Stavanger, 30 Mei 2005

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.


PLUS II + MEMBACA ISI RUNDINGAN RONDE KE 3 ACHEH SUMATRA – INDONESIA JAWA DARI LUARAN

Omar Puteh
Stavanger - NORWEGIA.



MASIH MEMBACA ISI RUNDINGAN RONDE KE 3 ACHEH SUMATRA – INDONESIA JAWA DARI LUARAN

 

Motto: Adat Acheh nakeuh Setia! Bangsa Acheh, nakeuh bangsa njang meuadat seutia!

 

Setia kepada bangsa dan setia kepada pemimpin, kesetiaan sebagaimana yang dituntut oleh Islam! Hudeep beusaree, matee sadjan. Sikrak kaphan saboh keureunda. Begitulah adat hidup bangsa Acheh, dan begitulah adat matinya: Hidup merdeka, mati mulia!

 

Maka telah menjadi adat pula bagi pemimpin bangsa Acheh dengan berkesanggupan mengorbankan diri-pribadi demi kelangsungan hidup bangsa dan generasinya!  Seperti adatnya Juragan kapal bersumpah akan tenggelam dengan kapalnya!

 

Mengapakah bangsa Acheh berjuang dan berperang? Karena tuntutan kehendak Reproklamsi 4 Desember, 1976!   Itulah yang telah menghantar kehendak bangsa Acheh kebawah empirisnya bahwa, kebenaran saheh wilayah daulat Negara Acheh, sebagai tanah air bangsanya, yang sedang dijajah oleh Penjajah Indonesia Jawa atau, sebagaimana paparan atas kedudukan autentik sejarah wilayah negara Acheh itu pada: (1) Membaca Isi Rundingan Ronde Ke 3 Acheh Sumatra – Indonesia Jawa Dari Luaran dan (2) Plus I + Membaca Isi Rundingan Ronde ke 3 Acheh Sumatra – Indonesia Jawa Dari Luaran, yang kemudian menjadi kewajiban adat setiap anak bangsa Acheh untuk memerdekakannya.

 

Sebagaimana adatnya Panglima Prang TNA, Tentara Negara Acheh, yang bersumpah akan berjuang dan berperang hingga tercapai kemerdekaan bangsa dan tanah airnya!

 

Tetapi mengapakah Penjajah Indonesia Jawa, si Belanda Hitam masih juga tidak keluar dari wilayah daulat Negara Acheh itu, malahan mereka masih terus membiarkan 50.000 lebih personil ABRI-TNI /POLRI-nya, Tentara Teroris Nasional Penjajah Indonesia Jawa berkeliaran di bumi Acheh, menyembelih rakyat sipil, bangsa Acheh siang dan malam, menyiksa orang-orang tua dan kanak-kanak, memperkosa wanita-wanita yang ditahan dalam penjara-penjara, di pos-pos jaga sampai-sampai ke hari ini, hari ke 3 di rundingan pusingan ke 4, sedang Penjajah Indonesia Jawa itu sendiri, sudah tahu dengan jelas bahwa itu adalah wilayah daulat Negara Acheh ? Alangkah biadab dan tidak berprikemanusiaannya Penjajah Indonesia Jawa, si Belanda Hitam itu!

 

Monkeys see, monkeys do!

 

Sama seperti gambaran yang pernah dilakukan oleh anak-anak Jawa, pembunuh bayaran KNIL Belanda, diantaranya terhadap rakyat sipil di Kuta Reh, Tanah Gayo, yang kesemuanya laki-laki, perempuan, orang tua, kanak-kanak sampai-sampai bayi dalam gendonganpun mereka sembelih, lantas mayat-mayat rakyat sipil bangsa Acheh korban sembelihan itu, mereka injak-injak, sebagai apa yang sedang kita saksikan pada gambar terpapar dibawah ini, yang telah dilakukan oleh si Monyet-Monyet Belanda Hitam!

 

 

tentarajawa.jpg (104511 bytes)

 

 

Monkeys see, monkeys do!

