Stockholm, 22 Juni 2005

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.


DHARMINTA ACUNGKAN JURUS SYAMSUARDI ALIAS JURAGAN-JAWA GAET MARHABAN, LALU DITUDUHLAH GAM

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.



MATIUS DHARMINTA, ARSYAD & RASYID ACUNGKAN JURUS SYAMSUARDI ALIAS JURAGAN-JAWA YANG MENGGAET MARHABAN, LALU DITUDUHLAH GAM

 

Pagi ini Matius Dharminta wartawan Jawa Pos budek kembali melambungkan cerita propaganda yang diambil dari tempat sampahnya Kapolres Nagan Raya Kompol Arsyad KH dan Kasat Serse Iptu Muhammad Rasyid. Dimana kali ini propaganda model TNI budek-Jawa ini diberi label ”Wakil Ketua DPRD Kabupaten Nagan Raya Syech Marhaban, 44, diculik dari rumahnya oleh kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM)”

 

Mengapa cerita ini penuh dengan propaganda budek ? Karena, pernyataan yang ditulis dalam cerita model yang dikutip Dharminta dan model yang ditulis oleh yang berinisial asy dari detikcom hanyalah berisikan tuduhan tanpa bukti saja. Dimana kedua sumber cerita propaganda itu hanya menyatakan: ”Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 21.00 wib di Desa Ie Bedoh, Kecamatan Seunagan Timur, Senin malam. Sebanyak 17 pria berseragam loreng yang menyandang senjata campuran jenis AK dan pistol, malam itu mendatangi pos jaga di Desa Ie Beudoh.” (model propaganda hasil kutipan Dharminta).  Kemudian kalau menurut  yang berinisial asy dari detikcom menyatakan: ”Aksi penculikan terjadi Senin malam sekitar pukul 21.30 WIB. Diculik oleh 17 orang kelompok bersenjata Aceh bertempat di Desa Ie Beudoh, Kecamatan Nagan Timur. Para pelaku menggunakan baju loreng”

 

Nah dari dua sumber cerita propaganda ini tidak ada fakta dan bukti yang menunjukkan kepada pasukan TNA, melainkan hanya menceritakan ”17 pria berseragam loreng yang menyandang senjata campuran jenis AK dan pistol” atau ”17 orang kelompok bersenjata Aceh.Para pelaku menggunakan baju loreng”.

 

Kemudian, dalam propaganda ini juga dilambungkan seorang tokoh yang bernama Syamsuardi atau Samsuardi atau lebih dikenal dengan nama Juragan.

 

Nah, itu nama panggilan juragan yang artinya tuan, nyonya, pemilik perusahaan terutama perusahaan batik, pemilik dan pemimpin perahu, adalah biasa dipakai di Jawa.

 

Lalu, dihubungkan antara panggilan juragan yang merupakan panggilan di Jawa dengan nama  Syamsuardi atau Samsuardi, itu tidak ada hubungannya dengan nama orang Acheh.

 

Kemudian lagi kalau menggali apa yang ada di Nagan Raya ini, akan terkuak bahwa di wilayah Nagan Raya telah berdiri satu kelompok yang benama Front Perlawanan Rakyat Garuda Merah Putih yang ada di Nagan Raya yang didirikan pada bulan Desember 2003 dan merupakan binaan TNI.

 

Nah kelompok Front Perlawanan Rakyat Garuda Merah Putih yang di Nagan Raya dan binaan TNI ini telah menjadikan TNA dan GAM sebagai musuh utama-nya.

 

Sekarang, sedikitnya bisa ditarik garis lurus dari cerita propaganda model Dharminta dari Jawa Pos dan model asy dari detikcom itu, yaitu cerita penculikan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Nagan Raya Syech Marhaban pada hari Senin malam, 20 Juni 2005, pukul 21.00 atau 21.30 wib di Desa Ie Beudoh, Kecamatan Nagan Timur, yang dilakukan oleh 17 pria berseragam loreng yang menyandang senjata, yang dipimpin oleh orang yang menamakan dirinya juragan alias Syamsuardi atau Samsuardi, tidak bisa dijadikan fakta dan bukti hukum untuk dijadikan sebagai dasar bahwa pelaku penculikan itu TNA dan GAM.

