Stockholm, 22 Juli 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

ROKHMAWAN & SALAFI-NYA DI SOLO DIPAKAI ALAT BIN, TNI, MEGAWATI UNTUK MEMERANGI ASNLF/GAM & RAKYAT ACHEH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS KELIHATAN ROKHMAWAN DAN SALAFI-NYA DI SOLO YANG SESAT, MUNAFIK DAN TERORIS ITU TELAH DIJADIKAN ALAT OLEH BIN, TNI, MEGAWATI UNTUK MEMERANGI ASNLF/GAM DAN RAKYAT ACHEH YANG MUSLIM

"Bagaimana keadaan bapak Ahmad Sudirman cs ?. Semoga Bpk cs selalu berada dalam Maghfiroh Alloh SWT. Memang sengaja saya diamkan dulu komentar-komentar Bpk Ahmad di mimbar bebas ini yang super ngaco, amburadul, tidak mau menjawab pertanyaan yg memojokkannya, pintar berkelit, asal omong/ngoceh (buka mulut lebar-lebar) mirip burung perkutut di pasar burung (Afwan kalau kata-kata saya agak kasar sedikit karena memang Bpk Ahmad Sudirman cs benar-benar seperti yang saya gambarkan di atas). Lihatlah saudara-saudaraku seiman pernahkah mereka menanggapi komentar saya dengan serius ?. Tidak pernah sama sekali, paling-paling mereka hanya mengatakan Rokhmawan, Manhaj Salafi sesat, munafik, teroris dll (Na'udzubillahi min dzalik). Sedangkan kami mengatakan NII, GAM/TNA termasuk Kaum Khowarij adalah berdasarkan sejarah, ilmu, bukti dan fakta di lapangan. Kami menggolongkannya demikian bukan berarti kami memusuhinya dan bukan ingin memecah belah umat islam. Sama sekali tidak pernah terlintas dalam benak kami untuk memecah belah umat islam. Kami menggolongkan NII, GAM/TNA termasuk Kaum Khowarij adalah semata-mata untuk mencegah agar umat islam tidak teracuni, terhinggapi oleh Manhaj Kaum Khowarij yang menelan banyak korban tersebut dan lebih-lebih pemahaman tersebut adalah pemahaman yang sesat sebagaimana yang telah kami paparkan lewat komentar-komentar saya yang lalu." (Rokhmawan , rokh_mawan@yahoo.com , Wed, 21 Jul 2004 20:30:43 -0700 (PDT))

Baiklah saudara Rokhmawan Agus Santosa di Solo, Jawa Tengah, Indonesia.

Makin hari, makin terbongkarlah kesesatan, kemunafikan, dan tindakan teroris saudara Rokhmawan dan Salafi-nya di Solo. Mengapa ?

Karena Rokhmawan dan Salafi-nya secara tidak sadar telah dijadikan alat oleh BIN, TNI/POLRI, Megawati Cs dengan sistem thaghutnya untuk perang melawan ASNLF atau GAM dan seluruh rakyat Acheh yang muslim yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara kafir Pancasila.

Tindakan pihak BIN, TNI/POLRI dan Megawati Cs mendeklarkan perang terhadap rakyat Acheh muslim yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara kafir Pancasila yang diikuti oleh pihak Rokhmawan dan Salafi-nya di Solo menandakan bahwa Rokhmawan dan Salafi-nya di Solo telah secara terang-terangan bukan hanya memusuhi rakyat Acheh bersama ASNLF atau GAM-nya tetapi juga telah secara langsung bersama TNI/POLRI menghancurkan rakyat Acheh yang muslim yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara kafir Pancasila.

Rokhmawan dan Salafi-nya di Solo yang teroris itu adalah telah memusuhi dan menjadi musuh rakyat Acheh muslim yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara kafir Pancasila, ASNLF atau GAM dan TNA.

Dengan telah dideklarkan oleh Rokhmawan dan Salafi-nya yang sesat dan munafik itu dengan bunyi deklarnya: "kami mengatakan NII, GAM/TNA termasuk Kaum Khowarij adalah berdasarkan sejarah, ilmu, bukti dan fakta di lapangan. Kami menggolongkannya demikian bukan berarti kami memusuhinya dan bukan ingin memecah belah umat islam. Sama sekali tidak pernah terlintas dalam benak kami untuk memecah belah umat islam. Kami menggolongkan NII, GAM/TNA termasuk Kaum Khowarij adalah semata-mata untuk mencegah agar umat islam tidak teracuni, terhinggapi oleh Manhaj Kaum Khowarij yang menelan banyak korban tersebut dan lebih-lebih pemahaman tersebut adalah pemahaman yang sesat sebagaimana yang telah kami paparkan lewat komentar-komentar saya yang lalu."

Itulah deklarasi permusuhan dan deklarasi perang yang dilancarkan dan didengungkan oleh Rokhmawan dan Salafi-nya di Solo terhadap rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila, ASNLF atau GAM dan TNA.

