Stockholm, 10 Januari 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

SDR HEDIYANTO ITU ASNLF WADAH UNTUK MEMBEBASKAN NEGERI, AGAMA, HARTA YANG DIJAJAH RI
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

SDR HEDIYANTO COBA TAFSIRKAN TAUHID SESUAI DENGAN ENAKNYA SENDIRI GUNA DIPAKAI ALAT PENGEMBANGAN IDENYA SENDIRI

"Saya sudah sangat faham dengan sejarah RI yang bathil dari Sukarno s/d SBY sekarang, di mana mereka sama-sama memperjuangkan sistim Thogut, namun kelihatannya ASNLF juga sedang membangun sistim Thogut yang sama yaitu Kedaulatan Rakyat Aceh, bukannya Kedaulatan Allah. Tidak usah ribut dengan kesusahan RI (Bencana Tsunami Aceh), karena dengan demikian program pembangunannya akan mundur dan akan mudah disalip oleh Program Pembangunan Madinnah Indonesia ysng sedang dilaksanakan dengan gencarnya di depan hidung musuh (RI) yang tidak bisa berbuat apapun karena Madinnah Indonesia menerapkan sistim Kahfi, mereka (RI) bingung mendefinisikan mana lawan dan mana kawan. Bagaimanapun, bekerja dengan sama antara ASNLF dengan pihak ketiga (negara-negara kafir) yang pada intinya meminta pertolongan mereka, akan menyerupakan ASNLF dengan negera-kafir tersebut (jangan duduk-duduk bersama mereka/ orang kafir, karena akan diserupakan dengan mereka), ingat Madinah itu Mandiri, seperti sifat Allah QIYAMUHU BINAFSIHI. Karena pada akhirnya negara kafir tersebut akan meminta imbalan (pada posisi tawar), bahkan bisa meminta imbalan Aqidah ASNLF sekalipun." (Bambang Hediyanto, heda1912@yahoo.com , 10 januari 2005 03:21:00)

Baiklah saudara Bambang Hediyanto atau Hedaya di Jakarta, Indonesia.

Makin lama saudara Bambang Hediyanto dalam memberikan tanggapan makin jauh melantur.

Coba saja perhatikan, apa yang diungkapkan oleh saudara Hediyanto: "Saya sudah sangat faham dengan sejarah RI yang bathil dari Sukarno s/d SBY sekarang, di mana mereka sama-sama memperjuangkan sistim Thogut, namun kelihatannya ASNLF juga sedang membangun sistim Thogut yang sama yaitu Kedaulatan Rakyat Aceh, bukannya Kedaulatan Allah."

Memang benar itu Soekarno sampai Susilo Bambang Yudhoyono mereka telah dan dalam perjuangan penegakkan lumpur sistem thaghut pancasila. Hanya dalam hal perjuangan rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara pancasila, masih tetap saudara Hediyanto, belum memahami dan belum mendalami apa yang telah diperjuangkan dan ditegakkan oleh rakyat Acheh dari sejak abad 12, dimana pada saat itu, yang namanya RI dan yang sedang diperjuangkan oleh saudara Hediyanto sekarang ini, belum berdiri di muka bumi ini.

Dalam Daulah Islam pertama yang dibangun oleh Rasulullah saw di Yatsrib, segala sesuatu harus dikembalikan kepada apa yang diturunkan Allah SWT dan yang dicontohkan Rasul-Nya Muhammad saw, atau dengan kata lain, Allah SWT yang berdaulat. Nah dalam Daulah Islamiyah tidak ada yang namanya lembaga pembuat undang-undang, yang ada adalah penegakkan, pelaksanaan, penerapan aturan, hukum, undang-undang yang diturunkan Allah SWT. Hanya dalam hal pelaksanaan yang tidak menyangkut pembentukan hukum, seperti masalah administrasi dan masalah taktik strategi, itu bisa dijalankan dengan melalui bentuk kebijaksanaan rakyat. Misalnya dalam taktik dan strategi perang, sebagaimana yang terjadi ketika perang Uhud, jadi bukan untuk membuat dan menetapkan dasar hukum perang.

