Stockholm, 23 Juni 2005
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
DHARMINTA
WARTAWAN JAWA POS COBA BERKELIT DENGAN JURUS PRIHATIN AKAN BUMI ACHEH
Ahmad
Sudirman
Stockholm
- SWEDIA.
MATIUS
DHARMINTA MASIH TERUS MENCOBA BERKELIT MEMAKAI JURUS PRIHATIN AKAN BUMI ACHEH
”Bung
asudirman !! saya tahu kalau anda ini pandainya cuma memaki dan mencemooh orang lain. tapi
apapun celoteh anda apa peduli saya, karena saya tahu, anda buta lokasi bung,, karena anda cuma bisa bercuap dari lubang
persembunyian” (Matius Dharminta, mr_dharminta@yahoo.com , Wed, 22 Jun 2005 22:31:17 -0700
(PDT))
”Judul berita di atas hanyalah merupakan
keprihatinan akan bumi aceh yang terus di landa bencana. Judul berita di atas, sama sekali
tidak membutuhkan jawaban dari siapapun, apa lagi jawaban dari si bung asudirman yang
super bego ini, masa bencana di kaitkan dengan memukul gam yang bener aja.” (Matius
Dharminta, mr_dharminta@yahoo.com , Wed, 22 Jun 2005 22:08:34 -0700 (PDT))
Baiklah
Matius Dharminta di Manado, Sulawesi Utara, Indonesia.
Seperti
biasanya Dharminta wartawan Jawa Pos budek ketika memberikan tanggapannya atas tulisan
Ahmad Sudirman bukan memberikan alasan yang didasarkan pada fakta, bukti, sejarah dan
dasar hukum yang kuat, melainkan hanya bercuap melambungkan hasil ampas pikirannya yang
kosong. Mengapa ?
Karena, coba
saja perhatikan baik-baik, ketika Ahmad Sudirman memberikan tanggapan atas kutipan tulisan yang disebarluaskan Dharminta
dengan diberi judul ”Aceh Jaya terisolasi akibat transportasi darat terputus” dan
diselipi dengan komentarnya: ”Ada apa dengan Aceh ?? Kenapa bencana demi bencana secara
bertubi terus menghajarnya, seakan tak mau hengkang dari bumi Aceh” (Matius Dharminta,
mr_dharminta@yahoo.com , Tue, 21 Jun 2005 22:18:54 -0700 (PDT)).
Dimana Ahmad
Sudirman memberikan komentar atas kutipan Dharminta itu: ”Dharminta jadikan guyuran
hujan di Acheh alasan untuk pukul GAM. Dharminta wartawan Jawa Pos budek ini mencoba untuk
menggiring peserta di mimbar bebas ini dengan alur-alur yang akan memojokkan rakyat Acheh
yang dibungkus melalui bentuk ungkapan pertanyaan ”Kenapa bencana demi bencana secara
bertubi terus menghajarnya, seakan tak mau hengkang dari bumi Aceh” Tujuan dan maksud
Dharminta dengan melambungkan pertanyaan diatas adalah untuk memojokkan rakyat Acheh,
kasarnya adalah ”rasain sekarang kalian terus-terusan dihajar oleh bencana alam”
(Ahmad Sudirman, 22 Juni 2005)
Lalu, pagi
ini Dharminta memberikan jawaban baliknya: ”Judul berita di atas hanyalah merupakan
keprihatinan akan bumi aceh yang terus di landa bencana. Judul berita di atas, sama sekali
tidak membutuhkan jawaban dari siapapun, apa lagi jawaban dari si bung asudirman yang
super bego ini, masa bencana di kaitkan dengan memukul gam yang bener aja”
Nah terbukti
sekarang, bahwa Dharminta berkelit dari sodokan yang diarahkan Ahmad Sudirman ke otak
Dharminta. Mengapa ?
Karena,
kalau Dharminta memberikan komentar atas keprihatikan bangsa Acheh berdasarkan cerita yang
dikutipnya itu, maka ia tidak akan melambungkan komentar pribadinya yang bebunyi: ”Ada
apa dengan Aceh ?? Kenapa bencana demi bencana secara bertubi terus menghajarnya, seakan
tak mau hengkang dari bumi Aceh”
Komentar
pribadi Dharminta itu adalah bentuk ungkapan seorang yang bertujuan untuk menghantam
bangsa Acheh dihubungkan dengan guyuran hujan lebat di Acheh. Dimana Dharminta langsung
menuduh bangsa Acheh penyebab guyuran hujan sehingga jalan terputus.
Dengan
Dharminta menuliskan: ”Kenapa bencana demi bencana secara bertubi terus menghajarnya”,
ini menunjukkan bahwa guyuran hujan lebat itu merupakan hajaran pada bangsa Acheh.
Dan dibalik
kata-kata ini disembunyikan tujuan Dharminta untuk mengarahkan tuduhannya itu kepada pihak
bangsa Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri dibawah pimpinan Teungku
Hasan Muhammad di Tiro.
Karena kalau
memang benar, itu Dharminta membawakan suara keprihatikan bangsa Acheh atas ujian dan
cobaan yang datang dari Allah SWT dalam bentuk guyuran hujan di Acheh, maka ia tidak akan
menyodorkan kata-kata ”Kenapa bencana demi bencana secara bertubi terus menghajarnya”,
melainkan ia akan menuliskan untaian kata-kata ”inilah ujian dan cobaan dari Allah SWT
atas bangsa Acheh yang sekarang sedang berada dalam keadaan penindasan dari pihak TNI
dengan pasukan non-organiknya yang melebih dari 50.000 pasukan yang dikirimkan oleh para
Jenderal-Jenderal-nya dari Jawa. Semoga bangsa Acheh tetap diberikan ketabahan dan
kesabaran dan tetap memohon pertolongan pada Allah SWT”.
