Stavanger, 10 Juni 2005
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
ITU CELENG MEMANG KESUKAAN MUBA ZIR DAN SETIAP MALAM
DIBIARKAN MENEROBOS PAGAR GAM
Omar Puteh
Stavanger - NORWEGIA.
CELENG
PELIHARAAN MUBA ZIR YANG DISEBARKAN MELALUI MIMBAR BEBAS
Ustadz Ahmad Sudirman!
Saya membaca penjelasan ustadz
kepada yang menamakan dirinya Muba Zir dari Perancis itu, tentang mengapa Omar
Puteh memanggil si Sofyan Ali, si ketua militia FPSG penjajah Indonesia Jawa,
sebagai anjing Jawa chauvinis! si
anjing Belanda hitam!, dikarenakan si anak haram itu, dengan tidak sepatutnya,
telah "memanggilkan" kepada pengelola milis mimbar bebas ini, dengan
nama binatang kesayangannya.
Sementara penjelasannya kepada
anak haram seorang ini lagi si Muba Zir dari Perancis, beliau telah
menyempatkan diri, menuding ke celeng atau ke babi hutan peliharaan si Muba
zir, yang setiap hari dan setiap malam menerobos pagar GAM.
Tetapi anehnya, anak haram ini,
meneriaki lain lagi, sama seperti Soekarno si penipu licik, yang teriaki anti
kolonilis dan imperialis, sampai-sampai ke forum Konferensi Asia-Afrika,
teriakannya makin kuat, sementara dia baru saja 5 tahun berselang dia telah memotong-motong negara-negara anggota
federasi NRIS menjadi propinsi-propinsi dan mencincang-cincang bangsa-bangsanya
menjadi suku-suku dan kemudian suku Jawanya Soekarno si penipu licik dinaikkan
tarafnya dengan tukaran nama komersilnya: Indonesia, sebagai si pemegang
hegomony imperial Jawa dan mengkolonikan propinsi-propinsi itu, sebagai
otonominya lantai mengangkangi suku-suku kebiriannya.
Sehingga-hingga ustadz Ahmad
Sudirman sendiri dari Negara Pajajaran atau Negara Pasundan, kadangkala
terseliuh juga mengatakan dirinya sebagai "suku Sunda" karena ulah si
Soekarno sipenipu licik itu, sedangkan beliau sesungguhnya anak bangsa Sunda!
Saya tidak tahu pasti, dari mana
kata-kata yang saya sendiri-pribadi sesungguhnya tidak suka
membaca berita yang sedang
berkeliaran di internet yang mengatakan babi-babi Jawa berkeliaran di Acheh,
kecuali kalau dituliskan babi-babi Jawa chauvinis berkeliaran di Acheh, itu
lain, dan mendingan sedikit.
Inipun saya bisa pastikan, karena
ulah si anak haram Muba Zir dari Perancis itu, mungkin saja barangkali.
Ustadz
Ahmad Sudirman, Muba itu, mengikut tehnik singkatan, yang dipakai dipakai dalam
"buku-buku sastra" Ronggowasito, sebagai "musang berbulu
ayam" atau mu = musang; b= bulu; a= ayam!
Sedangkan
Zir itu, agaknya sebagai singkatan ujung dari kata khinzir? itu sebabnya dipredikatkannya dengan Muba
Zir diletakkan di ujung nama Muba Zir, sebagaimana Zir itu sendiri nama ujung
dari khinzir. Ustadz! setahu saya
khinzir itu nama untuk babi-babi yang dipelihara dalam kandang. Apakah betul itu ustadz? kalaulah betul kenapa juga si Muba Zir juga
suka kepada khinzir, sebagaimana sukanya kepada celeng atau babi hutan?