Adalah suatu kemunafikan yang ditunjukkan oleh pihak Rokhmawan dan Salafi-nya yang sesat di Solo dengan mengatakan: "demikian bukan berarti kami memusuhinya dan bukan ingin memecah belah umat islam"

Itulah benar-benar munafik yang ditunjukkan oleh Rokhmawan dan Salafi-nya di Solo. Padahal secara terang-terangan telah ditunjukkan oleh Rokhmawan dan Salafi-nya dengan mengatakan: "untuk memecah belah umat islam. Kami menggolongkan NII, GAM/TNA termasuk Kaum Khowarij" dengan suatu alasan yang dangkal dan gombal : "semata-mata untuk mencegah agar umat islam tidak teracuni, terhinggapi oleh Manhaj Kaum Khowarij yang menelan banyak korban tersebut".

Padahal telah berapa ratus ribu rakyat Acheh yang muslim yang dibunuh oleh pimpinan Negara kafir RI dibawah Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, dan Megawati bersama TNI/POLRI-nya sekarang.

Dimana tindakan pembunuhan yang dilakukan pihak TNI/POLRI terhadap rakyat Acheh tidak dimasukkan oleh Rokhmawan dan salafi-nya di Solo kedalam tindakan biadab yang sangat keji dihadapan Allah SWT dan lebih biadab dari golongan Khawarij-nya Rokhmawan di Solo.

Kemunafikan dan kesesatan Rokhmawan dan Salafi-nya telah saya jawab, sebagaimana pertanyaan Rokhmawan yang terakhir: "Ada PR yang belum terjawab dari dulu "Apakah pernah Rosululloh SAW mengkafir-kafirkan orang islam lainnya dan membicarakan bahwasanya orang islam si A, si B adalah kafir, dlolim, fasyik ?. Jangan di buat-buat kalau bapak menjawab pertanyaan ini." (Rokhmawan , rokh_mawan@yahoo.com , Wed, 14 Jul 2004 23:13:02 -0700 (PDT))

Dimana jawaban saya telah ditulis dalam tulisan yang lalu, yang saya kutipkan kembali disini: "
surat Al-Maidah yang diturunkan Allah SWT ketika Haji Wada' pada tahun ke 10 H tahun akhir Rasulullah saw menjalankan Risalahnya di muka bumi ini, yang telah memberikan dasar hukum kepada Rasulullah saw untuk menjalankan ayat 44, 45, 47 surat Al-Maidah ini.

Selama Rasulullah saw memimpin Daulah Islam di Yatsrib tidak ada pembantu-pembantu Rasulullah saw yang sekaligus para sahabat Rasulullah saw yang membentuk lembaga tandingan untuk membuat aturan, hukum, undang-undang disamping aturan, hukum, undang-undang Allah SWT lalu memutuskan perkara tidak berdasarkan pada aturan, hukum, undang-undang yang telah diturunkan Allah SWT sebagaimana yang tercantum dalam surat Al Maidah ayat 44, 45, 47.

Karena tidak mungkin dan tidak masuk diakal, Rasulullah saw menjatuhkan hukuman terhadap orang-orang yang tidak menetapkan perkara menurut apa yang diturunkan Allah SWT dengan sebutan kafir, zhalim, fasik, sedangkan dasar hukum surat Al-Maidah: 44, 45, 47 yang dijadikan landasan hukum untuk memvonis itu belum ada atau belum diturunkan Allah SWT. Bahkan sampai pada waktu periode Madinah-pun, Rasulullah saw tidak menjatuhkan vonis hukuman kepada orang-orang yang tidak menetapkan sesuatu perkara menurut apa yang diturunkan Allah SWT dengan sebutan kafir, zhalim, dan fasik, karena memang dasar hukum surat Al-Madinah: 44, 45, 47 untuk menjatuhkan vonis itu belum diturunkan Allah SWT. Barulah dasar hukum untuk memvonis orang-orang yang tidak menetapkan sesuatu perkara menurut apa yang diturunkan Allah SWT dengan sebutan kafir, zhalim, dan fasik dipergunakan setelah surat Al-Maidah itu diturunkan pada Haji Wada' tahun 10 Hijrah, yakni tahun terakhir Rasulullah saw menyampaikan Risalahnya kepada ummatnya. Yang tidak lama setelah melaksanakan Haji Wada' Rasulullah saw menghadap kehadlirat Allah SWT. Dan yang ditinggalkan Rasulullah saw salah satunya dasar hukum surat Al-Maidah ayat 44, 45, 47.

