Stockholm, 4 Maret 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

TEUKU MIRZA INPRES NO 4/2001 BUATAN ABDURRAHMAN WAHID DASAR HUKUM PEMBUNUHAN DAYAN DAWOD & TEUKU DJOHAN
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS TEUKU MIRZA INPRES NO 4/2001 BUATAN ABDURRAHMAN WAHID DASAR HUKUM PEMBUNUHAN DAYAN DAWOD & TEUKU DJOHAN

"Saya katakan lagi bahwa yang membunuh tokoh Aceh yang merupakan asset bagi masyarakat Aceh dan mereka adalah guru bagi anak-anak Aceh adalah GAM....Pembunuhan terhadap (Alm). Prof. Dr. Dayan Dawod, dan (Alm) Prof. Dr. Sofwan Idries dan (Alm) Teuku Johan adalah GAM dan itu adalah perintah langsung dari Swedia. Apa Anda tau fitnah apa yang disebarkan GAM. Pembunuhan yang dilakukan terhadap terhadap Prof. Sofwan Idries seolah-olah adalah perebutan jabatan NAD I. padahal, itu akibat penolakan Beliau atas pemerasan GAM terhadap IAIN sebesar 100juta rupiah dari dari operasional IAIN. Siapa yang membakar lebih dari 500 sekolah, siapa yang melakukan penebangan terhadap menara listrik tegangan tinggi ? siapa yang melakukan pembakaran terhadap STO telkom ? Kalo bukan pelakunya berideologi komunis, tak mungkin mereka akan melakukan itu semua. Asal Anda Tau kerabat saya mau bangun pesantren pun dimintai duitnya. itu bukan operasi kontra inteligen, tapi nyata-nyata GAM adalah pemerasnya . Siapa sesungguhnya tidak mempergunakan otak ? saya kita Anda lah orang yang tidak mempergunakan otak karena dari tulisan, Anda cuma melakukan cut/copy dan paste mungkin juga Anda nggak punya otak ! Sebaiknya memang GAM segera mungkin menyerah, biar nggak mati konyol terkena pelor raider dan juga biar Aceh aman, rakyat bisa mencari nafkah secara leluasa, mendidik anak-anak mereka pada sekolah-sekolah dan dayah-dayah, mengaji pada meunasah-meunasah dan beribadah secara nyaman. Kalo dipikir-pikir betapa goblok GAM di hutan-hutan, digigit nyamuk, malaria, kelaparan, dikejar-kejar pelor Raider sementara, Anda, Hasan Tiro dan gengnya sebagai provokator makan tidur menikmati jaminan sosial dari pemerintah swedia. Anda dan geng Anda sangat tidak bertanggung jawab Moral Anda lebih rendah dari binatang. Semestinya Anda malu menempatkan kalimat Allah didepan tulisan, sementara hati Anda sejahat Iblis. Kasian"(Teuku mirza , teuku_mirza2000@yahoo.com ,Thu, 4 Mar 2004 01:53:56 -0800 (PST))

Baiklah Teuku Mirza di Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia.

Makin terlihat Teuku Mirza sudah kehabisan bahan alasan untuk dipakai sebagai dasar pertahanan guna mempertahankan pendudukan dan penjajahan Negeri Aceh oleh Presiden RIS Soekarno pada tanggal 14 Agustus 1950 satu hari sebelum RIS dilebur menjadi NKRI pada tanggal 15 Agustus 1950.

Coba para peserta diskusi di mimbar bebas ini dan seluruh rakyat di NKRI dan di Negeri Aceh.

Disini kelihatan bagaimana Teuku Mirza yang sudah sedemikian kehabisan tenaga untuk mempertahankan Presiden Megawati, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar, Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua MPR Amien Rais, Penguasa Darurat Militer Daerah Aceh Mayjen TNI Endang Suwarya di Negeri Aceh, dan Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) PDMD Kolonel Laut Ditya Soedarsono agar tetap bisa menduduki dan menjajah Negeri Aceh.

Dengan mengemukakan dasar argumen yang didasarkan pada dasar hukum Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2001 tentang Langkah-langkah komprehensif dalam rangka penyelesaian masalah Aceh yang dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 11 April 2001 yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Abdurrahman Wahid dan telah dimuat di berita negara oleh Sekretariat Kabinet RI, Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan II Edy Sudibyo.

Dimana disaat dasar hukum Inpres No.4 tahun 2001 diberlakukan di Negeri Aceh inilah terjadi penembakan terhadap Mayjen (Purn) TNI Teuku Djohan. Bekas Ketua DPRD Aceh yang juga Anggota MPR RI yang ditembak seusai menunaikan shalat Magrib di Mesjid Raya Baiturrahman, 10 Mei 2001 sekitar 50 meter dari kediamannya.