Wassalam
Omar Puteh
om_puteh@hotmail.com
om_puteh@yahoo.com
Norway
----------
Stockholm,
7 Mei 2005
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
MUBA
DIJON ITU INDONESIA YANG KALIAN NAMAKAN RI BERDIRI DIATAS SAMPAH MITOS
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
MUBA DIJON BUKA MATA LEBAR-LEBAR
DAN LIHAT ITU INDONESIA YANG KALIAN NAMAKAN RI BERDIRI DIATAS SAMPAH MITOS
"Hm, Kasihan sekali om Puteh
ini. Entah dia sedang kerasukan syaithon atau lagi muncak di ujung
masturbasinya. Akibatnya gampang ditebak, tulisannya ngaco sengaco-ngaconya,
bahkan penuh dengan caci maki (maaf) "anjing" dan yang lainnya.
Apakah memang begini ya kalo celeng lagi kerasukan syaithon atau dalam fase
akhir masturbasi? Ha ha. Eh, sejak kapan ada equivalensi antara Trunojoyo
dengan Indonesia? Trunojoyo adalah sejarah, sedangkan Indonesia yang membentang
dari Sabang sampai Merauke adalah kenyataan. ASNLF adalah kenyataan, tetapi
pengakuan sebagai wakil rakyat NAD adalah murni hayalan." (Muba Zir ,
mbzr00@yahoo.com , Fri, 6 May 2005 16:30:55 -0700 (PDT))
Baiklah
Muba di Dijon, Bourgogne, Perancis.
Muba Dijon hidung belang, kalian
memang budek dan gombal. Mengapa ? Karena, kalian tanpa dipikir panjang dengan
seenak udel sendiri melambungkan berpuluh kali di mimbar bebas ini kata celeng
yang dikenakan kepada ASNLF, misalnya seperti yang kalian tulis: "Celeng
organisasi toneel ASNLF yang bernama GPK itu masih tersisa karena memang
kemampuannya hanya maen petak umpet" (Muba Zir , mbzr00@yahoo.com , Thu, 5
May 2005 10:09:08 -0700 (PDT))
Muba Dijon hidung belang, apakah
kalian mengerti dan memahami arti kata celeng itu ? Itu kata yang dikenakan
kepada binatang yang diharamkan untuk dimakan. Mengapa ? Karena itu celeng sama
artinya dengan babi hutan atau babi yang liar.
Kalian Muba Dijon hanya ikutan
ekornya Syamsir Siregar dari sarang labah-labah BIN yang terus-terusan
mempropagandakan rakyat muslim Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib
sendiri dibawah TNA dengan panggilan gombal dan seenak udel sendiri GPK. Apakah
itu Syamsir Siregar dari BIN punya pakta, bukti, sejarah dan dasar hukum yang
membuktikan secara legalitas Acheh masuk sarang labah-labah RI ?. Paling yang
dimiliki faktanya hanya cerita gombal naskah proklamasi hasil corat-coret
tangan dan pembukaan UUD 1945 gombal sekuler saja.
Jadi Muba Dijon hidung belang,
kalau kalian mengatakan kepada saudara Omar Puteh dengan: "Entah dia
sedang kerasukan syaithon atau lagi muncak di ujung masturbasinya. Akibatnya
gampang ditebak, tulisannya ngaco sengaco-ngaconya, bahkan penuh dengan caci
maki (maaf) "anjing" dan yang lainnya. Apakah memang begini ya kalo
celeng lagi kerasukan syaithon atau dalam fase akhir masturbasi? Ha ha"
Yang jelas, yang kerasukan
syaithan adalah kalian Muba Dijon hidung belang dengan para keroco kalian dari
negara sekuler burung garuda pancasila RI yang ngaco dan seenak udel sendiri
mengaku-ngaku itu Negeri Acheh milik kalian dan milik Susilo Bambang Yudhoyono
dengan TNI-nya dengan ditempeli label RI jelmaan RIS gombalnya itu. Dasar
budek.
