Stockholm, 6 Maret 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

TEUNGKU MAAT JANGAN MEMUTARBALIKKAN FAKTA, IKUT-IKUTAN MBAH YUDHOYONO & DJOKO SANTOSO
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

TEUNGKU MAAT ALIAS TEUNGKU DI TIRO JANGAN MEMUTARBALIKKAN FAKTA, IKUT-IKUTAN MBAH YUDHOYONO & DJOKO SANTOSO

"Wah bung Ahmad hebat juga argument kamu ya, kalau tungku hendak menjelaskan dan menerangkan apa yang berlaku selama GAM megetuai perjuangan bangsa Atjeh bung bukan kepalang buat komentar tentang taktik tgk sangat di senangi musuh bangsa Atjeh. Bung Ahmad bagai mana pendapat bung Ahmad tentang taktika GAM-M-Z yang telah dilakukan selama ini. Bung Ahmad sudah tau bagai mana taktik kotor malek mengambil kesempatan atas darah bangsa Acheh atau Bung Ahmad ni sudah kenak penyakit summum buqmum umyun fahum la yarjiunn. Atau memang setakat itu yang ada kepandayan. Bung Ahmad untuk pengetahuan bung Ahamad nama ini sangat tidak disenangi bangsa Acheh Self Government. Tapi sebaliknya buat Susilo Bambang Yudhoyono dan Bung Ahmad apalagi juru bicara GAM sendiri telah mengatakan GAM harus menepikan kemerdekaan. Bung jangan lah buta politik, buka mata dan hati apa yang telah di lakukan oleh malek di Helsinki adalah satu cara untuk menjuala maruah bangsa Acheh." (Tgk di tiro , tgk_maat@yahoo.co.uk , 5 mars 2005 19:24:56)

Baiklah Teungku Maat alias Teungku di Tiro di Arvika, Swedia.

Teungku Maat kalau berbicara di mimbar bebas ini jangan banyak bohong. Mengapa ? Karena itu saudara Bakhtiar Abdullah tidak pernah mengatakan "GAM harus menepikan kemerdekaan".

Coba tunjukkan dari mana itu sumber beritanya yang mengatakan "juru bicara GAM sendiri telah mengatakan GAM harus menepikan kemerdekaan."

Yang diketahui oleh Ahmad Sudirman yang selalu menyatakan hal demikian adalah itu propaganda Susilo Bambang Yudhoyono dengan media massa-nya di Negara pancasila.

Nah, kalau Teungku Maat alias Teungku di Tiro yang sekarang sedang mendekam di Arvika, itu hanya mengambil berita yang dilansir oleh tim Susilo Bambang Yudhoyono dan media massa-nya, maka sama saja itu suara teungku Maat dengan suara mbah Susilo Bambang Yudhoyono dan mas Djoko Santoso dengan TNI-nya.

Itu saudara Bakhtiar, menyatakan bahwa:

"Perlu ditekankan pertama sekali bahwa Pemerintah Negara Acheh/Gerakan Acheh Merdeka tidak pernah menggugurkan tuntutan kemerdekaan, aspirasi bangsa Acheh yang telah diperjuangan dengan darah, airmata dan keringat sejak 1873, dan telah dipimpin oleh Gerakan Acheh Merdeka sejak 1976. Jadi apakah sebenarnya maksud GAM memasukkan usul "Pemerintahan Sendiri" dalam agenda meeting di Helsinki dan apakah yang dimaksudkan dengan "Pemerintahan Sendiri" (self-government) itu ?

Sebagaimana semua orang tahu pihak Indonesia hanya mau berdialog dengan GAM kalau tawaran Otonomi Khusus-nya dimasukkan dalam agenda perbicangan sedangkan bagi GAM istilah itu mewakili status-quo (keadaan yang ada) yaitu konflik dengan segala unsur kezaliman yang terkandung di dalamnya seperti pembunuhan, penyiksaan, pemerkosaan, penghilangan, perampokan dan berbagai pelanggaran HAM yang serius lainnya.