Tetapi sekarang setelah jatuhnya dinasti Usmaniyah di Turki pada tahun 1923. Di Negara kafir RI yang hukum negaranya bersumberkan pada pancasila. Jelas dalam hal ini para pimpinan di Negara kafir RI sangat bertentangan sekali dengan apa yang telah dijalankan dan dicontohkan oleh Rasulullah ketika memimpin Daulah Islam di Yatsrib. Di saat Rasulullah saw memimpin Daulah Islam tidak ada seorang sahabatpun yang membentuk lembaga tandingan untuk membuat aturan, hukum, undang-undang disamping aturan, hukum, undang-undang Allah SWT lalu memutuskan perkara tidak berdasarkan pada aturan, hukum, undang-undang yang telah diturunkan Allah SWT sebagaimana yang tercantum dalam surat Al Maidah ayat 44, 45, 47.

Sekarang, karena saudara Rokhmawan dan Salafi-nya di Solo menafikan ayat 44, 45, 47 surat Al-Maidah, maka ketika saudara Rokhmawan dan Salafi-nya melihat para pimpinan Pemerintah RI dari mulai Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid dan Megawati yang telah membentuk lembaga tandingan untuk membuat aturan, hukum, undang-undang disamping aturan, hukum, undang-undang Allah SWT, para pimpinan RI itu masih dianggap sebagai bukan kafir, bukan zhalim, dan bukan fasik, walaupun tindakan para pimpinan RI itu bertentangan dengan dasar hukum yang telah diturunkan Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 44, 45, 47.

Mengapa Rokhmawan ini tetap munafik ? Karena sebagaimana yang telah ditulis oleh Rokhmawan dan Salafi-nya di Solo yang saya tampilkan dan komentari dalam tulisan sebelum ini yakni:

Kalian itu Rokhmawan dan Salafi-nya memang sesat dan munafik lagi. Bagaimana dikatakan yakin dan percaya dengan sepenuh hati dan menjalankan sepenuh hati tanpa penolakan dan tanpa pembangkangan ayat 44, 45, 47 surat Al-Maidah, kalau pakai persyaratan atau kekecualian. Dengan Rokhmawan menjawab: "Insya Alloh dengan sekuat tenaga yang diberikan Alloh SWT kepada kami, kami meyakininya dengan sepenuh hati (YA). Walaupun kami meyakini dengan sepenuh hati tetapi kami tidak akan mengatakan orang islam si A, si B termasuk kafir, dlolim, fasyik. Kalau seandainya kami mengatakan demikian ( si A, si B kafir) berarti kami seolah-olah ingin menyamai Alloh SWT dalam memvonis seseorang. Coba bapak datang ke Indonesia dan belilah majalah terbitan kami seperti Majalah As-sunnah dll kemudian baca sampai tuntas." (Rohmawan, Fri, 16 Jul 2004 00:08:58 -0700 (PDT)).

Itu Rokhmawan dan Salafi-nya, menandakan saudara dan Salafi-nya masih tetap membangkang dan membandel kepada ayat-ayat Allah yang telah diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad saw.

Mana Rasulullah saw ketika menerima ayat 44, 45, 47 surat Al-Maidah mengajukan syarat kepada Allah Swt dengan mengatakan: "Insya Alloh dengan sekuat tenaga yang diberikan Alloh SWT kepada kami, kami meyakininya dengan sepenuh hati (YA). Walaupun kami meyakini dengan sepenuh hati tetapi kami tidak akan mengatakan orang islam si A, si B termasuk kafir, dlolim, fasyik. Kalau seandainya kami mengatakan demikian ( si A, si B kafir) berarti kami seolah-olah ingin menyamai Alloh SWT dalam memvonis seseorang"

Tidak ada Rasulullah saw menyatakan demikian separti yang Rokhmawan dan Salafi-nya katakan ketika Rasulullah saw menerima Wahyu surat Al-Maidah ayat 44, 45, 47. Itu yang saudara Rokhmawan dan Salafi-nya jawab adalah menunjukkan benar-benar seorang munafik dan sesat. Artinya munafik dan membangkang kepada apa yang telah diturunkan Allah SWT. Kalau saudara Rokhmawan dan Salafi-nya di Solo yakin dan percaya dengan sepenuh hati dan menjalankan sepenuh hati tanpa penolakan dan tanpa pembangkangan ayat 44, 45, 47 surat Al-Maidah, tidak akan pakai persyaratan atau kekecualian segala macam. Seharusnya jawaban Rokhmawan dan Salafi-nya bunyinya: "ya kami yakin dan percaya dengan sepenuh hati dan akan menjalankan sepenuh hati tanpa penolakan dan tanpa pembangkangan ayat 44, 45, 47 surat Al-Maidah.

Jadi kelihatan disini, saudara Rokhmawan dan salafi-nya memang munafik dan setengah-setengah dalam menerima, meyakini, dan menjalankan surat Al-Maidah: 44, 45, 47.

Dan kesesatan lainnya dari Rokhmawan dan Salafi-nya di Solo sebagaimana yang telah saya tulis dalam tulisan sebelum ini yakni:

Rokhmawan dan Salafi-nya kalian tidak akan keluar lagi dari kesesatan, karena memang kalian itu menentang, membangkang, menolak, menafikan ayat-ayat Al-Qur'an, dan menolak manhaj hijrah Rasulullah saw dan perintah hijrah dari Allah SWT.

