Stockholm, 12 Maret 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

TEJOKUSUMO HARUS MEMPERBANYAK BELAJAR PERSAMAAN KATA, JANGAN HANYA MENGERTI BAHASA JAWA SAJA
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

BIMO TEJOKUSUMO HARUS MEMPERBANYAK BELAJAR PERSAMAAN KATA, JANGAN HANYA MENGERTI BAHASA JAWA SAJA

"Yth. Sdr. Ahmad Sudirman: Situs Anda tidak mencerminkan daulah Islam, karena hanya berjuang untuk pemisahan Aceh dari Indonesia, dan menganggap Indonesia sbg negeri asing. juga banyak ungkapan yg tdk mencerminkan Islam, umpatan dan kata-kata kasar sering keluar dari email anda. benarkah perjuangan anda sesuai dg Rasulullah? Demikiankah yg diajarkan oleh Rasulullah? Memaki, kata-kata kasar, dansikap permusuhan kepada sesama muslim?" (Bimo Tejokusumo , bimo_tejokusumo@yahoo.co.uk ,Sat, 12 Mar 2005 06:55:38 +0000 (GMT))

Baiklah saudara Bimo Tejokusumo di Malmo, Swedia.

Sebenarnya, kalau saudara Bimo Tejokusumo yang sekarang sedang belajar di Universitas Malmo, Swedia, banyak belajar mengenai persamaan kata dalam bahasa Melayu dan Indonesia, jangan hanya mengerti dan paham bahasa Jawa saja, maka ketika membaca di mimbar bebas ada kata-kata yang asing didengar yang ditulis dalam bahasa Melayu dan Indonesia, tidak menjadi asing.

Ahmad Sudirman telah beberapa kali menjelaskan di mimbar bebas ini mengenai persamaan arti kata dan istilah dalam bahasa Melayu dan Indonesia. Terutama dari orang Jawa dan Sunda. Misalnya pernah Ahmad Sudirman dapat tanggapan yang isinya sama seperti isi surat saudara Bimo ini, yaitu dari saudara Joko Riyanto orang Jawa Solo, dari Yayasan Pesantren Al Bukhori, Solo, Jawa Tengah, Indonesia. Dan dari mang Kabayan orang Sunda dari Bandung.

Dimana disebutkan banyak kata-kata kasar dan umpatan di mimbar bebas ini.

Sebenarnya bukan kata-kata kasar yang ada dalam mimbar bebas ini, melainkan kata-kata yang mempunyai arti yang sama.

Misalnya itu yang sering muncul kata budek, gombal, picik. Itu kata kata biasa saja. Kalau orang mengerti dan paham arti dalam bahasa Melayu dan Indonesia. Itu kan budek artinya sama dengan tuli atau tidak mendengar. Coba, terangkan dimana letak kasarnya kalau, dikatakan hey Bimo, kenapa telingamu tuli ? Apakah itu kasar ? Kan tidak. Lalu, Ahmad Sudirman tukar itu kalimatnya menjadi, hey Bimo, kenapa telingamu budek ? Apakah itu kasar ? Kan tidak. Kemudian, Ahmad Sudirman tukar lagi kalimatnya menjadi, hey Bimo, kenapa telingamu tidak mendengar ? Apakah itu kasar ? Kan tidak.

Juga dengan kata gombal. Itu gombal sama artinya dengan kosong, keropos, tidak ada isinya. Misalnya, kalau Ahmad Sudirman menulis, hey Bimo, kenapa otakmu kosong ? Apakah itu kasar ? Kan tidak. Lalu ditukar kalimatnya menjadi, hey Bimo kenapa otakmu keropos ? Apakah itu kasar ? Kan tidak. Kemudian, ditukar lagi kalimatnya menjadi, hey Bimo, kenapa otakmu gombal ? Apakah kasar itu ? Kan tidak.

Begitu juga dengan kata picik. Itu picik artinya sempit, kurang wawasan. Misalnya kalau dalam kalimat Ahmad Sudirman menulis, hey Bimo, kenapa pandanganmu sempit begitu ? Apakah itu kasar ? Kan tidak. Kalau ditukar kalimatnya menjadi, hey Bimo, kenapa pandanganmu itu picik sekali ? Apakah itu kasar ? Kan tidak. Begitu juga kalau ditukar kalimat menjadi, hey Bimo, kenapa kamu itu kurang wawasan ? Apakah itu kasar ? Kan tidak.

Jadi, saudara Bimo Tejokusumo, kalau saudara tidak tahu bahwa banyak kata yang memiliki arti sama atau hampir sama. Jadi, kalau saudara Bimo, membaca ada kata asing, yang jarang dibaca atau didengar janganlah langsung mengatakan itu kata-kata kasar dan ungkapan kasar. Lalu celakanya dibawa-bawa pula kedalam Daulah Islamiyah. Kan ngaco itu namanya.

