Stockholm, 25 Februari 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

MUBA & HUTOMO DUA JAWA IKUTAN DJOKO SANTOSO BAWA PISTOL PLASTIK BUATAN PINDAD UNTUK IKAT ACHEH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

KELIHATAN JELAS ITU MUBA & HUTOMO DUA JAWA IKUTAN KASAD BARU LETJEN DJOKO SANTOSO JAWA PULA SAMBIL BAWA PISTOL PLASTIK BUATAN PINDAD UNTUK IKAT ACHEH PAKAI TALI MADE IN MPU TANTULAR DARI JAWA PULA

"ASNLF itu organisasi sah (seperti kata penasehat pasukan celeng yang sedang jual obat itu di situsmu), tapi tidak ada gunanya, karena tidak mewakili masyarakat Aceh. Jadi penasehatmu itu memilih kata yang benar: "organisasi sah" bukan "organisasi yang sah mewakili Aceh". ASNLF itu cuma kumpulan para pemimpi menjelang ajal karena ketuaan dan kebanyakan
dosa. Kerjaannya oret-oretan: kamu jadi menteri anu, kamu jadi panglima ini, dsb cuma di atas kertas. Situsnya isinya cuma berita demonstrasi 1-2 orang di 1-2 kedubes RI, jenderal celeng, peringatan kemerdekaan Aceh (merdeka yang gimana? Aceh yang mana?), tulisan masturbasi (tidak punya sarana tapi punya keinginan gede, itulah jadinya), terus nampang deh Tiro banci yang kumisnya bergaya don yuan (emang don yuan sih walau sudah uzur juga." (Muba zir, mbzr00@yahoo.com ,Thu, 24 Feb 2005 17:23:51 -0800 (PST))

"Panglima celeng mati. Alhamdulillah semoga Aceh bertambah aman." (Bambang_HW, bambang_hw@rekayasa.co.id ,Date: Fri, 25 Feb 2005 08:31:16 +0700)

Baiklah Bambang Hutomo di Jakarta dan Muba alias Muhammad Basyir di Paris.

Dari hari ke hari, di mimbar bebas ini, terbukti bahwa para pendukung Soekarno penipu licik yang telah menelan dan mencaplok Acheh melalui RIS-nya itu hanya mampu sebatas melambungkan cerita yang tidak kuat dasar hukumnya untuk dijadikan fakta, bukti, dan hukum guna dijadikan alat sebagai pengklaiman Negeri Acheh wilayah Negara RI Soekarno atau Negera RI 17 Agustus 1945 atau Negara RI Jawa-Yogya atau Negara RI Asaat atau Negara RI Jelmaan NKRI melalui jampi Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Seperti contoh cerita yang sifatnya gombal dan lemah itu adalah cerita yang dimuat oleh Tempo interaktif tiga bulan yang lalu yang ditampilkan oleh Muba Budek alias kodok buduk Jawa pengikut mbah Hasyim Muzadi pengekor sanggul Mega yang berjudul dan bertanggal "Panglima Muda GAM Bate Iliek Tewas Jum'at, 19 November 2004 | 23:11 WIB". Kemudian celakanya diamini oleh itu Jawa satu dari Jakarta Bambang Hutomo yang menurut pengakuannya pernah mengajar di Acheh.

Dari apa yang ditampilkan Muba Budek Jawa kodok budug dan yang diamini Bambang Hutomo Jawa lumpuh ini, terbuktilah bahwa sebenarnya sesuai dengan apa yang terdapat dalam fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum yang menyangkut Negeri Acheh dan Negara sekuler pancasila RI adalah benar Negeri Acheh ditelan, dicaplok, dan seterusnya dijajah Soekarno dengan RIS-nya melalui pembuatan peraturan yang bersifat gombal dan sepihak. Hasil corat-coret mbah Soekarno diatas kertas yang terbuat dari jerami, sambil duduk diatas kursi reyot Presiden RIS gombal dengan diamini oleh para kacungnya yang budek, sambil cengar-cengir, yang membuat mbah Soekarno makin takabur, yang akhirnya peraturan gombal itu diberi nama PP RIS No.21/1950 guna dijadikan alat pencaplok Negeri Acheh masuk kedalam mulut Sumatera Utara bekas Negara Sumatera Timur Negara Bagian RIS.

Nah, karena memang Muba Budek kodok buduk Jawa dan Bambang Hutomo Jawa kowek sudah tidak ada lagi kemampuan mereka berdua untuk terus menggali fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum yang bisa dijadikan sebagai alat legalisasi pengklaiman Negeri Acheh oleh pihak Soekarno dengan RIS dan RI-nya, maka yang mereka berdua bisa lambungkan adalah cerita buatan Tempo interaktif yang gombal dan lemah itu.