Jadi kalau kedua belah pihak tidak mahu berkompromi untuk mencari suatu topik lain yang boleh diterima oleh kedua belah pihak tanpa menimbulkan sesuatu perasaan muak yang mendalam, maka dialog tidak mungkin berlangsung, sedangkan dialog sangat diperlukan dalam masa pasca tsunami di Acheh untuk membolehkan pihak internasional masuk meyampaikan bantuan tanpa gangguan dan memulai usaha pembangunan kembali Acheh.

Dalam konteks pemikiran inilah, pihak team Perunding GAM mencari satu idea eksplorasi yang kreatif untuk keluar dari jaringan deadlock yang menghambat diteruskannya dialog yang sangat diperlukan pada masa ini menimbang keadaan bangsa Acheh yang sangat tersiksa oleh terjadinya bencana gempa dan tsunami dan diteruskannya keganasan militer terhadap penduduk sipil oleh pemerintah kolonial RI. Itulah latar belakang usul membicarakan "self-government" itu." (Bakhtiar Abdullah, 25 Februari 2005)

Nah, itulah yang dikatakan oleh saudara Bakhtiar Abdullah.

Jadi, Teungku Maat, kita ini harus jujur, apa yang dikatakan saudara Bakhtiar Abdullah itu adalah pihak "GAM tidak tidak pernah menggugurkan tuntutan kemerdekaan".

Jangan Teungku Maat putar balikkan fakta itu, dengan mengikuti arus mbah Susilo Bambang Yudhoyono orang Jawa satu itu. Kalau Teungku Maat terus menerus mempropagandakan bahwa saudara Bakhtiar menggugurkan tuntutan kemerdekaannya, itu artinya Teungku Maat sudah ikut hanyut kedalam propaganda mbah Susilo Bambang Yudhoyono dan Letjen Djoko Santosono bersama TNI-nya.

Coba sadari itu oleh Teungku Maat. Jangan seenak sendiri saja mengatakan summum buqmum umyun fahum layarji'un kepada orang lain. Coba kaji sendiri, siapa yang memutar balikkan fakta apakah itu saudara Bakhitiar Abdullah atau Teungku Maat alias Teungku di Tiro di Arvika, Swedia ?

Kemudian itu soal self-government, masih akan terus dibicarakan dalam perundingan yang akan datang pada 12-17 April 2005 di Helsinki. Jadi, Teungku Maat, tunggu saja sampai tanggal tersebut tiba, kemudian kita dengar dan baca apa yang dirundingkan didalam pertemuan putaran ke 3 itu. Kemudian kalau memang ada sesuatu yang merugikan perjuangan rakyat Acheh, baru Teungku Maat buka suara lagi. Ini, belum jelas benar sampai detil apa itu self government yang dimaksud ASNLF, sudah seperti cacing kepanasan, dan ikut-ikutan mempropagandakan suara mbah Susilo Bambang Yudhoyono Jawa Kowe satu itu.

Selanjutnya, itu tentang perjuangan rakyat Melayu Sumatera yang di Deliserdang, Sumatera Utara itu.

Teungku Maat, apakah Teungku mengetahui itu sejarah mengenai terbentuknya Negara Sumatera Timur ?

Itu Negara Sumatera Timur didirikan pada tanggal 24 Maret 1948 di Medan dan diangkat Wali Negara NST Dr. Teungku Mansyur. Kemudian NST masuk menjadi Negara Bagian RIS. Seterusnya dalam RIS ini, terjadi perubahan struktur kenegaraan RIS. Dimana pada tanggal 8 Maret 1950 Pemerintah RIS dengan persetujuan Parlemen (DPR) dan Senat RIS mengeluarkan Undang-Undang Darurat No 11 tahun 1950 tentang Tata Cara Perubahan Susunan Kenegaraan RIS. Dimana sampai dengan tanggal 5 April 1950, 13 Negara/Daerah bagian RIS telah bergabung kedalam Negara RI-Jawa-Yogya. Yang tinggal hanya Negara Sumatera Timur (NST) dan Negara Indonesia Timur (NIT). Tetapi dua Negara bagian inipun bergabung kedalam negara RI- Jawa-Yogya pada tanggal 19 Mei 1950 setelah dicapai kesepakatan antara RIS dan RI-Jawa-Yogya dan ditandatangani Piagam Persetujuan.