Mana itu Rokhmawan dan Salafi-nya mau menerima dengan penuh keyakinan tanpa membantah dan tanpa membangkang kepada Allah ayat 44, 45, 47 surat Al-Maidah, Al-Anfal:72, 74, 75, Al Baqarah, QS 2: 218, Al Ahzab, QS 33: 50, Ali 'Imran, QS 3: 195, At Taubah, QS 9: 20, An Nahl, QS 16: 41, 110, Al-Haj, QS 22: 58, An-Nisa, QS 4: 89, 97, 100. Menafikan dan menolah manhaj hijrah Rasulullah saw. Menafsirkan seenaknya perutnya sendiri pengertian hijrah dengan: "maksud yang sesungguhnya adalah pindah dari amalan keburukan kepada amalan kebaikan".

Sampai kapanpun saudara Rokhmawan dan Salafi-nya di Solo kalian tetap saja sesat dan munafik. Itu Salafi-nya di Solo dan saudara Rokhmawan sendiri adalah memang seperti yang disabdakan Rasulullah saw yang termasuk golongan yang jumlahnya 72 itu: "Demi jiwaku yang ada ditangan-Nya, umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, 72 akan masuk neraka. Para sahabat bertanya: "Siapa golongan yang selamat ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: "Al-Jama'ah".

Mengapa ? Karena saudara Rokhmawan dan Salafi-nya di Solo memang membangkang pada ayat-ayat Allah SWT dan munafik. Tidak mencontoh dan menjalankan seperti yang dicontohkan dan diajarkan Rasulullah saw seperti manhaj hijrahnya Rasulullah saw. Merobah hijrah yang telah docontohkan Rasulullah saw seenak udelnya sendiri.

Yang paling munafik dan sesat saudara Rokhmawan dan salafi-nya di Solo adalah membangkang kepada dasar hukum Allah SWT yang telah diwahyukan kepada Rasul-Nya Muhammad saw dalam surat Al-Maidah: 44, 45, 47.

Sehingga secara terang-terangan membela para pimpinan Negara kafir RI dari mulai Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid dan Megawati yang telah membentuk lembaga tandingan untuk membuat aturan, hukum, undang-undang disamping aturan, hukum, undang-undang Allah SWT dianggap sebagai bukan kafir, bukan zhalim, dan bukan fasik, padahal tindakan itu bertentangan dengan dasar hukum yang telah diturunkan Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 44, 45, 47.

Rokhmawan dan Salafi-nya bukan hanya terang-terangan membela para pimpinan Negara kafir RI dari mulai Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid dan Megawati yang telah membentuk lembaga tandingan untuk membuat aturan, hukum, undang-undang disamping aturan, hukum, undang-undang Allah SWT, melainkan juga ikut mendukung dan menyokong perang melawan rakyat Acheh yang muslim yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila; ikut bersama TNI/POLRI menghancurkan ASNLF atau GAM dan TNA; ikut menjadi kacung BIN, TNI, Megawati.

Rokhmawan dan Salafi-nya kalian telah menjadikan ASNLF atau GAM dan TNA musuh kalian, walaupun kalian menafikannya. Dengan cara menyokong dan mendukung TNI/POLRI, Megawati mengobarkan perang terhadap rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara kafir Pancasila, itu berarti Rokhmawan telah ikut memusuhi rakyat Acheh, ASNLF atau GAM dan TNA.

Dimanapun Rokhmawan dan Salafi-nya yang di Solo berada disanalah telah menjadi musuh rakyat Acheh, ASNLF atau GAM dan TNA. Bersiaplah Rokhmawan dan salafi-nya.

Rokhmawan dan Salafinya di Solo yang sesat, munafik, dan teroris itu, kalian telah menutup mata dari perjuangan Rasulullah saw di Yatsrib dengan Daulah Islam-nya. Kalian Rokhmawan dan Salafi-nya di Solo mengatakan: "Dan ternyata di Madinah, dakwahnya Rosululloh SAW dan para sahabatnya lebih leluasa. Mereka berdakwah tidak hanya untuk masyarakat Madinnah saja melainkan mereka berdakwah keseluruh negeri bangsa arab dan sekitarnya."

Itu Rokhmawan dan Salafi-nya di Solo, Rasulullah saw di Yatsrib, tidak ada satu haripun yang sunyi dari perjuangan menghadapi kaum musyrik, kafir, fasik yang telah memusuhi dan menyerang Rasulullah saw dan kaum muslimin di Yatsrib.