 

Saudaraku Dr Ineke van Kessel dari Afrika-Studie, Belanda, Netherlands inilah gambar-gambar, monyet-monyet si Belanda Hitam itu. Dari gambar itulah terexpose tulisan: The Black Dutchmen!

 

Dr Kessel, this is the ficture av The Black Dutchmen, and concerning the references av the Black Dutchmen as your request, until this moment I still looking for it.

 

Yang perlu anda ketahui, anak-anak cucu si Monyet-Monyet Belanda Hitam itu: ABRI-TNI/POLRI, Tentara Teroris Nasional Penjajah Indonesia Jawa yang terlahirkan dari KNIL Belanda, sekarang sedang melakukan kebiadaban yang sama dan persis seperti yang pernah dilakukan anak-nak Jawa pembunuh bayaran KNIL Belanda dulu, tetapi sekarang ramai mayat-mayat rakyat sipil, bangsa Acheh itu mereka buang kedasar sungai dan laut, kedalam lembah-lembah-cerelung bukit yang dalam, mereka tanam dalam kebun-kebun kelapa karet dan kelapa sawit atau kedalam hutan-hutan, mereka bakar hangus atau mereka campakkan menjadi umpan buaya-buaya peliharan di taman buaya Sunggal Medan, Sumatra Utara! Termasuk yang mereka culik.  Monyet-Monyet Belanda Hitam unit satuan penculik sekarang ini, dinamakan unit satuan SGI yang sebelumnya mereka dikenal sebagai OTK!

 

Gambar-gambar foto kejahatan ABRI-TNI/POLRI, Tentara Teroris Nasional Indonesia Jawa, si Monyet-Monyet Belanda Hitam dalam “secret war-perang rahasia” di Acheh, masa DOM (Daerah Operasi Militer), masa DM (Darurat Militer), masa DS (Darurat Sipil) dan kini masa TS (Tertib Sipil), sebahagian sedang kami edarkan untuk menjadi tatapan masyarakat dunia. Sedang yang lain akan menyusul mengikut keadaan.

 

Dr Kessel, tolong anda beritahukan seluruh bangsa-bangsa dari Pan Afrika, itulah kejahatan yang pernah dilakukan oleh Penjajah Indonesia Jawa hari ini,  yang sama dan tidak berbeda seperti yang pernah dilakukan oleh Soekarno si Penipu licik.

 

Soekarno si Penipu licik itu, sempat memakai forum Asia-Afrika untuk menyembunyikan keseluruhan kejahatannya sebagai seorang kolonialis dan imperialis Jawa Chauvinis tulen, karena kelihaian tehniknya: Meneriaki suara anti kolonialisme dan imperialisme seperti si maling teriaki maling!

 

Demikianlah kalau anda melihat dari luaran lewat jendela 7 Point Press International Crisis Management, mereka coba menyembunyikan kejahatannya:  Monyet-Monyet Belanda Hitam see, Monyet-Monyet Belanda Hitam do, dalam sidang Helsinki, Findlandia, dengan coba menyembunyikannya disebalik 7 point-point:

 

Mendesak kepada waris-waris rakyat, bangsa Acheh supaya kejahatan-kejahatan yang pernah dilakukan oleh Monyet-Monyet Belanda Hitam pada masa Daerah Operasi Militer, Darurat Militer, Daerah Sipil dan Tertib Sipil agar diselesaikan dengan satu solusi tetap dan komperensif dan bermurtabat untuk kepentingannya dan untuk kepentingan rakyat atau bangsa Achèh (Acheh National Intrest):

 

1. Kedua pihak akanmencari satu solusi tetap dan komfrensif yang bermurtabat.

2. Kerangka kerja terhadap struktur politik di Acheh.

3. Penciptaan hak-hak demokrasi untuk tiap-tiap rakyat Acheh yang bergiat dalam politik lokal.

4. Rincian proses amnesty dari presidennya.

5. Transparansi uang keluar-masuk antara Acheh-Indonesia Jawa.

6. Persetujuan menerima penyertaan EU dan ASEAN

7. Penampilan (wajah-wajah dengan tindakan palsu) kesungguhan untuk mengurangi kekerasan di medan perang

 