Walaupun itu Muba budek terus mulut bicara sambil keluar buih busuknya itu, tetapi karena yang dibicarakannya tidak ditunjang oleh kekuatan fakta, bukti dan hukum, maka apa yang dicuapkannya itu tidak lebih dan tidak kurang hanyalah merupakan angin busuk, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para petinggi RI, dari mulai Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati dan sekarang Susilo Bambang Yudhoyono dengan cerita ekspansi politik penjajahan RI-nya di Negeri Acheh.

Celakanya kebijaksanaan ekspansi politik Pemerintah RI di Acheh, yang juga didorong oleh para anggota DPR gombal itu, ternyata pada pelaksanaannya yang dilimpahkan kepada Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu yang sudah digantikan Letjen Djoko Santoso tetapi masih sesumbar dengan mulutnya yang bau busuk jengkol dan petai itu, tidak mampu membuktikan pengklaiman Negeri Acheh secara de-facto penuh berada dalam kekuasaan penjajah RI.

Sekarang, makin terbukti bahwa pergolakan rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri yang sudah berlangsung lebih dari setengah abad ini tidak bisa diredakan dan tidak bisa diselesaikan secara aman dan damai, bahkan makin mengggelora. Yang pada akhirnya itu Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla menyerah untuk ikut berjoged bersama petinggi ASNLF di Helsinki dan Koningstedt, Finlandia diatas panggung yang telah dipersiapkan oleh mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari.

Kendatipun itu Menteri Luar Negeri Noer Hassan Wirajuda orang Sunda budek itu masih tetap pundung karena alasannya yang menyatakan ASNLF tidak memiliki otoritas inrternasional diabaikan oleh Jusuf Kalla orang Bugis itu yang diamini oleh Susilo Bambang Yudhoyono yang orang Jawa itu.

Nah, terbukti bahwa pihak Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla merobah taktik dan strateginya dalam usaha untuk menyelesaikan konflik Acheh ini dengan cara duduk bertatapan muka dengan petinggi ASNLF sambil memeras otak untuk mencari solusi bagaimana itu konflik Acheh bisa diselesaikan dengan cara aman dan damai.

Celakanya, itu Ryamizard Ryacudu yang masih tetap duduk diatas kursi rombeng KASAD-nya itu terus saja bercuap tidak tentu arah dengan sesumbar yang isinya mengancam kepada pasukan muslim Acheh TNA. Dan tentu saja itu Ryamizard Ryacudu orang Palembang budek itu memang pada prakteknya tidak punya kekuatan apapun. Yang besar hanyalah sesumbarnya saja, tetapi kekuatan Raidernya itu adalah keropos, tidak mampu dijadikan alat perang modern di Acheh.

Selanjutnya, perundingan atau pembicaraan atau pertemuan RI-ASNLF di Helsinki itu terus berjalan. Walaupun para cecunguk pengikut Jenderal-Jenderal TNI pada menggonggong, ketakutan Acheh lepas, karena mendengar dan membaca ASNLF menyodorkan kartu yang bersimbolkan Pemerintah Sendiri atau yang dikenal diseluruh dunia dengan sebutan Self Government.

Nah, taktik dan strategi ASNLF memang jitu. Para juru runding yang dipimpin oleh Widodo Adi Sutjipto dengan dibuntuti oleh Hamid Awaluddin dan Sofyan Djalil, serta pengekor lainnya itu, terpaksa peras otak untuk menangkis sodoran kartu Pemerintah Sendiri made in ASNLF. Dengan taktik strategi kartu Pemerintah Sendiri ini, akhirnya lolos itu gencatan senjata dengan sistem monitoringnya keatas permukaan sehingga sibuk dibicarakan dan didiskusikan, padahal sebelumnya pihak RI tetap bertahan dalam posisinya penyelesaian damai yang komprehensif. Tetapi sekarang yang ada adalah bukan komprehensif melainkan parsial. Inilah gebrakan ASNLF dengan kartu Pemerintah Sendiri-nya yang bisa memecahkan batu komprehensif menjadi kerikil-keril kecil seperti amnesti, penarikan pasukan non-organik TNI, pembubaran milis made in TNI, pelanggaran hak asassi manusia, gencatan senjata, sistem monitoring gencatan senjata.

Tentu saja, kalau itu poin-poin yang sudah dibuka dan didiskusikan ini mau terus berlanjut dan dirundingkan, maka menurut mantan Presiden Martti Ahtisaari, jangan lagi itu poin-poin dimentahkan kembali dalam perundingan berikutnya. Artinya, pihak RI dan ASNLF akan terus membangun bangunan perdamaian ini dengan cara memasang satu-satu persatu batu bata untuk terus sampai keatas dan bisa menjadi dinding rumah bangunan perdamaian itu.