Selama 10 tahun di Yatsrib Rasulullah saw telah melakukan 27 Ekspedisi atau Ghazwah atau perang. Sedangkan ekspedisi kecil ada 39 kali. 1. Ekspedisi atau Ghazwah Abwa' (Wuddan), 2. Ekspedisi atau Ghazwah Buwwath, 3. Ekspedisi atau Ghazwah 'Ushairah, 4. Ekspedisi atau Ghazwah Badr al-Ula, 5. Ekspedisi atau Ghazwah Badr (Badr al-Kubra), 6. Ekspedisi atau Ghazwah Bani Sulaim, 7. Ekspedisi atau Ghazwah Sawiq, 8. Ekspedisi atau Ghazwah Ghathfan, 9. Ekspedisi atau Ghazwah Buhran, 10. Ekspedisi atau Ghazwah Uhud, 11. Ekspedisi atau Ghazwah Hamra' al-Asad, 12. Ekspedisi atau Ghazwah Bani Nadhir, 13. Ekspedisi atau Ghazwah Dzatur Riqa', 14. Ekspedisi atau Ghazwah Badr al-Akhirah, 15. Ekspedisi atau Ghazwah Daumatul Jandal, 16. Ekspedisi atau Ghazwah Khandaq, 17. Ekspedisi atau Ghazwah Bani Quraizhah, 18. Ekspedisi atau Ghazwah Bani Lihyan, 19. Ekspedisi atau Ghazwah Dzi Qarad, 20. Ekspedisi atau Ghazwah Bani Mushthaliq, 21. Ekspedisi atau Ghazwah Hudaibiyah, 22. Ekspedisi atau Ghazwah Khaibar, 23. Ekspedisi atau Ghazwah 'Umratul Qadha, 24. Ekspedisi atau Ghazwah Pembebasan Kota Mekkah, 25. Ekspedisi atau Ghazwah Hunain, 26. Ekspedisi atau Ghazwah Tha'if, 27. Ekspedisi atau Ghazwah Tabuk. (Majid 'Ali Khan, Muhammad The Final Messenger, 1980, p.254-255)

Jadi Rokhmawan dan salafi-nya di Solo, itu Rasulullah saw di Yatsrib bukan hanya berdakhwah ala Rokhmawan dan salafi-nya di Solo keliling berjubah, berjenggot dan mencukur kumis, tetapi Rasulullah saw benar-benar berjihad dalam menegakkan dan membela Islam dibawah naungan Daulah Islam di Yatsrib.

Kalian Rokhmawan dan salafi-nya jangan mengada-ada sejarah perjuangan Rasulullah saw di Yatsrib ini. Itu perjuangan Rasulullah saw menegakkan dan membela Islam di Yatsrib bukan seperti yang kalian terangkan dan tuliskan itu. Itu yang kalian tuliskan sangat menyesatkan dan membuat lemah kaum muslimin di dunia.

Rokhmawan dan Salafi-nya di Solo, kalian dengan mendukung, menyokong pembunuhan yang dilakukan TNI/POLRI di Negeri Acheh, maka dengan secara sengaja, sadar, dan langsung kalian telah melakukan perbuatan yang sangat biadab yang sangat dikutuk Allah SW. Itu yang kalian bunuh di Acheh adalah rakyat Acheh muslim yang telah sadar untuk menentukan nasibnya sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara kafir Pancasila. Kalian Rokhmawan dan Salafi-nya di Solo telah dengan sadar, sengaja, dan langsung mendukung dan menyokong TNI/POLRI yang telah disumpah untuk taat dan setia pada thagut pancasila hasil kutak-katik Soekarno guna membantai dan berperang di Negerti Acheh. Kalian Rokhmawan dan Salafi-nya di Solo adalah orang-orang sesat, munafik, teroris yang ikut secara sadar, sengaja, dan penuh tanggung jawab untuk terus menduduki, menjajah dan membunuh rakyat muslim di Acheh.

Rasakanlah Azab Allah SWT, Rokhmawan dan Salafi-nya dan juga TNI/POLRI dan Megawati Cs yang telah melakukan kebiadaban yang tidak ada taranya di abad modern ini dengan menghabiskan dan membantai serta membunuh rakyat Acheh yang muslim yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh Negara kafir Pancasila.

Terakhir, jelas Rokhmawan dan salafi-nya, kalian harus mempelajari begaimana kejahatan Soekarno yang telah menelan Negara-Negara yang ada dalam RIS dan Negeri-Negeri yang ada diluar wilayah de-facto dan de-jure RIS dan RI, seperti Negeri Acheh ini. Yang sampai detik sekarang ini kalian tetap duduki bersama dengan TNI/POLRI, Megawati Cs, DPR, MPR dibawah Amien Rais.

