Stockholm, 10 Juli 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

ROKHMAWAN & SALAFI-NYA TIDAK YAKIN PENUH PADA AYAT 44, 45, 47, 48 SURAT AL-MAIDAH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

AKHIRNYA TERBUKTI ROKHMAWAN & SALAFI-NYA TIDAK YAKIN PENUH PADA AYAT 44, 45, 47, 48 SURAT AL-MAIDAH

"Kemudian atas pertanyaan Bpk Ahmad kepada Rokhmawan tentang SBY, Mega, Amin dll apakah mereka kafir, dlolim, fasyik. Sebenarnya ini tidak perlu saya jawab mengapa ? Apabila bapak Ahmad benar-benar memperhatikan komentar-komentar saya dengan seksama dan teliti maka pasti bapak bisa menemukan jawaban dari saya, tetapi sayangnya Bapak Ahmad ini orangnya terlalu lugu sehingga tidak bisa mengambil kesimpulannya (mirip anak SD dan SMP ketika di suruh gurunya utk mengambil kesimpulan suatu artikel, bacaan dll). Tapi tidak masalah karena bapak terlalu lugu maka akan saya simpulkan Bahwasanya yang berhak untuk mengatakan orang islam si A, si B termasuk kafir, dlolim, fasyik hanyalah Alloh SWT, akan tetapi walaupun yang berhak mengakafirkan orang islam adalah Alloh SWT, Dajjalpun ikut andil dalam mengkafirkan orang islam si A, si B." (Rokhmawan , rokh_mawan@yahoo.com , Fri, 9 Jul 2004 21:34:41 -0700 (PDT))

Baiklah saudara Rokhmawan Agus Santosa di Solo, Jawa Tengah, Indonesia.

Akhairnya terbuktilah setelah beberapa saat berdiskusi tentang ayat 44, 45, 47, 48 surat Al-Maidah dengan pertanyaan yang diajukan kepada saudara Rokhmawan dan Salafi-nya: "Apakah pimpinan Pemerintah RI dari mulai Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid dan Megawati yang telah membentuk lembaga tandingan untuk membuat aturan, hukum, undang-undang disamping aturan, hukum, undang-undang Allah SWT dianggap sebagai bukan kafir, zhalim, dan fasik, padahal tindakan itu bertentangan dengan dasar hukum yang telah diturunkan Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 44, 45, 47 ?".

Ternyata pagi ini, hari Sabtu, 10 Juli 2004, saudara Rokhmawan dan Salafi-nya mendeklarasikan: "Kemudian atas pertanyaan Bpk Ahmad kepada Rokhmawan tentang SBY, Mega, Amin dll apakah mereka kafir, dlolim, fasyik. Sebenarnya ini tidak perlu saya jawab mengapa ? Apabila bapak Ahmad benar-benar memperhatikan komentar-komentar saya dengan seksama dan teliti maka pasti bapak bisa menemukan jawaban dari saya, tetapi sayangnya Bapak Ahmad ini orangnya terlalu lugu sehingga tidak bisa mengambil kesimpulannya (mirip anak SD dan SMP ketika di suruh gurunya utk mengambil kesimpulan suatu artikel, bacaan dll)."

Jadi, saya setelah memperhatikan dan mempertimbangkan dengan sepenuh hati dan meminta petunjuk kepada Allah SWT dan ridha-Nya, ternyata setelah mengadakan diskusi dalam beberapa hari ini, akhirnya apa yang telah di-Firmankan Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 44, 45, 47, 48 tidak bisa dijawab secara penuh keyakinan dan penuh kepercayaan oleh saudara Rokhmawan dan Salafi-nya, selain dengan menjawab: "Sebenarnya ini tidak perlu saya jawab". Dengan alasan yang dilontarkan saudara Rokhmawan dan Salafi-nya: "Apabila bapak Ahmad benar-benar memperhatikan komentar-komentar saya dengan seksama dan teliti maka pasti bapak bisa menemukan jawaban dari saya, tetapi sayangnya Bapak Ahmad ini orangnya terlalu lugu sehingga tidak bisa mengambil kesimpulannya (mirip anak SD dan SMP ketika di suruh gurunya utk mengambil kesimpulan suatu artikel, bacaan dll)."

Nah, memang benar apa yang di-Firmankan Allah SWT dalam ayat 44, 45, 47, 48 surat Al-Maidah, tetapi oleh saudara Rokhmawan dan Salafi-nya tidak berani mengimaninya dengan sepenuh keyakinan, dengan mengatakan saya Rokhmawan dan Salafi-nya beriman dengan penuh keyakinan kepada ayat 44, 45, 47, 48 surat Al-Maidah yang telah diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad saw setelah Rasulullah saw berhijrah ke Yatsrib pada waktu haji wada.

