Stockholm,
20 Juli 2005
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum
wr wbr.
SETELAH LOBANG WAHHABI SAUDI DITUTUP,
MELONCATLAH SAPRUDIN KE PAHAM KEBANGSAAN MODEL MBAH SOEKARNO
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
DENGAN
JELAS KELIHATAN ITU SAPRUDIN SETELAH LOBANG WAHHABI SAUDI DITUTUP, MELONCATLAH
KE PAHAM KEBANGSAAN MODEL MBAH SOEKARNO DENGAN IDEOLOGI MARHAENISME-NYA
"Rasionalisasi
rasa kebangsaan akan melahirkan paham kebangsaan, berupa pemikiran-pemikiran
rasional tentang hakikat dan cita-cita kehidupan serta perjuangan yang menjadi
ciri khas suatu bangsa. Paham kebangsaan yang termanifestasikan dalam Sumpah Pemuda
1928, dipercaya sebagai faktor utama yang mempersatukan perbedaan-perbedaan
yang ada, dan kemerdekaan sebagai wujud perkembangan kesadaran bangsa hanya
akan dapat dicapai apabila ada persatuan yang kuat. ” (SP Saprudin, im_surya_1998@yahoo.co.id , Wed, 20 Jul
2005 13:22:45 +0700 (ICT))
“Tidak
Perlu saya ucapkan salam kepada manusia Iblis macam kamu. Saya tidak mengikuti
apa yang kamu sebutkan Wahabi atau Salafiyah, saya selaku ummat Muhammad
tentunya mengikuti Manhaj Rasulallah (Muhammad s.a.w.) sebagai pembahawa
risalah Islam di muka bumi ini.” (SP Saprudin, im_surya_1998@yahoo.co.id , Wed, 20 Jul
2005 07:36:46 +0700 (ICT))
Baiklah
Saprudin di Betawi.
Dasar
wahhabiyin picisan Saprudin budek yang ngaku dari Acheh, entah Acheh mana,
dicampur dengan Banten, entah Banten dari mana. Asal
ngarang saja. Dasar budek.
Saprudin, kalau kalian tidak bisa memberikan jawaban atas apa yang
disampaikan Ahmad Sudirman pada tulisan sebelum ini yang berbunyi: ”kalau
kalian wahhabiyin picisan Saprudin ada kelompok lain selain kelompok Ahlus
Sunnah wal Jama'ah Salafus Sholih model barisan muwahhidin atau ikhwan Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab coba tampilkan di mimbar bebas ini. Dan coba kalian
terangkan apa itu yang dimaksud dengan Salafus Sholih dan siapa yang
mengembangkannya sampai detik sekarang ini, hingga sampai ke negara sekuler
burung garuda pancasila.” (Ahmad Sudirman, 19 Juli 2005)
Eh,
bukan dijawabnya, melainkan justru mengeluarkan kata-kata gombal: ”Tidak Perlu
saya ucapkan salam kepada manusia Iblis macam kamu. Saya tidak mengikuti apa
yang kamu sebutkan Wahabi atau Salafiyah, saya selaku ummat Muhammad tentunya
mengikuti Manhaj Rasulallah (Muhammad s.a.w.) sebagai pembahawa risalah Islam
di muka bumi ini.”
Saprudin
budek, kalau kalian tidak bisa menjawab, tidak perlu kalian itu menampilkan
cerita picisan tentang khawarij gombal made ini kaum wahhabi alias salafi Saudi
yang diimpor masuk ke negara sekuler burung garuda pancasila RI.
Kalian
Saprudin, kalau kalian tidak tahu bagaimana dan kapan itu yang kalian sebutkan
dengan Ahlus Sunnah wal Jama'ah Salafus Sholih yang dipropagandakan oleh kaum
wahhabi alias salafi Saudi yang ada di negara sekuler burung garuda pancasila
RI, maka tidak perlu kalian ikut-ikutan menyebarkannya. Kalau memang kalian tidak mahu disebut orang budek.
Ini, ketika Ahmad Sudirman
menjelaskan secara jelas, terang dan benar tentang fakta, bukti, sejarah dan
hukum yang menyangkut Ahlus Sunnah wal Jama'ah Salafus Sholih yang dikembangkan
oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, bukannya kalian memberikan tanggapannya.