Kalian Rokhmawan dan Salafi-nya di Solo jangan hanya bisa ditipu dan dibodohi oleh Soekarno dan para penerusnya. Jangan hanya jadi keledai yang dungu dan bodoh, Rokhmawan dan salafi-nya di Solo. Hidung kalian telah ditarik oleh BIN, TNI, Megawati Cs yang menduduki dan menjajah Negeri Acheh.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad.swaramuslim.net
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Wed, 21 Jul 2004 20:30:43 -0700 (PDT)
From: rohma wawan rokh_mawan@yahoo.com
Subject: Itu Bapak Ahmad Sudirman cs Bisanya Hanya Memfitnah, Menuduh, Mencela, Memaki-maki, Menghina Tanpa Ilmu, Bukti, Fakta
To: ahmad@dataphone.se
Cc: om_puteh@hotmail.com, narastati@yahoo.com, JKamrasyid@aol.com, mubasysyir@plasa.com, dityaaceh_2003@yahoo.com, yuhe1st@yahoo.com, mr_dharminta@yahoo.com, habearifin@yahoo.com, editor@jawapos.co.id, suparmo@tjp.toshiba.co.jp, siliwangi27@hotmail.com, sea@swipnet.se, solopos@bumi.net.id, Padmanaba@uboot.com, kompas@kompas.com, mitro@kpei.co.id, yusrahabib21@hotmail.com, imarrahad@eramuslim.com, webmaster@detik.com, waspada@waspada.co.id, redaksi@waspada.co.id, redaksi@satunet.com

Bismillaahirrohmanirrohiim
Assalaamu'alaikum Wr.Wb

Itu Bapak Ahmad Sudirman cs Bisanya Hanya Memfitnah, Menuduh, Mencela, Memaki-maki, Menghina Tanpa Ilmu, Bukti, Fakta

Bagaimana keadaan bapak Ahmad Sudirman cs ?. Semoga Bpk cs selalu berada dalam Maghfiroh Alloh SWT. Memang sengaja saya diamkan dulu komentar-komentar Bpk Ahmad di mimbar bebas ini yang super ngaco, amburadul, tidak mau menjawab pertanyaan yg memojokkannya, pintar berkelit, asal omong/ngoceh (buka mulut lebar-lebar) mirip burung perkutut di pasar burung (Afwan kalau kata-kata saya agak kasar sedikit karena memang Bpk Ahmad Sudirman cs benar-benar seperti yang saya gambarkan di atas). Lihatlah saudara-saudaraku seiman pernahkah mereka menanggapi komentar saya dengan serius ?. Tidak pernah sama sekali, paling-paling mereka hanya mengatakan Rokhmawan, Manhaj Salafi sesat, munafik, teroris dll (Na'udzubillahi min dzalik).

Nah kelihatan sekali kalau Bpk Ahmad cs bisanya hanya memfitnah, menuduh, mencela tanpa menggunakan ilmu, bukti dan fakta. Kalau cuma memfitnah, menuduh dll tanpa ilmu, bukti dan fakta semua anggota mimbar bebas ini pun bisa jangankan semua anggota mimbar bebas ini anak sd pun juga bisa kok. Bpk Ahmad cs dari mana anda bisa menyimpulkan demikian ?. Kalau anda ingin membuktikan apakah kami seperti yang bapak kira alangkah baiknya bapak pulang ke Indonesia jangan hanya membohongin, memfitnah umat islam lewat diskusi di mimbar bebas ini dan berlindung dibawah ketiak swedia. Ingat fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Membunuh orang islam dengan sengaja akan masuk neraka jahannam, bagimana dengan memfitnah yang lebih kejam dari pada pembunuhan, yang di tujukan kpd orang islam juga.

Memang saya akui di sini ada beberapa orang yang terlibat dengan tindakan teroris tetapi bukan berarti di daerah solo dan sekitarnya merupakan sarang teroris dan yang jelas mereka-mereka para teroris itu adalah pelarian politik seperti Bpk Ahmad cs (Ingin menegakkan syariat islam, menegakkan amar ma'ruf nahi munkar tanpa mengikuti contoh Rosululloh SAW ), jadi mereka bukan penduduk asli melainkan hanya pendatang baru dan inipun kedatangannya sangat dirahasiakan ( rumahnya serba tertutup dan anti bermasyakat bahkan namanya saja tidak pernah terdaftar di RT dan tidak diketahui penduduk lainnya).

Sedangkan kami mengatakan NII, GAM/TNA termasuk Kaum Khowarij adalah berdasarkan sejarah, ilmu, bukti dan fakta di lapangan. Kami menggolongkannya demikian bukan berarti kami memusuhinya dan bukan ingin memecah belah umat islam. Sama sekali tidak pernah terlintas dalam benak kami untuk memecah belah umat islam. Kami menggolongkan NII, GAM/TNA termasuk Kaum Khowarij adalah semata-mata untuk mencegah agar umat islam tidak teracuni, terhinggapi oleh Manhaj Kaum Khowarij yang menelan banyak korban tersebut dan lebih-lebih pemahaman tersebut adalah pemahaman yang sesat sebagaimana yang telah kami paparkan lewat komentar-komentar saya yang lalu. Yang jelas mereka Jahil terhadap fikih islam, syariat islam, fitrah manusia, mereka mudah mengkafirkan orang islam si A, si B, mereka pemahan agama islamnya sangat sempit sekali. Sayang sekali komentar kami kepada bpk Ahmad Sudirman mengenai Pengertian Kaum Khowarij dan sejarahnya tidak pernah dimuat bapak Ahmad di mimbar
bebas ini. Ini dilakukannya karena Bpk Ahmad cs takut ketahuan belangnya (suatu saat akan
kelihatan itu belangnya bpk Ahmad cs yang ditutup-tutupi dengan berbagai argumen yg salah kaprah).

