Stockholm, 21 Oktober 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

SUMITRO BUTA PENGEKOR YUDHOYONO TIDAK TAU SIAPA YANG DIJADIKAN ALAT UNTUK MEMUKUL GAM
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

KARENA MEMANG SUMITRO BUTA PENGEKOR SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MAKA TIDAK TAU SIAPA YANG DIJADIKAN ALAT UNTUK MEMUKUL ASNLF ATAU GAM

"Sebelum saya keluar dari milis ini untuk seterusnya saya akan menyampaikan memorium dari Teuku Don Zulfahri salah satu pahlawan Aceh /GAM yang murni (GAM pimpinan Hasan Tiro adalah GAM "KOTOR")" (Sumitro, mitro@kpei.co.id , Wed, 20 Oct 2004 09:54:57 +0700)

"Sebaiknya anda membaca semua memoriam ini agar anda tahu GAM pimpinan Hasan Tiro itu kaya' apa.?" (Sumitro, mitro@kpei.co.id , Wed, 20 Oct 2004 10:03:15 +0700)

Baiklah Sumitro di Jakarta, Indonesia.

Ternyata Sumitro sebelum benar-benar tenggelam, masih berusaha untuk menghantamkan alat pemukulnya kehadapan ASNLF atau GAM. Tetapi sayang alat pemukul yang dipakai oleh Sumitro ternyata alat pemukul yang dibuat dari tanah liat. Sehingga bukan menghasilkan pukulan yang telak, malahan justru sebaliknya.

Sumitro makin tersungkur kedalam jurang yang dalam, masuk terus kedalam air terjun, sehingga Sumitro, tidak mampu kembali lagi. Sedangkan Susilo Bambang Yudhoyono yang diharapkan bisa menolong Sumitro, justru meninggalkan Sumitro. Adapun konco-konco Sumitro lainnya, seperti Rokhmawan, Hadi, Mazda, Tati sudah lama lari terbirit-birit.

Mengapa Ahmad Sudirman mengatakan alat untuk memukul ASNLF atau GAM yang dipakai Sumitro seperti tanah liat ?.

Karena Sumitro buta, tidak tahu bagaimana sebenarnya orang yang dijagokan Sumitro yang dijadikan alat untuk memukul ASNLF atau GAM itu. Dimana orang yang dijagokan Sumitro itu adalah orang yang tiba-tiba muncul kegelanggang perjuangan Acheh. Kemudian menghantam sana menghantam sini, dengan tidak mengetahui bahwa dirinya telah terlibat dalam suatu tindakan penghancuran ASNLF atau GAM tanpa persetujuan pimpinan Tertinggi ASNLF atau GAM atau Wali Negara Negara Acheh dalam pengasingan.

Sumitro memang buta, tidak paham dan tidak mengerti bahwa melakukan tindakan perubahan dalam tubuh badan eksekutif ASNLF atau GAM tanpa persetujuan pimpinan tertinggi eksekutif dan stafnya adalah tindakan kudeta atau perebutan kekuasaan.

Nah karena Sumitro memang buta dalam masalah politik, pemerintahan, dan negara, maka ketika melihat orang yang melakukan kudeta atau melakukan perebutan kekuasaan di Negara Acheh dalam pengasingan, maka dianggaplah orang itu pahlawan oleh Sumitro pengekor Susilo Bambang Yudhoyono ini.

Coba saja perhatikan jalan cerita yang dibuatnya sendiri oleh orang yang oleh Sumitro dianggap sebagai "salah satu pahlawan Aceh /GAM yang murni (GAM pimpinan Hasan Tiro adalah GAM "KOTOR")"

Dimana cerita versi dirinya yang dianggap pahlawan oleh Sumitro kacungnya Susilo Bambang Yudhoyono ini dipublikasikan oleh Redaksi Tabloid Kontras, Tabloid Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) No. 88 Tahun II, 7-13 Juni 2000 Laput)

Ringkasnya, itu yang dipanggil pahlawan oleh Sumitro pengekor Susilo bambang Yudhoyono itu adalah Habib Adam alias Teuku Don Zulfahri yang menceritakan riwayat dirinya sendiri yang dikirimkannya ke Redaksi Tabloid, Kontras.

