Stockholm, 23 Februari 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

ENNY MARTONO MENGAPA IKUT-IKUTAN MENAWAR GANJA DI ACHEH KAPAN ITU TERJADINYA
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

ENNY MARTONO DARIPADA TINGAL DI ACHEH LEBIH BAIK TINGGAL DI JAWA SAJA UNTUK APA BERDESAK-DESAK IKUT PARA TRANSMIGRAN JAWA KE ACHEH

"Wach ternyata bener seperti yang dikatakan mas Bambang bahwa saudara Ahmad itu memang orang yang kehilanangan akal sehatnya, dan sudah saya tegaskan sangat berputus asa karena kecewa gak dapat "member" meski sudar koar-koar. Saya jadi seperti baca cerita dongeng bualan tentang Aceh versi Swedia, cerita tentang anak kecil yg ketakutan karena ketahuan tukang bohong. Wong saya ikut sendiri nawar ganja asal GAM di Blang Kejeren kok kamu masih bisa bilang itu propaganda TNI. Keluarga yang saya tinggali diintimidasi dan dipaksa menyerahkan upeti kepada GAM padahal untuk makan sehari-hari aja mereka susah, apa ini namanya bukan perampokan? Selebihnya gak usah dibahas itu bualan kacang goreng sdr Achmad doang" (Enny Martono, Enny.Martono@hm.com , Wed, 23 Feb 2005 18:02:41 +0700)

Baiklah Saudari Enny Martono di Jakarta, Indonesia.

Enny Martono bukan masalah member yang menjadi persoalan di mimbar bebas ini. Melainkan yang menjadi persoalan itu orang-orang yang pengekor Soekarno yang telah terkena racun Soekarno cerita sejarah gombal tentang Acheh yang dibuat Soekarno, dan memang kenyataannya mereka tidak mampu menampilkan alasan legal status Acheh masuk dan menjadi bagian wilayah Negara RIS, RI, NKRI, RI.

Contohnya kalian Enny Martono asal Jawa ini. Mana kalian bisa memberikan alasan yang jelas dilihat dari sudut status legal Acheh masuk kedalam wilayah keranjang sampah negara sekuler pancasila RI atau Negara RI-Soekarno atau Negara RI-Jawa-Yogya.

Paling yang bisa dilambungkan Enny Martono ini adalah: "Wong saya ikut sendiri nawar ganja asal GAM di Blang Kejeren kok kamu masih bisa bilang itu propaganda TNI. Keluarga yang saya tinggali diintimidasi dan dipaksa menyerahkan upeti kepada GAM padahal untuk makan sehari-hari aja mereka susah, apa ini namanya bukan perampokan?"

Coba perhatikan, yang diceritakan ikutan menawar ganja pula. Sudah itu kena ancaman pula dengan diintimidasi karena pendatang dari Jawa yang membuat sesak saja Negeri Acheh. Seharusnya sebagai orang pendatang dari Jawa, harus mengetahui dan tahu diri. Bahwa kalian ada di Negeri Acheh itu sebagai pendatang. Kalau sebagai pendatang harus tahu tata-krama, adat-istiadat, kebiasaan, sopan santun orang Acheh. Jangan dibawa-bawa itu kebiasaan dari Jawa sana dengan kejawennya, apalagi dibawa-bawa itu asap kemenyan pancasila dengan jampi-jampi bhineka tunggal ika-nya mpu Tantular. Bagaimana bisa disukai oleh orang Acheh. Karena kalian orang Jawa selalu tekun dengan kejawennya. Dimana saja tinggal disana jawanya tidak lepas. Makanya rakyat Acheh kalau melihat orang Jawa ini yang tidak mau menyesuaikan diri dengan orang Acheh, membuat orang Acheh jadi takut ketularan jampi-jampi mpu Tantular.

Lain lagi dengan itu Ardiansyah budek satu itu. Ia memang sudah ketularan racun mpu Tantular. Kemana mana dibawa-bawanya itu jimat bhineka tunggal ikanya. Makanya wajar saja, kalau kepalanya penuh dengan hampas racun perasan jamu buatan mpu Tantular yang dikutak-katinya dari sutasomanya.