Nah, itu Negara Sumatera Timur dilebur dan dibentuk baru menjadi Provinsi Sumatera Utara ketika RIS yang melebur kedalam Negara RI-Jawa-Yogya dan menjelma menjadi NKRI pada tanggal 15 Agustus 1950.

Sekarang itu yang Teungku Maat katakan mengenai "bangsa melayu deli". Pada waktu Negara Sumatera Timur didirikan kemana itu orang Melayu Deliserdang itu ? Apakah mereka itu pada tidur semuanya dirumah-rumah mereka antara Tebingtinggi dan Medan ?

Kalau mereka tidak setuju dengan berdirinya Negara Sumatera Timur, mengapa mereka orang Melayu Deliserdang ini tidak melakukan protes terhadap Teungku Mansyur ? Ataukah mereka bangsa Melayu Deli ini setuju dengan berdirinya Negara Sumatera Timur ?

Nah, kalau rakyat Melayu Deli ini setuju dengan berdirinya Negara Sumatera Timur, mengapa itu para pimpinan wakil Negara Bagian NST mau saja dibodohi oleh Soekarno untuk dileburkan itu NST kedalam negara RI-Jawa-Yogya dan dijadikan Provinsi Sumatera Utara ? Padahal mereka sudah berdiri dan memiliki Negara Sumatera Timur.

Sekarang, permasalahannya jauh berbeda dengan Negeri Acheh. Itu Negeri Acheh memang dicaplok Soekarno memakai RIS-nya pada tanggal 14 Agustus 1950. Sedangkan Itu Negara Sumatera Timur memang menyerahkan diri kepada Soekarno melalui RIS-nya untuk berunding dengan pihak Negara Bagian RI. Ya, tentu saja, pihak Soekarno senang sekali menerima mandat dari para pimpinan Negara Sumatera Timur untuk berunding dengan pihak RI-Jawa-Yogya. Dimana akhirnya dihasilkan persetujuan peleburan Negara Sumatera Timur kedalam RI pada tanggal 19 Mei 1949.

Jadi, kalau itu rakyat Melayu Deliserdang sekarang ingin bangkit untuk mendirikan Negara Melayu Sumatera, padahal waktu itu sudah berdiri Negara Sumatera Timur, yang didalamnya terdiri dari rakyat Melayu Deli, disinilah menjadi suatu dilema. Karena itu Negara Sumatera Timur telah terikat perjanjian dengan pihak Negara RI.

Berbeda dengan perjuangan Rakyat Acheh, Itu Teungku Muhammad Daud Beureueh tidak mengikuti langkah Teungku Mansyur bisa ditipu oleh Soekarno dalam RIS. Melainkan itu Teungku Muhammad Daud Beureueh memaklumatkan Acheh sebagai NII di Acheh yang bebas dari pengaruh kekuasaan Pancasila. Artinya bebas dari NKRI, pada tanggal 20 September 1953. Dimana pada waktu itu Negara Sumatera Timur memang sudah meleleh masuk kedalam rongga tubuh negara RI yang menjelma menjadi NKRI pada tanggal 15 Agustus 1950.

Nah disinilah, Ahmad Sudirman meminta kepada Teungku Maat untuk menyodorkan konsepsi mengenai pembentukan Negara Melayu Sumatera ini. Agar supaya Ahmad Sudirman bisa mempelajarinya, bagaimana caranya untuk menembus itu perjanjian yang telah dibuat antara Negara Sumatera Timur dengan pihak negara RI-Jawa-Yogya.