Dan yang suka masturbasi adalah
kalian Muba Dijon. Mengapa ? Karena setiap menulis selalu saja ditempeli dengan
kata masturbasi. Apakah kalian sudah kawin atau belum Muba Dijon hidung belang
? Apakah kalian Muba Dijon hidung belang ikut-ikutan Ardiansyah sarjana gadungan
dari Ciliwung yang tidak senonoh itu, yang kerjanya hanya pandai menuliskan
kata-kata tidak tidak senonoh masturbasi ? Dasar gombal.
Jadi kalau saudara Omar Puteh
menuliskan kata anjing itu sebagai suatu hukuman kepada kalian Muba Dijon yang
menuliskan celeng atau babi hutan atau babi liar dan kepada Sofyan Ali yang
dengan seenak udelnya sendiri menyebut anjing.
Mana pernah sebelumnya saudara
Omar Puteh mengeluarkan kata anjing kalau tidak diawali oleh Sofyan Ali budek
satu itu dengan ucapan anjingnya itu, dan kalian Muba Dijon hidung belang
dengan kata-kata yang diulang-ulang celeng atau babi hutan kalian itu.
Jadi rasakan sekarang oleh kalian,
Muba Dijon hidung belang. Lain kali jangan seenak udel menyebut-nyebut anjing,
celeng atau babi hutan atau babi liar di mimbar bebas ini, kalau kalian tidak
mau dijatuhi hukuman yang setimpal. Dasar budek.
Kemudian kalau kalian
mempertanyakan: "sejak kapan ada equivalensi antara Trunojoyo dengan
Indonesia? Trunojoyo adalah sejarah, sedangkan Indonesia yang membentang dari
Sabang sampai Merauke adalah kenyataan ASNLF adalah kenyataan, tetapi pengakuan
sebagai wakil rakyat NAD adalah murni hayalan."
Muba Dijon hidung belang, itu yang
kalian namakan Indonesia dengan label RI adalah hanya mitos saja. Mengapa ? Karena
buktinya mana itu Soekarno dan para penerusnya bisa membuktikan berdasarkan
fakta, bukti, sejarah dan hukum bahwa secara legal Acheh masuk dalam sangkar
RI, sebagaimana Quebeq masuk Canada dan Hawai masuk US. Bahkan itu Syamsir
Siregar dari sarang labah-labah BIN saja kedodoran tidak memiliki fakta, bukti,
sejarah dan dasar hukum yang menyatakan Acheh legal masuk kedalam sangkar
burung garuda pancasila sekuler RI. Paling hanya mencomot dari sana-sini cerita
tentang Acheh yang isinya gombal alias kosong tidak menentu.
Muba Dijon hidung belang, itu
Indonesia kalian yang kalian kasih label RI adalah berdiri diatas mitos saja.
Orang budek saja yang mau disuapi cerita mitos Indonesia tentang Acheh ini.
Dasar budek.
Lihat saja itu Sipadan dan Ligitan
suda hilang, sebentar lagi Ambalat akan hilang. Mengapa ? Karena itu nama
Sipadan dan Ligitan hanya ada dalam cerita dongeng negara kepulauan gombal
sekuler burung garuda pancasila RI, sedangkan fakta, bukti, sejarah dan dasar
hukumnya tidak kuat. Kalau itu Megawati waktu itu dengan para kacungnya
memiliki fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum yang kuat, mana itu Sipadan dan
Ligitan bisa jatuh ketangan Dr Mahathir Mohammad. Dasar budek.
Seterusnya, kalau itu saudara Omar
Puteh menyinggung adanya orang-orang Acheh yang menentang ASNLF/GAM dibawah
Teungku Hasan Muhammad di Tiro, ya itu wajar saja. Karena memang dimana-mana
banyak itu kacung-kacung Susilo Bambang Yudhoyono berkeliaran. Contohnya itu
Sofyan Djalil orang Acheh kelahiran Peureulak, tim juru runding RI di
Finlandia. Ia seorang kacungnya Susilo Bambang Yudhoyono. Begitu juga itu
Sofyan Ali, ia adalah benar-benar kacungnya Susilo Bambang Yudhoyono dan
TNI-nya Djoko Santoso dan Supiadin Yusuf Adi Saputra orang Sunda satu itu.
