Stockholm, 13 April 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

DITYA & DARMAWAN TERUS MEMBOHONGI RAKYAT ACEH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

KELIHATAN DENGAN JELAS KOLONEL LAUT DITYA SOEDARSONO & DIRJEN POTHAN LAKSAMANA MUDA TNI DARMAWAN TERUS MENIPU DAN MEMBOHONGI RAKYAT DAN ULAMA ACEH

Terimakasih untuk saudara Muhammad Iqbal yang telah mengirimkan berita dari Redaksi Serambi Indonesia yang diolah dan dituliskan oleh saudara Nal dengan judul "Kesadaran Bernegara Mulai Tinggi" diambil dari sumber Dirjen Potensi Pertahanan (Pothan), Laksamana Muda TNI Darmawan dan Dansatgaspen PDMD, Kolonel Laut Ditya Soedarsono, hari Senin, 12 April 2004, di Pondok Pesantren Ruhul Fatayat, Seulimum, Aceh Besar, pimpinan Tgk Husaini A Wahab.

Setelah saya baca berita hasil olahan Redaksi Serambi Indonesia itu, ternyata kelihatan dengan jelas, bahwa semakin gencar pihak Penguasa Darurat Militer Daerah Aceh Mayjen TNI Endang Suwarya, bersama Dansatgaspen PDMD, Kolonel Laut Ditya Soedarsono, diperkuat oleh Dirjen Potensi Pertahanan (Pothan), Laksamana Muda TNI Darmawan, Staf Ahli Depertemen Pertahanan, Profesor Pranowo, dan Direktur Kesadaran Bela Negara Dephan, Brigjen TNI Ibnu Hajar, menjalankan propaganda licik penuh akal bulus tentang Pemilu 5 April 2004 di wilayah Darurat Militer Daerah Aceh.

Sudah jelas, itu Pemilu 5 April 2004 cacat hukum karena adanya pertentangan antara UU No.12/2003 dengan Keppres No.28/2003, ditambah pemaksaan dengan tekanan moncong senjata dari pihak TNI/POLRI terhadap rakyat Aceh untuk mencoblos gambar partai-partai politik dengan ancaman, siapa yang tidak mencoblos dianggap anggota GAM.

Jadi jelas, dengan fenomena di Negeri Aceh yang demikian itu, dihubungkan dengan apa yang dikatakan oleh pihak Dirjen Potensi Pertahanan (Pothan), Laksamana Muda TNI Darmawan melalui Dansatgaspen PDMD, Kolonel Laut Ditya Soedarsono: "Itu pertanda kesadaran berbangsa di Aceh saat ini sudah tinggi", jelas, bagai minyak dalam air. Tidak menyambung dan tidak ada sangkut pautnya.

Mana bisa dikatakan "pertanda kesadaran berbangsa di Aceh saat ini sudah tinggi" kalau rakyat Aceh digiring dengan moncong senjata TNI/POLRI untuk mencoblos gambar partai politik dalam Pemilu 5 April 2004 dengan ancaman kalau tidak memilih berarti anggota GAM.

Jelas, itu yang dikatakan oleh pihak pihak Dirjen Potensi Pertahanan (Pothan), Laksamana Muda TNI Darmawan betul-betul suatu bentuk manipulasi dan pemalsuan fakta, bukti, dan hukum yang disuguhkan kehadapan rakyat dan ulama Aceh.

Tentu saja, hanya rakyat dan ulama Aceh yang sudah bisa ditarik hidungnya oleh pihak Penguasa Darurat Militer Daerah Aceh sajalah yang bisa membenarkan dan meng-iya-kan apa yang dikatakan oleh pihak Dirjen Potensi Pertahanan (Pothan), Laksamana Muda TNI Darmawan.

Seperti yang dikatakan Redaksi Serambi Indonesia dalam beritanya: "Tgk Husaini A Wahab yang akrab dipanggil Waled dalam sambutannya meminta pemerintah agar memperpanjang darurat militer di Provinsi NAD, bagi masyarakat Aceh saat ini, DM seperti obat mujarab yang dapat menyembuhkan penyakit kronis. Kalau DM dicabut, ditakutkan penyakit itu kembali akan menyerang kehidupan masyarakat Aceh"

Nah kan kelihatan, pimpinan Ponpes Ruhul Fatayat, Tgk Husaini A Wahab ini kan hidungnya sudah bisa ditarik oleh Penguasa Darurat Militer daerah Aceh. Mana bisa itu Keppres No.28/2003 yang penuh dengan racun Soekarno penipu licik dan pencaplok Negeri Aceh, dianggap sebagai obat mujarab.

Wah, itu Tgk Husaini A Wahab ini memang sedang bermimpi disiang hari bolong. Masa racun Soekarno penipu licik di NKRI pencaplok dan penjajah Negeri Aceh yang terkandung dalam balutan Undang-undang Nomor 23 Prp Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya dan dipakai dalam Keppres No.28/2003 dianggap sebagai obat mujarab untuk menyembuhkan konflik Aceh yang telah berlangsung lebih dari 50 tahun ini.

