Stockholm, 18 Januari 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

SAGIR ALVA ITU PASUKAN NON-ORGANIK TNI/POLRI DI ACHEH ALAT UNTUK MENDUDUKI DAN MENJAJAH ACHEH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS SAUDARA SAGIR ALVA ITU 50.000 PASUKAN NON-ORGANIK TNI/POLRI DI ACHEH ALAT UNTUK MENDUDUKI DAN MENJAJAH ACHEH HARUS DITARIK DARI ACHEH SEBELUM BERUNDING ANTARA ASNLF DAN RI

"Ya, saya setuju dengan apa yang dinyatakan saudara Bambang HW, lagi pula hal yang mustahil bagi pemerintah RI untuk menarik seluruh pasukan TNI/POLRI dari Aceh, wong itu wilayahnya, ga ada satupun propinsi di Indonesia yang ga ada TNI/POLRI nya, itu sebuah kewajaran dalam sebuah negara, contohnya aja di Norwegia, apa ada sebuah distrik atau propinsi atau negara bagian atau apapun itu namanya yang tidak ada aparat keamanan nya? Jadi bagi saya itu hanya alasan yang dibuat saja atau alasan yang dicari-cari sehingga ANSLF ga mau berunding atau berdamai. Anda dan anggota anda sih enak nun diseberang lautan tidak kebuluran, tetapi bagaimana nasib yang di Aceh? Jadi buanglah rasa egois pada diri anda rekan anda, jangan lakukan hanya untuk kepentingan pribadi semata." (Sagir Alva , melpone2002@yahoo.com , Mon, 17 Jan 2005 18:23:08 -0800 (PST))

Baiklah saudara Sagir Alva di Selangor, Malaysia.

Saudara Sagir Alva, jangan mimpi. Itu 50.000 pasukan non-organik TNI/Polri yang ditempatkan di Acheh atau pasukan yang berada di Bawah Kendali Operasi (BKO) dengan tujuan untuk dipakai sebagai alat pendudukan dan penjajahan di Negeri Acheh.

Ketika lebih dari 20.000 pasukan non-organik TNI/Polri kena sapu tsunami 26 Desember 2004, itu Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto telah menggantinya dengan 12 batalyon TNI atau sekitar 12.000 pasukan dan 1000 taruna TNI. Sedangkan pihak POLRI Jenderal (Pol) Da'i Bahtiar akan menambah satu batalyon Brigade Mobil sekitar 1000 pasukan Brimob untuk dikirimkan ke Acheh dengan memakai kedok yang berlabel evakuasi jenazah dan pembersihan kota pascagempa tektonik dan Tsunami

Mengapa itu Pasukan non-organik TNI dan Brimob akan dikirim ke Acheh ?

Karena itu Susilo Bambang Yudhoyono telah memberikan instruksi kepada kedua Jenderal tersebut untuk mengirimkan pasukannya ke Acheh dengan memakai kedok evakuasi jenazah dan pembersihan kota.

Jadi saudara Sagir Alva yang mengaku orang Acheh dan sekarang menetap di Kuala Lumpur, Malaysia, bagaimana kalian bisa saja ditipu dengan kelakuan Susilo Bambang Yudhoyono, Endriartono Sutarto dan Da'i bahtiar ?

Jelas itu pihak ASNLF kalau memang diajak berunding oleh pihak Susilo Bambang Yudhoyono, maka itu akal bulus yang telah dipraktekkan oleh pihak Susilo Bambang Yudhoyono, Endriartono Sutarto dan Da'i bahtiar harus dibukakan dulu.

Memangnya itu Negeri Acheh miliknya Mbah Yudhoyono dan Mbah Sutarto orang Jawa itu ?. Sehingga tidak perlu dipertanyakan mengenai kehadiran dan mengenai perintah mereka untuk menempatkan 50.000 pasukan non-organik TNI/Brimob di Negeri Acheh.