Jadi, apa
yang disodorkan Dharminta tersebut diatas dalam usahanya untuk memberikan tanggapan atas
tulisan Ahmad Sudirman, setelah dikupas dan dibongkar Ahmad Sudirman, ternyata isinya
penuh kebohongan dan dan main tuduh, serta hanya alasan untuk berkelit saja.
Selanjutnya,
Dharminta mencoba untuk berkelit lagi dengan menyodorkan jurus kelitnya: ”Bung
asudirman..!! saya tahu kalau anda ini pandainya cuma memaki dan mencemooh orang lain.
tapi apapun celoteh anda apa peduli saya, karena saya tahu, anda buta lokasi bung,, karena anda cuma bisa bercuap dari lubang
persembunyian.”
Nah,
Dharminta nenuliskan bahwa Ahmad Sudirman memaki, mencemooh orang lain, dan bercuap dari
lubang persembunyian.
Ternyata
disinipun Dharminta kelihatan makin budek.
Itu kalau
Ahmad Sudirman mengatakan budek atau tuli pada Dharminta, memang wajar saja. Karena
Dharminta ini memang hanya menelan apa yang dimitoskan oleh mbah Soekarno dan TNI-nya
tentang Acheh. Apa saja yang menyangkut cerita Acheh yang datang dari para penerus
Soekarno, langsung saja disantap dan ditelannya. Bagaimana Ahmad Sudirman tidak mengatakan
budek alias tuli, gombal alias kosong otak Dharminta ini.
Jadi, kalau
Ahmad Sudirman mengatakan budek, itu bukan memaki atau mencemoohkan, karena memang fakta
dan buktinya, itu Dharminta memang budek.
Kemudian, Ahmad Sudirman tidak bersembunyi.
Siapa yang mengatakan bahwa Ahmad Sudirman bersembunyi di lubang persembunyian. Yang
namanya bersembunyi mana kedengaran suaranya dan kelihatan gerakannya. Kalau hanya berbeda
tempat, Ahmad Sudirman di Stockholm, dan Dharminta di Manado atau di Jakarta, itu namanya
bukan bersembunyi. Itu namanya berlainan tempat. Yang satu di Stockholm, yang lainnya di
Manado atau di Jakarta. Orang-orang bisa berkomunikasi dengan Ahmad Sudirman.
Dasar wartawan Jawa Pos budek, sudah budek,
makin budek saja.
Bagi yang
ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan
bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung
tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya
kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*
Wassalam.
Ahmad Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
----------
Date:
Wed, 22 Jun 2005 22:08:34 -0700 (PDT)
From:
matius dharminta mr_dharminta@yahoo.com
Subject:
SUPER BEGO
To:
Ahmad Sudirman <ahmad@dataphone.se>, allindo@yahoo.com,
albiruny@gmail.com, aulialailil@yahoo.com, afoe@tegal.indo.net.id,
azis@ksei.co.id, Agus.Renggana@kpc.co.id, alasytar_acheh@yahoo.com,
apalahu2000@yahoo.co.uk, agungdh@emirates.net.ae,
abdul.muin@conocophillips.com, ahmedjpr@yahoo.com,
ahmad_mattulesy@yahoo.com, as_fitri04@yahoo.com,
Muhammad al qubra acheh_karbala@yahoo.no
SUPER BEGO
”Ada apa dengan Aceh ?? Kenapa bencana
demi bencana secara bertubi terus menghajarnya, seakan tak mau hengkang dari bumi Aceh”
(Matius Dharminta, mr_dharminta@yahoo.com , Tue, 21 Jun 2005 22:18:54 -0700 (PDT))
Nah, bentuk pertanyaan yang tidak perlu
jawaban yang dilambungkan Dharminta ini ditimbulkan untuk mencari-cari alasan gaya
mbah-mbah kejawen-Jawa yang penuh mistik campuran Hindu, Budha dan sedikit ramuan yang
bau-bau Islam.ahmad@dataphone.se
judul berita di atas hanyalah merupakan
keprihatinan akan bumi aceh yang terus di landa bencana.
judul berita di atas, sama sekali tidak
membutuhkan jawaban dari siapapun, apa lagi jawaban dari si bung asudirman yang super bego
ini, masa bencana di kaitkan dengan memukul gam yang bener aja.
Matius
Dharminta
mr_dharminta@yahoo.com
Manado,
Sulawesi Utara
----------
Date:
Wed, 22 Jun 2005 22:31:17 -0700 (PDT)
From:
matius dharminta mr_dharminta@yahoo.com
Subject:
KUMALUNGKUNG, SUARA KATAK DALAM TEMPURUNG. TIDAK BERMANFAAT BUNG
To:
Ahmad Sudirman <ahmad@dataphone.se>, allindo@yahoo.com,
albiruny@gmail.com, aulialailil@yahoo.com, afoe@tegal.indo.net.id,
azis@ksei.co.id, Agus.Renggana@kpc.co.id, alasytar_acheh@yahoo.com,
apalahu2000@yahoo.co.uk, agungdh@emirates.net.ae,
abdul.muin@conocophillips.com, ahmedjpr@yahoo.com,
ahmad_mattulesy@yahoo.com, as_fitri04@yahoo.com,
Muhammad al qubra acheh_karbala@yahoo.no
Bung
asudirman..!! saya tahu kalau anda ini pandainya cuma memaki dan mencemooh orang lain.
tapi apapun celoteh anda apa peduli saya, karena saya tahu, anda buta lokasi bung,, karena anda cuma bisa bercuap dari lubang
persembunyian.
Matius
Dharminta
mr_dharminta@yahoo.com
Manado,
Sulawesi Utara
----------