Stockholm, 9 April 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

KABAYAN, ITU TERPECAHNYA UMAT ADALAH UNTUK MENGUJI SIAPA YANG MENDAPAT PETUNJUK DAN SIAPA YANG SESAT
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

YANG PERLU DIKETAHUI KABAYAN, ITU TERPECAHNYA UMAT ADALAH UNTUK MENGUJI SIAPA YANG MENDAPAT PETUNJUK DAN SIAPA YANG SESAT

"Pak Ahmad, terima kasih atas penjelasannya dan penjelasan tersebut masuk pada logika saya, Kabayan. Dari penjelasan tersebut Kabayan menyimpulkan bahwa memang kenyataannya kaum muslim itu terbagi dalam golongan-golongan sesuai Sabda Rasulullah s.a.w., dengan dasar penggolongan tertentu. Jadi, kalau begitu wajar saja dunia ini penuh dengan disputes, karena 1 berbanding 72. Bayangkan! Pak Ahmad, Kabayan melihat ada dua teropong yang dipakai untuk melihat permasalahan ini. Teropong Kabayan dan teropong Ahmad Sudirman. Teropong Kabayan adalah teropong yang bersifat individu. Artinya, Kabayan melongoknya sebagai seorang Kabayan yang penuh dengan tanda tanya mengenai kenyataan hidup ini, terlepas dari muatan politik. Kabayan hanya merasa belum puas atau prihatin dengan kondisi kaum muslim yang tergolong-golong ini. Teropong Ahmad Sudirman bernuansa lain yang mengaitkan agama dengan kegiatan politik. Hal ini nampak lebih komplex. Kabayan menyadari bahwa ukhuwah Islamiyah bisa diterapkan secara total di negara yang berdasarkan pada hukum-hukum Islam murni." (Kabayan , kabayan555@yahoo.com , 9 april 2005 09:49:52)

Baiklah saudara Kabayan di Monterey, California, Amerika.

Kabayan, kalau memang Kabayan ingin menggali lebih dalam, maka tidak perlu Kabayan mengatakan: "Kabayan melongoknya sebagai seorang Kabayan yang penuh dengan tanda tanya mengenai kenyataan hidup ini, terlepas dari muatan politik. Kabayan hanya merasa belum puas atau prihatin dengan kondisi kaum muslim yang tergolong-golong ini"

Mengapa Kabayan tidak perlu pesimis dan mengatakan seperti itu ? Karena Allah SWT telah memberikan keterangan: "Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dan tidak pula seorang penolong." (QS Asy Syura, 42: 8) "Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan." (QS Nahl, 16: 93)

Nah, apa yang di Firmankan Allah SWT ini kalau dihubungkan dengan hadist Nabi tentang terpecahnya umat menjadi 73, dan 72 masuk neraka, maka golongan umat yang masuk kedalam Al Jamaah itu adalah golongan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya dan yang diberi petunjuk. Sedangkan yang 72 golongan adalah mereka orang-orang yang zalim yang disesatkan dan tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dan tidak pula seorang penolong.

Jadi, Kabayan saudara tidak perlu pesimis dengan mengatakan: "Kalau melihat perbandingan tersebut di atas (1:72), secara teori, Kabayan pesimis kalau idea itu bisa terwujud. Namun, bila yang Maha Kuasa berkehendak, apapun bisa terjadi"

Justru, itulah kehendak Allah SWT. Allah SWT akan memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya dan diberi petunjuk. Jadi, tidak semua orang yang mengaku-ngaku menyeru kepada khair dan mencegah dari yang munkar, padahal dalam realitanya ternyata hanyalah melakukan tindakan dan perbuatan yang mengarah kepada tindakan dan perbuatan yang zalim dan sesat.

Nah sekarang, kalau Kabayan masih tetap saja menyatakan: "Kabayan hanya merasa belum puas atau prihatin dengan kondisi kaum muslim yang tergolong-golong ini", maka itu membuktikan bahwa Kabayan tidak menyadari dan tidak memahami bahwa apa yang terjadi dan menimpa umat Islam sehingga menjadi bergolong-golongan ini adalah memang telah digambarkan Rasulullah saw dan telah diterangkan Allah SWT dalam Firman-Nya. Sebagaimana dijelaskan diatas: "Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya" (QS Nahl, 16: 93)

Jadi sekarang yang penting adalah kalau ingin masuk menjadi golongan yang beruntung, coba "yad'uuna ilal khairi wa yamuruuna bil ma'ruuf wa yanhauuna 'anil munkar" (menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar) (QS. Ali Imran, 3: 104) dalam rangka menegakkan agama tauhid dengan mengikuti apa yang diturunkan Allah SWT dan dicontohkan Rasulullah saw.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
---------

From: kabayan kabayan <kabayan555@yahoo.com>
Date: 9 april 2005 09:49:52
To: Ahmad Sudirman <ahmad_sudirman@hotmail.com>
Subject: Re: KABAYAN, ITU MENYODORKAN UU NO.18/2001 PADA RAKYATACHEH BUKAN USAHA KHAIR......

Basmalah 3x, Salam.

Pak Ahmad, terima kasih atas penjelasannya dan penjelasan tersebut masuk pada logika saya, Kabayan. Dari penjelasan tersebut Kabayan menyimpulkan bahwa memang kenyataannya kaum muslim itu terbagi dalam golongan-golongan sesuai Sabda Rasulullah s.a.w., dengan dasar penggolongan tertentu. Jadi, kalau begitu wajar saja dunia ini penuh dengan disputes, karena 1 berbanding 72. Bayangkan!

Pak Ahmad, Kabayan melihat ada dua teropong yang dipakai untuk melihat permasalahan ini: yang satu teropong Kabayan dan yang satu lagi teropong Ahmad Sudirman. Apapun jenisnya teropong itu, intinya digunakan untuk lebih mengerti dan memahami permasalahan tersebut.

Dalam hal ini, teropong yang digunakan Kabayan adalah teropong yang bersifat individu. Artinya, Kabayan melongoknya sebagai seorang Kabayan yang penuh dengan tanda tanya mengenai kenyataan hidup ini, terlepas dari muatan politik. Kabayan hanya merasa belum puas atau prihatin dengan kondisi kaum muslim yang tergolong-golong ini.

Sementara, teropong Ahmad Sudirman bernuansa lain yang mengaitkan agama dengan kegiatan politik. Hal ini nampak lebih komplex. Kabayan menyadari bahwa ukhuwah Islamiyah bisa diterapkan secara total di negara yang berdasarkan pada hukum-hukum Islam murni.

Kalau melihat perbandingan tersebut di atas (1:72), secara teori, Kabayan pesimis kalau idea itu bisa terwujud. Namun, bila yang Maha Kuasa berkehendak, apapun bisa terjadi. Dan akhirnya, apapun yang terjadi nanti sebagai rakhmat dari-Nya, Kabayan tetap berharap pencapaiannya dilakukan dengan penuh kedamaian. Semoga.

Hamdallah, Wassalam

Kabayan

kabayan555@yahoo.com
Monterey, California, US
----------