Malahan kalian berkelit dengan jurus budek lutung kasarung model
Betawi-Banten-nya, sambil nyeroscos: ”Saya tidak mengikuti apa yang kamu
sebutkan Wahabi atau Salafiyah, saya selaku ummat Muhammad tentunya mengikuti
Manhaj Rasulallah (Muhammad s.a.w.) sebagai pembahawa risalah Islam di muka
bumi ini”
Nah, sekarang coba terangkan
dengan jelas dan terang berdasarkan dalil aqli dan naqli tentang manhaj atau
metode Rasulullah saw yang kalian katakan itu. Dan bagaimana dihubungkan dengan
kelakuan kalian sekarang di negara sekuler pancasila RI yang dasar dan sumber
hukum negaranya tidak mengacu kepada apa yang diturunkan Allah SWT dan yang
tidak dicontohkan Rasulullah saw.
Jangan asal cuap saja menyebutkan
manhaj Rasulullah saw, karena ketika ditanya, langsung menuliskan itu hasil
propaganda murahan kaum wahhabi alias salafi Saudi yang ada di negara sekuler
pancasila RI. Dasar budek tidak ketulungan.
Selanjutnya, kalian Saprudin
meloncat kepada paham kebangsaan, yang dihubungkan dengan manifestasi sumpah
pemuda 28 Oktober 1928.
Eh, Saprudin, kalian tahu siapa
itu yang menjadi motor dan otak dibelakang layar sumpah pemuda 28 Oktober 1928 itu
?
Itu landasan sumpah pemuda yang
yang kalian Saprudin jadikan paham kebangsaan kalian, itu diikrarkan oleh
Organisasi Pemuda dalam Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta.
Yang merupakan hasil sesemangat, ide dan cita-cita para pemuda pada saat itu
yaitu pembebasan tanah air dari penjajah melalui ide nasionalisme, percaya
kepada diri sendiri, dan tidak mau kerjasama dengan pihak penjajah dengan rasa
nasionalisme-radikal yang hebat sebagaimana dikumandangkan oleh Soekarno dan
kawan-kawannya melalui Partai Nasional Indonesia-nya.
Nah, itu semangat yang
menggebu-gebu yang menelorkan Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 di
Jakarta itu adalah hasil kerjanya kelompok nasionalis yang bergabung dalam
tubuh partai politik PNI (Partai Nasional Indonesia). Kalau sekarang model itu
PDI-P-nya mbak Mega.
Kemudian, orang-orang yang ada
dibelakang layar sumpah pemuda itu adalah diantaranya Soekarno, Tjipto
Mangoenkusumo, Ishaq Tjokrohadisoerjo, Sartono, Budiardjo, Sunarjo, Anwar.
Dimana orang-orang ini yang ideologinya behaluan pada nasionalisme-radikal,
percaya kepada diri sendiri, dan tidak mau kerjasama dengan pihak penjajah
telah meluncurkan Partai Nasional Indonesia yang didirikan di Bandung pada
tanggal 4 Juli 1927, yang setahun kemudian telah menjalar dan mempengaruhi
Organisasi Pemuda, yang dalam Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 di
Jakarta melahirkan ikrar sumpah pemuda yang isinya: 1. Kami putra dan putri
Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. 2. Kami putra dan putri
Indonesia mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia. 3. Kami putra dan
putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Nah sekarang, yang menjadi
pertanyaan, coba jelaskan secara jelas dan terang hubungan sumpah pemuda 28
oktober 1928 dengan yang kalian katakan bangsa Indonesia ? Dan apa itu yang
dinamakan bangsa ? Sejak kapan muculnya bangsa Indonesia ? Bangsa-bangsa apa
saja yang dimasukkan kedalam bangsa Indonesia ?
Mengapa Ahmad Sudirman bertanya
tentang asal usul bangsa Indonesia kepada kalian Saprudin ?