Kemudian, kalau rakyat Acheh dari sejak abad 12 telah menjadikan Islam sebagai landasar dan sumber hukum negaranya, jelas itu bukan lagi apa yang dinamakan dengan kedaulatan rakyat. Mengapa ? Karena yang namanya kedaulatan rakyat adalah rakyat baik langsung atau melalui wakilnya yang ada dilembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif memiliki hak dan kewajiban untuk membuat undang-undang, menjalankan undang-undang dan memutuskan undang-undang. Tidak ada dalam kamus negara yang mendasarkan kepada kedaulatan rakyat, ketika rakyat atau wakilnya menetapkan dan memtuskan undang-undang dilibatkan dan diacukan segala sesuatunya kepada apa yang diturunkan Allah SWT dan dicontohkan Rasul-Nya Muhammad saw.

Selanjutnya, kelihatan itu saudara Hediyanto, makin kabur dalam hal memberikan dasar dan argumentasinya untuk menjalankan taktik dan strategi apa yang dinamakan oleh saudara Hediyanto "Program Pembangunan Madinnah Indonesia"

Itu, kalau memang benar saudara Hediyanto mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah saw ketika masih di Mekkah, jelas apa yang dinamakan "Program Pembangunan Madinnah Indonesia" adalah salah kaprah. Mengapa ?

Karena tidak ada dicontohkan Rasulullah saw membangun dan menjalankan apa yang semisal "Program Pembangunan Madinnah Indonesia" dihadapan hidung Penguasa Quraisy Mekkah.

Yang dijalankan Rasulullah saw ketika di Mekkah, justru taktik dan strategi frontal langsung menghadapi kaum penguasa Quraisy. Sebagaimana yang telah berkali-kali dijelaskan oleh Ahmad Sudirman di mimbar bebas ini. Dimana Rasulullah saw, setelah turunnya deklarasi QS, Al-Hijr, 15: 94 yang memerintahkan menyampaikan risalah secara terang-terangan dan supaya berpaling dari orang-orang musyrik, maka mulailah Rasulullah saw tampil dengan penuh semangat tanpa merasa takut lagi berhadapan dengan orang-orang musyrik Mekkah. Dengan adanya Deklarasi QS, Al-Hijr, 15: 94 inilah timbul penentangan dan sikap permusuhan dari pihak penguasa Quraisy Mekkah atas misi Rasulullah saw dalam menyebarkan risalahnya. Dimana cacian, hinaan, kutukan, yang dilontarkan oleh penduduk Mekkah, tetapi Rasulullah saw tetap dengan tegas dan gamblang menyampaikan risalahnya.

Tidak ada itu istilah menjalankan taktik dan strategi semisal "Program Pembangunan Madinnah Indonesia" didepan hidung musuh. Karena setelah Rasulullah saw dalam berdakhwah ini menjalankan taktik dan strategi dakhwah yang terbuka, tegar, tanpa mundur, kalau diserang orang, balik menangkis dengan senjata dakhwahnya, maka jelas banyak yang memeluk Islam karena metode dakhwah yang terang-terangan dan berani ini, walaupun ternyata memberikan akibat yang menegangkan dan menimbulkan permusuhan dari kalangan kaum Quraisy yang sangat berpengaruh di Mekkah. Dan inilah memang yang telah diperintahkan Allah SWT dan diembankan kepada Rasulullah saw melalui deklarasi QS, Al-Hijr, 15: 94.

Itu pihak RI bukan bingung melihat taktik dan strategi yang telah dijalankan oleh kalian, melainkan, justru, mereka mengetahui, bahkan betapa rapuh dan lemahnya taktik dan strategi kalian yang menurut kalian memakai taktik dan strategi berdasarkan sistem kahfi. (Yang sebenarnya itu sistem kahfi adalah sistem taktik dan strategi yang frontal, dan langsung, bukan diam-diam, sebagaimana yang telah dicontohkan juga oleh Rasulullah saw sewaktu di Mekkah.)