Dr Kessel, sekarang ini saya paparkan ketujuh point-point itu disini yang sebelumnya ke 7 point-point Penjajah Indonesia Jawa ini telah saya katakan sebagai point-point yang bodoh dan memalukan dan sekarang ini,  saya coba memulakan bertananya dengan:

 

Point 1: Adakah patut Moyet-Monyet Belanda Hitam itu, memintakan kesemua kejahatannya keatas bangsa Acheh di Acheh dan diluar Acheh musti "dibereskan" lewat solusi tetap dan komferensip serta bermurtabat?

 

Kejahatan Monyet-Monyet Belanda Hitam ini, sebagai adat-resam dunia harus diseret ke Mahkamah Keadilan Internasional: International Criminal Court for Justice pada mana-mana Tribunal PBB, yang tak mungkin hanya cukup dengan meminta maaf seperti kejahatan-kejahatan yang pernah dilakukan oleh Monyet-Monyet Belanda Hitam keatas bangsa Timor Leste!

 

Point 2: Masalah bangsa atau masalah struktur politik bangsa Acheh musti dirangka oleh bangsa Acheh mengikut garis adil dan bijaksana. Sememangnya bangsa Acheh mempunyai kemampuan lebih dari Penjajah Indonesia Jawa dalam hal ini.

 

Point 3: Ratusan tahun yang lalu, rakyat atau bangsa Acheh telah hidup dibawah payung demokrasi. Bagaimanakah Penjajah Indonesia Jawa bisa berbicara masalah demokrasi sedang kebanyakan bangsa Jawa chauvinis itu baru saja belajar  apa itu demokrasi.

 

Apaan sebenarnya yang dimaksudkan dengan point ini? Kalau benar demikian mengapakah belum lagi Tertib Sipil dilahirkan tetapi Mayor Jenderal Supiadin AS, pagi-pagi buta lagi telah mengancam akan meng DPO-kan NGO-NGO dalam dan luar negeri atau LSM-LSM dalam dan luar negeri dan tidak memberi sedikitpun kesempatan rakyat sipil bergerak menarik nafas leganya dari apa yang dikatakan dan dilihat dari ruang “demokrasi” Penjajah Indonesia Jawa itu.

 

Bagaimanakah mereka coba menerapkan demokrasi di Acheh sedangkan di Indonesia Jawa sendiri, ABRI-TNI /POLRI, Tentra Teroris Nasional Penjajah Indonesia Jawa, si Monyet-Monyet Belanda Hitam, sendiri paling takut dengan demokrasi?  Semua Jenderal-Jenderal ABRI-TNI/POLRI, Tentara Teroris Nasional Penjajah Indonesia Jawa, si Monyet-Monyet Belanda Hitam sangat takut kepada demokrasi!!!  Lihat contoh, ketika L. B. Murdani disidangkan oleh kehendak demokrasi, lantas dia terus mati dikerosi duduknya sendiri si pengecut itu!

 

Apa itu partai politik lokal?  Atau yang manakah, yang akan dikatakan sebagai partai politik inter-lokal?  Bangsa Acheh, bukan seperti rakyat Scotlandia dengan parlemen lokalnya! Karena bangsa Acheh itu sama setaraf dengan bangsa United Kingdom. Malahan Tengku Hasan di Tiro, telah memaklumkan sebelumnya, sebaik saja Acheh merdeka besok,  Acheh akan terus mengreformkan dan mengrefresing persahabatannya dengan United Kingdom dan akan memohon menjadi anggota Comenwealth Inggeris, sebagai negara yang pernah bersahabat dan bukan sebagai ex-jajahan British. Acheh akan menjadi anggota Commonwealth yang termuda, sebaik besok merdeka!