Dimana jalan cerita singkat kudeta atau perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh Habib Adam alias Teuku Don Zulfahri yang ditulisnya sendiri itu adalah sebagai berikut:

"Saya yang sudah hampir 20 tahun bermukim di Malaysia, baru kali ini ada anggota GAM ingin bertemu saya. Sebenarnya, saya tak dekat dengan GAM sejak awal. Mereka pun tak pernah mengajak saya bergabung. Malah ramai yang melarang. Pada 7 Februari 1999 siang saya ditelepon sahabat yang juga pengusaha seperti saya. Katanya, ada beberapa anggota GAM angkatan I lepasan Libya ingin bertemu.

Pada 8 Februari 1999 diadakan pertemuan. Dimana Pertemuan ini adalah kelompok kecil atau wakil dari Angkatan 42 GAM di Hotel Sheraton, Kuala Lumpur, yang dihadiri orang-orang pilihan. Pertemuan itu dilaksanakan Daud Agam, Jaafar Ulee Gle, dan kawan-kawan. Tamu khusus adalah Teuku Don Zulfahri.

Pada 7 Maret 1999 panitia yang diketuai oleh Teungku Idris Mahmud (abang kandung almarhum Dr Zubir) sepakat mengadakan sidang pleno GAM di Kuala Lumpur. Saya dan sahabat saya yang menelepon saya tadi yang akhirnya menanggung segala biaya dan menjamin keamanan sidang tersebut. Tak kurang dari 90 tokoh kuat GAM, termasuk yang bermusuhan sesama sendiri, telah diundang menghadiri pertemuan tersebut. Sayangnya, disebabkan tempat pertemuan tersebut dibuat oleh sponsor di tempat yang begitu besar dan bertaraf dunia telah menyebabkan hampir separuh tokoh GAM tersesat dan tak sampai ke tempat pertemuan. Malah ada yang salah tempat parkir dan kehilangan mobil. Walau bagaimanapun, ini satu pengalaman baru bagi tokoh-tokoh tersebut dan satu perubahan baru kepada GAM dalam usaha memperkuat diri mencapai cita-cita Wali Negara Aceh Sumatra Dr Teungku Hasan Muhammad di Tiro yang dicetuskan tahun 1976.

Sehingga, dalam sidang pertama MP pada 18 April 1999 secara resmi saya diangkat sebagai Sekjen GAM (bukan Sekjen MP GAM sebagaimana dianggap kebanyakan orang. MP GAM tidak punya Sekjen karena ianya bukan sebuah organisasi, melainkan hanya sebuah institusi dalam tubuh GAM).

Bermulalah satu episode baru dalam kehidupan saya dengan tugas dan tanggung jawab mahabesar serta berbagai larangan yang wajib saya patuhi. Yang paling menyusahkan saya adalah semenjak itu saya tak bisa lagi menginjakkan kaki di Medan, Jakarta, maupun Aceh seperti biasa. Kalau sebelumnya hampir setiap minggu saya berkunjung ke Jakarta dan hampir setiap bulan saya pulang ke Langsa atau Banda Aceh, maka sekarang saya sudah kehilangan semua "kemewahan" tersebut. Tentunya saya sedih dan merasa sangat terikat, malah sekarang ini saya menjadi buruan TNI ke mana saja saya pergi.

Di Malaysia sendiri terpaksa saya bersembunyi dan tak bisa bergerak terlalu bebas. Untung saja saya punya banyak kawan di Malaysia, kalau tidak tentunya saya sudah dibungkus TNI dan dibawa pulang ke kandang mereka. Kesimpulannya, keterlibatan saya dalam GAM bukan sesuatu yang saya rencanakan. Keterlibatan saya dalam GAM bukan karena saya suka-suka sendiri. Keterlibatan saya dalam GAM bermula awal 1999, makanya ramai anggota GAM yang sekarang ini berada di lapangan tak kenal dan belum pernah bertemu saya.