Kalau kalian katakan sistem kahfi adalah sistem dibawah tanah dan bergerak dengan cara melalui sel-sel, sebagaimana diawal perjuangan Rasulullah saw di Mekkah, boleh jadi benar, tetapi, itu tidak lama berlangsung, hanya dua tahun saja. Mengapa ? Karena setelah turunnya deklarasi QS, Al-Hijr, 15: 94, jelas itu tidak ada lagi taktik dan strategi diam-diam, dan melakukan gerakan dibawah tanah dalam bentuk sel-sel.

Dan suatu hal yang tidak mungkin, membuat dan menjalankan taktik dan strategi secara diam-diam dan dilakukan didepan hidung Susilo Bambang Yudhoyono, sambil membangun kekuatan angkatan bersenjata dan infrastruktur yang kelihatan dengan jelas oleh mata siapapun yang melihatnya. Dan hal ini tidak pernah dijalankan dan dicontohkan Rasulullah saw sewaktu di Mekkah. Kecuali setelah berhijrah ke Yatsrib atau Madinah sekarang. Baru setelah hijrah ke Yatsrib, Rasulullah membangun angkatan perangnya secara terbuka dan terang-terangan, dalam rangka mempertahankan Negara, Agama dan rakyat Muslim di Yatsrib dari serangan yang datang dari luar Negara Islam yang dibangun Rasulullah saw.

Kalau yang dimaksud oleh saudara Hediyanto adalah menjalankan taktik dan strategi NII Imam SM Kartosoewirjo yang secara de-facto wilayah kekuasaan NII berada dibawah jajahan pihak RI, maka itu bisa diterima, dimana pihak NII yang masih wujud secara de-jure sampai detik sekarang ini, dan sedang berjuang menghadapi penjajah RI, serta bisa dijalankan secara gerilya dan diam-diam, tetapi jangan harap bisa membangun infrastruktur secara terbuka apalagi membangun angkatan perang yang kuat secara diam-diam.

Atau kalau yang dimaksud oleh saudara Hediyanto adalah kelompok Az Zaytun, maka jelas itu bukan taktik dan strategi yang diacukan kepada apa yang telah dicontohkan Rasulullah saw ketika di Mekkah.

Atau kalau yang dimaksud oleh saudara Hediyanto adalah kelompok yang mengatasnamakan NII Imam SM Kartoseowirjo, maka jelas, tindakan dan taktik strategi yang dijalan itu adalah taktik dan strategi yang salah kaprah dan ngawur. Karena tidak mendasarkan kepada apa yang dicontohkan Rasulullah saw.

Atau kalau yang dimaksud oleh saudara Hediayanto adalah kelompok yang mengambil jalur sendiri tetapi membawa-bawa nama NII, maka jelas, itu taktik dan strategi yang mudah untuk dihancurkan, apalagi kalau hanya memakai dasar argumentasi yang lemah dan sangat dangkal dalam penafsirannya.

Atau kalau yang dimaksud oleh saudara Hediayanto adalah kelompok yang mengambil jalur sendiri dengan membangun sel-sel sendiri dengan menjalankan taktik dan strategi melalui peledakan bom disana sini dengan tujuan melenyapkan kekuatan penindas, seperti kekuatan dari Negara kafir RI, Australia, Amerika, Inggris, Perancis, Italia, China, Rusia, Israel.

Seterusnya, itu yang dinyatakan oleh saudara Hediyanto: "Bagaimanapun, bekerja dengan sama antara ASNLF dengan pihak ketiga (negara-negara kafir) yang pada intinya meminta pertolongan mereka, akan menyerupakan ASNLF dengan negera-kafir tersebut (jangan duduk-duduk bersama mereka/ orang kafir, karena akan diserupakan dengan mereka), ingat Madinah itu Mandiri, seperti sifat Allah QIYAMUHU BINAFSIHI. Karena pada akhirnya negara kafir tersebut akan meminta imbalan (pada posisi tawar), bahkan bisa meminta imbalan Aqidah ASNLF sekalipun."