Jadi Muba Dijon, itu Omar Puteh
menuliskan orang-orang tersebut yang menentang ASNLF/GAM dan TNA adalah wajar,
karena dimana-mana dalam gerakan perjuangan pembebasan Acheh ini ada sekelompok
orang-orang Acheh yang jadi kacungnya Susilo Bambang Yudhoyono dan TNI-nya itu.
Kemudian, kalau saudara Omar Puteh
menyinggung Johan Pahlawan gombal satu itu yang ikut-ikutan kaum wahhabi atau
salafi Saudi di Negara sekuler burung garuda pancasila RI memang wajar saja.
Itu Johan Pahlawan hanya mengembek saja ikutan ekornya pimpinan kaum wahhabi atau
salafi Saudi yang ada di negara sekuler RI saja. Johan Pahlawan kerjanya hanya
mengkopi cerita-cerita hasil kupasan orang-orang wahhabi atau salafi Saudi yang
ada di negara burung garuda pancasila RI saja. Ikutan itu saudara alm Mazda
orang Acheh pengikut kaum wahabi atau salafi Saudi.
Seterusnya, kalian Muba Dijon
hidung belang menulis: "Sudah makin berkurang ya yang masih bisa dan mau
ditipu dengan mimpi-mimpi merdeka atau self government kalian?"
Muba Dijon hidung belang, yang
kelabakan adalah mereka dan para kacung-kacungnya Susilo Bambang Yudhoyono,
seperti kalian Muba Dijon, yang mempertahankan negara burung garuda pancasila
RI yang kalangkabut bagaimana untuk memberikan tanggapan dan jawaban atas
konsepsi self-government yang disodorkan pihak ASNLF dalam meja perundingan di
Vataa, Finlandia itu.
Paling yang terus kalian
pertahankan adalah UU No.18/2001 dengan keturunannya yang gombal itu yang
dijadikan dasar pegangan kalian dan Susilo Bambang Yudhoyono. Dasar budek.
Dan yang mimpi adalah itu Susilo
Bambang Yudhoyono dan keroconya yang tidak sanggup memberikan jawaban
berdasarkan fakta, bukti, sejarah dan asar hukum yang menmbuktikan legalitas
Acheh masuk sangkar burung garuda pancasila RI.
Kemudian
kalian Muba Dijon menyatakan: "Padahal kalian nanti akan menjadi Pol Pot
terhadap rakyat Aceh"
Seenak
udel saja, kalian Muba Dijon kalau bercuap di mimbar bebas ini. Apakah itu
Susilo Bambang Yudhoyono dengan keroconya dari TNI tidak meniru Pol Pot dalam
hal membunuh rakyat muslim Acheh yang tela sadar untuk menentukan nasib sendiri
? Kalian Muba Dijon hidung belang memang buta, mana mata kalian bisa melihat
kelakuan TNI-nya Djoko Santoso orang Jawa dan Supiadin orang Sunda itu dengan
TNI-nya melakukan pembunuhan, penganiayaan, perkosaan, penyiksaan, penculikan,
terhadap rakyat muslim dan muslimah Acheh yang telah sadar untuk menentukan
nasib sendiri.
Jadi
Muba Dijon hidung belang, kalau bercuap di mimbar bebas ini harus dipikir
seribu kali, jangan hanya mengembek ikutan Syamsir Siregar dari sarang labah-labah
BIN saja. Dasar budek.
Kalian
itulah Muba Dijon hidung belang yang maling teriak maling, persis seperti itu
Susilo Bambang Yudhoyono dan TNI-nya Djoko Santoso dan Supiadin.
Bagi
yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se
agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca
tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam
dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP
http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya
kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon
petunjuk, amin *.*
Wassalam.