Nah disinilah, baik bagi pihak RI atau ASNLF tidak ada lagi jalan lain untuk kembali keawal, kecuali kalau memang ada niat untuk tidak mau damai di Aceh, seperti yang selalu dilambungkan oleh Jenderal budek Ryamizard Ryacudu dengan sesumbar gombalnya itu yang bisa merobek-robek hasil perundingan atau pembicaraan atau pertemuan di Helsinki dan Koningstedt yang sedang berlangsung prosesnya itu.

Muba budek dan Bambang Hutomo Jawa lumpuh, kalau kalian mempunyai sumbangan pemikiran yang membangun dan positif bagi perdamaian di Acheh, maka cobalah kalian menyadari bahwa apa yang dilakukan oleh Soekarno penipu licik itu terhadap rakyat dan Negeri Acheh itu adalah merupakan bibit awal bumerang dan malapetaka yang terjadi di Acheh, Maluku Selatan dan Papua Barat sampai detik sekarang ini.

Jangan hanya bisa bercuap yang isinya gombal seperti yang selalu dilambungkan Muba budek Jawa kowek itu. Atau hanya menelan cerita-cerita gombal buatan Hidajat Sjarif budek di Canada itu tentang Ahmad Sudirman. Memang itu Hidajat Sjarif betul-betul budek, ia menuduh macam-macam dengan tuduhan keropos terhadap Ahmad Sudirman, setelah Ahmad Sudirman menjawab dan meluruskan tuduhan Hidajat itu, mana itu Hidajat budek bisa lagi membantahnya, malahan sebaliknya berusaha untuk menutup-nutupi keadaan dirinya. Dasar gombal orang Sunda Siliwangi satu itu. Taktik yang salah kaprah.

Jadi Muba budek dan Hutomo Jawa lumpuh, cobalah kalian berdua berpikir jernih, dan jangan mudah terpancing dengan cerita busuk dan keropos model cerita dan sejarah gombal buatan Soekarno tentang Acheh, kalau memang kalian berdua ingin melihat dan merasakan kedamaian yang adil dan jujur di Acheh.

ASNLF adalah wadah perjuangan rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara pancasila. Sedangkan orang yang tinggal di Acheh sebagai orang pendatang dari Jawa dan daerah lainnya, jelas mereka itu hanyalah mengekor kepada buntut Susilo Bambang Yudhoyono dan Djoko Santoso saja. Dan mereka itu tidak merasakan sebagai rakyat Acheh yang negerinya di caplok Soekarno dengan RIS-nya. Orang-orang Transmigran itu memang perlu keluar dari Acheh. Sedangkan mereka yang dari Gayo, Alas, dan Singkil telah menyatakan diri mereka bukan rakyat Acheh dan ingin memisahkan diri membentuk provinsi sendiri yang didukung oleh orang-orang Jawa dan TNI. Dari kelompok inilah banyak direkrut para anggota milis-milis gombal untuk dijadikan ujung tombak TNI melawan pasukan muslim Acheh TNA.

Jadi Muba budek dan Hutomo Jawa lumpuh, kalau para milis buatan TNI tersebut dan para transmigran Jawa, itu bukan rakyat Acheh yang sadar untuk menentukan nasib sendiri di Acheh, mereka itu hanya untuk hidup dan mencari makan di Acheh saja. Karena itu wajar saja kalau mereka itu pandainya hanya mengembek dan mengikti buntut mbah Susilo Bambang Yudhoyono dan ekor Djoko Santoso saja.

Tentang Teungku Hasan Muhammad di Tiro masih lebih baik ada sedikit kumisnya tidak dicukur habis, dibandingkan dengan Susilo Bambang Yudhoyono yang tidak ada kumisnya, persis seperti bencong. Kalau ada itu orang-orang Wahhabi dari Saudi sudah didekapnya itu Susilo Bambang Yudhoyono yang berkumis licin itu, karena diangap lawan jenisnya.

