal lagi, Ayam Vuruk dan Gadjah Mada merealisasikan rencana kotor dan jahatnya yang sememang telah dirancang sebelumnya.

Mereka memerintahkan tukang kepruknya: Arek-Arek Suro Buoyo (apakah salah seorang dari keturunan mereka ini, kemudian dikenal sebagai: Kolonel (Laut) Ditya Soedarsono yang berkawan mesra dengan anak Sunda, Endang Suwarya?) mencincang lumat habis semua Raja Pajajaran, Putrinya dan seluruh keluarga besarnya!

Demikianlah dikisahkan dalam sejarah (babat) berdarah bangsa Sunda!

Saya pernah diberitahukan oleh banyak rekan-rekan dari Sunda bahwa Sunda bukan Jawa, walaupun dalam sebuah pulau.

Bukankah Haiti dan Republik Dominica satu Pulau? Bukankah Sabah dan Serawak dalam Pulau Borneo? Bukankah Papua Barat dan Papua Timur satu Pulau? Bukankah Timor Leste (Lorosae) dan Timor Barat satu Pulau? Bukankah Cypriot Yunani dan Cypriot Turky satu Pulau? Bukankah kitapun dengar Scotlandia tidak mau dikatakan England?

PJM Djumhana Wiratmaja itu bangsa Sunda, warga negara Pasundan!
PJM Soeria Kartalegawa itu bangsa Sunda, warga negara Pasundan!
PJM R.A.A.Wiranakusumah itu bangsa Sunda, warga negara Pasundan!
PJM Imam Soekarmadji Maridjan Kartosuwiryo itu bangsa Sunda, warga negara NII !

Mereka bukan bangsa Jawa! Mereka rakyat Raja Pajajaran, mereka ahli waris Raja Pajajaran yang dibunuh oleh Ayam Vuruk dan Gadjah Mada dengan dibantu centengnya, Arek-Arek Suro Buoyo.

Bagaimanakah dengan Fatahillah dari Kerajaan Pasai-Acheh yang bergelarkan Sunan Gunung Jati dengan anaknya: Sultan Hasanuddin kemudian menjadi bangsa Sunda dan menjadi rajanya? Dan bagaimanakah dengan cucunya: Sultan Yusuf, kemudian menjadi bangsa Banten dan menjadi rajanya?

Mayor Jenderal Sarwo Eddi, sebagai Kolonel RPKAD telah menyerang Jawa Majapahitnya Ayam Vuruk dan Jawa Mataramnya Amangkurat I, pada tahun 1965, sebagai anak Sunda yang mengenangkan kembali babat berdarahnya bangsa Sunda?

PJM Sjarifoedin Prawiranegara (anak Sunda) orang yang punya hubungan "mesra" dengan PJM Tengku Hasan di Tiro (ketika remajanya) dan punya hubungan "baik" ketika PRRI.

Sama halnya Prof Dr Soemitro Djojohadikusoemo (anak Jawa), pernah angkat tabik hormat kehadapan PJM Tengku Hasan di Tiro ketika PRRI, walaupun anaknya Subianto Prabowo menjadi algojo yang menyembelih bangsa Acheh.

Tengku Hasan di Tiro punya hubungan baik dengan PJM Imam Soekarmadji Maridjan Kartosuwiryo (anak Sunda) dan JM Kahar Muzakar (anak Makassar) sekaligus sebagai Menteri Luar Negeri NIInya.

Tengku Hasan di Tiro, pernah berbicara didepan PBB membela jutaan umat Islam Nusantara yang dibunuh oleh Soekarno, Presiden RI-Jawa Jokya, selaku Menlu NII. Dan mungkin hari ini hanya Tengku Hasan di Tirolah, sebagai Senior NII yang masih hidup, yang pernah membela siapapun atau bangsa apapun sebagai ummat Islam Nusantara yang pernah menjadi korban kekejaman Soekarno,Presiden RI-Jawa Jokya itu.

Lantas mengapakah Dansatgaspenpropnad: Pangeran Dorna, Kolonel (Laut) Ditya Soedarsono Kecoa dari Jerman alias Gajah Iskandar alias Laksamarda alias Teuku Mirza alias Cut Mizarda alias Apha Maop, aneuk Kaphé Penjajah Indonesia Jawa alias Sagir Alva alias Rahmatullah ICMI-Jedah alias Sadoso Muko, menjadi sibuk kalau saudara Ahmad Sudirman sudahpun mau dengan tulus jiwa menyerahkan "jantung" dan "hati" nya kepada bangsa Achéh yang sedang berjuang untuk merebut kembali tanah airnya yang telah dicaplok oleh Soekarno dari RI-Jawa Jokya, dengan proxy mulut Sumatra Utara dengan Proxcy UU No 21/14/08/1950 dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 5/1950 dan sekarang sedang diteruskan oleh pengganti-pengantinya?

Kalau kau Ditya tidak mau mengucapkan syukur karena ada insan, hamba Allah SWT yang mau membantu bangsa Acheh korban Soekarno, korban RI-Jawa Jokya, biarlah kami yang mengucapkan syukur kehadhirat Allah SWT dan sekalian ribuan terima kasih kami, serta hormat yang tinggi kepada beliau. Apakah salahnya?

Kami tahu: Siapakah Ishak Juarsa, Aang Kuneifi, Nanang Sutrisna, Endang Suwirya atau anak-anak Sunda lainnya, sebagai tentara upahan Penjajah Indonesia Jawa yang ikut menyembelih bangsa Acheh!

Apalagi kinipun beliau telah pula membantu menjelaskan apakah itu Penjajah Indonesia Jawa. Mungkin dengan penjelasan beliau dengan apa itu Penjajah Indonesia Jawa, atau apa itu bangsa Jawa, maka akan juga membantu memberi penjelasan kepada anak-anak jawa sendiri atau anak-anak Sunda atau anak-anak Siliwangi? agar mereka yang tidak mengerti apa itu perjuangan suci bangsa Acheh hari ini, maka akan menjadilah jelas dan begitu juga bangsa-bangsa lain diluar Pulau Jawa.

Maka dengannya pula, akan mengingatkan kepada semua mereka yang sedang bertugas sebagai personil ABRI-TNI/POLRI, Tentara Terorris Nasional Indonesia Jawa akan tidak lagi mengikut perintah dari siapapun dari pemerintah Penjajah Indonesia Jawa di Jakarta atau yang ditugaskan dari sana untuk terus menyemblih bangsa Acheh, yang hari ini rata-rata 20 jiwa atau sekarang telah mencapai 5000 jiwa lebih sejak 19 Mei, 2003 - February 2004! Tidak termasuk yang tidak tahu dimana pusaranya yang hilang-dihapuskan!

Dan insya Allah, kamipun akan mendampingi beliau terus, menjelaskan apa itu Penjajah Indonesia Jawa, dan yang ini juga sedang mendapat "tantangan" yang besar, yang besarnya tantangan ini melebihi tantangan Soekarno dengan RI-Jawa Jokyanya "mencaplok" Acheh.

Dan insya Allah, kami akan mengusir balik Kolonel (Laut) Ditya Soedarsono ke Suro Buoyo secepat mungkin, biar dia dapat menjalankan tugasnya sepenuh masa sebagai Pangeran Dorna anak cucu Barong Segoro!

Wassalam,

Omar Puteh

om_puteh@hotmail.com
Norwegia
----------