Sedangkan terbunuhnya Rektor IAIN Ar Raniry Banda Aceh Prof. Dr Sofwan Idris di rumahnya sekitar pukul 07.00 WIB, 16 September 2000, itu terjadi ketika Presiden Abdurrahman Wahid menduduki kursi Presiden NKRI tetapi sebelum dasar hukum Inpres No.4 tahun 2001 dibuat dan diberlakukan di Negeri Aceh.

Walaupun Presiden Abdurrahman Wahid telah digantikan oleh Megawati pada 23 Juli 2001, tetapi Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2001 masih tetap dipakai dan diterapkan di Negeri Aceh.

Nah kurang dari dua bulan dari sejak Presiden Megawati menduduki Kursi Presiden NKRI dan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2001 tetap masih dijalankan di negeri Aceh, maka terjadi penembakan terhadap Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Prof. Dr Dayan Dawod pada 6 September 2001.

Ternyata dari kejadian penembakan yang berangkai dari sejak Presiden Abdurrahman Wahid memegang Jabatan Presiden NKRI sampai pada saat bulan kedua Presiden Megawati menduduki Kursi Presiden NKRI menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid yang diturunkan oleh MPR dibawah komando Amien Rais, terhadap para tokoh Negeri Aceh.

Dimana yang paling menyolok adalah kasus penembakan terhadap bekas Ketua DPRD Aceh yang juga Anggota MPR RI Mayjen (Purn) TNI Teuku Djohan, Rektor IAIN Ar Raniry Banda Aceh Sofwan Idris, dan Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Dayan Dawod tidak pernah diadakan proses penyelidikan yang dilakukan oleh pihak Kepolisian daerah Aceh sampai detik sekarang ini.

Eh, tahu-tahu di mimbar bebas ini Teuku Mirza dengan semangat yang menggebu-gebu untuk mempertahankan Presiden Megawati, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar, Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua MPR Amien Rais, Penguasa Darurat Militer Daerah Aceh Mayjen TNI Endang Suwarya di Negeri Aceh, dan Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) PDMD Kolonel Laut Ditya Soedarsono agar tetap bisa menduduki dan menjajah Negeri Aceh, dengan menuduh pihak ASNLF atau GAM dengan tuduhannya: "Apa Anda tau fitnah apa yang disebarkan GAM. Pembunuhan yang dilakukan terhadap terhadap Prof. Sofwan Idries seolah-olah adalah perebutan jabatan NAD I. padahal, itu akibat penolakan Beliau atas pemerasan GAM terhadap IAIN sebesar 100juta rupiah dari dari operasional IAIN"

Teuku Mirza, belum ada hasil penyelidikan dan penyidikan dari kasus tertembaknya , Rektor IAIN Ar Raniry Banda Aceh Sofwan Idris, sudah berani menuduh dengan tuduhan yang tidak didasarkan kepada fakta dan bukti, hanya mendasarkan kepada pandangan, pikiran dan analisa Teuku Mirza sendiri.

Sedangkan dari pihak Kepolisian Daerah Aceh saja tidak ada itu pernyataan mengenai bagaimana dan apa hasil dari penyelidikan dan penyidikan tertembaknya Rektor IAIN Ar Raniry Banda Aceh Sofwan Idris.

Teuku Mirza kalau hanya main tuduh dan main analisa setiap orang bisa membuatnya dan menuduhkannya. Apalagi kalau didasari oleh sikap pribadi, sehingga akhirnya analisa yang diperolehpun jadi subjektif, tidak lagi objektif. Dan kalau sudah demikian fakta hasil analisa Teuku Mirza itu tidak bisa dipergunakan sebagai bahan bukti dipengadilan, kalaupun ada Pengadilan mengenai tertembaknya Rektor IAIN Ar Raniry Banda Aceh Sofwan Idris.

Selanjutnya, Teuku Mirza mengatakan: "Siapa yang membakar lebih dari 500 sekolah, siapa yang melakukan penebangan terhadap menara listrik tegangan tinggi ? siapa yang melakukan pembakaran terhadap STO telkom ? Kalo bukan pelakunya berideologi komunis"

Coba para peserta diskusi di mimbar bebas ini dan seluruh rakyat di NKRI dan di Negeri Aceh.
Belum dituliskan fakta dan bukti tentang kronologis pembakaran 500 sekolah. Teuku Mirza sudah sedemikian geramnya untuk bertanya dan sekalian menuduh kepada pihak GAM.