Singkatnya, saya mulai pendidikan di MIN, kelas tiga saya pindah ke SD. SMP saya di Aceh. Naik kelas dua SMA saya pindah ke Medan. Tamat SMA, saya ke Amerika. Pulang dari Amerika saya langsung menetap di Malaysia.

Pada 3 November 1996, saya mendarat untuk pertama kali di Bandara Sultan Iskandarmuda, Banda Aceh, setelah merantau meninggalkan Aceh selama 16 tahun. Kepulangan saya ke Aceh sebagai pengusaha/investor atas undangan orang BKPMD Aceh yang kebetulan rekan sekelas saya di SMP. Saya bertemu kembali dengan rekan ini sewaktu Pemda Aceh menggelar pameran dagang di Kuala Lumpur pada medio 1996. Dari sinilah bermula kembali hubungan saya dengan bumi tumpah darah saya, sehingga saya menjadi terkenal dan menjalin persahabatan dengan kebanyakan birokrat dan pengusaha Aceh. Sehingga saya mendapat jalur hubungan dagang dengan keluarga Cendana sebelum tumbangnya mereka."

(Kisah pribadi yang ditulis sendiri oleh Habib Adam alias Teuku Don Zulfahri dikirimkan ke Redaksi Tabloid Kontras, Tabloid Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) No. 88 Tahun II, 7-13 Juni 2000 Laput)

Nah, dari cerita singkat yang ditulis oleh Habib Adam alias Teuku Don Zulfahri tersebut diatas, telah tergambar dengan jelas bagaimana jalur proses terjadinya perebutan kekuasaan atau kudeta di Kuala Lumpur, Malaysia, dalam tubuh ASNLF atau GAM itu berlangsung. Dimana tanpa izin dan pembenaran dari pimpinan tertingi ASNLF atau GAM dan Wali Negara Acheh dalam pengasingan di Swedia Teungku Hasan Muhammad di Tiro, Habib Adam alias Teuku Don Zulfahri telah melakukan perubahan radikal dalam tubuh ASNLF atau GAM. Dimana perubahan dalam tubuh eksekutif GAM itu merupakan tindakan perebutan kekuasaan atau kudeta dalam tubuh GAM.

Tindakan kudeta atau perebutan kekuasaan dalam tubuh ASNLF atau GAM yang dilakukan oleh Habib Adam alias Teuku Don Zulfahri ini tidak disadari oleh Sumitro kacungnya Susilo Bambang Yudhoyono, karena memang Sumitro sangat menentang sekali kepada ASNLF atau GAM dibawah pimpinan Teungku Hasan Muhammad di Tiro.

Karena siapa saja yang melakukan perlawanan terhadap ASNLF atau GAM, maka oleh Sumitro pengekor buntut Susilo Bambang Yudhoyono ini, orang itu dinamakan pahlawan.

Jadi yang dinamakan pahlawan oleh Sumitro kacungnya Susilo Bambang Yudhoyono ini adalah orang-orang yang berusaha menentang dan menghancurkan ASNLF atau GAM.

Jangan mimpi Sumitro, kalian sudah terjerumus kedalam jurang air terjun yang menenggelamkan kalian. Kalian Sumitro sudah tidak berkutik dalam mempertahankan Negeri Acheh secara fakta dan bukti, sejarah dan dasar hukum dalam kurungan Negara sekuler pancasila yang telah mencaplok Negeri Acheh ketika Soekarno memegang jabatan Presiden RIS 14 Agustus 1950 dan diteruskan oleh Negara RI hasil leburan RIS yang menjelma menjadi NKRI pada 15 Agustus 1950 yang berlangsung sampai detik sekarang ini.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
----------