Enny Martono, kalau kalian diintimidasi ini ada sebabnya. Buat apa kalian rupanya terhadap rakyat Acheh, mengapa kalian ikut-ikutan datang ke Acheh, apakah itu ikut program transmigrasi model Soeharto Jawa itu ? Karena di Jawa sudah penuh sesak ?. Cari kerja di Acheh atau bisnis di Acheh ? Nah kalau sebagai orang pendatang di Acheh janganlah petentengan, sok menjadi orang hebat. Tunjukkan dan sesuaikan diri dengan orang Acheh. Sudahlah datang sebagai pendatang mengikuti program transmigrasi model Soeharto, petentengan tunjuk gigi didepan orang Acheh pula. Makanya wajar saja itu orang Acheh marah pada kalian, karena kalian tidak tahu diri.

Kalau Ahmad Sudirman misalnya sebagai orang Sunda, datang ke Acheh, itu harus bisa menyesuaikan diri dengan mereka. Apa kesukaan orang Acheh, kalau orang Acheh makan ikan kayu, Ahmad Sudirman ikut makan ikan kayu. Orang Acheh makan pulut kuning, Ahmad Sudirman ikut makan pulut kuning. Bukan seperti kalian Enny Martono. Orang Acheh makan ikan kayu, kalian makan sayur lodeh model jawa sana, atau rujak uleg dari Yogya sana. Makanlah seperti orang Acheh makan. Ini, orang Acheh makan ikan kayu, kalian makan sayur lodeh pake terasi lagi yang bau apek itu. Mana bisa nyambung. Makanya wajar saja kalian itu Enny Martono tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan dan adat istiadat rakyat Acheh. Akhirnya kalian kena getuk. Kalian orang Jawa hanya kumpul sama orang Jawa. Mana kalian mau kumpul, saling kunjung, saling bersilaturahmi dengan orang Acheh. Paling kalian kumpul sama dengan mbah kalian dari Jowo sana itu. Ditanya bahasa Acheh, hanya melongo, tidak paham, tidak mengerti, seperti orang budek. Padahal sudah bertahun-tahun hidup dan tinggal di Acheh.

Nah itu Enny Martono, kalian orang Jawa yang ada di Acheh harus sadar, harus tahu diri, harus bisa menyesuaikan diri dengan adat istiadat di Acheh, jangan membawa-bawa bunyi gamelan jawa sana dengan wayang wong kulitnya itu. Apalagi sambil bawa-bawa keris model keraton Solo atau Yogya sana. Buang itu jauh-jauh kalau datang ke Acheh. Itu keris Jawa tidak boleh dibawa masuk ke Acheh, alapalagi sambil bawa kemenyan yang telah dijampe-jampe dengan bacaan dari buku sutasamonya mpu Tantular. Jauhkan itu semua kebiasaan Jawa kalau berada di Negeri Acheh. Biar orang Acheh senang kepada kalian.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
---------

Subject: RE: ENNY MARTONO HANYA MENGEMBEK PADA YUDHOYONO SAJA Date: Wed, 23 Feb 2005 18:02:41 +0700
From: <Enny.Martono@hm.com>
To: <ahmad@dataphone.se>, <serambi_indonesia@yahoo.com>,<balipost@indo.net.id>, <newsletter@waspada.co.id>, <redaksi@pikiran-rakyat.com>,<editor@pontianak.wasantara.net.id>,<hudoyo@cbn.net.id>, <jktpost2@cbn.net.id>, <redaksi@kompas.com>, <redaksi@satunet.com>, <redaksi@waspada.co.id>,<waspada@waspada.co.id>, <webmaster@detik.com>, <kompas@kompas.com>, <Padmanaba@uboot.com>, <solopos@bumi.net.id>

Wach ternyata bener seperti yg dikatakan mas Bambang bahwa saudara Achmad itu memang orang yang kehilanangan akal sehatnya, dan sudah saya tegaskan sangat berputus asa karena kecewa gak dapat "member" meski sudar koar-koar. Saya jadi seperti baca cerita dongeng bualan tentang Aceh versi Swedia, cerita tentang anak kecil yg ketakutan karena ketahuan tukang bohong. wong saya ikut sendiri nawar ganja asal GAM di Blang Kejeren kok kamu masih bisa bilang itu propaganda TNI. Keluarga yang saya tinggali diintimidasi dan dipaksa menyerahkan upeti kepada GAM padahal untuk makan sehari-hari aja mereka susah, apa ini namanya bukan perampokan?

Selebihnya gak usah dibahas itu bualan kacang goreng sdr Achmad doang

Enny Martono

Enny.Martono@hm.com
Jakarta, Indonesia
----------