Ahmad
Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
----------
Date: Fri, 6 May 2005 16:30:55 -0700
(PDT)
From: muba zir mbzr00@yahoo.com
Subject: Re: OMAR PUTEH: PLUS II + MALING TERIAK MALING
To: Ahmad Sudirman ahmad@dataphone.se
Cc: AcehA_yoosran <a_yoosran@yahoo.com>, Acehabu_dipeureulak
<abu_dipeureulak@yahoo.com>, AcehAhmad_mattulesy <ahmad_mattulesy@yahoo.com>,
AcehAhmadGPK <ahmad@dataphone.se>, Acehalasytar_acheh
<alasytar_acheh@yahoo.com>, acehalchaidar <alchaidar@yahoo.com>,
Acehapalambak2000 <apalambak2000@yahoo.ca>, AcehBambang
<bambang_hw@rekayasa.co.id>, Acehburamu <buramu@plasa.com>,
acehdityaaceh_2003 dityaaceh_2003@yahoo.com
Hm... Kasihan sekali om puteh
ini... Entah dia sedang kerasukan syaithon atau lagi muncak di ujung
masturbasinya... Akibatnya gampang ditebak, tulisannya ngaco
sengaco-ngaconya... bahkan penuh dengan caci maki (maaf) "anjing" dan
yang lainnya... Apakah memang begini ya kalo celeng lagi kerasukan syaithon
atau dalam fase akhir masturbasi? Ha ha... Eh, sejak kapan ada equivalensi
antara Trunojoyo dengan Indonesia? Trunojoyo adalah sejarah, sedangkan Indonesia
yang membentang dari Sabang sampai Merauke adalah kenyataan... ASNLF adalah
kenyataan, tetapi pengakuan sebagai wakil rakyat NAD adalah murni hayalan...
Lagian, banyaknya faksi ASNLF itu
menunjukkan banyaknya brutus di dalam kelompok toneel itu... Apa sih maksudnya membicarakan
kelemahan ASNLF seperti itu? Mau minta tolong
Bang Syamsir? Entar deh aku sampaikan kepada beliau? Trus apa pula maksudnya
"mengingatkan" Johan Pahlawan sebagai suku bangsa Aceh? Sudah makin
berkurang ya yang masih bisa dan mau ditipu dengan mimpi-mimpi merdeka atau
self government kalian? Padahal kalian nanti akan menjadi Pol Pot terhadap rakyat Aceh... Bung Johan itu tidak perlu
diingatkan... Dia selalu ingat dengan keacehannya sehingga dia tetap berada di
jalan yang benar, menjadi bagian dari Indonesia yang membentang dari Sabang
sampai Merauke...
Jadi, bukan "maling teriak
maling", tapi "ASNLF teriak-teriak" karena kehilangan pegangan
sekaligus kehilangan dukungan... Sayang sekali, amnesti nampaknya sudah ditutup
oleh SBY sang patriot sejati itu... Jadi, pulang aja ke NAD, serahkan sendiri
kepala kalian kepada rakyat Aceh yang gara-gara kalian mereka sudah sekian lama
kehilangan rasa damainya...
Muba
ZR
mbzr00@yahoo.com
Dijon, Bourgogne, Perancis
----------
Stockholm,
27 Mei 2005
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum
wr wbr.
MUBA
DIJON PEGANG EKOR LAKSONO-JAWA YANG COBA BELAH ACHEH UNTUK MEMUDAHKAN CENGKRAM
TANAH ACHEH
Ahmad
Sudirman
Stockholm
- SWEDIA.
