Stockholm, 9 September 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

DANI JANGAN TERTIPU OLEH DASAR HUKUM YANG DIBUAT MEGAWATI & TNI DI ACHEH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS SAUDARA DANI JANGAN TERTIPU OLEH DASAR HUKUM YANG DIBUAT MEGAWATI & TNI DI ACHEH

"Hallo saudara pengasuh, apa khabar.? Semoga anda sehat selalu. Saya mau bertanya kepada saudara. Kenapa itu saudara Rusmanto Ismail dan Apha Maop tak pernah nongol lagi di mimbar bebas ini.? Apa mereka tak ada bahan cerita lagi tentang masalah Aceh.?" (Dani , dani_acheh@yahoo.com , Thu, 9 Sep 2004 05:41:44 -0700 (PDT))

"Pemimpin yg zalim jangan di caci, nanti ada yang marah. Janganlah saudara bilang itu Gus Dur si buta dari gua hantu, dan Megawati pemimpin yang zalim, nanti anaknya marah. Imbauan saya kepada saudara-saudara semua, pulanglah ke Aceh, lihatlah bagaimana menderitanya bangsa Aceh di bawah undang undang Darurat Sipil. Cobalah pulang ke Aceh. Jangan hanya ber koar koar tentang Aceh macam orang menghalau babi. Lihatlah keadaan di Aceh sekarang, milisi yang di bina Pemerintah Megawati yang di Aceh tumbuh bak jamur di musim hujan milisi itu telah pun menjadi petaka bagi bangsa Aceh." (Dani , dani_acheh@yahoo.com , Thu, 9 Sep 2004 05:41:44 -0700 (PDT))

Terimakasih saudara Dani di Kuala Lumpur, Malaysia.

Tentang pertanyaan saudara Dani: "Saya mau bertanya kepada saudara. Kenapa itu saudara Rusmanto Ismail dan Apha Maop tak pernah nongol lagi di mimbar bebas ini.? Apa mereka tak ada bahan cerita lagi tentang masalah Aceh.?"

Dari informasi yang ada pada saya. Saudara Rusmanto Ismail , toto_wrks@yahoo.com , 4372386, STMT Trisakti , Sea Transport Management, sementara tinggal di California, USA, terakhir mengirimkan emailnya yang berisikan berita tentang GAM di Acheh yang dikutipnya dari www.republika.co.id , pada hari Jumat 30 Juli 2004. Sejak itu dia tidak pernah lagi muncul di mimbar bebas ini.

Begitu juga saudara Apha Maop, awakaway@telkom.net , terakhir mengirimkan email yang membalas tanggapan saudara Dani pada hari Saptu , 17 Juli 2004. Setelah itu saudara Apha Maop tidak muncul lagi di mimbar bebas ini.

Selanjutnya saudara Dani menulis: "Pemimpin yg zalim jangan di caci, nanti ada yang marah. Janganlah saudara bilang itu Gus Dur si buta dari gua hantu, dan Megawati pemimpin yang zalim, nanti anaknya marah."

Sebenarnya bukan mencaci pemimpin yang zhalim, melainkan memberikan gambaran bahwa apa yang dilakukan oleh Presiden Negara Pancasila Megawati yang menduduki dan menjajah Negeri Acheh, yang meneruskan kebijaksanaan politik penjajahan yang dijalankan oleh ayahnya Soekarno adalah suatu perbuatan yang melanggar hukum internasional dan hukum nasional. Itulah perbuatan yang harus dikutuk oleh umat manusia di dunia ini. Penjajahan di dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan kemanusiaan yang beradab.

Selanjutnya ada salah seorang peserta mimbar bebas ini yang mengatakan Abdurrahman Wahid atau istilah populernya Gus Dur dengan sebutan si buta dari gua hantu. Saya pikir bukan suatu cacian. Kalau saya membaca cerita si buta dari gua hantu itu adalah pahlawan dalam dunia persilatan yang mampu menghancurkan lawan-lawannya.

Justru kalau saya melihat itu Gus Dur dipanggil dengan si buta dari gua hantu adalah suatu penghormatan yang tinggi sebagai seorang pahlawan yang buta dalam dunia persilatan yang mampu menghancurkan lawan-lawannya dengan mempergunakan senjata tongkatnya. Itu suatu gelar yang hebat dan tinggi. Jadi bukan mencela.

Hanya orang yang tidak tahu cerita sejarah dunia persilatan si buta dari gua hantu sajalah yang menganggap memanggil si buta dari gua hantu adalah sebagai suatu panggilan penghinaan.

Jadi, saudara Dani, tidak perlu terlalu dipikirkan dengan sebutan si buta dari gua hantu, karena itu adalah panggilan pahlawan dalam dunia persilatan yang dikembangkan di Jawa.

