Stockholm, 28 Maret 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

MUBA TERNYATA TAMPILKAN REFERENSI GOOGLE DICAMPUR DENGAN TUMPUKAN SAMPAH BIN-NYA SYAMSIR SIREGAR
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

MAKIN KELIHATAN DENGAN JELAS AKHIRNYA ITU MUBA HANYA MENAMPILKAN REFERENSI GOOGLE YANG DICAMPUR DENGAN HASIL KOREKAN DARI TEMPAT SAMPAH BIN-NYA SYAMSIR SIREGAR

"Trus tentang bukti pemurtadan itu, kamu buka aja Google, trus tuliskan keywords "pemurtadan" dan "tsunami", maka kamu akan dapatkan banyak fakta-fakta pemurtadan itu. Atau kamu cari sendiri dengan cara lain. Ini bukan masalah "Muba tidak mensuplai berarti Muba kedodoran", toh fakta-fakta itu sangat terhampar. In this case, we are looking for the truth, not the winner. Kecuali kamu berdiri di belakang para para agen pemurtadan ini. (Akupun curiga kamu itu memang begitu ketika betapa gigihnya kamu menyerang faham wahabiah dan salafiah serta berbagai haraqah Islam seperti HT dan lain-lain, belum lagi ketika kamu menyerang habis faksi-faksi pepesan kosong lainnya. Who are you, Mad?)" (Muba Zir , mbzr00@yahoo.com , Sun, 27 Mar 2005 13:30:25 -0800 (PST))

Baiklah Muba di Paris, Perancis.

Nah terbukti sudah, dan kelihatan dengan jelas, rupanya itu yang menamakan dirinya Muba dari Paris, Perancis ketika berdebat menghadapi Ahmad Sudirman tentang masalah legalisasi Acheh masuk RI, pendudukan dan penjajahan RI terhadap Negeri Acheh dan masalah dasar dan sumber hukum negara pancasila RI, serta masalah dasar dan sumber hukum negara sekuler Pancasila yang mengacu kepada pancasila, diambil referensinya dari Google.

Pantes saja, itu Muba memang tidak mampu ketika melambungkan pemikiran untuk dijadikan bahan dasar argumentasinya. Apalagi kalau sudah dicampur dengan ampas sampah BIN-nya Syamsir Siregar.

Coba perhatikan, kemaren, Ahmad Sudirman melambungkan: "sekarang Ahmad Sudirman sudah menyodorkan referensi yang dipakai untuk memberikan pengertian atas kata sinkretisme. Tinggal, Ahmad Sudirman balik bertanya kepada Muba, apa arti sinkretisme menurut referensi yang dipakai Muba ?. Silahkan jawab di mimbar bebas ini. Ahmad Sudirman dan seluruh peserta diskusi menunggu jawaban Muba. Dan jangan lupa jawab juga pertanyaan Ahmad Sudirman sebelumnya yang menyangkut masalah pemurtadan di Acheh pasca tsunami." (Ahmad Sudirman, 27 Maret 2005).

Lalu pagi ini Ahmad Sudirman membaca jawaban Muba yang berbunyi: "Sinkretisme hampir selalu berkonotasi negatif (dari sisi fiqih), terutama jika unsur-unsurnya adalah agama dan budaya, karena akan menimbulkan bid'ah. Aku menggunakan istilah ini ketika membaca tanggapan kamu atas tulisan Bimo tentang fakta-fakta pemurtadan pasca tsunami. Kamu menanggapainya dengan men-sinkretisme-kan fakta-fakta pemurtadan ini dengan penerapan UU No.18/2001. Ini jelas membuat masalah jadi kabur, karena konstelasi dan medan permasalahannya jelas tidak sama, termasuk dan terutama dari sisi yuridis. Tapi pengkaburan seperti ini memang keahlian kamu, persis seperti ketika kamu mempopulerkan frase "Aceh bebas dari Pancasila" untuk menggantikan frase "Pancasila sudah tidak berlaku lagi di tanah Aceh", atau mempopulerkan frase "pencaplokan negara-negara bagian" untuk menggantikan frase "RI dan RIS bergabung menjadi NKRI". Itu hanya 2 contoh saja yang aku paparkan. Jelas?"