Dalam saat sekarang ASNLF yang merupakan wadah organisasi perjuangan pembebasan rakyat dan Negeri Acheh dari jajahan RI, dibawah pimpinan pemerintahan dalam pengasingan di Swedia, jelas dalam menjalankan taktik dan strategi perjuangannya, akan menjalankan kebijaksanaan politik dan pertahanannya sesuai dengan apa yang telah digariskan dalam Pemerintahan dalam pengasingan di Swedia.

Dalam soal hubungan politik dan pemerintahan dengan pihak siapapun, tidak berarti harus duduk bersama-sama mereka. Dan itu soal tawar menawar tidak perlu harus menjual aqidah. Aqidah rakyat Acheh adalah tetap memagang teguh keyakinan kepada Allah SWT dan menjalankan apa yang diperintahkan dan yang telah diturunkan-Nya, serta dicontohkan Rasul-Nya Muhammad saw.

Yang menjadi persoalan, justru keadaan kalian sendiri, bagaimana kalian berhubungan dengan pihak musuh RI dan Susilo Bambang Yudhoyono dan TNI/Polri-nya. Bagaimana bisa kalian membangun infrastruktur kalau tidak melalui hubungan bisnis dengan pihak Penguasa RI, baik itu tingkat Kabupaten, atau Kotamadya, atau Provinsi, atau tingkat Pusat. Begitu juga kalau kalian membangun sel-sel angkatan bersenjata, darimana kalian peroleh persenjataan itu, kalau bukan dibuat dari bahan-bahan dan persenjataan yang dibuat oleh pihak RI sendiri atau langsung dari pihak Negara lain diluar RI yang juga notabene negara kafir. Adalah omong kosong kalau kalian tidak melakukan kerjasama dengan pihak penguasa negara kafir RI dalam membangun infrastruktur yang katanya kalian bangun didepan hidung Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Selanjutnya saudara Hediyanto mengungkapkan: "Perjuangan anda (ASNLF) sangatlah emosional dengan artikel-artikel yang emosional, sama seperti Sukarno dulu secara emosional memperjuangkan kepentingannya, padahal oleh HOS Cokroaminoto telah memprogram Sukarno, Semaun dan SMK untuk mentegakan Daulah Islamiyah sebagai Mercusuar Dunia, namun Sukarno dan Semaun ingkar dengan mentegakan Sistim Thougut Nasionalis dan Sisitim Thogut Komunis-nya dengan manufer-manufer bathil untuk menghancurkan Daulah Islamiyah. Sukarno dan Semaun haus dengan kekuasaan, demikian juga ASNLF. (Naudzu billah tsuma Naudzubillah)"

Itu masalah penampilan yang ada dalam tulisan-tulisan yang dibuat oleh Ahmad Sudirman, tidak berarti itu semuanya merupakan penampilan yang emosional, dan penampilan dari pihak ASNLF. Dan kalaupun ada beberapa artikel yang ditampilkan sedikit panas oleh Ahmad Sudirman, itu tidak ada hubungannya antara penampilan yang kalian anggap emosial dengan masalah aqidah dan tauhid. Dan tidak ada hubungannya dengan Soekarno, dan Samaun. Soekarno dan Samun punya cara dan jalan mereka sendiri, yang kalian katakan haus kekuasaan. Rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara pancasila punya jalan, taktik dan strategi sendiri yang telah berlangsung lebih dari setengah abad dalam menghadapi penjajah RI ini. Bagi ASNLF bukan memperjuangkan kekuasaan. Melainkan memperjuangkan pembebasan negeri, agama dan harta yang dijajah oleh pihak RI.

Seterusnya itu Hediyanto menyinggung: "Tauhid itu ada tiga yaitu : Rububiyah, Mulkiyah dan Uluhiyah seperti yang tercantum di surat Al-Fatihah dan Annas (pembuka dan Penutup --- cari kesamaanya), juga di surat 14 ayat 24-25 (teori pohon/ kalimat yang baik), yang kita kenal sebagai Mabadi Tsalasa (Prinsip Tiga) sebagai dasar teori kekuasaan negara (Trias Politika) dimana ada Hukum (Rububiyah/ Al-quran), teritorial (Mulkiyah) dan Umat (Uluhiyah/ Ubudiyah) yang sudah diakui dunia internasional secara ilmu pengetahuan."