Kemudian, kalau pernah membaca kata keledai, celeng, babi seperti yang sering dilontarkan oleh Ardiasnyah dari Jakarta. Memang perlu dimaklumi saja, itu Ardiansyah memang otaknya picik, sudah sedemikian diracuni oleh racun pancasila hasil perasan ramuan isme-isme mbah Soekarno. Jadi, memang wajar saja kalau itu Ardiansyah sedikit-sedikit kalau mendengar pasukan muslim Acheh TNA, maka disebut lah dengan nama celeng liar lah, babi hutan lah, keledai lah. Karena itu Ardiansyah menganggap musuh bebuyutan kepada pihak pasukan muslim Acheh TNA.

Seterusnya, jelas, Ahmad Sudirman, tidak akan membiarkan itu Ardiansyah seenak sendiri mengumpat dan mengeluarkan kata-kata itu. Ahmad Sudirman melihat itu Ardiansyah tidak bisa diberi nasehat, maka yang dilakukan Ahmad Sudirman menerapkan hukum qishah. Dimana kata dibalas dengan kata, nyawa dibalas dengan nyawa, telinga dibalas dengan telinga. Jadi ketika itu Ardiansyah yang picik ini melambungkan kata keledai lah, celenglah, babi lah, maka Ahmad Sudirman katakan kunyuk rawunlah. Sampai dia berhenti. Akhirnya, sekarang sudah berkurang, dan sudah kembali kepada normal lagi. Tetapi, kalau itu Ardiansyah kembali kumat lagi, maka dihantam lagi oleh Ahmad Sudirman. Nah, itu pelajar yang dibuat Ahmad Sudirman, bagi para pengikut penjajah RI.

Jadi saudara Bimo Tejokusumo, memang sepintas, tidak ada memberikan hikmah dan manfaat, dengan memakai kata-kata yang jarang dipergunakan itu, tetapi, tentu saja, lama kelamaan, itu kata menjadi biasa. Jadi tidak ada lagi yang menganggap itu kata budek, gombal, picik merupakan kata kasar.

Selanjutnya, itu saudara Bimo menyatakan: "Bandingkan dg apa yg dilakukan HTI di bawah ini: Surat Terbuka Dari Hizbut Tahrir IndonesiaKepada Presiden Baru Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono."

Ahmad Sudirman, mengerti mengapa itu Hizbut Tahrir menulis begitu kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Karena itu mana ada para pengikut Hizbut Tahrir yang merasa dan berjuang bersama rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan negara pancasila. Itu kan orang HT di Indonesia adalah orang yang warganegara Indonesia hanya memiliki partai politik HT dan tidak terlibat dalam Pemilu. Banyak orang-orang Jawa yang menjadi anggota HT.

Nah, kalau Ahmad Sudirman mendukung dan menyokong perjuangan rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara pancasila. Itu bukan berarti untuk pemisahan Acheh dari Indonesia, melainkan itu usaha untuk kemerdekaan Acheh yang ditelan, diduduki dan dijajah RI. Yang namanya memisahkan diri, kalau itu Acheh adalah milik sah RI. Itu kan Acheh ditelan secara ilegal oleh Soekarno dengan RIS-nya. Mana itu dengan cara legal memasukkan Acheh kedalam RI. Bukan seperti Canada ketika memasukkan Quebeq melalui referendum di Quebeq tahun 1976. Juga Amerika ketika memasukkan Hawai melalui referendum pada tanggal 7 November 1950.

Sedangkan Acheh ketika dimasukkan kedalam RIS dan RI, tidak melalui referendum. Melainkan hanya ditelan dan dicaplok saja oleh Soekarno Dengan RIS-nya memakai secarik kertas yang berisikan PP No.21/1950 dan Perppu No.5/1950. Kan itu ngaco namanya. Atau sama juga itu aneksasi dan penjajahan yang dilakukan RI terhadap Acheh.

Jadi itulah saudara Bimo, coba pelajari lebih banyak kata-kata dan artinya dalam bahasa Melayu dan Indonesia. Dan juga perlu mendalami mengenai akar utama penyebab konflik di Acheh.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
---------

Date: Sat, 12 Mar 2005 06:55:38 +0000 (GMT)
From: bimo tejokusumo bimo_tejokusumo@yahoo.co.uk
Subject: Daulah Rasulullah
To: ahmad@dataphone.se

Yth. Sdr. Ahmad Sudirman: Situs Anda tidak mencerminkan daulah Islam, karena hanya berjuang untuk pemisahan aceh dari indonesia, dan menganggap indonesia sbg negeri asing. juga banyak ungkapan yg tdk mencerminkan Islam, umpatan dan kata-kata kasar sering keluar dari email anda. benarkah perjuangan anda sesuai dg Rasulullah? Demikiankah yg diajarkan oleh Rasulullah? Memaki, kata-kata kasar, dansikap permusuhan kepada sesama muslim?

Bandingkan dg apa yg dilakukan HTI di bawah ini:
Surat Terbuka Dari Hizbut Tahrir Indonesia
Kepada Presiden Baru Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

Salam

Bimo Tejokusumo

bimo_tejokusumo@yahoo.co.uk
Malmo, Swedia
----------