Stockholm, 11 April 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

NUGROHO ITU AHMAD SUDIRMAN BELA RAKYAT ACEH BERDASAR FAKTA & BUKTI, HUKUM & SEJARAH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

NUGROHO ITU AHMAD SUDIRMAN BELA RAKYAT ACEH YANG TELAH SADAR MENETUKAN NASIB SENDIRI BERDASARKAN FAKTA & BUKTI, HUKUM & SEJARAH BUKAN BELA MEMBABI BUTA

"Ini untuk menambah kesibukan Bapak, saya punya pertanyaan yang saya yakin juga penting. Target dari Pak Sudirman membela mati-matian terhadap GAM itu apa ya. Saya pernah membaca masalah teori "Psikobiografi", dimana ada korelasi antara apa yang dilakukan sekarang, dengan apa yang pernah dirasakan atau dijumpai di masa kecil, apakah Pak Sudirman/keluarga pernah merasakan kepahitan di Aceh atau apa. Sejujurnya saya kan juga mengakui, ada yang salah dengan "penanganan Aceh", tetapi corak berpikir Bapak kok semakin membabi buta membela GAM, mungkin juga sama ya, Pak dengan teman-teman saya yang juga membabi buta membela NKRI. Apa memang Pak Hasan Tiro yang sedang diproses untuk dipulangkan ke Indonesia untuk diadili itu telah menunjuk Pak Sudirman sebagai manajer informasi, atau bagian GAM Image building dengan berbagai macam pertimbangan?" (Nugroho Dwi Priyohadi, s05029wmuse@yahoo.com.sg , Sun, 11 Apr 2004 07:38:16 +0800 (CST))

Terimakasih saudara Nugroho Dwi Priyohadi di Malmo, Swedia.

Tentang pertanyaan saudara Nugroho: "Target dari Pak Sudirman membela mati-matian terhadap GAM itu apa ya".

Jelas, seperti yang telah saya terangkan dan jelaskan di mimbar bebas sebelum ini, bahwa setelah mempelajari, menggali, memikirkan, menganalisa, dan menyimpulkan tentang kemelut dan konflik Aceh ini, ternyata diketemukan akar masalah yang sebenarnya yang bisa dipertanggungjawabkan dan bisa dilihat berdasarkan fakta dan bukti, dasar hukum dan sejarah mengenai Negeri Aceh yang telah ditelan, dicaplok, diduduki, dan dijajah oleh pihak Presiden RIS Soekarno yang diteruskan oleh NKRI atau RI.

Nah, dengan dasar alasan fakta dan bukti, dasar hukum dan sejarah tersebut diatas itulah saya menerangkan dan menjelaskan kepada seluruh rakyat di Negeri Aceh dan di NKRI agar terbuka mata dan hatinya bahwa memang benar Negeri Aceh itu dijajah oleh pihak RIS, NKRI atau RI sampai detik sekarang ini.

Kemudian, terbukti sampai detik ini tidak ada satupun alasan yang berdasarkan fakta dan bukti, dasar hukum dan sejarah yang bisa dipertanggungjawabkan untuk mempertahankan penjajahan negeri Aceh oleh pihak NKRI ini.

Nah, selama argumentasi yang saya sampaikan kehadapan seluruh rakyat Aceh dan rakyat NKRI masih tetap belum terbantahkan dan belum bisa dipatahkan, maka selama itu fakta dan bukti, dasar hukum dan sejarah tersebut adalah benar yang menyatakan bahwa Negeri Aceh itu dijajah oleh pihak Penguasa NKRI.

Berdasarkan argumentasi dasar tersebut saya mempertahankan, mendukung, menyokong, membela rakyat Aceh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila atau NKRI.

Dimana saya mengucapkan syukur alhamdulillah apabila rakyat Aceh mendapatkan kembali Negerinya yang telah ditelan, dicaplok, diduduki, dan dijajah oleh pihak NKRI. Saya tidak perlu dan tidak mengharap apapun dari rakyat Aceh. Bagi saya sudah cukup dan gembira serta bersyukur ke khadlirat Allah SWT apabila Negeri Aceh kembali ketangan seluruh rakyat Aceh dan bisa membangun Negerinya yang dipimpin oleh rakyat Aceh sendiri yang memang sebagai pewaris yang hak jauh sebelum NKRI atau RI terbentuk di muka bumi ini.