Ahmad Sudirman sudah menjelaskan dalam tulisan sebelum ini, bahwa tauhid merupakan fondasi atau asas untuk membentuk aqidah. Dimana adanya pemahaman, penafsiran, dalam penerapan arti dan makna tauhid inilah yang justru menimbulkan perbedaan dan perpecahan.

Lihat saja buktinya sekarang, apa yang dikemukakan oleh saudara Hediyanto, itu kalian kemukakan masalah tauhid mulkiyah dengan didasarkan kepada dasar dalil naqli "maaliki yaumiddin" (QS Al Fatihah, 1: 4) dan "maliki an nas" (QS An Naas, 114: 2). Jelas, itu pengertian "maaliki" QS Al Fatihah, 1: 4 dengan dibaca panjang "mim"-nya, berarti Yang Menguasai atau Yang memiliki atau Yang mempunyai. Adapun kata "maliki" dalam QS An Naas, 114: 2 dengan dibaca pendek "mim"-nya berarti Raja atau King.

Kemudian kalau melihat dan mendalami apa yang tertuang dalam dalil naqli QS Ibrahim,14: 24, kalimat yang baik adalah kalimat tauhid, yaitu laa ilaa ha illallaah, seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit.

Nah, sekarang, kalau ketiga dalil naqli ini dihubungkan dengan teritorial, maka hasilnya salah kaprah.

Tetapi, kalau ketiga dalil naqli itu dihubungkan dengan pembentukan, pendirian, pembangunan Daulah Islamiyah pertama di Yatsrib sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw pada tahun 1 H / 622 M, maka itu bukan digolongkan kedalam tauhid mulkiyah, melainkan masuk kedalam tauhid uluhiyah. Artinya dalam menjalankan dan menerapkan keyakinan akan ke-Esa-an Allah SWT dan mengakui Muhammad sebagai Rasul Allah, serta mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah saw yang dihubungkan dengan Daulah Islamiyah pertama Rasulullah saw.

Jadi, menegakkan, mendirikan, membangun Daulah Islamiyah adalah merupakan pelaksanaan dan penerapan keyakinan dari tauhid uluhiyah dengan mengikuti dan mencontoh apa yang telah dicontohkan Rasulullah saw.

Sedangkan yang dimaksud dengan kalimat yang baik adalah kalimat tauhid, seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit adalah laa ilaa ha illallaah. Dan itu masuk kedalam tauhid uluhiyah.

Karena itu apa yang dikatakan oleh Hediyanto: "sebagai dasar teori kekuasaan negara (Trias Politika) dimana ada Hukum (Rububiyah/ Al-quran), teritorial (Mulkiyah) dan Umat (Uluhiyah/ Ubudiyah), yang merupakan dasar teori kenegaraan (trias politika). Jelas itu kesimpulan yang salah kaprah.

Dengan mengambil ajaran kekuasaan yang dikembangkan oleh Montesquieu yang lahir pada tahun 1689 di Chateau La Brede dekat Bordeaux dengan hasil karya politiknya yang membagi kekuasaan dalam adminstrasi negara menjadi tiga klas, yaitu Legislatif, Eksekutif, dan yudikatif. Jelas, itu dasar pembagian kekuasaan, sebagaimana yang diajarkan oleh Montesquieu dihubungkan dengan Hukum (Rububiyah/ Al-quran), teritorial (Mulkiyah) dan Umat (Uluhiyah/ Ubudiyah) adalah betul-betul ngaco dan menyesatkan.