Karena kalian telah menjadikan
paham kebangsaan sebagai dasar ideoliogi untuk menjadi tali ikatan secara paksa
bangsa-bangsa yang ada di Nusantara ini. Kalian tidak tahu bangsa Acheh itu
merupakan satu bangsa, yaitu yang dinamakan bangsa Acheh. Begitu juga dengan
Sunda, itu juga merupakan satu bangsa Sunda. Juga Papua disebut satu bangsa
Papua. Jawa dinamakan satu bangsa Jawa.
Dan itu pengertian bangsa adalah
kesatuan orang-orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa dan sejarahnya.
Misalnya bangsa Sunda, dimana itu orang-orang Sunda punya kesamaan keturunan,
adat, bahasa sendiri dan sejarah sendiri. Juga dengan bangsa Acheh yang
memiliki kesamaan keturunan, adat, bahasa sendiri dan sejarah sendiri. Begitu
juga dengan bangsa Papua atau Papua Barat yang memiliki kesamaan keturunan,
adat, bahasa sendiri dan sejarah sendiri.
Jadi yang kalian Saprudin katakan
bangsa Indonesia adalah orang Indonesia yang memiliki kesamaan keturunan, adat,
kebiasaan, bahasa sendiri dan sejarah sendiri.
Sekarang, yang perlu kalian gali
dan dalami itu adalah dimanakah letak perbedaan antara bangsa Acheh dengan
bangsa Indonesia ? Dimanakah letak perbedaan antara bangsa Papua atau Papua
Barat dengan bangsa Indonesia ? Dan dimana letak perbedaan antara bangsa Sunda
dengan bangsa Indonesia ? Dan kapan itu muncul bangsa Indonesia ? Bagaimana ciri-ciri adat,
kebiasaan, asal keturunan dan sejarah bangsa Indonesia ?
Coba
jelaskan dulu dan jawab dulu apa yang Ahmad Sudirman sampaikan ini, sebelum
kalian nyeroscos menceritakan paham kebangsaan gombal model mbah Soekarno
dengan ideologi marhaenisme dengan PNI-nya.
Nah,
kalau nanti kalian Saprudin sudah bisa menjawab pertanyaan Ahmad Sudirman
diatas, maka kalian akan mengetahui betapa rapuhnya itu paham kebangsaan yang
kalian pakai untuk menjerat bangsa-bangsa yang ada dan hidup di Nusantara ini
untuk dimasukkan kedalam perut Negara RI-Jawa-Yogya model mbah Soekarno Jawa
penipu licik.
Kalian
mahu ikut-ikutan itu partai politik amanat nasional atau partai politik
kebangkitan bangsa itu, atau partai politik nasional lainnya yang
mengatasnamakan paham kebangsaan seperti PDI-P yang merupakan hasil kocak-kocek
mbah Soekarno dan para penerusnya dari kaum nasionalis yang didasari dengan
ideologi marhaenisme hasil kocekan mbah Soekarno.
Dan
terakhir, itu paham kebangsaan kalian adalah paham yang paling rapuh untuk
dijadikan sebagai alasan fakta, bukti, sejarah dan hukum untuk dijadikan alat
menjerat bangsa-bangsa lainnya yang ada di Nusantara ini. Dan merupakan alasan yang
paling rapuh untuk dijadikan alat penjerat wilayah-wilayah daerah Acheh, Papua
Barat dan Maluku Selatan masuk kedalam jaring-jaring Negara RI-Jawa-Yogya model
mbah Soekarno.
Kalau
paham kebangsaan dicampur adukkan dengan pancasila hasil kutak-katik mbah
Soekarno yang diikat dengan bhineka tunggal ika-nya mpu Tantular dari Majapahit
hindu itu yang kalian jadikan paham, maka itulah salah satu paham yang paling
lemah dan paling keropos yang ada di muka bumi ini.
Bagi
yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu
untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang
Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di
HP http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan
dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*
Wassalam.
Ahmad Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
----------
Date:
Wed, 20 Jul 2005 13:22:45 +0700 (ICT)
From:
SP Saprudin im_surya_1998@yahoo.co.id
Subject:
Mr. Ahmad Sudirman, kita santai yuk ?