MUBA
DIJON PEGANG EKOR AGUNG LAKSONO ORANG JAWA YANG COBA MEMBELAH ACHEH UNTUK
MEMUDAHKAN MENCENGKRAM TANAH ACHEH
"NAD mau dimekarkan? Wah, ini
ide yang baik. Dengan adanya pemekaran menjadi dua, berarti akan ada dua pemda
lengkap dengan aparatnya. Bagus juga kalo kemudian ada dua Kodam, jadi
pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat NAD bisa ditingkatkan. Betapapun,
saudara-saudara saya warga NAD sudah saatnya meraih kembali kehidupan tenang,
bebas dari gangguan celeng GAM yang dipawangi pemain toneel yang menamakan
dirinya ASNLF itu. Semoga rencana brilian Bapak Agung Laksono khususnya dan DPR
umumnya bisa terlaksana. Amin ya Robbal Alamin” (Muba Zir , mbzr00@yahoo.com ,
Fri, 27 May 2005 08:01:13 -0700 (PDT))
Baiklah
Muba di Dijon, Bourgogne, Perancis.
Muba
Dijon otak udang ini langsung berjingkrak-jingkrak, kepala dibawah, kaki diatas
seperti ondel-ondel budek dari Betawi selepas minum tuak begitu mendengar
keroco Jawa Ketua DPR, Agung Laksono dengan para beo-beo Golkar-nya Jusuf Kalla yang berambisi untuk terus membunuh rakyat
muslim Acheh, melalui tangan para algojo budek TNI-Jawa-nya, dan mendukung
orang-orang Jawa pendatang di Acheh Tengah, yang berkolaborasi dengan
orang-orang Gayo untuk bersama-sama berada dibawah lindungan payung bulu burung
garuda, dengan kaki diikat tali buhul bhineka tunggal ika sotasoma-nya mpu
Tantular, sambil dihembusi asap kemenyan hasil bakar ampas perasan campuran
berbagai ideologi yang mengental menjadi marhaenisme dan gumpalan racun
pancasila-nya mbah Soekarno penipu licik.
Muba
Dijon budek, karena memang kalian dan keroco kalian Ketua DPR, Agung Laksono
penerus mbah Soekarno orang Jawa yang pandainya hanya main tipu dan main sulap
dengan jampe-jampe mitos kejawen Jawa-nya, maka sebagai usaha kompensasi dari
kelemahan dan kekeroposan kalian itu, dipakailah taktik dan strategi kocak-kocek
orang-orang yang di Acheh yang bisa dikocak-kocek untuk ikut serta berada
dibawah naungan payung gombal pancasila dan naungan dua sayap burung garuda
yang terbang dari atas pohon beringin-nya daeng Kalla dan menclok diatas kepala
banteng-nya mbak Mega turunan mbah Soekarno penelan dan pencaplok tanah Negeri
Acheh, Papua Barat dan Maluku Selatan.
Muba
Dijon, kalian dan keroco kalian, Agung Laksono menganggap cara taktik pecah
belah Acheh dengan memakai selimut pemekaran Acheh adalah cara brilian. Justru itulah cara yang paling gombal dan budek. Sudahlah
kalian itu hanya membeo dan mengikut apa yang diembekkan oleh mbah Soekarno
tentang Acheh, ditambah pula dengan petentengan untuk terus mendekap tanah
Negeri Acheh, melalui cara terus menerus mendukung dan menyokong pembunuhan di
Acheh melalui tangan dan senjata para algojo budek TNI-Jawa kalian .
Muba Dijon dan Agung Laksono
kelihatan sekali kelemahan kalian dalam hal fakta, bukti, sejarah dan dasar
hukum tentang legalitas tanah Negeri Acheh dimasukan mbah Soekarno kedalam
sangkar burung garuda pancasila RI, yang sekarang dikompensasikan kedalam
bentuk pecah belah tanah Negeri Acheh agar supaya mudah kalian terus duduki dan
keruk kekayaan alamnya.
Muba Dijon dan Agung Laksono
kalian dua orang Jawa, apakah kalian tidak menyadari bahwa yang kalian lakukan
terhadap rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri adalah
suatu usaha yang benar-benar harus dikutuk.
Kalian pikir dengan menyokong sebagian rakyat di Acheh dan menyerang
sebagian lainnya adalah suatu usaha dan tindakan yang bijaksana dan terpuji ?.