 

Point 4: Amnesti?  Si Susilo Bambang Yudhoyono, hanya layak memberi amnesti, abolisi atau grasi hanya kepada rakyatnya: Indonesia Jawa!  Dan Tengku Hasan di Tiro akan ditegah untuk memberikan amnesty kepada Susilo Bambang Yudhoyono dan kumpulan Jenderal-Jenderal ABRI-TNI/APOLRI, Tentara Teroris Nasional Indonesia Jawa, si Monyet-Monyet Belanda Hitam, karena kesemua mereka terlibat terhadap kejahatan berat terhadap manusia dan kemanusiaan!

 

Rakyat atau bangsa Acheh yang ditahan dimana-manapun, baik di dalam wilayah daulat Negara Acheh atau diluarnya, harus dibebas-merdekakan tampa syarat!  Karena kesemua mereka yang ditahan oleh si Monyet-Monyet Belanda Hitam itu,  adalah pejuang-pejuang kemerdekaan, pejuang-pejuang yang berjuang untuk menentukan nasib bangsanya sendiri lepas dari Penjajahan Indonesia Jawa!

 

Point 5: Transparansi lewat kaca terang atau lewat kaca gelap?

 

Okay! Sekarang mau dibuatkan laporan audit oleh pemerintah Penjajah Indonesia Jawa yang akan kita tuntut dimulai secara sederhana dulu dari:

 

a. Berapa juta ton metrik kubikpemerintah Penjajah Indonesa telah mencuri kaju balak tropica Achèh, lengkap dengan seluruh perincian dengan tabel-tabel: Wilayah dan areal penebangan, jenis-jenis kayu dan ukuran lingkarannya, nama perusahaan yang mencuri kayu-kayu itu, nama perusahaan-perusahaan penadah: Lokal atau lepas pantai, kapan seluruh transaksi-transaksi dilaksanakan , termasuk transaksi-transaksi bisnis yang dijalankan dengan atau oleh Jenderal-Jenderal ABRI-TNI/POLRI, Tentara Teroris Nasional Penjajah Indonesia Jawa, si Monyet-Monyet Belanda Hitam, Bank-Bank lokal dan luar musti juga disebutkan, berapa besar pajak (pancang alas) yang pernah dikutip yang terbukukan dan yang belum terbukukan, berapa pajak retribusi yang pernah dikumpulkan kembali, berapa luas areal reboisasi telah dijalankan: berapa biayanya, jenis kayunya, wilayah reboisasinya, berapa banyak fauna: Gajah, harimau, rusa dan lain fauna yang dibunuh atau terbunuh, berapa jenis flora yang telah telah terpupus, terutama dengan sebab-sebab pembakaran hutan atau dengan sebab-sebab lain. Ini belum termasuk hutan kayu bakau Acheh yang terluas kedua didunia dan tercantik sekali didunia!

 

b. Begitu juga dengan gas dan minyak, emas, karet, kelapa sawit, cengkeh dan lain hasil bumi dari wilayah daulat Negara Achèh dan seterusnya.

 

Apakah Penjajah Indonesia Jawa itu tidak menyadari atau pura-pura bandel tidak mau menyadari sedang melakukan penjajahan keatas bangsa Acheh dan tanah airnya, seperti Soekarno si Penipu licik disidang Konferensi Asia-Afrika meneriaki kolonialisme dan imperialisme, pura-pura tidak menyadari atau pura-pura bandel tidak mau menyadari bahwa, dia itu seorang kolonialis dan imperialis!

 

Nah, Dr Kessel, setakat ini, cobalah anda, baca apa yang disebabkan para historian menset-up kan mereka sebagai si Belanda Hitam atau sebagai si Monyet-Monyet Belanda Hitam see si Monyet-Monyet Hitam do, selama penjajahannya keatas bangsa Acheh!

 

(bersambung: Plus III + Membaca Isi Rundingan Ke 3 Acheh Sumatra - Indonesia Jawa Dari Luaran)

 

Wassalam

 

Omar Puteh

 

om_puteh@hotmail.com
om_puteh@yahoo.com
Norway
----------