Itu yang namanya pasukan non-organik TNI/Brimob artinya pasukan yang bukan orang Acheh melainkan orang Jawa atau orang lainnya yang bukan orang Acheh.

Jadi itu yang dijadikan alat untuk membunuh rakyat Acheh adalah pasukan yang memang bukan orang Acheh, melainkan sebagian besar orang Jawa untuk disuruh datang ke Acheh dan untuk mengawasi serta membunuh rakyat Acheh.

Jadi, saudara Sagir Alva jangan budek dan bodoh, itu memang betul kalau saudara
Ali Al Asytar dari Norwegia menyatakan: "Syarat yang pertama tarik seluruh TNI/POLRI dari Bumi Acheh - Sumatra. Sedangkan syarat kedua, lepaskan seluruh tahanan politik tanpa kecuali. setelah itu barulah berbicara perdamaian." (Ali Al Asytar, alasytar_acheh@yahoo.com , Tuesday, January 18, 2005 6:45 AM)

Itu syarat yang benar dan betul. Jangan seenak udel sendiri itu Susilo Bambang Yudhoyono, Endriartono Sutarto dan Da'i bahtiar mau damai tetapi itu 50.000 pasukan non-organik TNI/Brimob tetap ditempatkan di Acheh, dan itu para tahanan politik ASNLF tetap dikurung di penjara-penjara di Jawa.

Mending kalau itu Negeri Acheh miliknya Mbah Susilo Bambang Yudhoyono, Mbah Endriartono Sutarto dan Mbah Da'i bahtiar.

Itu kan Negeri Acheh hasil rampokan Soekarno yang tetap dikerem dan dipendam oleh Susilo Bambang Yudhoyono, Endriartono Sutarto dan Da'i bahtiar.

Jadi saudara Sagir Alva, kalau memang pihak Susilo Bambang Yudhoyono, Endriartono Sutarto dan Da'i bahtiar mau berunding tentang gencatan senjata dengan pihak ASNLF, maka minimal dua syarat itu sudah harus dilakukan.

Bahkan Ahmad Sudirman menambah syarat lain lagi, yaitu cabut itu dasar hukum gombal PP No.2/2004 dan dasar hukum gombal Keppres No.43/2003, juga dasar hukum gombal UU No.18/2001. Kemudian berikan kebebasan kepada seluruh rakyat Acheh untuk memberikan sikap dan suaranya dalam usaha menentukan nasib mereka dimasa depan dan nasib Negeri Acheh.

Tidak mudah untuk berunding. Memang kalau berunding dengan pihak penjajah RI harus tegas, keras, dan tegar. Jangan tertipu dengan umpan gombal racun amnesti Susilo Bambang Yudhoyono yang didalamnya ada cairan racun mematikan UU No.18/2001.

Jadi sekarang, tidak ada lagi alasan untuk membandingkan dengan pihak keamanan di daerah atau distrik di Norwegia dengan keamanan pasukan non-organik TNI/Brimob yang ada di Acheh. Itu saudara Sagir Alva kalau kalian membandingkan seperti itu, sama saja dengan membandingkan orang gila dengan orang waras. Itu orang gila adalah 50.000 pasukan non-organik TNI/Brimob yang ada di Acheh, sedang orang waras adalah para anggota keamanan di setiap distrik yang ada di Norwegia.

Jadi sekali lagi kalau Ahmad Sudirman mengajukan syarat untuk berlangsungnya perundingan untuk gencatan senjata antara pihak ASNLF dan pihak RI adalah tarik pasukan non-organik TNI/Brimob dari bumi Acheh, bebaskan para tahanan politik ASNLF yang sekarang dipenjarakan di penjara-penjara di Pulau Jawa dan di Acheh, cabut itu dasar hukum gombal PP No.2/2004 dan dasar hukum gombal Keppres No.43/2003, juga dasar hukum gombal UU No.18/2001. Kemudian berikan kebebasan kepada seluruh rakyat Acheh untuk memberikan sikap dan suaranya dalam usaha menentukan nasib mereka dimasa depan dan nasib Negeri Acheh.