Tetapi, saudara Rokhmawan dan Salafi-nya hanya cukup dengan mengatakan: "Sebenarnya ini tidak perlu saya jawab, karena apabila bapak Ahmad benar-benar memperhatikan komentar-komentar saya dengan seksama dan teliti maka pasti bapak bisa menemukan jawaban dari saya".

Jadi, jelaslah sudah sekarang, saudara Rokhmawan dan Salafi-nya memang keberatan menerima sepenuhnya dan meyakini sepenuhnya ayat 44, 45, 47, 48 surat Al-Maidah yang di-Firmankan Allah SWT kepada Rasul-Nya Muhammad saw.

Padahal bagi orang yang beriman, tidak ada keraguan untuk menyakini semua yang di-Firmankan Allah SWT. Tidak ada alasan apapun untuk mengelak dan menolak sebesar zarah (atom)pun atas seluruh isi Al-Qur'an yang telah diWahyukan Allah SWT kepada Rasul-Nya Muhammad saw bagi orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dan bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah SWT.

Tetapi disini saudara Rokhmawan dan Salafi-nya merasa keberatan untuk mendeklarasikan: saya dan Salafi beriman dengan sepenuh-penuhnya kepada ayat 44, 45, 47, 48 surat Al-Maidah dan akan menjalankan semua yang diperintahkan Allah SWT dan dicontohkan Rasul-Nya Muhammad saw.

Saudara Rokhmawan dan Salafi-nya, sekarang saudara tidak perlu berdebat panjang lebar lagi, apalagi merembet-rembet kepada NII, Hizbut Tahrir, ASNLF atau GAM untuk menghindar dari keyakinan saudara Rokhmawan yang setengah-setengah atas ayat 44, 45, 47, 48 surat Al-Maidah Firman Allah SWT yang diWahyukan kepada Rasul-Nya Muhammad saw.

Kemudian itu soal yang disinggung saudara Rokhmawan dan Salafi-nya: "Saya mohon dengan sangat satukanlah warga NII yang pecah menjadi 14 faksi tsb sebelum bapak ingin menyatukan umat islam di seluruh Indonesia. Dan ingat apabila umat islam bersatu maka kebathilan, kemaksyiatan di Indonesia bisa segera di berantas dan akan tegaklah itu syariat islam. Tetapi yang terjadi pada NII saja bagaimana ? jangankan ingin menyatukan umat islam yang terdiri dari bermacam-macam golongan, menyatukan 14 faksi di dalam tubuh NII saja belum bisa bahkan tidak mungkin bisa."

Jelas NII adalah satu, satu Kanun Azasynya, tetapi yang memecahkan NII dan menjadikan berbagai faksi adalah pihak Soekarno, Soeharto, dan sekarang tentu saja pihak Megawati, TNI dan BIN-nya. Mereka itulah, pihak Pemerintah RI dengan TNI dan BIN-nya yang ingin menghancurkan NII. Insya Allah NII akan tetap satu, mereka yang mengaku-ngaku NII dan bagian dari Pemerintah RI atau Pemerintah Negara Pancasila lambat atau cepat akan hancur. Yang muncul hanya NII yang awal yang telah diproklamasikan oleh Imam SM Kartosoewirjo 7 Agustus 1949.

Terakhir soal yang disinggung saudara Rokhmawan: "Misal saja bapak Ahmad menghujat, memaki membicarakan kejelekan orang islam yang sudah tiada ( sukarno cs), naah apa ini juga di contohkan Rosululloh SAW. Kalau Abu Jahal, Abu Lahab dll dia kan orang kafir harby."

Bagaimana saya tidak membicarakan Soekarno ketika membahas dan membongkar kembali proses pertumbuhan dan perkembangan Negara RI hubungannya dengan Negeri Acheh. Jelas Soekarno adalah salah seorang yang terlibat dalam pertumbuhan dan perkembangan Negara RI yang secara terang-terangan telah meniru kebijaksanaan ekspansi Patih Gajah Mada dari kerajaan Hindu Majapahit untuk menguasai seluruh Negeri-negeri yang ada di Nusantara dengan kedok persatuan.

Bagaimana Soekarno yang telah menelan, mencaplok, semua Negeri-Negeri yang ada diluar wilayah kekuasaan de-facto dan de-jure Negara RI ketika menjadi Negara Bagian RIS dan sekaligus menelan dan mencaplok Negeri Acheh, Maluku Selatan yang disusul dengan menelan dan mencaplok Negeri Papua.