Bagaimana ini Teuku Mirza, coba Teuku Mirza kumpulkan semua fakta dan bukti lengkap semuanya, siapa para pelakunya, pernah diajukan kedepan Pengadilan Negeri apakah hasil keputusan jaksa Penuntut umum dan siapa para pembelanya.

Ini, belum semuanya fakta dan bukti di tuliskan sudah memberondong dengan pertanyaan, siapa ? siapa ? siapa ?

Bagaimana Teuku Mirza ini. Kalau hanya sekedar main tuduh, itu tuduhan tidak bisa dijadikan sebagai bahan barang bukti di Pengadilan Negeri, Teuku Mirza.

Nah Teuku Mirza, sebenarnya Teuku ini sudah kehabisan jalan dan akal bagaimana menjatuhkan Ahmad Sudirman dengan argumentasinya.

Seterusnya, sama juga Teuku Mirza ini menuduh: "siapa yang melakukan penebangan terhadap menara listrik tegangan tinggi ?"

Eh, Teuku Mirza, di mimbar ini banyak orang yang tidak tahu siapa pelakunya. Coba sebutkan oleh Teuku Mirza siapa pelakunya, nanti bisa secara bersama-sama diselidiki apakah benar orang yang dituduhkan oleh Teuku Mirza ini. Jadi coba minta kepada Pengadilan negeri banda Aceh semua data-data dan hasil pemeriksaan orang-orang yang didakwa melakukan penebangan terhadap menara listrik tegangan tinggi itu.

Begitu juga, coba Teuku Mirza kemukakan semua pelaku yang melakukan pembakaran terhadap "STO telkom" itu, biar kita teliti dan serahkan fakta dan bukti itu kepada pihak Lembaga Internasional yang menangani pelanggaran Hak Hak Asasi Manusia di Negeri Aceh.

Jadi, lain kali disamping menuliskan tuduhan, sekaligus juga menuliskan semua fakta dan bukti tuduhan Teuku Mirza di mimbar ini. Biar

Biar kita bandingkan dengan apa yang telah dilaporkan oleh the Bureau of Democracy, Human Rights, and Labor , February 25, 2004" yang dimuat di http://www.state.gov/g/drl/rls/hrrpt/2003/27771.htm .

Apakah ada persamaannya atau ada perbedaannya.

Kemudian yang paling tidak mendasar masih juga Teu Mirza menuduh : "Kalo bukan pelakunya berideologi komunis".

Eh, Teuku Mirza yang berideologi komunis itu Soekarno dengan ajaran Nasakom (Nasionalisme Agama dan Komunis)-nya. Dan tentu saja itu banyak para pengikut Soekarno yang masuk TNI/POLRI/RAIDER yang berjiwa seperti Soekarno dengan ideologi komunisnya. Hanya tidak ditampilkan. Coba tanya sama itu Presiden Megawati ?

Eh, Teuku Mirza pengikut dan penerus Soekarno itu banyak, Teuku, mereka siap dengan ideologi komunisnya untuk membangkitkan kembali Soekarnoismenya. Coba tanya sama itu Mbak Megawati Putrinya Soekarno.

Selanjutnya soal kerabat Teuku Mirza yang mau membangun pesantren yang diminta uangnya. Coba kenapa Teuku Mirza tidak meminta kepada kerabat Teuku untuk menuliskan nama, siapa, darimana, ada surat tanda terima penyerahan uang itu tentang orang yang meminta uang tersebut?
Bagaimana Teuku Mirza ini, asal tuduh orang saja. Tidak benar itu Teuku Mirza.

Eh, Teuku Mirza mengapa Teuku mengatakan: "Sebaiknya memang GAM segera mungkin menyerah, biar nggak mati konyol terkena pelor raider dan juga biar Aceh aman, rakyat bisa mencari nafkah secara leluasa, mendidik anak-anak mereka pada sekolah-sekolah dan dayah-dayah, mengaji pada meunasah-meunasah dan beribadah secara nyaman."

Sebaiknya Teuku Mirza mengatakan kepada Presiden Megawati, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar, Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua MPR Amien Rais, Penguasa Darurat Militer Daerah Aceh Mayjen TNI Endang Suwarya di Negeri Aceh, dan Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) PDMD Kolonel Laut Ditya Soedarsono, agar Negeri Aceh aman dan damai, dimana rakyat Aceh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan negara Pancasila atau NKRI, maka kepada pihak TNI/POLRI/RAIDER diminta segera untuk meninggalkan Negeri Aceh secepat mungkin.