Selanjutnya saudara Dani yang di Kuala Lumpur, Malaysia: "menghimbau saya kepada saudara-saudara semua, pulanglah ke Aceh, lihatlah bagaimana menderitanya bangsa Aceh di bawah undang undang Darurat Sipil. Cobalah pulang ke Aceh. Jangan hanya ber koar koar tentang Aceh macam orang menghalau babi. Lihatlah keadaan di Aceh sekarang, milisi yang di bina Pemerintah Megawati yang di Aceh tumbuh bak jamur di musim hujan milisi itu telah pun menjadi petaka bagi bangsa Aceh."

Sekarang di Acheh itu merupakan daerah yang dijajah oleh RI. Dasar hukum yang dipakai di Acheh untuk mengatur daerah Acheh adalah Keppres No.43/2004 dan Keppres No.43/2003, serta UU No.18/2001.

Kalau saudara membaca dahulu apa isi dari ketiga dasar hukum yang dipakai di Acheh yang dibuat dan diterapkan oleh Mbak Mega bersama Mas Endriartono Sutarto dan Ryamizard Ryacudu, maka saudara Dani tidak akan sembarangan menghimbau kepada seluruh rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila yang ada di luar Acheh. Dan saudara Dani sendiri sekarang berada di Malaysia.

Itu walaupun rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila itu pulang ke Acheh, maka oleh pihak Penguasa Darurat Sipil Daerah Acheh akan disuruh untuk keluar dari Acheh, bahkan kalau disekap dan divonis, kemudian akan disekap di LP-LP yang ada di Jawa.

Jadi saudara Dani, kalau kita tidak pandai menghadapi kelicikan Megawati Cs dan TNI/POLRI ini, maka kita akan terus dililit dan disapu bersih sambil dilemparkan ke LP LP di Jawa. Mending kalau LP di Acheh. Ini di lemparkan ke LP yang tersebar di Jawa. Kemudian saudara dijejali dengan indoktrinasi pancasila hasil kutak-katik Soekarno. Kalau dijejali dengan ajaran Islam masih lumayan. Ini dijejali dengan dasar dan sumber hukum Negara RI pancasila hasil ramuan Soekarno dan UUD 1945 yang dalam Pembukaannya mencantumkan rincian pancasila. Tambah saja otak menjadi beku.

Kemudian yang disinggung saudara Dani: "Lihatlah keadaan di Aceh sekarang, milisi yang di bina Pemerintah Megawati yang di Aceh tumbuh bak jamur di musim hujan milisi itu telah pun menjadi petaka bagi bangsa Aceh."

Kita jangan heran kalau pihak Pemerintah Megawati cs bersama TNI/POLRI/RAIDER berbuat seperti itu. Karena semuanya itu dengan tujuan untuk terus melanggengkan penjajahan di bumi Acheh. Sekarang untuk menghadapi taktik dan strategi pihak Megawati bersama TNI-nya itu lakukan dengan cara perang modern. Artinya perang dalam segala segi. Bukan hanya dalam bidang militer dan dimedan perang saja, melainkan disegala medan. Dan perang modern ini telah disadari oleh pihak Jenderal TNI Endriartono Sutarto dan Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu.

Jelas, kita perhatikan apakah memang benar seluruh rakyat Acheh senang berada dalam tangan penjajah RI dengan semua milisi yang dibuat oleh Ryacudu ? Dalam hal ini perlu dilakukan jajak pendapat dengan melalui cara referendum untuk membuktikan asumsi ini.

Kita jangan tertipu oleh pihak Megawati cs dan TNI/POLRI/RAIDER-nya dengan segala macam dasar hukum yang mereka buat.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Thu, 9 Sep 2004 05:41:44 -0700 (PDT)
From: Dr Dani <dani_acheh@yahoo.com>
Subject: MENGAPA.?
To: ahmad@dataphone.se

Hallo saudara pengasuh, apa khabar.? Semoga anda sehat selalu. Saya mau bertanya kepada saudara. Kenapa itu saudara Rusmanto Ismail dan Apha Maop tak pernah nongol lagi di mimbar bebas ini.? Apa mereka tak ada bahan cerita lagi tentang masalah Aceh.?

Dani

dani_acheh@yahoo.com
Kuala Lumpur, Malaysia
----------

Date: Thu, 9 Sep 2004 06:01:00 -0700 (PDT)
From: Dr Dani <dani_acheh@yahoo.com>
Subject: pemimpin zalim
To: ahmad@dataphone.se

Pemimpin yg zalim jangan di caci, nanti ada yang marah. Janganlah saudara bilang itu Gus Dur si buta dari gua hantu, dan Megawati pemimpin yang zalim, nanti anaknya marah.

Imbauan saya kepada saudara-saudara semua, pulanglah ke Aceh, lihatlah bagaimana menderitanya bangsa Aceh di bawah undang undang Darurat Sipil. Cobalah pulang ke Aceh. Jangan hanya ber koar koar tentang Aceh macam orang menghalau bbabi. Lihatlah keadaan di Aceh sekarang, milisi yang di bina Pemerintah Megawati yang di Aceh tumbuh bak jamur di musim hujan milisi itu telah pun menjadi petaka bagi bangsa Aceh.

Dani

dani_acheh@yahoo.com
Kuala Lumpur, Malaysia