Stockholm, 1 Juli 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

ABU BASHIR MUNCUL DI SAAT-SAAT SETELAH PERJANJIAN GENCATAN SENJATA HUDAIBIYAH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

MENYOROT TAKTIK DAN STRATEGI ABU BASHIR MENGHADAPI KAUM QURAISY MEKKAH DAN MENGHINDARI ISI PERJANJIAN GENCATAN SENJATA HUDAIBIYAH

"Beberapa waktu lalu saya berdialog tentang NII dengan teman. Apakah betul ada sejarahnya pada Zaman Rosulullah SAW tepatnya pada saat perjanjian Hudaibiyah ada sahabat Ba'asyir (maaf kalau salah nama) yang membuat tatanan Islam tersendiri. Pada waktu Mekkah Futuh, Rasulullah mengatakan "Itulah Yatsrib 4 yang telah dikuasai oleh Ummat Muslim melalui perjuangan Ba'asyir. Mohon sekali lagi apakah memang ada sejarahnya ? Soalnya teman saya menjadikan dalil sejarah tsb. untuk masing-masing berjuang dengan cara dan wadahnya sendiri sehingga kalo ada salah satu gerakan/ wadah yang sudah muncul kekuatannya (secara defacto) mereka akan menggabungkan diri (Rekonsiliasi Nasional)." (Hasan Bisri, mubasysyir@plasa.com, Thu, 01 Jul 2004 09:45:07 +0700)

Terimakasih saudara Hasan Bisri, di Jakarta, Indonesia.

Pada bulan Dzul Qa'idah 6 H, 13 Maret 628 M dengan 1400 orang sahabat, Rasulullah saw pergi untuk melaksanakan ibadah 'umrah dengan damai tanpa ada maksud dan tujuan untuk perang. Tetapi, pihak Quraisy tetap bertahan dan telah siap sedia untuk menahan orang-orang Islam yang akan melakukan 'umrah ini.

Rasulullah saw melihat sikap Quraisy yang tetap keras ini dari Budail, kepala suku Khaza'ah, yang cenderung membela Islam. Rasulullah melalui Budail mengirimkan pesan kepada kaum Quraisy bahwa orang Islam ingin melaksanakan ibadah, bukan untuk berperang.

Sambi menunggu berita dari Budail, Rasulullah saw berhenti disatu tempat yang bernama Hudaibiyah. Ternyata pihak Quraisy mengirimkan utusan 'Urwan bin Mas'ud kepada Rasulullah saw untuk berunding. Tetapi, antara Rasulullah saw dengan 'Urwan bin Mas'ud tidak ada kesepakatan. Kemudian Rasulullah saw mengutus Khirasy bin Umayyah untuk menemui kaum Quraisy. Tetapi sesampai di Mekkah Khirasy bin Umayyah dianiaya oleh kaum Quraisy.

Selanjutnya Rasulullah mengutus 'Utsman bin Affan untuk berunding dengan kaum Quraisy. Ternyata sesampai 'Utsman bin Affan di Mekkah diberitakan bahwa 'Utsman bin Affan dibunuh di Mekkah. Mendengar berita ini Rasulullah saw terkejut, karena dalam bulan suci, dipandang suatu dosa membunuh pemimpin Arab, sekalipun pada zaman sebelum Islam datangpun.

Kemudian Rasulullah saw mengajak para sahabatnya bersumpah untuk berperang sampai titik darah penghabisan. Dalam sejarah dikenal dengan Bai'atur Ridhwan. Setelah para sahabat mengucapkan sumpah setia. Selang beberapa lama ternyata 'Utsman bin Affan pulang.

Rupanya kaum Quraisy menyadari bahwa memang tidak bisa bermain-main lagi dengan pihak Rasulullah saw dengan para sahabatnya ini. Seterusnya pihak Quraisy mengirimkan utusan Suhail bin 'Amr untuk membicarakan perundingan dengan Rasulullah saw.

Akhirnya diadakanlah pejanjian gencatan senjata Hudaibiyah yang isinya menyangkut:

1. Kaum muslimin tahun ini harus pulang tanpa melaksanakan ibadah 'umrah.
2. Mereka boleh datang tahun depan untuk melaksanakan haji, tetapi tidak boleh tinggal di Mekkah lebih dari 3 hari.
3. Mengunjungi kota suci tidak boleh membawa senjata, hanya pedang yang boleh dibawa, tetapi harus tetap disarungnya.
4. Orang Islam Madinah tidak boleh mengambil kembali orang Islam yang tinggal di Mekkah, juga tidak boleh menghalangi siapapun dari orang Islam yang ingin tinggal di Mekkah.
5. Bila ada orang Mekkah yang ingin di Madinah, kaum Muslimin harus menyerahkannya kembali kepada mereka, tetapi bila ada orang Islam yang ingin tinggal di Mekkah, pihak Mekkah tidak harus mengembalikannya ke Madinah. Suku-suku bangsa di Arab, bebas untuk bersekutu dengan kelompok manapun yang mereka kehendaki. (Ibnu Sa'd, Ath-Thabaqat al-Kubra)

Ternyata melihat isi perjanjian ini secara umum kaum Muslimin merasa tidak puas. Tetapi, ternyata dihadapan Allah SWT, isi perjanjian ini justru menguntungkan kaum Muslimin. Sebagaimana diterangkan dalam Surat Al-Fath, QS 48: 1 "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata"

Disaat perjanjian akan ditandatangani, secara tiba-tiba muncul Abu Jandal, putra utusan Quraisy Suhail bin 'Amr hendak bergabung dengan kaum Muslimin, sambil menunjukkan bekas-bekas luka penyiksaan kaum Quraisy. Tetapi Rasulullah saw tidak bisa berbuat dan menolongnya, karena telah terikat dengan perjanjian ini. Rasulullah saw meminta agar Abu Jandal dibebaskan dari perjanjian ini, ternyata ditolak mentah-mentah oleh Suhail bin 'Amr. Kemudian Abu Jandal dibawa kembali ke Mekkah.

