Sandnes, 26 Juni 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

JAWABAN HUSAINI DAUD KEPADA ROKHMAWAN, TATI, DAN DHARMINTA CS
Husaini Daud Sp
Sandnes - NORWEGIA.

 

MENYIMAK JAWABAN HUSAINI DAUD KEPADA ROKHMAWAN, TATI, DAN DHARMINTA CS

Hai Rokhmawan, kamu ini bagaimana sih, mau berdebat atau bertanya. Sebaiknya anda belajar dulu jangan asal berdebat. Anda nampaknya tidak memahami yang mana yang dikatakan ulama.

"....... sedangkan ummat Islam jaman sekarang baik ulama, muballig atau orang awam,
mereka menafsirkan Al-Qur-an seenak udele dewe tampa menguasai syarat-syarat yang diperlukannya." (Rokhmawan, 25 Juni 2004)

Di alinia ini nampak jelas anda tidak memahami apa itu Ulama. Rochkmawan, yang namanya ulama adalah warasatul ambia. Jangan kamu tuduh ulama jaman sekarang menafsirkan Al-Qur-an seenak udele dewe. Yang kamu maksudkan itu bukan Ulama tapi Bal-am. Memang Ulama Bal-amlah yang membuat orang sepertikamu keliru 180 derajat dalam memahami Islam. Rokhmawan !

Kalau kamu belum mampu memahami dan membedakan antar ulama palsu dengan ulama sejati, kamu pasti tidak mampu memahami dan membedakan antar Islam palsu dengan Islam sejati. Anda pasti memperoleh ilmu dari ulama gadongan yang membisikkan: "......Al-Qur-an itu payah sekali, jangan coba-coba menafsirkannya, baca saja agar kamu banyak pahala, kemungkaran itu bukan tugas kita untuk mencegahnya tapi tugas tentara dan polisi, kita hanya diperintahkan untuk ber doa saja, doa itu senjata orang mukmin, mari kita telungkupkan tangan untuk menolak bala, mari kita memperbanyak zikir kepada Allah dan bertaqarrub kepada Nya, dunia ini adalah bangkai dan siapa saja yang mengejarnya adalah anjing, kita tidak boleh memerangi pemimpin dhalim kalau dia masih melakukan salat, biar kita menderita di dunia ini tapi kita kelak mendapat Syurga..." Demikianlah yang menjadi kejakinan ulama-ulama gadongan yang ada dalam system Hindunesia-Jawa dan ide ini jugalah yang hendak di terapkan di Acheh oleh antek-antek Senough Hougrounye.

"Bapah Husaini Daud telah menuliskan agat Al-Qur-an demikian; "Barang siapa yang tidak menghukum dengan hukum yang didurunkan Allah, meraka itulah yang kafir" Tafsir Al-Qur-an ini memang benar tapi ketahuilah di ayat yang lain juga di katakan bahwa" Barang siapa yang tidak menghukum dengan hukum yang diturunkan Allah, mereka itulah yang namanya Fasik" dan masih ada ayat lainnya yang berkenaan dengan hal ini" (Rokhmawan, 25 Juni 2004)

Baiklah Rokhmawan, dalam surah al-Maidah ayat 44 dinyatakan Allah sebagai kafir, ayat 45 sebagai dhalim dan ayat 47 sebagai fasiq. Kafir, dhalim dan fasiq adalah tidak termasuk dalam golongan Islam (Mu`min), makanya dalam setiap acara Hari raya Islam ( Aidil Fitri dan aidil Adh-ha) dan juga di lembah mina, dikumandangkan kalimah: ...walau karihal kafirun, dhalimun, fasiqun, musjrikun dan munafiqun yang menandakan bahwa mereka itu adalah musuh-musuh Islam. Untuk lebih jelasnya buat Rokhmawan dan orang-orang semacamnya, mari kita buka Al-Qur-an suarah Al-Baqarah dari agat 2 sampan agat 20. Disini manusa dibagi Atas tiga golongan, yang pertama golongan Islam (Q.S,2:2-5), yang ke dua Kafir (Q.S,2:6-7) dan yang ketiga Munafiq (Q.S,2:8-20). Disini hanya golongan yang pertama yang haq disisi Allah seadangkan golongan 2 dan tiga adalah sama walaupun berbeda sepak terjangnya.