Saya tujukan kepada sdri sukma ( Bpk Ahmad cs boleh menanggapi ) di cilegon yang tidak pernah menjawab pertanyaan saya padahal sudah seminggu lebih. Baiklah sdri sukma anda bertanya kepada saya " Apakah islam bisa tegak tanpa kekuasaan ?". Anda ingin bertanya atau ingin menegaskan kalau islam tidak bisa tegak tanpa kekuasaan. Kalau anda memang benar-benar ingin bertanya maka akan kami jawab dengan jelas dan gamblang namun perlu anda renungkan di hati. Islam tegak bukan karena kekuasaan melainkan islam tegak karena dakwah, amar ma'ruf nahi munkar. Sudah pernah saya singgung bahwasanya kekuasaan, pemerintahan islam adalah hasil bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa kpd Alloh SWT. Sedangkan tujuan kita kita di ciptakan ke bumi ini adalah untuk menyembah, beribadah (dlm arti luas). Alat untuk menuju penghambaan kita kepada Alloh SWT adalah melalui jalan dakwah, amar ma'ruf nahi munkar dan ber-I'tiba' kepada Rosululloh SAW dan para sahabatnya.

Seandainya umat islam menganggap kekuasaan, negara islam sebagai alat untuk amar ma'ruf nahi munkar dengan segala hukum islamnya seperti hukum rajam dll maka jelas sekali orang-orang akan berlomba-lomba (berambisi) untuk menjadi penguasa seperti yang anda lihat sekarang. Padahal Alloh SWT telah menegur Rosululloh SAW. "Kamu bukanlah penguasa bagi mereka" (Al-ghosiyah : 22), kemudian Alloh SWT juga berfirman, "Apakah kamu memaksa manusia agar mereka menjadi orang yang beriman ?" (Yunus : 99). Kita lihat saja seperti Muawiyah bin abu sofyan, Hasan Tiro, Ahmad Sudirman dan para pejabat negara termasuk partai-partai politik, mereka semua menganggap islam akan tegak dengan pemerintahan dan kekuasaan maka merekapun berambisi, berlomba-lomba untuk menjadi penguasa. Memang Rosululloh SAW dulu
berhasil membangun Daulah Islam di Madinah, tetapi beliau jelas tidak menginginkan kekuasaan untuk mengatur umatnya. Dan sebelum beliau berhasil membentuk DIR di Madinah maka langkah yang paling utama adalah berdakwah tanpa kenal lelah. Sehingga dengan dakwahnya yang sungguh-sungguh dan dilakukan dengan hikmah (sunnah) dan bijaksana maka semua umat islam di Madinah "sami'na wa atho'na" kepada Rosululloh SAW dan terbentuklah DIR yang merupakan hasil dari orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Alloh SWT. DIR di Madinah dibentuk bukan karena paksaan melainkan karena kesadaran dari umat islam pada saat itu dan perjanjian dengan kaum yahudi dan nasrani.

Nah sekarang bagaimana di negara-negara pada saat ini yang belum berhukumkan dg hukum Alloh SWT ?. Memang seharusnya di negara-negara tersebut terutama yang penduduknya mayoritas islam, di berlakukan hukum Alloh SWT tetapi tidak semudah apa yang kita ucapkan. Kita harus ingat bahwasanya sebagian besar umat islam di dunia ini masih dalam keadaan lemah iman sehingga mereka belum mau diterapkan itu hukum Alloh SWT, apabila kita paksakan agar mereka menerimanya berarti kita telah menyalahi dan membangkang (istilah Bpk Ahmad) firman Alloh SWT tersebut di atas (Rosululloh SAW saja tidak boleh memaksakan orang yahudi, nasrani, islam untuk beriman kepada Alloh SWT, apalagi kita ). Maka dari itu kita diharapkan agar bisa membangkitkan iman-iman dan semangat mereka agar bisa menerima syariat islam dan hukum Alloh SWT dalam kehidupan sehari-hari, bermasyarakat dan bernegara, nah cara yang dicontohkan Rosululloh SAW untuk memupuk iman-iman mereka adalah dengan berdakwah, berakhlak, bermuamalah , bermu'asyaroh, beribadah dan berakidah.