Tidak lama setelah Rasulullah kembali ke Madinah, ada seorang Muslim Mekkah lain, Abu Bashir, yang melarikan diri dari Mekkah ke Madinah dan meminta perlindungan Rasulullah saw. Tetapi, Rasulullah saw menolaknya, karena terikat perjanjian gencatan senjata Hudaibiyah yang belum lama ditandatangani. (Syibli Nu'mani, Sirattun Nabi)

Akhirnya, Abu Bashir diserahkan kepada dua utusan dari Mekkah yang datang ke Madinah untuk mengambil Abu Bashir ini. Tetapi, ditengah jalan, Abu Bashir telah membunuh salah seorang pengawal tersebut, sedangkan yang seorang lagi kembali ke Madinah melaporkan kepada Rasulullah saw. Begitu juga Abu Bashir kembali ke Madinah dan menyatakan kepada Rasulullah saw bahwa karena di telah mengembalikan dirinya, maka ia dibebaskan dari isi perjanjian.

Lalu, Abu Bashir pergi meninggalkan Madinah pergi kesatu tempat di dekat pantai Laut Merah. Abu Jandal juga yang telah dikembalikan ke Mekkah berusaha untuk melarikan diri dan bergabung dengan Abu Bashir. Makin banyak yang melakukan cara seperti yang dilakukan oleh Abu Bashir ini. Sehingga ditempat itu menjadi tempat berkumpulnya orang-orang Islam Mekkah yang keluar dari Mekkah tetapi tidak bisa diterima oleh Madinah, karena terikat perjanjian gencatan senjata Hudaibiyah.

Karena antara pihak kelompok Abu Bashir ini tidak ada ikatan perjanjian dengan suku-suku lainnya, maka mereka ini bebas melakukan apa saja yang mereka anggap baik. Sehubungan di tempat mereka itu tempat yang gersang, kering kerontang, tidak ada makanan, maka mereka untuk dapat terus hidup, melakukan tindakan pencegatan kafilah-kafilah yang lalu melewati daerah yang dikuasai oleh kelompok Abu Bashir ini. Karena banyak kafilah-kafilah Quraisy yang melewati daerah kekuasaan Abu Bashir diganggu dan diambil barang-barangnya, maka pihak kaum Quraisy merasa kewalahan dan tidak bisa berbuat banyak. Lalu pihak Quraisy meminta kepada Rasulullah saw untuk campur tangan menyelesaikan persoalan kelompok Abu Bashir ini. Dan tidak lama kemudian Rasulullah saw memanggil para pelarian Muslim Mekkah dibawah pimpinan Abu Bashir tersebut untuk datang ke Madinah dan mengadakan ikatan perjanjian sebagaimana kaum Muslimin lainnya. Akhirnya dengan masuknya kelompok Abu Bashir ini ke Madinah, dan telah terikat dengan hasil perjanjian gencatan senjata Hudaibiyah, maka pihak kafilah-kafilah Qurais yang melakukan perjalanan dagang ke Syria tidak terganggu lagi oleh kelompok Abu Bashir ini. (Madjid Ali Khan, Muhammad The Final Messenger, 1980 )

Jadi, kelihatan bagaimana Abu Bashir cs ini menjalankan taktik dan strategi untuk bisa bebas dari perjanjian gencatan senjata Hudaibiyah dan bisa lepas dari penahanan pihak Quraisy. Yang akhirnya bisa diakui sebagai satu kelompok yang ditakuti oleh pihak Quraisy di Mekkah dan diakui oleh Rasulullah saw sebagai satu kelompok yang bisa dimasukkan kedalam ikatan gencatan senjata Hudaibyah.

Nah, itulah sedikit cerita tentang taktik dan strategi kelompok Abu Bashir seorang muslim Mekkah yang lari dari Mekkah membentuk kelompoknya sendiri, yang akhirnya bisa masuk kedalam warga kaum muslimin di Madinah dan diakui status kelompoknya oleh pihak Quraisy Mekkah dan oleh Rasulullah saw di Madinah.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad.swaramuslim.net
ahmad@dataphone.se
----------

From: "hasan bisri" <mubasysyir@plasa.com>
Subject: Yatsrib 4
To: ahmad@dataphone.se
Date: Thu, 01 Jul 2004 09:45:07 +0700

Assalaamu'alikum Wr. Wb.

Beberapa waktu lalu saya berdialog tentang NII dengan teman, Apakah betul ada sejarahnya pada Zaman Rosulullah SAW tepatnya pada saat perjanjian Hudaibiyah ada sahabat Ba'asyir (maaf kalau salah nama) yang membuat tatanan Islam tersendiri.

Pada waktu Mekkah Futuh, Rasulullah mengatakan "Itulah Yatsrib 4 yang telah dikuasai oleh Ummat Muslim melalui perjuangan Ba'asyir. Mohon sekali lagi apakah memang ada sejarahnya ? Soalnya teman saya menjadikan dalil sejarah tsb. untuk masing-masing berjuang dengan cara dan wadahnya sendiri sehingga kalo ada salah satu gerakan/ wadah yang sudah muncul kekuatannya (secara defacto) mereka akan menggabungkan diri (Rekonsiliasi Nasional).

Wassalaamu 'alaikum Wr. Wb.

Hasan Bisri

mubasysyir@plasa.com
Jakarta, Indonesia
----------