Kembali ke persoalan kamu, kemanakah hendak kumu masukkan orang-orang fasiq dan orang-orang Dhalim? Pada hari Qiamah, Allah membagi manusa hanya dalam 2 golongan saja yaitu golongan yang Hitam muram wajahnya dan golongan yang putih berseri-seri (Q.S,3:106-107).

"Bapak telah melakukan kesalahan yang besar yaitu menganggap semua orang, baik itu muslim, omrang kafir yang tidak menghukum dengan hukum Allah adalah kafir. Ini tidak ada dasarnya sama sekkali. Bapak asal omong saja tanpa menguasai Ilmu agama Islam yang begitu banyak. Memang orang kafir tidak mungkin menghukum dengan hukum Allah karena ini bertentangan dengan kekafirannya. Sedangran orang Islam yang menghukum dengan selain hukum Allah tidak bisa dikatakan sebagai orang kefir melainkan orang fasyik, munafik dll..." (Rokhmawan, 25 Juni 2004)

Dalam alinia ini Rokhmawan ngawur, baca tulisan saya kembali jangan tergopoh-gopoh dalam menaggapi tulisan seseorang. Kemudian darimana kamu tau saya tidak menguasai ilmu Islam, itu adalah dugaan kamu yang memang masih keliru dalam memahami Islam dan Tujuan Hidup ( baca tulisan saya yang berjudul " TUJUAN HIDUP BANGSA ACHEH-SUMATRA BERBEDA DENGAN HINDUNESIA-JAWA", www.dataphone.se/~ahmad/040625d.htm yang menjelaskan kekeliruan kamu)

"Kemudian bapak mengatakan kalau di acheh sana sudah ada Imam yang ingin menegakkan syariat Islam. (Bangsa Acheh kini sudah memiliki Imam yang memenuhi target sebagaimana yang saya uraikan diatas). Waaah wah...bapak ini Sungguh berlebih-lebihan dalam beragama (ghuluw)...yang bapak maksudkan Imam disini siapa? Apa Hasan Tiro ? Bapak ini jangan terlalu berlebihanlah. Yang dimaksudkan Imam itu bukan seperti Imam salat di mesjid, kalau imam Dimesjidpun Hasan Tiro bisalah. Jangankan Hasan Tiro Sumitro cs boleh jadi imam yang mengetahui wajibnya dalam bacaan salat boleh jadi imam. Tetapi yang dimaksudkan imam disini amirul mukkinin (pemimpin kaum Muslimin)..." (Rokhmawan, 25 Juni 2004)

Nampaknya justru kamu yang tidak hati-hati dalam berbicara, sebaiknya kamu pikirkan dulu masak-masak apa yang ku katakan agar kamu dapat bertaubat dari kesesatanmu. Kamu belum kenal siapa itu TGK. DR Hasan Ditiro. Kamu hanya mendengar saja namanya lewat antek-antek Sukarno/Suhartoisme, yang memang termasuk penjajah (Neo Duch). Kamu ini ingin mencari kebenaran dalam mimbar bebas ini atau ingin berperang dengan saya (Hindunesia-jawa vs Acheh-
Sumatra). Sebaiknya bertaubat sajalah sebelum nyawamu berada di kerokongan.