To:
Risyaf Ristiawan <barakatak_jol_leos@yahoo.com>, ahmad@dataphone.se
Cc:
siliwangi27@hotmail.com, JKamrasyid@aol.com,
hasan_saleh1945@yahoo.com, humas@dpr.go.id, harapan_aceh@yahoo.com,
hermanpamungkas65@yahoo.com, hermanranuwiharjo@email.com,
heda1912@yahoo.com, husaini54daud@yahoo.com, hadifm@cbn.net.id,
hafisazhari@yahoo.com, garuda@brd.de, gspencer@ap.org,
gam_m_z@yahoo.com, fahrida@rad.net.id, fzn_1@yahoo.com
Assalamualaikum
wr. wb.
Mr. Asu, marilah kita bicara datar
dan sederhana. Saya bisa bicara sederhana dan datar juga bisa keras.
Kamu sebetulnya tidak berhak ikut
campur urusan dalam negeri Indonesia, karena kamu sudah menjadi warga negara
Swedia.
Saya sebagai Warga NKRI, perlu
saya sampaikan ulasan kepada anda berkaitan jiwa kebangsaan. Saya akan bicara
berdasarkan pikiran/otak yang waras tanpa ada tendensi atau kemauan-kemauan
yang mengakibatkan kesengsaraan rakyat yang bekepanjangan, seperti yang Mr. Asu
dengung-dengungkan di seberang sana negara Swedia.
Rasa kebangsaan menurut pendapat
saya adalah merupakan kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
tumbuh secara alamiah karena adanya kesamaan budaya, sejarah dan aspirasi
perjuangan. Kualitas rasa kebangsaan sangat dipengaruhi oleh faktor internal,
seperti mental dan intelektual kebangsaan dan faktor eksternal seperti politik
dan budaya.
Mental kebangsaan memuat
nilai-nilai manusiawi yaitu peduli terhadap masa depan bangsa dan mencintai
generasi penerus bangsa. Setiap anak bangsa harus bertanggungjawab terhadap
masa depan bangsanya. Intelektual kebangsaan menghadirkan kreasi untuk
memikirkan dan menemukan solusi terbaik bagi permasalahan bangsa untuk mengatasi
ketidakpastian dan selalu berpikir jernih serta berfikir pembaharuan yang
berorientasi pada nasionalisme.
Rasa kebangsaan sangat erat
kaitannya dengan sikap anak bangsa terhadap tanah airnya yang dipandang sebagai
tumpah darahnya, sebagai identitas kebangsaannya dan sebagai representasi
negara bangsanya. Kesamaan budaya, sejarah dan aspirasi perjuangan seperti
disebutkan di atas telah menempatkan bangsa Indonesia secara alami sebagai
komunitas budaya, komunitas sejarah dan komunitas aspirasi perjuangan yang sama
dan dihayati sebagai suatu kepastian bersama. Pengelolaan nilai-nilai dan
ikatan bersama perlu dilakukan secara berkesinambungan agar paham multikultural
nationalism tidak tergeser oleh paham multinaturalism yang menjurus ke
pemecahbelahan persatuan dan kesatuan Indonesia.
Rasionalisasi rasa kebangsaan akan
melahirkan paham kebangsaan, berupa pemikiran-pemikiran rasional tentang
hakikat dan cita-cita kehidupan serta perjuangan yang menjadi ciri khas suatu
bangsa. Paham kebangsaan yang termanifestasikan dalam Sumpah Pemuda 1928,
dipercaya sebagai faktor utama yang mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada,
dan kemerdekaan sebagai wujud perkembangan kesadaran bangsa hanya akan dapat
dicapai apabila ada persatuan yang kuat.
Selain
persatuan, keanekaragaman bangsa Indonesia merupakan substansi utama paham
kebangsaan. Persatuan Indonesia tidak menghapus keanekaragaman dan bukan
menciptakan keseragaman, melainkan melestarikan dan mengembangkan kebhinekaan.
Paham kebangsaan adalah paham yang menentang primordialisme, sentralisme dan
ketidakadilan sosial. Hal utama yang secara sungguh-sungguh harus
direalisasikan dari paham kebangsaan adalah prinsip penegakan hukum, bahwa
semua warga negara sama dihadapan hukum.