Silahkan pikirkan matang-matang oleh pihak penjajah RI dibawah Susilo Bambang Yudhoyono, Endriartono Sutarto dan Da'i bahtiar.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Mon, 17 Jan 2005 18:23:08 -0800 (PST)
From: sagir alva melpone2002@yahoo.com
Subject: RE: ANDAIKATA KALIAN BENAR-BENAR ORANG ISLAM: "Qulli haq walaukana murra"
To: Bambang_HW <bambang_hw@rekayasa.co.id>, 'Ali Al Asytar' <alasytar_acheh@yahoo.com>, sekred@mediaindonesia.co.id, jus_gentium2002@yahoo.co.uk, kyodojkt@rad.net.id, aapjakarta@attglobal.net, gamma@cbn.net.id, gspencer@ap.org, rimueng_acheh@yahoo.com, ainul@bouraq.com, aie.bpp@dnet.net.id, masterrid@yahoo.com, dr_lukmanulhakim@yahoo.com, ruseb@algonet.se, harold.crouch@anu.edu.au

Ass.Wr.Wb

Ya, saya setuju dengan apa yang dinyatakan saudara Bambang HW, lagi pula hal yang mustahil bagi pemerintah RI untuk menarik seluruh pasukan TNI/POLRI dari Aceh, wong itu wilayahnya, ga ada satupun propinsi di Indonesia yang ga ada TNI/POLRI nya, itu sebuah kewajaran dalam sebuah negara, contohnya aja di Norwegia, apa ada sebuah distrik atau propinsi atau negara bagian atau apapun itu namanya yang tidak ada aparat keamanan nya?

Jadi bagi saya itu hanya alasan yang dibuat saja atau alasan yang dicari-cari sehingga ANSLF ga mau berunding atau berdamai. Anda dan anggota anda sih enak nun diseberang lautan tidak kebuluran, tetapi bagaimana nasib yang di Aceh? Jadi buanglah rasa egois pada diri anda rekan anda, jangan lakukan hanya untuk kepentingan pribadi semata.

Wassalam

Sagir Alva

melpone2002@yahoo.com
Universitas Kebangsaan Malaysia
Selangor, Malaysia
----------

From: "Bambang_HW" bambang_hw@rekayasa.co.id
To: "'Ali Al Asytar'" <alasytar_acheh@yahoo.com>, <sekred@mediaindonesia.co.id>, <jus_gentium2002@yahoo.co.uk>, <kyodojkt@rad.net.id>, <aapjakarta@attglobal.net>, <gamma@cbn.net.id>, <gspencer@ap.org>, <rimueng_acheh@yahoo.com>, <ainul@bouraq.com>, aie.bpp@dnet.net.id
Subject: RE: ANDAIKATA KALIAN BENAR-BENAR ORANG ISLAM: "Qulli haq walaukana murra"
Date: Tue, 18 Jan 2005 08:26:56 +0700

Pernyataan "Gombal" kalau pihak yg diajak damai keras kepala. Jelas, damai bagi NKRI adalah hidup rukun warga Aceh, Sumatra, Melayu, Padang, Jawa, Sunda, Madura, Bali, Dayak, Sasak, Menado, Ambon, Ternate, Papua, dll dalam suatu ikatan negara kesatuan Republik Indonesia. Lha kalau yg diajak damai hanya mau dituruti kemauannya sendiri dan bicara 'gombal' tentang kemerdekaan yang justru meresahkan dan menyengsarakan rakyat banyak umumnya dan warga Aceh khususnya, yaa mungkin itulah yg dinamakan "gombal sobek".

TK.

Bambang Hutomo W.

bambang_hw@re.rekayasa.co.id
Jakarta, Indonesia
----------