Nah begitu caranya, Teuku Mirza. Bukan mengatakan: "Sebaiknya memang GAM segera mungkin menyerah, biar nggak mati konyol terkena pelor raider dan juga biar Aceh aman"

Coba tanya itu Penguasa Darurat Militer Daerah Aceh Mayjen TNI Endang Suwarya di Negeri Aceh, dan Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) PDMD Kolonel Laut Ditya Soedarsono, kapan mau ditarik seluruh pasukan TNI/POLRI/RAIDER yang berjumlah lebih dari 50000 orang itu dari Negeri Aceh, biar Negeri Aceh aman dan damai ?

Bagaimana Teuku Mirza ini. Apakah Teuku Mirza senang dan suka kalau Negeri Aceh terus diduduki dan dijajah oleh Presiden Megawati, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar, Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua MPR Amien Rais, Penguasa Darurat Militer Daerah Aceh Mayjen TNI Endang Suwarya di Negeri Aceh, dan Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) PDMD Kolonel Laut Ditya Soedarsono ?

Teuku Mirza sebagaimana yang telah saya jawab kepada saudari L.Meilany di Tangerang, Banten yang mempertanyakan soal sama seperti Teuku Mirza ini, dimana saya telah menjawabnya yaitu: "

Teuku Mirza yang namanya perjuangan yang mempunyai stretagi yang jelas, arah, dan misi yang jelas yaitu menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila atau NKRI.

Itu tidak mudah untuk ditipu dan dibodohi oleh pihak Presiden Megawati, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar, Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua MPR Amien Rais, Penguasa Darurat Militer Daerah Aceh Mayjen TNI Endang Suwarya di Negeri Aceh, dan Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) PDMD Kolonel Laut Ditya Soedarsono.

Strategi pihak TNA sudah ada jelas dan terarah di Negri Aceh. Strategi pihak ASNLF atau GAM sudah jelas dan terarah. Masing-masing memiliki dan mempunyai tugas masing-masing sesuai dengan apa yang telah digariskan dalam bentuk arah, misi untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila atau NKRI.

Jadi kalau Teuku Mirza melihat dan memperhatikan apa yang saya kemukakan dan jelaskan disini, jangan Teuku Mirza menganggap rakyat Aceh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila atau NKRI itu dengan anggapan: "betapa goblok GAM di hutan-hutan, digigit nyamuk, malaria, kelaparan, dikejar-kejar pelor Raider"

Mereka rakyat Aceh itu ternyata membuat pihak Presiden Megawati, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar, Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua MPR Amien Rais, Penguasa Darurat Militer Daerah Aceh Mayjen TNI Endang Suwarya di Negeri Aceh, dan Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) PDMD Kolonel Laut Ditya Soedarsono terpukul telak.

Mereka mengetahui bahwa itulah yang dinamakan perang mordern, perang dimana pihak NKRI atau Negara RI atau Negara RI-Jawa-Yogya sudah hampir pontang panting. Coba perhatikan mana itu pihak TNI tampil yang dipelopori oleh pihak Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar ? Tidak ada wakil dari mereka kecuali Kolonel Laut Ditya Soedarsono, itupun sudah dibungkamnya.

Adapun soal yang dituduhkan oleh Teuku Mirza dengan tuduhan: "sementara, Anda, Hasan Tiro dan gengnya sebagai provokator makan tidur menikmati jaminan sosial dari pemerintah swedia.Anda dan geng Anda sangat tidak bertanggung jawab Moral Anda lebih rendah dari binatang"

Teuku Mirza tidak ada itu yang namanya "makan tidur menikmati jaminan sosial dari pemerintah Swedia.". Saya tahu presis bagaimana kebijaksanaan eknomi Pemerintah Swedia dalam memberikan jaminan sosial itu, tidak mudah Teuku Mirza, saya berapa tahun ikut melihat dan mempelajari dari dalam partai politik bagaimana sebenarnya sistem sosial berlaku dan diterapkan di Swedia itu. Tidak gampang seperti yang dikatakan Teuku Mirza. Jangan banyak bicara kalau mengenai Negara Swedia. Sok tahu saja. Tanya kepada saya, saya tahu presis masalah bagaimana kebijaksanaan masalah sosial diberlakukan di Swedia.

Terakhir Teuku Mirza, itu yang Teuku katakan: "Semestinya Anda malu menempatkan kalimat Allah didepan tulisan, sementara hati Anda sejahat Iblis."

