Stockholm, 2 Januari 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

YUDHOYONO JADIKAN GEMPA & TSUNAMI SEBAGAI KOMODITI POLITIK MENUTUPI PENJAJAHAN DI ACHEH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

KELIHATAN JELAS ITU SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MENJADIKAN GEMPA TEKTONIK & GELOMBANG TSUNAMI UNTUK MENUTUPI PENJAJAHAN DI ACHEH

"Saya atas nama pemerintah dan rakyat Indonesia, menyerukan kepada yang masih mengangkat senjata untuk keluar dari keluarga besarnya, bangsa Indonesia, marilah kita jadikan momentum yang bersejarah ini untuk segera bergabung, bersatu kembali membangun Aceh" (Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Jakarta, Kamis, 30 Desember 2004).

Memang kelihatan dengan jelas dan nyata itu Susilo Bambang Yudhoyono telah menjadikan korban dahsyat gempa tektonik dan gelombang tsunami 26 Desember 2004 sebagai alat untuk menutupi dan mengelabui penjajahan yang dilakukan RI terhadap Negeri Acheh yang telah dilakukan pihak RI sejak 14 Agustus 1950 yang lalu.

Jelas gempa tektonik dan gelombang tsunami ini adalah suatu azab dari Allah SWT yang ditimpakan kepada para penguasa di RI yang telah memberikan kebebasan dan telah membiarkan kemaksiatan dan kesesatan berlangsung di bumi RI melalui pembuatan, penetapan, pemutusan, pelaksanaan peraturan, hukum, undang-undang yang tidak didasarkan dan tidak disumberkan kepada apa yang diturunkan Allah SWT dan Rasul-Nya Muhammad saw. Dimana 80.000 korban rakyat muslim Acheh meninggal merupakan akibat dari perbuatan dan perilaku yang penuh kesesatan dan kemaksiatan yang berlangsung dengan pesatnya di bumi RI dengan pembenaran dan legalisasi pihak Pemerintah RI dibawah Susilo Bambang Yudhoyono dan TNI/Polri-nya, yang didukung penuh oleh DPR dan MPR-nya.

Nah sekarang walaupun banyak bantuan dari negara-negara asing untuk membantu penyelamatan dan pemulihan para korban di Acheh, tetapi tetap saja pihak Susilo Bambang Yudhoyono menutup Acheh dengan memakai dasar hukum gombal Keppres No.43/2003 yang membatasi dan melarang bagi siapa saja pihak asing yang ingin mendapat jalan langsung ke Acheh, khususnya ke Banda Acheh, untuk penyelamatan dan pemulihan rakyat muslim Acheh yang selamat, kecuali hanya pihak militer dari Australia dan Amerika yang diberikan izin langsung berlabuh di Dermaga Malahayati, Sabang dan mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Acheh setelah mendapat tekanan dari George W. Bush dan Colin Powell.

Ini membuktikan bahwa pihak Susilo Bambang Yudhoyono mempergunakan korban gempa tektonik dan gelombang tsunami sebagai komoditi politik untuk dipakai alat mengelabui rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila.

Karena dengan tetap ditutupnya Negeri Acheh untuk dimasuki secara langsung dan bebas bagi pihak asing, maka banyak bantuan-bantuan yang telah dikirimkan ke RI, hanyalah bertumpuk di Bandara Halim Perdana Kusumah, Jakarta dan di Bandara Polonia, Medan saja.

Semua tim medis asing yang dikirim oleh negara-negara asing seperti Singapur, Malaysia, Taiwan, Singapura diizinkan masuk ke Acheh setelah diteliti dengan ketat dan harus melalui Medan, tidak boleh langsung sendiri masuk ke Banda Acheh.

Disinilah kelihatan kegombalan kebijaksanaan politik penyelamatan dan pemulihan korban gempa tektonik dan gelombang tsunami yang dijalankan oleh Susilo Bambang Yudhoyono.

Adapun soal dana bagi pemulihan jangka pendek dan jangka panjang memang telah ada dan dipersiapkan, baik melalui APBN ataupun melalui bantuan asing langsung dari PBB, Amerika, Inggris, dan Bank Pembangunan Asia (ADB), juga melalui permotongan hutang luar negeri kepada Paris Club dan penundaan pembayaran cicilan hutang luar negeri kepada IMF.

Dan yang justru dimanfaatkan oleh pihak Susilo Bambang Yudhoyono dengan adanya gempa tektonik dan gelombang tsunami di Acheh ini adalah dijadikan alasan untuk mengelabui dan menipu rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila. Tetapi jelas bagi rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila tidak mungkin bisa tertipu dengan akal bulus Susilo Bambang Yudhoyono ini.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
----------