Nah, kelihatan dengan jelas, tidak ada itu referensi yang dijadikan sandaran oleh Muba untuk dijadikan dasar argumentasinya tentang masalah sinkretisme dan pemurtadan pasca tsunami di Acheh oleh kelompok asing.

Karena setelah dibolak-balik membacanya terbukti bahwa itu Muba tidak menampilkan bahan referensinya. Sedangkan ketika Ahmad Sudirman menerangkan arti sinkretisme, langsung Muba menuduh pengertian sinkretisme itu diambil Ahmad Sudirman dari Wikipedia, padahal Ahmad Sudirman mereferensikan pengertian sikretisme pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang diterbitkan oleh DP&K, Jakarta, 1988, halaman 845.

Lain dengan Muba, ternyata yang ditampilkan Muba untuk dijadikan bahan referensi dalam perdebatan dan diskusi di mimbar bebas ini adalah seperti yang ditulisnya yang berbunyi: "kamu buka aja Google, trus tuliskan keywords "pemurtadan" dan "tsunami", maka kamu akan dapatkan banyak fakta-fakta pemurtadan itu. Atau kamu cari sendiri dengan cara lain."

Rupanya, itu referensi yang dipakai oleh Muba adalah Google. Ahmad Sudirman ingat itu Google adalah "search web" buatan orang Yahoo. Baru tahu Ahmad Sudirman, rupanya Muba budek ini tidak jauh bedanya dengan sarjana gadungan Ardiansyah dari perguruan tinggi pinggir kali Ciliwung. Dan pantas saja itu Muba tidak mau menyatakan diri yang sebenarnya di Paris ini. Rupanya memang sarjana gadungan, entah dari mana itu gelar yang dipakainya sekarang di Paris ini. Muba ini malu memakai gelarnya yang didapatnya dari perguruan tinggi di negara sekuler RI, karena memang hasil korekan dari perguruan tinggi yang ada di pinggir kali Ciliwung, sama seperti perguruan tinggi Ardiansyah yang budek itu, dan sekarang sudah terjungkir dari mimbar bebas ini.

Muba, bagaimana bisa kalian menerangkan arti sinkretisme, kalau referensi yang kalian pake tidak ditampilkan. Kalau hanya memakai otak kalian yang lembek dan otak udang itu, mana bisa dipakai sebagai bahan referensi guna dipakai untuk dijadikan dasar dan argumentasi dalam diskusi dan perdebatan di mimbar bebas ini.

Nah, karena memang Muba hanya memakai dasar pemikiran hasil perasan ampas otaknya yang otak udang itu, maka wajar saja ketika Muba memberikan jawaban atas sinkretisme dengan: "Sinkretisme hampir selalu berkonotasi negatif (dari sisi fiqih), terutama jika unsur-unsurnya adalah agama dan budaya, karena akan menimbulkan bid'ah. Aku menggunakan istilah ini ketika membaca tanggapan kamu atas tulisan Bimo tentang fakta-fakta pemurtadan pasca tsunami."

Nah, siapa itu yang menyatakan bahwa "Sinkretisme hampir selalu berkonotasi negatif (dari sisi fiqih), terutama jika unsur-unsurnya adalah agama dan budaya, karena akan menimbulkan bid'ah"

Jelas, Muba tidak memakai referensi, kecuali hanya hasil membaca dari Google saja. Jadi, memang wajar, itu jawaban Muba adalah ngaco dan keropos alias gombal selalu. Karena memang Google yang dijadikan sandarannya. Dan memang itulah Google yang dipakai oleh orang-orang yang mengaku sarjana gadungan made in perguruan tinggi pinggir kali Ciliwung ini, seperti Ardiansyah dan Muba ini.