Kalian memang budek, hanya sekedar untuk mempertahankan tanah Negeri Acheh,
kalian korbankan dan bunuh rakyat muslim Acheh yang telah sadar untuk
menentukan nasib sendiri diatas tanah negeri Acheh warisan endatu mereka.
Bagaimana Allah SWT akan meridhai
usaha biadab kalian, Muba Dijon dan Agung Laksono. Kalian rampas tanah Negeri
Acheh dan kalian bunuh rakyat muslim Acheh. Apakah itu perbuatan manusia yang
beradab yang mengaku beragama ?
Kalian Muba Dijon dan Agung
Laksono menganggap dan menuduh rakyat muslim Acheh yang telah sadar untuk
menentukan nasib sendiri diatas tanah Negeri Acheh yang dirampas Soekarno
penipu licik sebagai celeng atau babi hutan ?.
Betapa budek dan gombalnya kalian
Muba Dijon dan Agung Laksono dengan menyebut celeng atau babi hutan kepada
rakyat muslim Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri.
Kalian Muba Dijon dan Agung
Laksono, tidak pantas kalian mengaku sebagai manusia beradab apalagi mengaku
manusia beragama, kalau memang kerja dan tujuan kalian di Acheh hanyalah untuk
tetap mempertahankan tanah Negeri Acheh hasil rampasan mbah Soekarno penipu
licik dan membunuh rakyat muslim Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib
sendiri.
Kalian Muba Dijon dan Agung
Laksono, usaha kalian untuk membagi Acheh dalam rangka mempertahankan tanah
Negeri Acheh hasil rampokan Soekarno adalah tidak akan berhasil. Kalian bisa
saja membuat undang undang gombal untuk maksud itu, tetapi realitas dan
kenyataannya adalah bertolak belakang. Persis seperti yang dilakukan Soekarno
penipu licik dengan membuat secewir kertas bertuliskan PP RIS No.21/1950-nya
yang gombal dan penyebab timbulnya mala petaka di bumi Acheh sampai detik
sekarang ini.
Bagi yang ada minat untuk menanggapi
silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se
agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca
tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam
dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya kepada Allah kita memohon
pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*
Wassalam.
Ahmad Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Date:
Fri, 27 May 2005 08:01:13 -0700 (PDT)
From:
muba zir mbzr00@yahoo.com
Subject:
Re: STRATEGI LAKSONO PECAHKAN ACHEH DALAM SANGKAR BURUNG GARUDA NKRI DARIPADA
RAKYAT ACHEH BERDIRI SENDIRI
To:
Ahmad Sudirman ahmad@dataphone.se
Cc:
AcehA_yoosran <a_yoosran@yahoo.com>, Acehabu_dipeureulak
<abu_dipeureulak@yahoo.com>, AcehAhmad_mattulesy
<ahmad_mattulesy@yahoo.com>, AcehAhmadGPK <ahmad@dataphone.se>,
Acehalasytar_acheh <alasytar_acheh@yahoo.com>, acehalchaidar
<alchaidar@yahoo.com>, Acehapalambak2000 <apalambak2000@yahoo.ca>,
AcehBambang bambang_hw@rekayasa.co.id
NAD mau dimekarkan? Wah... ini ide
yang baik... Dengan adanya pemekaran menjadi dua, berarti akan ada dua pemda
lengkap dengan aparatnya. Bagus juga kalo kemudian ada dua Kodam, jadi
pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat NAD bisa ditingkatkan...
Betapapun, saudara-saudara saya warga NAD sudah saatnya meraih kembali kehidupan
tenang, bebas dari gangguan celeng GAM yang dipawangi pemain toneel yang
menamakan dirinya ASNLF itu...
Semoga rencana brilian Bapak Agung
Laksono khususnya dan DPR umumnya bisa terlaksana... Amin ya Robbal Alamin...
Muba
ZR
mbzr00@yahoo.com
Dijon, Bourgogne, Perancis
----------