Langkah-langkah yang ditempuh Bapak Ahmad Sudirman untuk memberi pengarahan kepada umat islam di indonesia ini mengenai pentingnya Daulah Islam lewat acces internet itupun juga baik tetapi alangkah baiknya kalau Bapak Ahmad terjun langsung ke masyarakat Indonesia terutama negeri aceh untuk berdakwah sebagaimana yang telah di contohkan Rosululloh SAW ketika berdakwah di Makkah dan di Madinah. Tetapi perlu di perhatikan pada saat kita berdakwah maka kita tidak boleh menghujat, menjelek-jelekkan, mencaci maki dan membuka aib orang islam lainnya (seperti yangdilakukan bpk Ahmad Sudirman cs di mimbar bebas ini ). Padahal Rosululloh SAW pernah bersabda "Zina terbesar adalah mencemarkan nama orang lain". Kemudian Rosululloh SAW juga bersabda, "Barangsiapa yg membuka aib saudaranya maka Alloh SWT akan membuka aibnya sehingga di rumah akan malu".

Mengenai apa yang bpk Ahmad Sudirman sampaikan di mimbar bebas ini, kemungkinan besar sekali Alloh SWT tidak akan ridlo dengan usahanya. Kita sebagai umat islam bisa menilai siapa bpk Ahmad Sudirman dan ada apa di balik artikelnya. Sebaiknya bpk Ahmad Sudirman berhenti dalam menghujat, memaki, menjelek-jelekkan orang islam lain apalagi terhadap orang yang sudah meninggal. Kalau bpk Ahmad Sudirman cs tetap tidak mau mengikuti petunjuk Rosululloh SAW dalam berdakwah, berakhlak dll berarti bpk telah mengikuti hawa nafsu dan mungkin langkah-langkah syaiton (Na'udzubillahi min dzalik). Apakah bapak tidak merasa bahwasanya bpk Ahmad Sudirman sudah mendekati kekufuran, kefasyikan, keddzoliman. Rosululloh SAW bersabda "Mencaci maki orang islam adalah suatu kefasikan". Bapak Ahmad Sudirman pasti tahu hukum orang-orang islam yang mengangkat orang kafir/non-islam menjadi pemimpin menurut Al-qur'an.
Beranikah Bapak Ahmad Sudirman menampilkan ayat-ayat Al-qur'an yang saya maksud ?. Coba bpk tafsirkan ayat tsb menurut argumen bpk Ahmad Sudirman.

Sedikit pendapat dari saya pribadi tentang hijrahnya Rosululloh SAW dari Makkah ke Madinah. Jelas sekali bahwasanya Rosululloh SAW ketika mendapat kenabian pada usia 40 thn, masyarakat makkah belum ada yang memeluk islam, setelah beliau berdakwah dan memberitakan kenabiannya maka sedikit demi sedikit masyarakat di Makkah mulai mengikuti Rosululloh SAW. Beliau bersama para sahabatnya pada saat di Makkah mengalami hambatan dan rintangan yang dahsyat dari kafir quraisy di Makkah. Jangankan untuk berdakwah kepada kaum kafir quraisy, untuk beribadah dalam arti hablum minalloh saja mereka mengalami hambatan dari kafir quraisy tsb. Apabila keadaan ini terus menerus berlangsung ( islam ditekan kafir quraisy dengan dahsyat) maka tanpa pertolongan Alloh SWT umat islam pada saat itu akan hilang semangat juangnya bahkan bisa di pastikan akan ada yang murtad (keluar dari agama islam). Kemudian turunlah pertolongan Alloh SWT yang berupa perintah untuk berhijrah ke Madinah. Dan ternyata di Madinah, dakwahnya Rosululloh SAW dan para sahabatnya lebih leluasa. Mereka berdakwah tidak hanya untuk masyarakat Madinnah saja melainkan mereka berdakwah keseluruh negeri bangsa arab dan sekitarnya.

Sebenarnya sebagai umat islam yang dikaruniai akal pikiran yang tidak terkotori oleh hawa nafsu, ambisi, kita dapat fahami dari komentar saya di atas maka dapat disimpulkan beberapa perbedaan yang sangat mencolok antara perjuangan Rosululloh SAW dan Hasan Tiro bersama antek-anteknya. Yang jelas ketika Rosululloh SAW berhijrah ke madinah sebelum kembali ke makkah maka madinah berhasil menjadi Daulah Islamiyah. Nah adakah Hasan Tiro cs juga mencontoh hijrahnya Rosululloh SAW ke madinnah ?. Hasan Tiro, Ahmad Sudirman dan antek-antenya hijrah kemana ? ke swediakah ?. Apakah negara tempat pelariannya (swedia) juga berhasil menjadi Daulah Islamiyah sebagaimana Madinah Munawaroh ?. Wahai kaum muslimin di seluruh dunia terutama rakyat aceh, Anggota GAM/TNA jangan mudah di bodohi dan di bohongi oleh Bpk Ahmad Sudirman yang mengatakan bahwasanya perjuangan Hasan Tiro sama persis atau identik
dengan perjuangan Rosululloh SAW.

Wallohu'alam bi showab

Wassalaam

Rokhmawan Agus Santosa

rokh_mawan@yahoo.com
rokh-mawan@plasa.com
solo, jateng, Indonesia
----------