Stockholm, 7 Desember 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

SARANG LABAH-LABAH BIN YANG KEDODORAN DIPEGANG SYAMSIR SIREGAR YANG DIPECAT FAISAL TANJUNG TAHUN 1996
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

SEKARANG SARANG LABAH-LABAH BADAN INTELIJEN NEGARA YANG KEDODORAN DIPEGANG MAYJEN (PUR) SYAMSIR SIREGAR YANG PERNAH DIPECAT PANGAB JENDERAL FAISAL TANJUNG TAHUN 1996

"Karena profesionalisme dan tentu saja kepercayaan dari Presiden, Pak Syamsir Siregar dulu pernah menjabat Kepala BIA sehingga beliau dianggap tepat memimpin BIN. Kita jangan dikotomikan sipil dan militer yang penting orangnya profesional atau tidak dan dalam hal ini Pak Syamsir Siregar adalah orang yang profesional yang tepat untuk saat ini menjabat jabatan tersebut" (Andi Mallarangeng, Juru Bicara Kepresidenan, Istana Negara, Jakarta, Selasa, 7 Desember 2004)

Ternyata itu mantan Kepala BIA (Badan Intelejensi ABRI) Letjen (Purn) Syamsir Siregar kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, 23 Oktober 1941 yang menjadi Koordinator Tim Sukses Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla untuk Wilayah Sumatera dan yang pernah dipecat oleh atasannya Pangab Jendral Faisal Tanjung (pada waktu itu) tahun 1996 setelah peristiwa 27 Juli 1996, sekarang diangkat oleh Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Kepala Badan Intelijen negara (BIN) menggantikan Letjen (Purn) Hendropriyono.

Kalau ditelusuri, terbongkarlah itu mantan Kepala BIA (Badan Intelejensi ABRI) Syamsir Siregar yang waktu itu berpangkat Mayor Jenderal dan memegang jabatan Kepala BIA dari tahun 1995 - 1996, sampai terjadi peristiwa 27 Juli 1996 ketika Kantor DPP PDI di Jalan Dipenogoro 58 diserbu yang menimbulkan 4 orang korban tewas dan sekitar 300 orang luka parah.

Dimana Kepala BIA Mayjen Syamsir Siregar setelah peristiwa 27 Juli 1996 dicopot jabatannya sebagai KABIA oleh Pangab Jendral Faisal Tanjung tahun 1996. Dengan alasan menurut pengakuan Mayjen Syamsir Siregar sendiri adalah karena ia dituduh telah memback up Partai Rakyat Demokrat (PRD) dalam membuat aksi penyerbuan kantor DPP PDI 27 Juli 1996. Disamping itu Mayjen Syamsir Siregar menyatakan dirinya adalah sebagai salah satu korban aksi penyerbuan 27 Juli 1996. Dimana yang lucu itu Kepala BIA Mayjen Syamsir Siregar menyatakan: "Saya tahu ada petinggi ABRI yang tidak suka kepada saya dan melaporkan berita bohong itu kepada Soeharto" (Kamis, 13 April 2000, http://www.tempo.co.id/harian/fokus/7/2%2C1%2C4%2Cid.html ).

Sedangkan menurut mantan Kepala Staf Umum (Kasum) ABRI Letjen (Purn) Soeyono menyatakan bahwa pada peristiwa penyerbuan kantor DPP PDI pada 27 Juli 1996, Panglima ABRI (saat itu) Jenderal Feisal Tanjung pernah marah dan menegur Mayjen Syamsir Siregar, Kepala Badan Intelijen ABRI (BIA), karena ada satu perintah operasi yang tak diketahuinya. Semestinya setiap perintah operasi diketahui oleh Panglima ABRI. "Saya menerima laporan dari Syamsir yang ditegur Pangab, karena tak melaporkan operasi yang dilakukannya. Pangab mengira ada operasi intelijen. Padahal, itu tak dilakukan" (Kepala Staf Umum (Kasum) ABRI Letjen (Purn) Soeyono dalam diskusi membedah kasus 27 Juli, di Jakarta, Senin, 12 Juni 2000, http://www.kompas.com/kompas-cetak/0006/13/NASIONAL/feis08.htm )

Nah sekarang itu kalau mantan Kepala Badan Intelijen ABRI, Letjen (Purn) Syamsir Siregar, yang ketika sibuk pemilu diangkat sebagai Koordinator Tim Sukses Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla untuk Wilayah Sumatera, kemudian sekarang dilibatkan kedalam Badan Intelijen Negara dibawah tim kabinet Susilo Bambang Yudhoyono. Jelas itu tidak akan lebih baik daripada ketika ia menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen ABRI antara tahun 1995-1996, yang harus dipecat oleh Panglima ABRI Jenderal Feisal Tanjung (waktu itu) pada tahun 1996 menyusul tragedi penyerbuan kantor DPP PDI 27 Juli 1996.