Jadi, saya mendukung, menyokong, membela rakyat Aceh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila atau NKRI bukan dengan cara "membabi buta" sebagaimana yang dikatakan oleh saudara Nugroho, tetapi, mendukung, menyokong, dan membela berdasarkan alasan fakta dan bukti, dasar hukum dan sejarah yang benar dan jelas tentang Negeri Aceh yang telah ditelan, dicaplok, diduduki, dan dijajah oleh pihak Presiden RIS Soekarno diteruskan oleh NKRI atau RI.

Disamping itu, saya mendukung, menyokong, membela rakyat Aceh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila atau NKRI tidak ada sangkut pautnya dengan anggapan "Pak Hasan Tiro yang sedang diproses untuk dipulangkan ke Indonesia untuk diadili itu telah menunjuk Pak Sudirman sebagai manajer informasi, atau bagian GAM Image building dengan berbagai macam pertimbangan", seperti yang dituliskan oleh saudara Nugroho.

Dan menyinggung Teungku Hasan Muhammad di Tiro, jelas itu pihak NKRI tidak akan mungkin berhasil memulangkan beliau, karena fakta dan bukti yang dikumpulkan oleh pihak NKRI dan Tim Kejaksaan Swedia tidak akan mampu dijadikan alat penjerat Teungku Hasan dilihat berdasarkan Hukum Tindak Pidana Terorisme Swedia. Silahkan baca tulisan "Kelemahan fakta dan bukti pihak NKRI yang akan disaring oleh UU tindak pidana terorisme Swedia " ( http://www.dataphone.se/~ahmad/040321a.htm )

Selanjutnya, itu soal yang diungkit oleh saudara Nugroho: "Toh, nyatanya Pak Sudirman ini juga pernah dicurigai sebagai bagian dari kepanjangan tangan "Jawa" yang dituduhkan oleh Warwick itu, saya yakin sekali perkenalan Bapak dengan si Warwick hanya di dunia maya, jadi tidak tahu secara pasti karena mungkin saja si Warwick itu tidak serius mikirin Aceh, hanya numpang marah-marah melulu."

Mengenai soal saudara Warwick yang menuduh saya dengan tuduhan "Si Sudirman itu adik beradik Doraman buta itu = Djawa asei", karena saudara Warwick pada waktu itu belum kenal saya dari dekat, lagi pula saudara Warwick tinggal di Malaysia, dan kejadian itu terjadi pada hari Minggu, 1 April 2001, di mailing list PPDI@yahoogroups.com , ketika saya melambungkan tulisan "Sekularis Gus Dur coba pertemukan nasionalis dan Islam" ( http://www.dataphone.se/~ahmad/010330.htm )

Seterusnya soal Teuku Jacob yang dipertanyakan oleh saudara Nugroho: "apa komentar Bapak terhadap Prof. Dr. Teuku Jacob? Apakah Pak Sudirman juga anggap beliau sebagai kaki tangan NKRI?"

Mengenai mantan rektor Universitas Gajah Mada, Prof. Dr. Teuku Jacob asal Aceh dan tinggal di Yogyakarta itu, bagi saya selama beliau belum menggali dan memikirkan, belum menyadari dan menghayati, dan belum menyimpulkan bahwa Negeri Aceh itu memang benar menurut fakta dan bukti, dasar hukum dan sejarah dijajah oleh pihak RIS diteruskan oleh NKRI atau RI, maka selama itu beliau bukan kaki tangan NKRI. Tetapi, kalau beliau itu setelah menggali, memikirkan, menyadari, menghayati, menganalisa, ternyata beliau mengambil kesimpulan bahwa Negeri Aceh itu tidak ditelan, tidak dicaplok, tidak diduduki, dan tidak dijajah oleh pihak Presiden RIS Soekarno yang diteruskan oleh NKRI atau RI, maka saya menganggap beliau adalah kaki tangan NKRI, dan saya persilahkan beliau untuk berdebat dengan saya mengenai penelanan, pencaplokan, pendudukan, dan penjajahan Negeri Aceh oleh pihak RIS yang diteruskan oleh NKRI atau RI sampai detik ini.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad.swaramuslim.net
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Sun, 11 Apr 2004 07:38:16 +0800 (CST)
From: Nugroho Dwi Priyohadi s05029wmuse@yahoo.com.sg
Subject: Re: SAUDARA WARWICK ITU BUKAN BERMAKSUD MEMUSYRIKAN ALLAH DENGAN SYUHADA ENDATU-NYA
To: Ahmad Sudirman ahmad@dataphone.se
Cc: universityofwarwick@yahoo.co.uk