Rokhmawan ! Untuk mengenal seseorang, apakah dia seorang Imam atau bukan tidak boleh hanya dengan perasaan, apalagi perasaan dendam seorang penjajah, dimana kedoknya sudah terbongkar di forum Internasional, sebagaimana jelas sudah diuraikan Ustaz Ahmad Sudirman. Baca dulu tulisan-tulisannya, jangan asal cuap saja seperti kamu tuduh Ustaz Sudirman menafsirkan ayat Al-Qur-an
sembarangan. Dia itu "Hujjatulislam" Tak seorangpun mampu mematahkan argumentasinya. Lihat betapa banyak orang-orang hebat dalam system Hindunesia-Jawa, tak satupun dapat mematahkan Hujjahnya.

Rokhmawan ! Untuk mengenal seseorang, apakah dia termasur Imam sejati atau imam palsu, pertama sekali kita harus membaca semua tulisan-tulisannya (kitab-kitabnja), disana kita dapat mengetahui bagaimana idiologinya, pandangan hidup nya dan tujuan hidupnya. Setelah itu kita harus mengamati sepak terjangnya dalam kehidupan sehari-hari. Saya kira disini bukan tempatnya untuk mengurai kan panjang lesbar dalam hal Imamah kendatipun kamu membutuhkan ilmu tentang hal itu. Ingat tidak ada artinya bagi orang yang banyak ilmu tapi tidak beriman. Sebab di pintu gerbang ilmu tertulis dengan jelas : "Dilarang masuk orang-orang yang tidak beriman".

"...Mana ada itu amirul mukkinin atau seperti Hasan Tiro (menurutmu). Ber-itiba` kpd Rasul, lihat saja dari hal-hal yang nampak/dlohir tidak diketemukan ciri-ciri keshalehan pada Hasan Tiro yang menunjukkan dia seorang Islam (berjenggot, pakai jubbah, dahinya terdapat bekas sujud, dll). Ingat pak "Orang-orang yang bersama dengan Rasul, mereka terlihat tanda dari bekas sujud dan lemah lembut sesama muslim, keras terhadap orang kefir" Masih banyak sekali ciri-ciri keshalehan atau orang-orang yang ber-itiba`kepada Rasul baik itu hal-hal yang dhahir atau bathin" (Rokhmawan, 25 Juni 2004)

Rokhmawan ! Rupanya kamu terikat dengan hikayat musang, bukan petunjuk Tuhan, pantas kamu konyol dalam beragama. Kamu belum mampu berfikir secara Islami. Kamu masih terikat dengan penampilan lahir, berjenggot, berjubah, dahinya terdapat bekas sujud.

Hai, Rohmawan ! Sebaiknya kamu belajar dulu Ilmu strategi Rasulullah (Siasah Fatanah dan Taqiah). Ada saatnya kita berjenggot dan ada saatnya kita harus berpenampilan seperti Tgk. DR Hasan Muhammad Ditiro. Kalau kamu belum belajar ilmu ini jangan berdebat dulu. Kemudian kamu katakan dahinya terdapat bekas sujut, betapa blokon nya kamu ini. Kalau mau dahi terdapat bekas sujut, taruk saja pasir saat kamu salat, pasti terdapat tanda yang kamu maksudkan seperti bekas pada telapak tangan jagoan karate.

Sekali lagi kusampaikan kepadamu, kalau ingin mengenal Tgk. DR Hasan Muhammad Di Tiro, jangan tanyakan pada musuhnya saja, tapi tanya juga pada Sahabatnya (Ustaz Ahmad Sudirman atau orang-orang Acheh-Sumatra yang sadar terhadap Perjungan Nya).

Allah senantiasa menutup ayat-ayat Nya dengan kalimat "afala ta`qilun, afala yatazakkarun" Berfikirlah hai Rokhmawan agar kamu dapat menyelamatkan diri dari tipu daya shaithan yang banyak bergentayangan di dalam system Hindu nesia-Jawa. Tekhnik berfikir itu sangat penting, kalau tidak kamu masuk perangkap Bal-am.

Billahi fi sabililhaq.

Husaini Daud Sp

husaini54daud@yahoo.com
Sandnes, Norwegia
----------