Muba budek, kalau Ahmad Sudirman mengupas isi UU No.18/2001 dari sudut Islam. Itu karena didalam UU No.18/2001 telah mencampuradukkan penerapan dan pelaksanaan syariat Islam dan peradilan Islam dengan dasar dan sumber hukum RI yang mengacu kepada pancasila yang dijabarkan kedalam UUD 1945, Tap MPR, UU, PP, Keppres, Inspres, Perppu, KUHPidana, KUHPerdata, dan aturan lainnya.

Jadi, itu ketika Ahmad Sudirman mengupas habis isi UU No.18/2001 adalah berusaha untuk meluruskan isi dari apa yang telah dibuat oleh para anggota DPR dan Pemerintah RI dibawah Abdurrahman Wahid, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono.

Nah, kalau kalian Muba menafsirkan apa yang dijelaskan Ahmad Sudirman tentang UU No.18/2001 dengan istilah gombal kalian sikretisme, maka itu adalah penafsiran yang salah kaprah dan keropos.

Seharusnya kalian Muba siap dengan argumentasi kalian bagaimana untuk menumbangkan dasar pemikiran Ahmad Sudirman tentang isi UU No.18/2001. Bukan hanya menulis dan menyatakan itu hanya sinkretisme yang ditulis Ahmad Sudirman. Kan ngaco hasilnya.

Begitu juga kalian Muba, ketika Ahmad Sudirman membongkar isi Maklumat NII di Acheh yang dimaklumatkan oleh Teungku Muhammad Daud Beureueh, kalian tidak mampu memberikan tanggapan dan serangan yang bisa menjatuhkan isi Maklumat NII Teungku Muhammad Daud Beureueh, berdasarkan fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum.

Kemudian, ketika Ahmad Sudirman menampilkan kelicikan Soekarno dari RIS dan RI-nya yang memakai secuil kertas yang berisikan PP RIS No.21/1950 dan Perppu No.5/1950 untuk dipakai sebagai alat penelanan dan pencaplokan Acheh. Ternyata kalian Muba tidka sanggup untuk membantahnya, dan kalian Muba tidak sanggup untuk membuktikan legalitas Acheh masuk kedalam RI.

Kecuali kalian Muba hanya mampu memberikan tangapan: "Tapi pengkaburan seperti ini memang keahlian kamu, persis seperti ketika kamu mempopulerkan frase "Aceh bebas dari Pancasila" untuk menggantikan frase "Pancasila sudah tidak berlaku lagi di tanah Aceh", atau mempopulerkan frase "pencaplokan negara-negara bagian" untuk menggantikan frase "RI dan RIS bergabung menjadi NKRI"."

Jelas, itu fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum yang dilambungkan Ahmad Sudirman di mimbar bebas ini bukan pengkaburan, melainkan sebagai penjelasan dan pelurusan jalur proses pertumbuhan dan perkembangan RI dihubungkan dengan Negeri Acheh.

Dan ternyata buktinya, kalian Muba tidak sanggup untuk merobohkan fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum tentang sejarah jalur proses pertumbuhan dan perkembangan RI dihubungkan dengan negeri Acheh yang dilambungkan Ahmad Sudirman di mimbar bebas ini.

Dan sampai detik ini saja, kalian tidak mampu untuk menuliskan fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum yang jelas, benar dan terang tentang legalisasi Acheh masuk ke RI. Sebagaimana yang terjadi di Hawai, Quebeq, dan Timor Timur.

Seterusnya, kalau Ahmad Sudirman menyinggung Undang Undang Madinah atau Piagam Madinah. Itu adalah supaya diketahui oleh seluruh umat Islam bahwa Rasulullah saw ketika membangun dan menegakkan Daulah Islamiyah pertama di Yatsrib pada tahun 1 H / 622 M memakai dasar atau fondasi konstitusi yang dinamakan Undang Undang Madinah. Dan Konstitusi atau UU Madinah inilah yang merupakan dasar atau fondasi berdirinya Daulah Islamiyah pertama di Yatsrib yang dibangun dan didirikan oleh Rasulullah saw bersama kaum Anshar, Muhajirin dan kaum Yahudi yang ada di Yatsrib (Madinah sekarang).

