Stockholm, 18 Juli 2005

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.


PEMERINTAH NEGARA ACHEH VS TNI 1-0 & PARA JENDERAL TNI-JAWA-BUDEK SIAP LARI TERBIRIT-BIRIT DARI ACHEH

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.



KELIHATAN DENGAN JELAS PEMERINTAH NEGARA ACHEH VS TNI 1-0 & PARA JENDERAL TNI-JAWA-BUDEK SIAP LARI TERBIRIT-BIRIT DARI ACHEH

 

“The Memorandum of Understanding covers the following topics: governing of Aceh (including a law on the governing of Aceh, political participation, economy, and rule of law), human rights, amnesty and reintegration into society, security arrangements, establishment of the Aceh Monitoring Mission, and dispute settlement. The Government of Indonesia has invited the European Union and a number of ASEAN countries to carry out the tasks of the Aceh Monitoring Mission.” (Press Release, Joint statement by the Government of Indonesia and the Free Aceh Movement (GAM), Helsinki, 17 July 2005)

 

Dari hasil kesepahaman dan kesepakatan dalam Pertemuan resmi dan formal antara Pemerintah Negara Acheh dengan RI di Vantaa, diluar kota Helsinki, 12-17 Juli 2005, ternyata telah disepakati salah satunya pasukan non-organik TNI ditarik dari seluruh wilayah teritorial Acheh.

 

Nah, konsekuensi logis dari hasil kesepakatan PNA-RI tersebut, para Jenderal TNI Jawa-budek termasuk didalamnya Jenderal TNI Djoko Santoso harus memerintahkan kepada stafnya yang ada di Jakarta dan diseluruh wilayah untuk menerima kembali pasukan non-organik TNI yang sebelumnya dikirimkan ke Acheh untuk membunuh bangsa Acheh yang dalam waktu dekat akan ditarik dari seluruh wilayah teritorial Acheh.

 

Dan tentu saja untuk Mayor Jenderal TNI Supiadin Yusuf Adi Saputra orang Sunda satu itu, untuk segera menyiapkan diri dan keluarga agar kembali lagi ke Garut, makan oncom garing dan bubuy sampeu pahit di Garut.

 

Wilayah teritorial Acheh akan kering dari kerakusan pasukan non-organik TNI yang salah satunya Raider buatan Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu yang banyak cuap asal Palembang itu.

 

Jenderal-jenderal TNI Jawa-budek mati kutu. Dan mahu tidak mahu harus patuh dan tunduk kepada hasil kesepahaman dan kesepakatan dari Perundingan PNA-RI di Helinski.

 

Dan tentu saja Jenderal-jenderal TNI Jawa-budek ini tidak ada lagi kesempatan untuk bisnis di Acheh. Dari sejak saat sekarang itu Jenderal-jenderal TNI Jawa tidak ada lagi lowongan untuk membuat bisnis dengan menyodorkan konflik Acheh sebagai bahan bisnisnya.

 

Inilah salah satu keberhasilan pihak Pemerintah Negara Acheh dalam pengasingan di Swedia menjungkir balikkan mbah Djoko Santoso & Endriartono Sutarto dari Jawa dengan pasukan TNI Jawa-nya yang berkeliaran lebih dari lima puluh ribu di Acheh untuk ditugaskan membunuh bangsa Acheh. Tetapi dari sejak saat sekarang itu pasukan non-organik dan organik TNI untuk siap-siap dimasukkan ke tangsi-tangsi mereka baik di Acheh ataupun didaerah tempat asal pasukan non-organik itu didatangkan.

 

Dan tentu saja inilah kekalahan total pasukan TNI yang dibangga-banggakan oleh mbah Djoko Santoso, Jenderal TNI Endriartono Sutarto dan Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu yang sudah hampir masuk lobang pensiun ini.

 

TNI dipukul bukan hanya oleh kekuatan TNA tetapi juga oleh tinju politis Pemerintah Negara Acheh. Sehingga akhirnya mbah Djoko Santoso yang berpangkat Jenderal itu harus lari terbirit-birit dari wilayah teritorial Acheh kembali ke Jawa tempat asal kelahirannya.

 

Acheh akan bersih dari pasukan TNI Jawa-budek pembunuh bangsa Acheh. Dan mereka yang bertangung jawab akan diajukan ke meja hijau atas pelanggaran HAM. Tunggu saja.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad


Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*


Wassalam.


Ahmad Sudirman


http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------