Eh, jangan bicara sembarangan Teuku. Siapa yang berhati iblis Teuku ? Apakah Teuku Mirza atau Presiden Megawati, atau Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono , atau Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, atau KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, atau Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar, atau Ketua DPR Akbar Tandjung, atau Ketua MPR Amien Rais, atau Penguasa Darurat Militer Daerah Aceh Mayjen TNI Endang Suwarya di Negeri Aceh, atau Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) PDMD Kolonel Laut Ditya Soedarsono ataukah Ahmad Sudirman ?

Ahmad Sudirman telah mengajukan jalan penyelesaian secara damai yaitu melalui jajak pendapat atau referendum bagi seluruh rakyat Aceh di Negeri Aceh untuk memilih dua opsi yaitu Opsi YA bebas dari NKRI atau Opsi TIDAK bebas dari NKRI.

Itukan jalan damai, masa orang yang mengajukan jalan damai di Negeri Aceh melalui jajak pendapat atau referendum disebut oleh Teuku Mirza sebagai orang yang punya hati sejahat Iblis ?.

Bagaimana Teuku Mirza ini. Yang saya khawatirkan Teuku Mirza yang sudah ditunggangi dan ditarik hidungnya oleh Presiden Megawati, atau Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono , atau Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, atau KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, atau Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar, atau Ketua DPR Akbar Tandjung, atau Ketua MPR Amien Rais, atau Penguasa Darurat Militer Daerah Aceh Mayjen TNI Endang Suwarya di Negeri Aceh, atau Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) PDMD Kolonel Laut Ditya Soedarsono.

Kalau model begini saya mengerti dan paham, siapa sebenarnya Teuku Mirza ini.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad.swaramuslim.net
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Thu, 4 Mar 2004 01:53:56 -0800 (PST)
From: teuku mirza teuku_mirza2000@yahoo.com
Subject: Re: TEUKU MIRZA ITU SOEKARNO KOMUNIS, SUTARTO & RYACUDU
BIADAB, RI BELUM FINAL & MEGAWATI PENIPU
To: Ahmad Sudirman ahmad@dataphone.se

Saya katakan lagi bahwa yang membunuh tokoh Aceh yang merupakan asset bagi masyarakat Aceh dan mereka adalah guru bagi anak-anak Aceh adalah GAM....Pembunuhan terhadap (Alm). Prof. Dr. Dayan Dawod, dan (Alm) Prof. Dr. Sofwan Idries dan (Alm) Teuku Johan adalah GAM dan itu adalah perintah langsung dari Swedia.

Apa Anda tau fitnah apa yang disebarkan GAM....Pembunuhan yang dilakukan terhadap terhadap Prof. Sofwam Idries seolah-olah adalah perebutan jabatan NAD I....padahal, itu akibat penolakan Beliau atas pemerasan GAM terhadap IAIN sebesar 100juta rupiah dari dari operasional IAIN....

Siapa yang membakar lebih dari 500 sekolah, siapa yang melakukan penebangan terhadap menara listrik tegangan tinggi ? siapa yang melakukan pembakaran terhadap STO telkom ?

Kalo bukan pelakunya berideologi komunis, tak mungkin mereka akan melakukan itu semua.

Asal Anda Tau ....kerabat saya mau bangun pesantren pun dimintai duitnya......itu bukan operasi kontra inteligen, tapi nyata-nyata GAM adalah pemerasnya .

Siapa sesungguhnya tidak mempergunakan otak ? saya kita Anda lah orang yang tidak mempergunakan otak karena dari tulisan, Anda cuma melakukan cut/copy dan paste mungkin juga Anda nggak punya otak !

Sebaiknya memang GAM segera mungkin menyerah, biar nggak mati konyol terkena pelor raider dan juga biar Aceh aman, rakyat bisa mencari nafkah secara leluasa, mendidik anak-anak mereka pada sekolah-sekolah dan dayah-dayah, mengaji pada meunasah-meunasah dan beribadah secara nyaman.

Kalo dipikir-pikir betapa GOBLOK GAM di hutan-hutan, digigit nyamuk, malaria, kelaparan, dikejar-kejar pelor Raider sementara, Anda, Hasan Tiro dan gengnya sebagai provokator makan tidur menikmati jaminan sosial dari pemerintah swedia.Anda dan geng Anda sangat tidak bertanggung jawab Moral Anda lebih rendah dari BINATANG

Semestinya Anda malu menempatkan kalimat Allah didepan tulisan, sementara hati Anda sejahat Iblis.

Kasian !

Teuku Mirza

teuku_mirza2000@yahoo.com
teuku_mirza@hotmail.com
Universitas Indonesia
Jakarta, Indonesia
----------