Jadi sebenarnya Badan Intelijen Negara yang sudah kedodoran di Negara RI ini, makin kedodoran saja. Apalagi akan diurus oleh mantan Kepala Badan Intelijen ABRI Mayjen (purn) Syamsir Siregar yang pernah dipecat oleh atasannya Pangab Jendral Faisal Tanjung (pada waktu itu) tahun 1996.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
----------

Presiden Pilih Syamsir karena Berpengalaman
Laporan : Erlangga Djumena
Jakarta, KCM

Salah satu alasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memilih Mayjen (Purn) Syamsir Siregar menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) adalah karena pengalamannya menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen ABRI (BIA).

"Karena profesionalisme dan tentu saja kepercayaan dari presiden. Beliau juga dulu pernah menjabat Kepala BIA sehingga beliau dianggap tepat memimpin BIN," ungkap Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng di Istana Negara, Jakarta, Selasa (7/12).

Ditanya mengapa Presiden Susilo memilih mantan militer dan bukan orang sipil menjadi Kepala BIN, Andi menjawab, sebaiknya tidak perlu ada dikotomi antara militer dan sipil. Kalangan DPR pernah mengusulkan agar Kepala BIN berasal dari sipil

"Kita jangan dikotomikan sipil dan militer yang penting orangnya profesional atau tidak dan dalam hal ini Pak Syamsir Siregar adalah orang yang profesional yang tepat untuk saat ini menjabat jabatan tersebut," katanya.

Ditemui terpisah, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto mendukung keputusan Presiden Susilo menunjuk Kepala BIN yang baru. "Memang harus segera ditunjuk Kepala BIN karena badan ini sangat penting di tengah situasi utamanya menghadapi terorime. BIN harus ada pimpinannya, tidak bisa hanya seorang wakil kemudian hanya ditunjuk, soal Syamsir Siregar saya kira itu pilihan yang terbaik yang bisa beliau lihat," katanya.(Nik)
http://www.kompas.com/utama/news/0412/07/131914.htm

Syamsir Siregar: BIN Segera Dibenahi
Jakarta. Selasa

Mantan Kepala Badan Intelijen ABRI (BIA) Mayjen (Purn) Syamsir Siregar mengatakan, pihaknya akan segera membenahi keberadaan Badan Intelijen Negara (BIN) terutama dalam hal koordinasi di antara institusi intelijen milik negara agar menjadi efektif dan efisien.

"BIN sudah semestinya dibenahi, apa yang baik diteruskan dan yang kurang dari organisasi induk intelijen ini dibenahi," kata Syamsir di Jakarta, Selasa (7/12)Syamsir mengemukakan hal itu menyusul pengangkatan dirinya sebagai Kepala BIN menggantikan Letjen (Purn) Hendropriyono.

Syamsir dikenal sebagai orang yang ahli dan banyak berkecimpung dalam dunia intelijen. Ia merupakan lulusan AMN (Akademi Militer Nasional) 1965 seangkatan dengan Letjen (Purn) M Ma'ruf yang kini menjabat Mendagri, Mayjen (Purn) Theo Syafei serta mantan Kasum ABRI Letjen (Purn) Soeyono. Syamsir bersama-sama Soeyono merupakan jenderal yang tersingkir dari dunia militer menyusul kasus 27 Juli.

Menurut Soeyono, Syamsir orang yang pantas memimpin organisasi intelijen mengingat banyak karirnya dihabiskan dalam dunia intelijen. "Upaya pembenahan BIN tampaknya memang menjadi prioritas Syamsir mengingat sejumlah persoalan yang dihadapi negara ini baik dalam hal kewenangan, koordinasi dan ancaman terorisme," komentar Mantan Sekjen Dephankam itu.(Ant/Nik)
http://www.kompas.com/utama/news/0412/07/170035.htm
----------