Kemudian kalau melihat kepada Kesultanan Deli, dimana Sultan Deli ini sudah sedemikian diatur baik politik ataupun ekonomi oleh Belanda. Belanda memberikan gelar kepada Sultan Deli dengan berbagai macam gelar, seperti pemberian gelar Sultan Agung Johan Perkasa Alam. Yang celakanya lagi Belanda bisa mengatur Sultan Deli ini agar bisa memutuskan hubungan poltik dan ekonomi dengan Sultan Acheh.

Seterusnya, ketika Belanda disapu Jepang pada tahun 1942, dan Jepang menyerah kepada pihak Amerika dan Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Kemudian dimana itu para penerus dari Kesultanan Melayu Deli ini ? Mengapa justru yang muncul Teungku Mansyur dengan Negara Sumatera Timur-nya ?

Ataukah itu Negara Sumatera Timur merupakan jelmaan dari Kesultanan Melayu Deli ? Atau itu Negara Sumatera Timur merupakan pelanjut dari Kesultanan Melayu Deli ?.

Jadi, Teungku Maat, kalau Teungku mau membicarakan perjuangan bangsa Melayu Deli ini. Coba tampilkan siapa yang berhak untuk meneruskan Kesultanan Melayu Deli ini. Bagaimana konsepsi dasarnya, lalu bagaimana status legalnya itu Kesultanan Melayu Deli, kalau mau diproklamasikan ulang kembali.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
---------

Fran: Tgk di tiro tgk_maat@yahoo.co.uk
Date: 5 mars 2005 19:24:56
To: PPDI@yahoogroups.com, lantak@yahoogroups.com, acsa@yahoogroups.com
Subject: [Lantak] Re: ®PPDi¯ TAKTIK & STRATEGI TEUNGKU MAAT DI ARVIKA DISENANGI YUDHOYONO & LETJEN DJOKO.....

Waaaaaaaaah bung Ahmad hebat juga argument kamu ya, kalau tungku hendak menjelaskan dan menerangkan apa yang berlaku selama GAM megetuai perjuangan bangsa Atjeh bung bukan kepalang buat komentar tentang taktik tgk sangat di senangi musuh bangsa Atjeh.

Bung Ahmad bagai mana pendapat bung Ahmad tentang taktika GAM-M-Z yang telah dilakukan selama ini. Bung Ahmad sudah tau bagai mana taktik kotor malek mengambil kesempatan atas darah bangsa Acheh atau Bung Ahmad ni sudah kenak penyakit SUMMUM BUQMUM UMYUM FAHUM LA YARJIUNN. Atau memang setakat itu yang ada kepandayan.

Bung Ahmad untuk pengetahuan bung Ahamad nama ini sangat tidak disenangi bangsa Acheh Self Government. Tapi sebaliknya buat SUSILO BAMBANG YUDHOYONO dan BUNG AHMAD apalagi juru bicara GAM sendiri telah mengatakan GAM harus menepikan kemerdekaan. Bung jangan lah buta politik, buka mata dan hati apa yang telah di lakukan oleh malek di Helsinki adalah satu cara untuk menjuala maruah bangsa Acheh.

Sungguh aneh Bung ini, bung berasal dari Sumatra tapi kenapa perjuangan bangsa bung sendiri tidak di kemuka dalam melisling ini apakah bangsabung tidak tau apa arti merdeka, dan belum sedar dari tidur dan mimpi. Kalau bung sudah sedar dari mimpi yang begitu lama bangun kan bangsa sendiri dulu. Saya rasa bangsa Acheh boleh sedar tampa bung Ahmad membebel di melinglis ini.

Bung juga boleh menyeru bangsa melayu deli melalui kepada bangsa melayu melalui melisling ini. Itu juaga satu perjuangan. Bung jangan lah jadi seperti orang FAKIR MENOLONG ORANG MISKIN.

Selamat berjuang bung Ahmad.
Salam dari

tgk Maat.

tgk_maat@yahoo.co.uk
Arvika, Swedia
----------