Jadi, kalian Muba memang tidak mampu untuk membantah tentang adanya UU Madinah atau Piagam Madinah yang dibuat Rasulullah saw, karena memang kalian adalah hanya mengembek kepada orang-orang yang pobia kepada Daulah Islamiyah yang dibangun Rasulullah saw dan yang dikembangkan oleh Khulafaur Rasyidin saja.

Selanjutnya, kalian Muba, sarjana gadungan dari pinggir kali Ciliwung sama seperti Ardiansyah. Kalian memang tidak mampu memberikan penjelasan yang singkat, padat dan terperinci tentang pemurtadan pasca tsunami di Acheh yang dilakukan oleh kelompok asing.

Buktinya, kalian Muba, hanya bisa menjawab dengan menuliskan: "Trus tentang bukti pemurtadan itu, kamu buka aja Google, trus tuliskan keywords "pemurtadan" dan "tsunami", maka kamu akan dapatkan banyak fakta-fakta pemurtadan itu. Atau kamu cari sendiri dengan cara lain."

Nah, itu Ahmad Sudirman bukan meminta keywords "pemurtadan" dan "tsunami" untuk dituliskan dalam "search web Google", melainkan fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum tentang terjadinya pemurtadan di Acheh pasca tsunami yang dilakukan oleh kelompok asing.

Apakah kalian Muba tidak paham dan tidak mengerti apa yang ditanyakan oleh Ahmad Sudirman ?

Kalau kalian tidak paham dan tidak mengerti apa yang ditanyakan oleh Ahmad Sudirman tentang permurtadan pasca tsunami di Acheh, itu tandanya kalian Muba memang budek dan buta. Karena itu wajar saja kalian Muba tidak sanggup memberikan dasar argumentasi yang jelas dan benar. Dasar sarjana gombal gadungan dari perguruan tinggi pinggir kali Ciliwung. Membuat malu saja korp kalian di KBRI Paris ini. Belajar yang benar dan betul Muba budek. Jangan hanya mencari lewat Google saja untuk dijadikan referensi.

Terakhir, kalau Ahmad menuliskan tentang gerakan wahhabi atau salafi Saudi, Hizbut Tahrir dan lainnya, itu adalah dalam rangka pelurusan dari apa yang telah dijadikan paham oleh mereka itu. Kalau dari pihak kaum wahhabi atau salafi Saudi dan Hizbut Tahrir mampu memberikan argumentasinya, dipersilahkan untuk ditampilkan di mimbar bebas ini. Dan memang telah banyak itu yang menampilkan argumentasi tentang paham wahhabi atau salafi Saudi di mimbar bebas ini, seperti Rokhmawan, Sumitro, (alm) Mazda, Hadi dari Betawi, dan sekarang Johan Pahlawan yang mengaku dari Acheh sama seperti (alm) Mazda yang meninggal karena tsunami di Meulaboh. Begitu juga dengan pihak Hizbut Tahrir, Ahmad Sudirman telah berdiskusi dengan mereka yang dari HT, seperti saudara Syabab atau Abdullah Alpadangi (ia mungkin asal dari Padang, Sumatera Barat) yang sekarang tinggal di Jeddah, Saudi, Mekkah, Arabia.

Jadi Muba, kalau Ahmad Sudirman menjelaskan dan berdiskusi tentang wahhabi atau salafi Saudi, HT, Jamaah Tabligh dan lainnya, itu adalah dalam rangka saling mengingatkan dan saling meluruskan. Bukan seperti yang kalian Muba katakan: "Kecuali kamu berdiri di belakang para para agen pemurtadan ini. (Akupun curiga kamu itu memang begitu ketika betapa gigihnya kamu menyerang faham wahabiah dan salafiah serta berbagai haraqah Islam seperti HT dan lain-lain, belum lagi ketika kamu menyerang habis faksi-faksi pepesan kosong lainnya. Who are you, Mad?)