Saudara Rokhmawan dan Salafi-nya sebelum saudara terjun mendiskusikan masalah Soekarno dengan Negara RI-Jawa-Yogyanya yang telah menelan seluruh Negara dan Negeri yang ada diluar wilayah kekuasaan de-facto dan de-jure Negara RI, maka perlu saudara Rokhmawan dan Salafi-nya menggali, mendalami, menganalisa, menyimpulkan sejarah sebenarnya Negara RI dan Negri Acheh ini.

Sebelum saudara mendalami dan mempelajari secara mendalam tentang negara RI dan Negeri Acheh, tidak perlu saudara menyinggung-nyinggung Soekarno dahulu untuk diperdebatkan di mimbar bebas ini.

Ahmad Sudirman hanya melihat Soekarno sebagai salah seorang yang terlibat dalam proses pertumbuhan dan perkembangan Negara RI yang tidak menginginkan Negara RI memiliki dasar Islam dan yang tetap bersikukuh dengan pancasilanya, bahkan lebih senang dengan mencampurkan nasionalisme agama dan komunis (nasakom), serta telah menelan, mencaplok, menduduki, dan menjajah Negeri Acheh.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad.swaramuslim.net
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Fri, 9 Jul 2004 21:34:41 -0700 (PDT)
From: rohma wawan rokh_mawan@yahoo.com
Subject: Itu Bapak Ahmad Sudirman Menginginkan Kemerdekaan Aceh Dengan Cara Yang Tidak Dicontohkan Nabi Muhammad SAW
To: ahmad@dataphone.se
Cc: om_puteh@hotmail.com, narastati@yahoo.com, JKamrasyid@aol.com, mubasysyir@plasa.com, dityaaceh_2003@yahoo.com, yuhe1st@yahoo.com, mr_dharminta@yahoo.com, habearifin@yahoo.com, editor@jawapos.co.id,
suparmo@tjp.toshiba.co.jp, siliwangi27@hotmail.com, sea@swipnet.se, solopos@bumi.net.id, Padmanaba@uboot.com, kompas@kompas.com, mitro@kpei.co.id, yusrahabib21@hotmail.com, imarrahad@eramuslim.com

Assalaamu'alaikum Wr.Wb
Bismillaahirrohmaanirrohiim

Itu Bapak Ahmad Sudirman Menginginkan Kemerdekaan Aceh Dengan Cara Yang Tidak Dicontohkan Nabi Muhammad SAW

Semakin lama semakin kelihatan kalau bapak Ahmad hanya menginginkan kemerdekaan bagi rakyat Aceh (Anggota GAM/TNA) tanpa menghiraukan ukhuwah islamiyah sehingga dengan seenaknya menuduh SBY, Amin Rais, Mega dll beserta pengikutnya adalah kafir, fasyik, dlolim. Sudah jelas sampai detik ini Bpk Ahmad mengobarkan api peperangan di antara umat islam seluruh Indonesia. Dengan tuduhan mengkafirkan si A, si B jelas Bpk Ahmad sebenarnya tidak menginginkan umat islam bersatu (Kafir Harby boleh kita bunuh). Padahal sudah jelas Pemerintahan RI dan Anggota GAM/TNA saling bermusuhan. Nah khan mau menyanggah lagi silakan..

Kemudian atas pertanyaan Bpk Ahmad kepada Rokhmawan tentang SBY, Mega, Amin dll apakah mereka kafir, dlolim, fasyik. Sebenarnya ini tidak perlu saya jawab mengapa ? Apabila bapak Ahmad benar-benar memperhatikan komentar-komentar saya dengan seksama dan teliti maka pasti bapak bisa menemukan jawaban dari saya, tetapi sayangnya Bapak Ahmad ini orangnya terlalu lugu sehingga tidak bisa mengambil kesimpulannya (mirip anak SD dan SMP ketika di suruh gurunya utk mengambil kesimpulan suatu artikel, bacaan dll). Tapi tidak masalah karena bapak terlalu lugu maka akan saya simpulkan Bahwasanya yang berhak untuk mengatakan orang islam si A, si B termasuk kafir, dlolim, fasyik hanyalah Alloh SWT, akan tetapi walaupun yang berhak mengakafirkan orang islam adalah Alloh SWT, Dajjalpun ikut andil dalam mengkafirkan orang islam si A, si B.