Jelas, itu pengertian Tauhid Rububiyah (Keyakinan hamba bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang menciptakan seluruh ciptaan ini dengan sendiri, dan pengakuan bahwa Allah lah satu-satunya Dzat yang mengatur semua ciptaan ini, Yang memiliki alam semesta, Yang menghidupkan seluruh kehidupan dan Yang mematikan seluruh kematian). Dan Tauhid Uluhiyah (pengakuan dan keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat yang berhak disembah). Tidak bisa dihubungkan dan ditafsirkan dengan hasil karya Montesquieu yang lahir seribu enam puluh tujuh tahun setelah Rasulullah saw membangun Daulah Islamiyah pertama di Yatsrib.

Nah disnilah, saudara Hediyanto memang telah menafsirkan dan membagi tauhid secara metodologis dengan seenak udel sendiri untuk dipaksakan agar sesuai dengan apa yang diinginkannya sendiri. Jelas, kalau dilihat dari sudut Daulah Islamiyah pertama yang dibangun oleh Rasulullah saw, itu penafsiran dan pembagian tauhid secara metodologis yang dilakukan oleh saudara Hediyanto bisa membingungkan dan menyesat umat Islam.

Terakhir saudara Hediyanto menyatakan: "RI itu tidak level, hanyalah sebagai noktah kebangkitan Daulah Islamiyah, musuh yang standar adalah Amerika-Blok Barat (Romawi) setelah hancurnya USSR-Blok Timur (Persia), buka surat 30:2-4, 24:35, 17:4-7, 18:16, sementara Amerika sekarang dijadikan penolong oleh ASNLF."

Jelas, kalau kalian menganggap RI tidak level kalian, maka kalian akan terus terperosok kedalam lumpur hitam istem thaghut pancasila, dan kalian akan terus tertipu oleh pandangan kalian yang sempit. Itu kalian sekarang berada dalam lumpur hitam sistem thaghut pancasila. Tetapi, kalian tidak menyadarinya. Bagaimana mungkin, kalian ingin menegakkan sistem Islam sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw, sedangkan kalian tidak mengikuti contoh Rasulullah saw, baik itu ketika di Mekkah, apalagi ketika di Yatsrib.

Itu soal kebijaksanaan politik, pertahanan, keamanan luar negeri yang dijalankan oleh Administrasi Amerika memang merupakan kebijaksanaan politik, pertahanan, dan keamanan yang bisa berbenturan dengan penguasa dari negara-negara yang menjalankan poltik yang bertentangan dengan kebijaksanaan politik, pertahanan, keamanan luar negeri yang dijalankan oleh Administrasi Amerika.

Jadi apabila ada penguasa dari satu Negara yang memiliki cara penyelesaian masalah Palestina, masalah Afghanistan, masalah Irak, yang bertentangan dengan cara penyelesaian masalah Palestina, Afghanistan, Irak yang telah ditetapkan dan diputuskan oleh pihak Administrasi Amerika, maka kebijaksanaan politik tentang cara penyelesaian masalah Palestina, Afghanistan, Irak dari penguasa Negara tersebut dianggap sebagai kebijaksanaan musuh.

Nah sekarang, kalau kalian memiliki cara penyelesaian masalah Palestina, masalah Afghanistan, masalah Irak, atau masalah apa saja yang bertentangan dengan cara penyelesaian masalah Palestina, Afghanistan, Irak, dan yang lainnya yang telah ditetapkan dan diputuskan oleh pihak Administrasi Amerika, jelas antara kalian dan pihak Administrasi Amerika tidak akan mungkin bersatu, terutama dalam hal konflik di Palestina, Irak, dan Afghanistan.

Adapun ASNLF akan berhubungan dengan pihak lain selama pihak lain itu tidak melakukan permusuhan dan tidak menghancurkan perjuangan ASNLF dan rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara pancasila. ASNLF tidak menambah musuh dan tidak membuat musuh. ASNLF menganggap pihak Pemerintah RI musuh, karena memang secara fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum membuktikan bahwa memang benar RI menduduki dan menjajah Negeri Acheh.