Jadi cobalah sadari dan dalami apa yang akan dicuapkan di mimbar bebas ini Muba Budek, sebelum kalian buka mulut. Kalian akan berhadapan sengan Ahmad Sudirman.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
---------

Date: Thu, 24 Feb 2005 17:23:51 -0800 (PST)
From: muba zir mbzr00@yahoo.com
Subject: Re: UNTUK MENGAWASI GENCATAN SENJATA DI ACHEH BILA PERLU PASUKAN UNI EROPAH AKAN DISETUJUI SEKJEN UNI EROPAH SOLANA
To: Ahmad Sudirman ahmad@dataphone.se
Cc: a_yoosran@yahoo.com, acheh_karbala@yahoo.com, ahmad_mattulesy@yahoo.com, muhammad.ardiansyah@hm.com, bambang_hw@rekayasa.co.id, editor@jawapos.co.id, email_ichwan@yahoo.co.uk, fzn_1@yahoo.com, hasan_saleh1945@yahoo.com, melpone2002@yahoo.com, mitro@kpei.co.id, mr_dharminta@yahoo.com, nur-abdurrahman@telkom.net, owan02@yahoo.com, rpidie@yahoo.com, se_dayu@yahoo.com, siliwangi27@hotmail.com, sutanlatief@yahoo.com, tang_ce@yahoo.com, narastati@yahoo.com

Ngobrol sama banci dan tukang kacang rebus aja disebut perundingan tingkat internasional. Mimpi kali yeee.

ASNLF itu organisasi sah (seperti kata penasehat pasukan celeng yang sedang jual obat itu di situsmu), tapi tidak ada gunanya, karena tidak mewakili masyarakat Aceh. Jadi penasehatmu itu memilih kata yang benar: "organisasi sah" bukan "organisasi yang sah mewakili aceh". ASNLF itu cuma kumpulan para pemimpi menjelang ajal karena ketuaan dan kebanyakan
dosa. Kerjaannya oret-oretan: kamu jadi menteri anu, kamu jadi panglima ini, dsb cuma di atas kertas. Situsnya isinya cuma berita demonstrasi 1-2 orang di 1-2 kedubes RI, jenderal celeng, peringatan kemerdekaan aceh (merdeka yang gimana? aceh yang mana?), tulisan masturbasi (tidak punya sarana tapi punya keinginan gede, itulah jadinya), terus nampang
deh Tiro banci yang kumisnya bergaya don yuan (emang don yuan sih walau sudah uzur juga. Bilangin dia mad, duduk aja deh di sajadah nunggu izrail biar khusnul khatimah. Eh, Tiro banci itu tahu sajadah nggak sih?) ah, kirain di situs itu ada dukungan resmi pemerintah suatu negara atau apa lah yang resmi-resmi. Wah, kalo gitu, situs kebun binatang ragunan lebih baik. Binatangnya lebih banyak lagi, tidak hanya celeng.

Aku sekarang percaya kalo kamu itu sebenarnya memang cuma cleaning service, Mad, yang berkhayal jadi menteri luar negeri, biar sejajar dengan mang Hasan Wirajuda, he he. Apa bisa ya jadi menlu? Wong ngomong aja belepotan, logika kebolak-balik, tidak bisa menyimpulkan masalah sederhana, matanya buta terhadap fakta senjatanya cuma renpil (kamu pasti ngomongnya gitu ya, he he nggak usah marah deh, itu bukan kelemahan, cuma ciri khas saja), dan yang pasti bloon wah but i like it. Yang diomongin: "bangsa aceh yang sudah sadar untuk
menentukan" ini bangsa aceh yang mana ya? yang di NAD jelas cinta Indonesia, kamu sunda, temen2 kamu Swedia. Kumaha atuh? Barade suuk yeuh. Hidup persib, mad.

Muba ZR

mbzr00@yahoo.com
Paris, Perancis

NB:
Sorry ya, aku lagi bete, kerjaanku banyak kamulah satu-satunya hiburanku aku suka loh dengan bloonmu dan caramu bermarturbasi itu makasih ya mad.
----------

From: "Bambang_HW" bambang_hw@rekayasa.co.id
To: "'muba zir'" <mbzr00@yahoo.com>, <a_yoosran@yahoo.com>, <acheh_karbala@yahoo.com>, <ahmad_mattulesy@yahoo.com>, <ahmad@dataphone.se>, <muhammad.ardiansyah@hm.com>, <editor@jawapos.co.id>, <email_ichwan@yahoo.co.uk>, <fzn_1@yahoo.com>, <hasan_saleh1945@yahoo.com>, <melpone2002@yahoo.com>, <mitro@kpei.co.id>, <mr_dharminta@yahoo.com>, <nur-abdurrahman@telkom.net>, <owan02@yahoo.com>, <rpidie@yahoo.com>, <se_dayu@yahoo.com>, <siliwangi27@hotmail.com>, <sutanlatief@yahoo.com>, <tang_ce@yahoo.com>, narastati@yahoo.com
Subject: RE: Panglima celeng mati...
Date: Fri, 25 Feb 2005 08:31:16 +0700

Alhamdulillah semoga Aceh bertambah aman.

Bambang H Hutomo

bambang_hw@rekayasa.co.id
Jakarta, Indonesia
----------