Banda Acheh, 26 Maret 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

KEMERDEKAAN ACHEH HANYA DITAKUTI OLEH PELAKU / PENGANJUR / PENDUKUNG PENJAJAHAN
Shahen Fasya
Banda Acheh - ACHEH.

 

KEMERDEKAAN ACHEH HANYA DITAKUTI OLEH PELAKU / PENGANJUR / PENDUKUNG PENJAJAHAN

Sagir Alva baru-baru ini pulang ke Banda Acheh ( http://www.dataphone.se/~ahmad/040323.htm ). Selama tiga hari di Banda Acheh, Sagir Alva telah melihat dan menyaksikan kehidupan warga kota Banda Acheh dan sekitarnya. Terus Sagir Alva memberi komentar bahwa Acheh sudah aman dengan diterapkannya darurat militer (baca : darurat perang).

Tapi sayangnya, Sagir Alva tidak mengatakan pada via email bahwa dia ada di Banda Acheh pada awal maret 2004, soalnya kalau Sagir Alva memberitahu saya, mungkin saya (Shahen Fasya) dan Sagir Alva dapat berdiskusi soal Acheh secara langsung (face to face). Anda nggak perlu kuatir / takut dengan saya, karena saya hanyalah rakyat sipil biasa.

Oke, sekarang saya akan menanggapi komentar / opini Sagir Alva. Apa yang anda lihat dan saksikan di Banda Acheh itu tidak mencerminkan/menggambarkan keadaan / kondisi Acheh secara keseluruhan, dan soal anda mengatakan Acheh "aman" itu hanya diatas permukaan saja. Acheh baru aman jika TNI/RAIDERS/POLRI tidak melakukan lagi sweeping, tidak lagi memaksakan rakyat Acheh untuk ronda (jaga) malam, tidak lagi menculik dan membunuh rakyat Acheh, dan TNI/RAIDERS/POLRI tidak lagi berada di Acheh. Tetapi kenyataannya, sekarang TNI/POLRI tiap hari (dan juga malam) melakukan sweeping di Banda Acheh dan Acheh Besar, masih menculik dan membunuh rakyat Acheh. Apakah ini yang dinamakan dengan "aman" menurut kacamata tentara pendudukan yang informasinya sering anda (Sagir Alva dan Teuku Mirza) gunakan ?!

Saat anda berada di Banda Acheh, apakah anda ada menjumpai/menemui korban (pekerja warung kopi) di Lampeujerat kec. Banda Raya, Banda Acheh (dekat stadion sepakbola Lhoong Raya, 5 km dari pusat kota) yang tubuhnya disiram dengan air panas oleh BRIMOB pada 2 syawal 1424 H/26 november 2003 yang lalu seusai kontak senjata antara gerilyawan GAM dengan BRIMOB. Apakah anda ada menanyakan bagaimana rasa "aman" yang dia rasakan setelah tubuhnya disiram dengan air panas ?

Terus apakah anda ada pergi ke Peukan Biluy, Peukan Bada, Ujong Pancu, Indrapuri (Acheh Besar), Tiro, Tangse, Teupin Raya, Trienggadeng (Pidie), Nisam, Matangkuli, Blang Mangat, Kandang (Acheh Utara), Peurelak, Idi cut / Idi Rayeek, Lokop (Acheh Timur), Meukek, Sawang, Kandang, Trumon (Acheh Selatan). Apakah anda ada bertanya pada masyarakat disana bagaimana rasa "aman" yang mereka rasakan setelah anggota keluarganya (anak, orangtua, abang, paman, saudara dan orang-orang dekat dengan mereka) diculik dan dibunuh oleh TNI/POLRI ?!

Saya yakin, anda nggak pernah kesana dan menanyakan pada mereka, karena anda nggak peduli dengan nasib rakyat dan bangsa Acheh (yang notabene sebangsa dengan anda) ditindas dan dijajah oleh TNI/POLR. Tetapi anda hanya peduli dengan nasib anda sendiri. So, kalau rakyat dan bangsa Acheh hidup dibawah ancaman teror, penculikan dan pembunuhan oleh TNI/POLRI, anda hanya bisa diam dan membiarkan saja itu terjadi (atau mungkin anda merasa senang melihat / menyaksikan / mendengarnya ?!), itu karena anda telah jadi lamiet jawa yang jiwa, otak dan pikiran anda telah dicuci bersih oleh TNI/POLRI dengan doktrin pancasila sesat, sehingga yang ada dalam otak dan pikiran anda hanyalah pancasila, TNI/POLRI dan NKRI doang.

Seharusnya, kalau anda masih punya hati nurani (?!) anda dapat berbuat sesuatu untuk membantu memperjuangkan nasib rakyat dan bangsa Acheh yang ditindas dan dijajah oleh TNI/POLRI. Seharusnya, anda yang ngakunya sebagai orang Acheh berada paling depan untuk memperjuangkan kemerdekaan Acheh dari penjajahan Indonesia-Jawa-Yogya. Tetapi kenyataannya enggak, sekarang anda-lah yang terdepan menghancurkan rakyat, bangsa dan negeri Acheh dengan mendukung TNI/POLRI menjajah Acheh. Seharusnya, saat ada orang lain yang membantu memperjuangkan kemerdekaan Acheh, anda dapat berterima kasih kepada orang tersebut, bukannya marah-marah dan maki-maki orang tersebut. Memang anda itu adalah orang yang tak punya moralitas sedikitpun. sungguh menjijikkan !

Seharusnya, kalau anda tak bisa / tak sanggup / tak mau memperjuangkan kemerdekaan Acheh, ada baiknya anda diam. Bek lee that peugah haba, bek lee that cengkonek, jangan banyak tingkah. Karena apa yang anda ucapkan kemaren, hari ini ataupun esok hari itu akan jadi bumerang (senjata makan tuan) bagi anda sendiri.

Bangsa acheh nggak butuh orang-orang seperti anda (Sagir Alva, Teuku Mirza Cs) yang berjiwa lamiet dan bermental tempe. So, biarkan kami yang berjuang untuk Acheh sampai titik darah penghabisan. Insya allah kemerdekaan Acheh itu akan kami rebut kembali. Acheh ta cok pulang, hana di jok ta prang, hana beude ta tak ngon parang.

Sesungguhnya, kemerdekaan Acheh itu hanya ditakuti oleh pelaku penjajahan (Indonesia-Jawa-Yogya, TNI/PPOLRI, penganjur / pendukung penjajahan, dan orang-orang yangn berkolaborasi dengan dengan tentara penjajah (TNI/POLRI) seperti Sagir Alva, Apha Maop (sekarang udah menghilang), si Laimet jawa Teuku Mirza cuak inteklektual.

Wassalam

Shahen Fasya

rimueng_acheh@yahoo.com
Banda Acheh/Kutaraja - Aceh
----------