Assalamu'alaikum, Bapak.

Terima kasih atas email, Bapak. Ini untuk menambah kesibukan Bapak, saya punya pertanyaan yang saya yakin juga penting. Target dari Pak Sudirman membela mati-matian terhadap GAM itu apa ya. Saya pernah membaca masalah teori "Psikobiografi", dimana ada korelasi antara apa yang dilakukan sekarang, dengan apa yang pernah dirasakan atau dijumpai di masa kecil, apakah Pak Sudirman/keluarga pernah merasakan kepahitan di Aceh atau apa.

Sejujurnya saya kan juga mengakui, ada yang salah dengan "penanganan Aceh", tetapi corak berpikir Bapak kok semakin membabi buta membela GAM, mungkin juga sama ya, Pak dengan teman-teman saya yang juga membabi buta membela NKRI.

Apa memang Pak Hasan Tiro yang sedang diproses untuk dipulangkan ke Indonesia untuk diadili itu telah menunjuk Pak Sudirman sebagai manajer informasi, atau bagian GAM Image building dengan berbagai macam pertimbangan?

Toh, nyatanya Pak Sudirman ini juga pernah dicurigai sebagai bagian dari kepanjangan tangan "Jawa" yang dituduhkan oleh Warwick itu, saya yakin sekali perkenalan Bapak dengan si Warwick hanya di dunia maya, jadi tidak tahu secara pasti karena mungkin saja si Warwick itu tidak serius mikirin Aceh, hanya numpang marah-marah melulu.

Juga, apa komentar Bapak terhadap Prof. Dr. Teuku Jacob? Apakah Pak Sudirman juga anggap beliau sebagai kaki tangan NKRI? Saya juga sangat hormat pada beliau dan kenyataannya memang beliau cukup disegani di Jogja lho, jangan-jangan Pak Sudirman tidak mengenalinya.

Ini juga, Pak, masalah tauhid itu kan utama dalam Islam, jadi kalau orang masih juga mempersekutukan Allah dengan lainnya (negara, ethnic, orang per orang...), maka memang cenderung musyrik, dan memang harus kata perkata, kan Bapak juga membantah legalitas NKRI, kemudian menafikan eksistensi RI yang 17 Agustus 1945, dan hanya mengkaitkan konteks diskusi dengan NKRi yang diakui PBB 1950, juga Bapak lakukan dengan kata perkata.

Maksud saya, Pak, saya ingin memperingatkan itu orang yang namanya si Warwick itu, karena musyrik kan dosa tak terampuni, (masak bisanya marah-marah melulu, kalah sama Pak Dirman yang berdarah "JAWA" tetapi lebih rasional dalam memandang masalah, meskipun ini diluar konteks pembenaran atau penyalahan)

Maaf ya, Pak Dirman, biar kecil ini penting. Meskipun di mata saya Bapak itu tidak sepenuhnya benar, kadang logika argumen Bapak cukup dapat diterima diluar masalah apakah saya setuju atau tidak.

Kembali ke Warwick, eling eling, Mas, eling Pak Warwick (lha ini kan nama universitas di Inggris ya). Jangan sampae Anda diketawain peserta milis karena hanya penuh emosi menyapu argumen dengan kata-kata bombastis sekian dulu, Fastabighul khairat. Jazakumullahu khairan katsira.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Nugroho

s05029wmuse@yahoo.com.sg
Malmo, Swedia
----------