Stockholm, 5 Juli 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

YUDHOYONO JADI PRESIDEN KONFLIK DI ACHEH MAKIN MEMBARA
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

YUDHOYONO VS MEGAWATI DALAM RONDE KE 2 PEMILU PRESIDEN BULAN SEPTEMBER

"Berdasarkan kondisi obyektif dan permasalahan fundamental yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dewasa ini, maka visi dan misi yang kami canangkan adalah lima tahun mendatang Indonesia harus lebih aman dan damai, lebih adil dan demokratis, dan lebih sejahtera. Dikatakan lebih aman dan damai apabila negara kita utuh, kemudian integrasi nasional makin kokoh, berdaulat di dalam pergaulan dunia yang makin dinamis, keamanan di seluruh tanah air dapat dipulihkan, kejahatan terus-menerus diberantas, dan kehidupan masyarakat kita makin rukun, makin damai dengan toleransi dan harmoni yang tinggi." (Susilo Bambang Yudhoyono, Dialog Calon Presiden 2004 yang Diselenggarakan KPU 1 Juli 2004)

Susilo Bambang Yudhoyono salah seorang arsitek yang membuat Keputusan Presiden RI nomor 28 tahun 2003 tentang pernyataan keadaan bahaya dengan tingkatan keadaan darurat militer di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang dikeluarkan pada tanggal 18 Mei 2003 dan diberlakukan pada tanggal 19 Mei 2003 serta telah diperpanjang sampai 18 Mei 2004 tetapi telah diganti dengan Keppres No.43/2004, dan Keputusan Presiden Republik Indonesia selaku Penguasa Darurat Militer Pusat Nomor 43 Tahun 2003 Tentang Pengaturan kegiatan Warga Negara Asing, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Jurnalis di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang ditetapkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 16 Juni 2003.

Dimana visi dan misi yang ditampilkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono ini terutama menyangkut masalah Negeri Acheh bisa dibaca dari apa yang telah dikemukakannya dalam dialog Capres 2004 yang diselenggarakan KPU pada tanggal 1 Juli 2004 yang berbunyi: "Dikatakan lebih aman dan damai apabila negara kita utuh, kemudian integrasi nasional makin kokoh, berdaulat di dalam pergaulan dunia yang makin dinamis, keamanan di seluruh tanah air dapat dipulihkan, kejahatan terus-menerus diberantas, dan kehidupan masyarakat kita makin rukun, makin damai dengan toleransi dan harmoni yang tinggi."

Nah, dari visi yang dikemukakan oleh Susilo Bambang Yudhoyono itu tergambar bahwa Negeri Acheh yang telah ditelan, dicaplok, diduduki, dan dijajah oleh Presiden RIS Soekarno diteruskan oleh RI yang menjelma menjadi NKRI akan terus dipertahankan oleh Susilo Bambang Yudhoyono.

Dengan cara tetap mempertahankan pendudukan dan penjajahan di Negeri Acheh melalui kekuatan TNI dan POLRI-nya disebutkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono sebagai suatu usaha untuk mencapai situasi yang "lebih aman dan damai".

Jadi istilah lebih aman dan damai menurut visi Susilo Bambang Yudhoyono adalah apabila Negeri Acheh tetap dalam kurungan dan sangkar NKRI dengan dipertahankan mempergunakan TNI dan POLRI-nya yang siap dengan senjatanya.

Disamping itu yang menyangkut masyarakat rukun di Acheh apabila rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasibnya sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara dapat dihancurkannya melalui cara pemberantasan memakai kekuatan senjata seperti yang diistilahkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono dengan ungkapan : "kejahatan terus-menerus diberantas".

Kalau kita dalami visi dan misi yang dilambungkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono ini justru keadaan di Negeri Acheh akan makin meruncing, konflik Acheh akan makin membara, dan TNI dan POLRInya akan terus berjingkrak-jingkrak kegirangan karena mendapat tambahan bensin untuk terus menduduki dan menjajah Acheh.

Jelas, bagi mereka yang mudah tertipu dengan apa yang dikatakan visi dan misi oleh Susilo Bambang Yudhoyono diatas menganggap bahwa di Acheh, Papua, dan di Maluku Selatan akan menjadi aman dan damai. Padahal, kalau lebih dalam ditelusuri dan dipelajari, maka justru dari visi dan misi yang dilambungkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono itu keadaan di Negeri Acheh, Papua, dan di Maluku Selatan makin membara dan apa yang dikatakan dengan situasi aman dan damai hanyalah fatamorgana saja.

Mengapa saya katakan sebagai suatu fatamorgana di Acheh, Papua, dan Maluku Selatan ? Karena Susilo Bambang Yudhoyono masih tetap tidak mau mengakui dan tidak mau menerima bahwa sesungguhnya Negeri Acheh, Papua, dan Maluku Selatan telah ditelan, dicaplok, diduduki dan dijajah oleh Soekarno dan terus dipertahankan sampai detik ini oleh Megawati dan kemungkinan besar akan dipertahankan oleh Susilo Bambang Yudhoyono kalau ia terpilih menjadi Presiden RI-ke-6 pada pilihan kedua bulan September 2004 yang akan datang.

Bagi Susilo Bambang Yudhoyono dalam penyelesaian di Acheh adalah hanya ada satu jalan pemecahan yaitu dengan kekerasan TNI/POLRI dan senjatanya. Itulah yang dinamakan dengan cara penyelesaian yang aman dan damai.

Jadi, keinginan rakyat Acheh untuk menentukan nasibnya sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila melalui cara jajak pendapat atau referendum di Acheh oleh Susilo Bambang Yudhoyono akan dimasukkan kedalam keranjang sampah. Sehingga akhirnya, yang terjadi di Acheh adalah bukan menjadi aman dan damai seperti yang didambakan dan diimpikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono, melainkan menjadi bumerang bagi Susilo Bambang Yudhoyono dan Pemerintahnya apabila ia terpilih jadi Presiden.

Sedangkan rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara pancasila tetap terus akan berjuang sampai Negeri Acheh kembali ketangan seluruh rakyat Acheh.

Sampai Susilo Bambang Yudhoyono jatuh dari kursi Presidennya pada 5 tahun yang akan datang, konflik di Negeri Acheh tetap tidak bisa diselesaikannya. Itulah mimpi buruk Susilo Bambang Yudhoyono tentang Negeri Acheh, karena salah visi dan misinya yang dijalankan di Negeri Acheh.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad.swaramuslim.net
ahmad@dataphone.se
----------