 

Dan kalau diteliti lebih dalam, justru di Nagan Raya itu telah berdiri Front Perlawanan Rakyat Garuda Merah Putih binaan TNI yang menjadikan TNA dan GAM sebagai musuh utama-nya. Dimana Front Perlawanan Rakyat Garuda Merah Putih binaan TNI para anggotanya adalah orang-orang transmigran Jawa yang ada di Nagan Raya. Dan orang-orang transmigran Jawa ini selalu menempelkan label-label Jawa-nya, seperti panggilan juragan, bukan memakai label orang Acheh.

 

Jadi kalau itu 17 pria berseragam loreng yang menyandang senjata dipimpin oleh Juragan Syamsuardi atau Samsuardi adalah menunjukkan arah kepada orang Jawa yang menggambarkan sebagai tuan atau pemilik perusahaan atau pemilik perahu di Jawa.

 

Nah terakhir, jadi Dharminta cerita propaganda kalian ini hanyalah cerita propaganda keropos hasil olahan Kapolres Nagan Raya Kompol Arsyad KH dan Kasat Serse Iptu Muhammad Rasyid budek yang disebarkan oleh Jawa Pos dan detikcom. Dasar wartawan budek.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad


Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*


Wassalam.


Ahmad Sudirman


http://www.dataphone.se/~ahmad

www.ahmad-sudirman.com

ahmad@dataphone.se

----------

 

Date: Tue, 21 Jun 2005 21:34:48 -0700 (PDT)

From: matius dharminta mr_dharminta@yahoo.com

Subject: GAM CULIK WAKIL KETUA DPRD, MINTA TEBUSAN RP 300 JUTA

To: Ahmad Sudirman <ahmad@dataphone.se>, allindo@yahoo.com, albiruny@gmail.com, aulialailil@yahoo.com, afoe@tegal.indo.net.id, azis@ksei.co.id, Agus.Renggana@kpc.co.id, alasytar_acheh@yahoo.com, apalahu2000@yahoo.co.uk, agungdh@emirates.net.ae, abdul.muin@conocophillips.com, ahmedjpr@yahoo.com, ahmad_mattulesy@yahoo.com, as_fitri04@yahoo.com, acheh_karbala@yahoo.no, abuguntur@hotmail.com, aneuk_pasee@yahoo.com

 

GAM CULIK WAKIL KETUA DPRD, MINTA TEBUSAN RP 300 JUTA

 

Matius Dharminta

 

mr_dharminta@yahoo.com

Manado, Sulawesi Utara

----------

 

GAM Culik Wakil Ketua DPRD

Minta Tebusan Rp 300 Juta

 

BANDA ACEH – Para politisi di Aceh kini mulai was-was lagi. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Nagan Raya Syech Marhaban, 44, diculik dari rumahnya oleh kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Politisi ini diculik karena tidak mampu memberi uang Rp 300 juta yang diminta kelompok itu.

 

Kapolres Nagan Raya Kompol Drs Arsyad KH menyatakan, pihaknya masih terus mencari tempat dimana politisi itu ditawan. ”Sampai saat ini kami masih belum mengetahui nasib anggota dewan itu,” katanya melalui Kasat Serse Iptu Muhammad Rasyid SH saat dikonfirmasi Wartawan, kemarin petang.

 

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 21.00 wib di Desa Ie Bedoh, Kecamatan Seunagan Timur, Senin malam. Sebanyak 17 pria berseragam loreng yang menyandang senjata campuran jenis AK dan pistol, malam itu mendatangi pos jaga di Desa Ie Beudoh.  Saat itu di pos jaga kebetulan ada empat warga.

 

Tiga di antara kawanan bersenjata itu mendekati petugas ronda. Mereka bertanya kepada warga yang tengah tugas jaga malam itu untuk menunjukkan rumah Wakil Ketua DPRD Nagan Raya. ”Salah seorang warga bernama Salihin dipaksa oleh kawanan itu untuk mengantar mereka ke rumah politisi dari PPP itu,” kata Rasyid.

 

Jarak antara pos jaga dengan rumah korban sekitar 100 meter. Setiba di rumah Marhaban, lima di antara kawanan itu masuk ke dalam rumah lewat pintu samping. Salah seorang anggota GAM yang masuk ke dalam rumah itu adalah Syamsuardi alias Juragan – tokoh GAM setempat yang paling ditakuti.

 

Saat orang-orang ini tiba, Marhaban beserta istri dan anak-anaknya tengah asyik nonton televisi. Salihin, yang duluan masuk ke rumah mengatakan kepada Marhaban, ada orang yang ingin bertemu dengan dirinya. Syech Marhaban lalu berdiri dan menemui lima lelaki bersenjata yang ingin berjumpa dengannya.