Pak kalau cuma mengkafirkan orang islam karena tidak berhukumkan Alloh SWT tetapi tidak menyebutkan si A, si B dll itu masih bisa dimaklumi, tetapi yang tidak di perbolehkan Alloh SWT adalah mengkafirkan orang islam si A, si B dll yang masih menjalankan syariat islam seperti sholat, puasa, zakat, haji dsb. Pak Ahmad ambil pelajaran tuh dari perjalanan Rosul ketika isro' mi'roj, si ahli ibadah masuk neraka hanya karena memvonis si ahli maksyiat termasuk orang kafir dan tidak akan diampuni dosanya padahal si Ahli maksyiat tsb slalu mengharap rahmat Alloh SWT. Mungkin bapak tidak bisa mengambil inti sarinya karena apa ? yaa karena bapak Ahmad ini hanya menginginkan kemerdekaan rakyat Aceh, Anggota GAM/TNA. Sehingga segala cara ditempuhnya untuk memuluskan tujuannya seperti mengkafir-kafirkan orang islam si A, si B, memerangi umat islam dll. Yang jelas bapak Ahmad memang pintar membelokkan pembicaraan saya dalam diskusi di mimbar bebas ini ke arah yang sebenarnya manhaj kami sudah menjawabnya. Ini dilakukan karena apa ? yaaa karena bapak Ahmad merasa terpojokkan oleh pertanyaan-pertanyaan saya dan tidak bisa menjawabnya (serba salah kalau mau menjawabnya), seandainya dijawab dengan jujur berarti akan menghalangi tujuannya yaitu memerdekakan aceh, seandainya dijawab dengan seenaknya sendiri, takut laknat Alloh SWT. Untuk satu contoh saja, Apa pernah Rosululloh mengatakan orang islam si A, si B adalah termasuk orang kafir, dlolim, fasyik. Kelihatan sekali itu pak Ahmad cs menafikkan hadist shoheh. Jangan dikatakan kalau orang islam yang hidup pada jaman Rosululloh SAW itu semuanya orang islam yang kaffah, pengikut Rosul tsb ada yang islamnya munafik, islam tetapi fasyik,islam tetapi dlolim. Walaupun begitu Rosululloh tidak pernah mengatakan si A, si B adalah kafir, dlolim, fasyik apalagi membicarakannya dengan sahabatnya. Nah kalau bapak Ahmad cs tetap ngotot mengkafirkan orang islam si A, si B dengan berdasarkan Al-maidah 44,45,47 berarti bapak tidak mau diatur oleh Rosululloh SAW atau dengan kata lain bapak ingin menegakkan syariat islam di bumi ini dengan cara bapak sendiri atau bapak mencampuradukkan shiroh nabawiyah dengan cara bapak sendiri yang berdasarkan (maaf) hawa nafsu.

Sebenarnya bapak Ahmad, dulu ustadznya siapa sech ? paling-paling orang yang seperti bapak, keras pendiriannya (menganggap pendapatnya yang paling benar). Pak tunjukkan pada saya kalau ada ulama yang bapak anut pernah mengatakan orang islam si A, si B adalah termasuk kafir, dlolim, fasyik. Kalau benar-benar ada berarti dia mau menyamai Alloh SWT dalam memvonis seseorang (na'udzubillaahi min dzalik).

Kemudia lihat itu komentarnya bapak Ahmad pasti tidak pernah membahas apa-apa yang saya sampaikan kepadanya (baca lagi komentar-komentar saya). Misal saja bapak Ahmad menghujat, memaki membicarakan kejelekan orang islam yang sudah tiada ( sukarno cs), naah apa ini juga di contohkan Rosululloh SAW. Kalau Abu Jahal, Abu Lahab dll dia kan orang kafir harby.

Kemudian akan saya tegaskan lagi bahwasanya orang-orang yang memberontak kepada pemerintahan umat islam yang sah sehingga memecah belah umat islam adalah kaum khowarij.

Mereka cirri-cirinyas adalah sebagai berikut jahil terhadap fikih islam, syariat islam dan fitrah manusia, Kemudian mereka mudah mengkafirkan orang islam lainnya, mereka berlebih-lebihan dalam beribadah (ghuluw), mereka adalah orang yang pemahaman agamanya sempit.

Kalau bapak Ahmad tidak mau dikatakan bahwasanya NII, GAM/TNA termasuk salah satu kaum khowarij, buktikan secara gambling dan jangan di buat-buat, yang jelas dari tingkah lakunya saja mereka termasuk kaum khowarij.

Saya mohon dengan sangat satukanlah warga NII yang pecah menjadi 14 faksi tsb sebelum bapak ingin menyatukan umat islam di seluruh Indonesia. Dan ingat apabila umat islam bersatu maka kebathilan, kemaksyiatan di Indonesia bisa segera di berantas dan akan tegaklah itu syariat islam. Tetapi yang terjadi pada NII saja bagaimana ? jangankan ingin menyatukan umat islam yang terdiri dari bermacam-macam golongan, menyatukan 14 faksi di dalam tubuh NII saja belum bisa bahkan tidak mungkin bisa.

Wallohu'alam bi showab

Wassalaam

Rokmawan Agus Santosa

rokh_mawan@yahoo.com
rokh-mawan@plasa.com
solo, jateng, Indonesia
----------