Tetapi, karena memang Muba ini hanya memakai referensi Google made in orang Yahoo, maka sudah pasti tidak akan sanggup melakukan debat dan diskusi tentang pancasila, Undang Undang Madinah, wahhabi atau salafi Saudi, HT, penjajah RI, Acheh, dan lainnya, menghadapi Ahmad Sudirman. Disamping itu memang Muba ini tidak lebih dan tidak kurang hanyalah seorang sarjana gadungan dari perguruan tinggi pinggir kali Ciliwung seperti Ardiansyah budek yang telah tenggelam dan hanyut di kali Ciliwung.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
---------

Date: Sun, 27 Mar 2005 13:30:25 -0800 (PST)
From: muba zir mbzr00@yahoo.com
Subject: Re: MUBA MAKIN KEDODORAN KARENA ARGUMENTASI BIN-NYA SYAMSIR SIREGAR TELAH LUMPUH
To: Ahmad Sudirman ahmad_sudirman@hotmail.com
Cc: AcehA_yoosran <a_yoosran@yahoo.com>, Acehabu_dipeureulak <abu_dipeureulak@yahoo.com>, AcehAhmad_mattulesy <ahmad_mattulesy@yahoo.com>, AcehAhmadGPK <ahmad@dataphone.se>, Acehalasytar_acheh <alasytar_acheh@yahoo.com>, acehalchaidar <alchaidar@yahoo.com>,Acehapalambak2000 <apalambak2000@yahoo.ca>,AcehBambang <bambang_hw@rekayasa.co.id>, Acehburamu <buramu@plasa.com>,acehdityaaceh_2003 <dityaaceh_2003@yahoo.com>,AcehEdit <editor@jawapos.co.id>,AcehEmail_ichwan email_ichwan@yahoo.co.uk

Sinkretisme hampir selalu berkonotasi negatif (dari sisi fiqih), terutama jika unsur-unsurnya adalah agama dan budaya, karena akan menimbulkan bid'ah. Aku menggunakan istilah ini ketika membaca tanggapan kamu atas tulisan Bimo tentang fakta-fakta pemurtadan pasca
tsunami. Kamu menanggapainya dengan men-sinkretisme-kan fakta-fakta pemurtadan ini dengan penerapan UU No.18/2001. Ini jelas membuat masalah jadi kabur, karena konstelasi dan medan permasalahannya jelas tidak sama, termasuk dan terutama dari sisi yuridis. Tapi pengkaburan seperti ini memang keahlian kamu, persis seperti ketika kamu mempopulerkan frase "Aceh bebas dari Pancasila" untuk menggantikan frase "Pancasila sudah tidak berlaku lagi di tanah Aceh", atau mempopulerkan frase "pencaplokan negara-negara bagian" untuk menggantikan frase "RI dan RIS bergabung menjadi NKRI". Itu hanya 2 contoh saja yang aku paparkan. Jelas?

Kemudian aku terhenyak dan khawatir dengan sesuatu yang lebih besar: apa yang kamu akan hasilkan dengan men-sinkretisme-kan "Piagam Madinah" dengan "pembelaan kamu atas agen-agen pemurtadan" ini?

Trus tentang bukti pemurtadan itu, kamu buka aja Google, trus tuliskan keywords "pemurtadan" dan "tsunami", maka kamu akan dapatkan banyak fakta-fakta pemurtadan itu. Atau kamu cari sendiri dengan cara lain. Ini bukan masalah "Muba tidak mensuplai berarti Muba kedodoran", toh fakta-fakta itu sangat terhampar. In this case, we are looking for the truth, not the winner. Kecuali kamu berdiri di belakang para para agen pemurtadan ini. (Akupun curiga kamu itu memang begitu ketika betapa gigihnya kamu menyerang faham wahabiah dan salafiah serta berbagai haraqah Islam seperti HT dan lain-lain, belum lagi ketika kamu menyerang habis faksi-faksi pepesan kosong lainnya... WHO ARE YOU, MAD...?)

Muba ZR

mbzr00@yahoo.com
Paris, Perancis
----------