Nah kalau kalian saudara Hediyanto, masih juga degil dan tidak mau mendengar, dan masih tetap keras kepala menafsirkan tauhid menurut seenak udel sendiri, maka kalian akan tetap saja berada dalam genangan lumpur hitam sistem thaghut pancasila.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
----------
From: Bambang Hediyanto heda1912@yahoo.com
Date: 10 januari 2005 03:21:00
To: Ahmad Sudirman ahmad_sudirman@hotmail.com
Subject: Re: HEDIYANTO ITU TSUNAMI MENGHANTAM RODA PEMBANGUNAN RI BUKAN HANYA ACHEH

Tanggapan :

Pertama
Saya sudah sangat faham dengan sejarah RI yang bathil dari Sukarno s/d SBY sekarang, di mana mereka sama-sama memperjuangkan sistim Thogut, namun kelihatannya ASNLF juga sedang membangun sistim Thogut yang sama yaitu Kedaulatan Rakyat Aceh, bukannya Kedaulatan Allah.

Kedua
Tidak usah ribut dengan kesusahan RI (Bencana Tsunami Aceh), karena dengan demikian program pembangunannya akan mundur dan akan mudah disalip oleh Program Pembangunan Madinnah Indonesia ysng sedang dilaksanakan dengan gencarnya di depan hidung musuh (RI) yang tidak bisa berbuat apapun karena Madinnah Indonesia menerapkan sistim Kahfi, mereka (RI) bingung mendefinisikan mana lawan dan mana kawan.

Ketiga
Bagaimanapun, bekerja dengan sama antara ASNLF dengan pihak ketiga (negara-negara kafir) yang pada intinya meminta pertolongan mereka, akan menyerupakan ASNLF dengan negera-kafir tersebut (jangan duduk-duduk bersama mereka/ orang kafir, karena akan diserupakan dengan mereka), ingat Madinah itu Mandiri, seperti sifat Allah QIYAMUHU BINAFSIHI. Karena pada akhirnya negara kafir tersebut akan meminta imbalan (pada posisi tawar), bahkan bisa meminta imbalan Aqidah ASNLF sekalipun.

Ke empat
Perjuangan anda (ASNLF) sangatlah emosional dengan artikel-artikel yang emosional, sama seperti Sukarno dulu secara emosional memperjuangkan kepentingannya, padahal oleh HOS Cokroaminoto telah memprogram Sukarno, Semaun dan SMK untuk mentegakan Daulah Islamiyah sebagai Mercusuar Dunia, namun Sukarno dan Semaun ingkar dengan mentegakan Sistim Thougut Nasionalis dan Sisitim Thogut Komunis-nya dengan manufer-manufer bathil untuk menghancurkan Daulah Islamiyah. Sukarno dan Semaun haus dengan kekuasaan, demikian juga ASNLF. (Naudzu billah tsuma Naudzubillah).

Keempat
Tauhid itu ada tiga yaitu : Rububiyah, Mulkiyah dan Uluhiyah seperti yang tercantum di surat Al-Fatihah dan Annas (pembuka dan Penutup --- cari kesamaanya), juga di surat 14 ayat 24-25 (teori pohon/ kalimat yang baik), yang kita kenal sebagai Mabadi Tsalasa (Prinsip Tiga) sebagai dasar teori kekuasaan negara (Trias Politika) dimana ada Hukum (Rububiyah/ Al-quran), teritorial (Mulkiyah) dan Umat (Uluhiyah/ Ubudiyah) yang sudah diakui dunia internasional secara ilmu pengetahuan.

Kelima
RI itu tidak level, hanyalah sebagai noktah kebangkitan Daulah Islamiyah, musuh yang standar adalah Amerika-Blok Barat (Romawi) setelah hancurnya USSR-Blok Timur (Persia), buka surat 30:2-4, 24:35, 17:4-7, 18:16, sementara Amerika sekarang dijadikan penolong oleh ASNLF.

Keenam
Jangan bicara Gombal dan Buta, bisa jadi yang Gombal dan Buta adalah Antum sendiri. Su'mum bu'mum ngumyum fahum laayarji'uun.

terima kasih.

Hedaya.

heda1912@yahoo.com
Jakarta, Indonesia
----------