 

Pentolan GAM bernama Juragan itu tampak marah. Dia menampar Marhaban sebanyak tiga kali. ”Kurang ajar kamu. Apa tidak kenal dengan saya. Saya Juragan. Kalau tidak ada uang Rp 300 Juta saya habisi kalian semua,” kata Syamsuardi alias Juragan. Karena takut, istri Marhaban masuk ke dalam kamar dan mengambil uang simpanan mereka Rp 10 juta dan menyerahkan kepada kawanan bersenjata itu.

 

Kawanan itu rupanya tidak puas dengan pemberian uang sebesar itu. Mereka lalu membawa Marhaban sebagai sandera. ”Saya bawa dia sebagai jaminan. Jika ingin lepas sediakan uang Rp 300 juta,” kata Juragan kepada istri korban. Kelompok itu lalu membawa Marhaban dari rumahnya.

 

Menurut Rasyid, kawanan itu membawa Marhaban ke arah perkebunan sawit Usaha Sawit Jaya (USJ) di Desa Alue Peusaja, Kecamatan Seunagan Timur. Letaknya sekitar 4-5 kilo dari lokasi penculikan. Polisi mengetahui kejadian itu setelah mendapat laporan dari petugas ronda malam.

 

Setelah mendapat laporan itu satu peleton Brimob BKO dari Jawa Timur dibantu pasukan TNI dari Yonif 407 dan 433 melakukan pencarian. ”Pencarian telah kita lakukan sejak semalam. Saat ini pencarian masih terus dilakukan. Sejauh ini kami masih belum menemukan jejak kawanan itu,” kata Rasyid.

 

Dia menyebutkan akhir-akhir ini, sejak berakhirnya darurat sipil di Aceh, kelompok bersenjata itu kerap turun ke pemukiman penduduk. Mereka meminta sesuatu kepada warga, bahkan termasuk uang. ”Kami berharap warga segera memberitahukan kepada aparat bila melihat kawanan bersenjata tak dikenal,” katanya. (*)

----------

 

Tuesday, 21 June 2005 20:03

Wakil Ketua DPRD Nagan Raya, Aceh Diculik GAM

 

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Nagan Raya, Syech Marhaban (44) diculik sekelompok orang bersenjata. Sebelumnya, para penculik meminta uang Rp 300 juta, tapi Syech Marhaban hanya sanggup memberikan Rp 10 juta. Sampai saat ini, anggota dewan dari PPP ini belum diketahui keberadaannya. Demikian dikatakan Kapolres Nagan Raya, Kompol Arsyad melalui Kasat Serse Iptu Muhammad Rasyid saat dikonfirmasi pertelepon oleh wartawan dari Banda Aceh, Selasa (21/6/2005) sore.

 

"Aksi penculikan terjadi Senin malam sekitar pukul 21.30 WIB. Diculik oleh 17 orang kelompok bersenjata Aceh bertempat di Desa Ie Beudoh, Kecamatan Nagan Timur. Para pelaku menggunakan baju loreng," terangnya.

 

Polisi juga menyebut para pelaku yang membawa senjata campuran saat melakukan aksi penculikan itu, berasal dari kelompok GAM.

 

Lebih lanjut dikatakan Iptu Muhammad Rasyid, penculikan itu berawal saat ada 17 orang berseragam loreng menanyakan rumah Syech Marhaban kepada Shalihin, yang saat itu sedang bertugas ronda malam di Desa Ie Beudoh, Nagan Timur. Kelompok itu dipimpin bernama Samsuardi.

 

"Kemudian petugas ronda malam menunjuk sekitar 500 meter dari pos tersebut. Pemimpin kelompok itu diyakini bernama Samsuardi atau lebih dikenal dengan nama Juragan," katanya.

Tak berapa lama, Syech Marhaban dibawa para penculik menuju kawasan kebun sawit Usaha Sawit Jaya yang berada di Desa Alue Beusaja.

 

Berdasarkan informasi yang didapat polisi, sebelum aksi penculikan ini, korban sudah berkali-kali dimintai uang oleh kelompok tersebut. Tapi tidak dipenuhi. Sehingga polisi berkesimpulan, motif penculikan ini pemerasan yang dilakukan kelompok GAM.

 

Hingga saat ini, TNI dan Polri dikerahkan untuk melakukan pencarian terhadap korban. (asy)

 

http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/06/tgl/21/time/20348/idnews/386062/idkanal/10

----------