Jadi, sebenarnya, usaha dari pihak Penguasa Darurat Militer Daerah Aceh Mayjen TNI Endang Suwarya, Dansatgaspen PDMD, Kolonel Laut Ditya Soedarsono, Dirjen Potensi Pertahanan (Pothan), Laksamana Muda TNI Darmawan, Staf Ahli Depertemen Pertahanan, Profesor Pranowo, dan Direktur Kesadaran Bela Negara Dephan, Brigjen TNI Ibnu Hajar dengan segala macam propagandanya yang menyangkut Pemilu 5 April 2004 di Negeri Aceh dan Keppres No.28/2003 adalah semuanya merupakan akal bulus dan tipu muslihat dari pihak Penguasa Darurat Militer Pusat Presiden Megawati dari PDI-P dan Penguasa darurat Militer daerah Aceh Mayjen TNI Endang Soewarya terhadap seluruh rakyat dan seluruh ulama Aceh.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad.swaramuslim.net
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Mon, 12 Apr 2004 14:09:25 -0700 (PDT)
From: Muhammad Iqbal muhammad59iqbal@yahoo.com
Subject: Bal'am (warisatussaithan) semakin marak selama Darurat Militer.
To: ahmad@dataphone.se, ahmad_sudirman@hotmail.com

serambi_indonesia@yahoo.com
Serambi Selasa, 13 April 2004
http://indomedia.com/serambi/2004/04/130404h5.htm

Dirjen Pothan: Kesadaran Bernegara Mulai Tinggi
BANDA ACEH - Dirjen Potensi Pertahanan (Pothan), Laksamana Muda TNI Darmawan mengatakan, suksesnya pelaksanaan Pemilu 2004 di NAD menandakan tingkat kesadaran berbangsa dan bernegara di kalangan masyarakat Aceh sudah mulai tinggi.

Hal itu dikatakan Dirjen Pothan dalam sambutannya saat mengadakan kunjungan silaturrahmi ke Pondok Pesantren Ruhul Fatayat, Seulimum, Aceh Besar, kemarin. Selain Dirjen Pothan, Laksamana Muda TNI Darmawan, dalam rombongan tersebut tampak Staf Ahli Depertemen Pertahanan (Dephan), Profesor Pranowo dan Direktur Kesadaran Bela Negara Dephan, Brigjen TNI Ibnu Hajar, serta sejumlah perwira lainnya dari Mabes TNI dan Kodam Iskandar Muda.

Menurut Darmawan, gembar-gembor bahwa Pemilu 2004 di Aceh tidak akan berlangsung dengan aman karena dilaksanakan di bawah darurat militer, ternyata tidak terbukti sama sekali."Itu pertanda kesadaran berbangsa di Aceh saat ini sudah tinggi. Atas nama Pemerintah, Darmawan mengucapkan terimakasih kepada seluruh rakyat Aceh," ujar Dansatgaspen PDMD, Kolonel Laut (E) Ditya Soedarsono, mengutip pernyataan Dirjen Pothan.

Menurut Ditya, dalam kesempatan itu, Dirjen Pothan meminta kepada seluruh masyarakat Aceh, termasuk anggota GAM, untuk memposisikan kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Kalau melihat ke belakang, seperti Cut Nyak Dhien, Teuku Umar, dan para pahlawan nasional lainnya dari Aceh, mereka adalah pendiri NKRI. Jadi tidak ada alasan kalau ada yang ingin memisahkan Aceh dari NKRI," katanya.

Dirjen Pothan, kata Ditya, juga mengimbau seluruh masyarakat Aceh agar menjaga moral dalam rangka mempertahankan dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Dengan semangat perjuangan yang dimiliki oleh warga pondok pesantren, pembangunan akan bisa dilaksanakan. Mari bergandengan tangan untuk menuju pembangunan adil dan makmur," ujar Ditya mengutip Dirjen Pothan, Laksamana Muda TNI Darmawan.

Dikatakan Ditya, pada kesempatan itu, pimpinan Ponpes Ruhul Fatayat, Tgk Husaini A Wahab yang akrab dipanggil Waled dalam sambutannya meminta pemerintah agar memperpanjang darurat militer di Provinsi NAD. Menurut Waled, bagi masyarakat Aceh saat ini, DM seperti obat mujarab yang dapat menyembuhkan penyakit kronis. "Kalau DM dicabut, ditakutkan penyakit itu kembali akan menyerang kehidupan masyarakat Aceh," ujar Ditya mengutip Waled.

Sementara informasi yang diperoleh dari Kasi RTV (Radio dan Televisi) Penerangan Kodam Iskandar Muda, Mayor Inf Deden Kuswara mengatakan, protokoler acara silaturrahmi itu melibatkan sejumlah mantan anggota GAM yang sedang menjalani pembinaan di pesantren tersebut. "Yang menjadi MC (pembawa acara) adalah Muksalmina, mantan Kapolsek GAM Seulimum. Sedangkan yang melantunkan ayat suci al-Quran adalah T Samsuar, mantan anggota GAM yang di-BKO-kan di Seulimum," katanya.

Pada kesempatan itu, Dirjen Pothan juga menyerahkan bantuan al- Quran dan dana untuk pembangunan Pesantren Ruhul Fatayat. Menurut Deden, saat ini, di pasantren tersebut terdapat 25 mantan anggota GAM yang sedang menjalani pembinaan. "Sebelumnya ada sekitar seratusan lebih GAM yang dibina di sana, tapi sebagian besar sudah selesai dibina dan telah kembali dalam kehidupan masyarakat," katanya.(nal)

Serambi Indonesia Redaksi Jln. Laksamana Malahayati, Km 6 Desa Baet, Aceh Besar/Banda Aceh Tel (0651) 51800 Fax (0651) 51756
----------