Menyatunya
rasa kebangsaan dan paham kebangsaan Indonesia akan menumbuhkan semangat
kebangsaan, yang merupakan tekad sejati untuk membela dan rela berkorban bagi
kepentingan bangsa dan negaranya. Semangat kebangsaan akan mendorong
keberhasilan dalam mempersatukan segala macam perbedaan, tetapi menjadi rapuh
bila terjadi pergeseran sudut pandang dalam berbagai aspek akibat perkembangan
lingkungan strategis sehingga melonggarkan ikatan-ikatan dan nilai-nilai
kebersamaan yang sudah dibangun selama ini.
Selain
itu, menipisnya semangat kebangsaan dapat pula disebabkan oleh kesalahan
pengelolaan negara sehingga mengakibatkan munculnya tuntutan merdeka, timbulnya
rasa ketidakadilan, penyelesaian masalah bangsa yang refresif di luar koridor
hukum dan kepentingan nasional, ketidakterbukaan dan ketidakjujuran, yang semua
itu bermuara kepada tindakan yang menyimpang dari amanat rakyat.
Dewasa
ini ikatan-ikatan dan nilai-nilai kebangsaan Indonesia cenderung mengendur,
karena demokrasi diartikan sebagai The Right of Self Determination atau bebas
menentukan nasib sendiri, sehingga bermuatan perilaku, sikap, idealisme dan
kepentingan fragmental di luar koridor kepentingan nasional. Situasi seperti
itu menyebabkan munculnya kelompok-kelompok masyarakat yang memanipulasi logika
demokrasi demi kepentingannya. Hal ini harus dicermati sekaligus diwaspadai
agar tidak semakin meluas seperti yang terjadi di Aceh, Papua, Ambon dan Poso
maupun berbagai bentuk pengkhianatan di masa lalu, seperti G 30 S/PKI yang
apabila dibiarkan berlarut-larut akan meruntuhkan wawasan kebangsaan kita.
Beberapa
contoh lainnya yang secara tidak sadar sering kita ucapkan dalam kehidupan
sehari-hari antara lain adalah tentang penyebutan istilah Jawa-Luar Jawa,
Indonesia Bagian Timur-Barat, Pribumi dan non-pribumi.
Ini
semua merupakan hal-hal yang justru kontra produktif dan dapat memecah belah
bangsa serta menghambat pembangunan wawasan kebangsaan Indonesia yang kuat.
Oleh
karenanya perlu terus dilakukan upaya-upaya untuk membangun wawasan kebangsaan
Indonesia
pada diri setiap anak bangsa yang bercirikan :
Pertama,
adanya rasa ikatan yang kokoh kuat dalam satu kesatuan dan kebersamaan di
antara sesama anggota masyarakat, tanpa membedakan suku, agama, ras maupun
golongan.
Kedua, saling membantu antara
sesama komponen bangsa demi mencapai tujuan dan cita-cita bersama.
Ketiga, tidak membangun
primordialisme dan eksklusifme, karena hanya akan merusak persatuan.
Keempat, membangun kebersamaan
dengan semboyan bahwa suka duka anggota masyarakat adalah suka duka seluruh
bangsa dan negara.
Kelima, mampu mengembangkan sikap
untuk berfikir dan berprilaku positif dimanapun berada, dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Keenam, senantiasa berfikir jauh
ke depan, membuat gagasan untuk kemajuan bangsa dan negaranya menuju kemandirian
dan kesetaraan dengan bangsa-bangsa lain.
Dengan melekatnya keenam ciri itu
pada setiap anak bangsa maka perspektif integrasi nasional dapat lahir dan
tumbuh menjadikan bangsa dan Negara Kesa-tuan Republik Indonesia yang maju dan
kuat, karena :
Pertama, Bangsa yang bersatu atau
terintegrasi dapat melaksanakan rencana pembangunannya dengan lancar, memiliki
daya tahan dan kemampuan dalam menghadapi setiap bentuk ancaman. Melalui
integrasi nasional bangsa Indonesia yang sedang membangun akan mampu menetralisir
semua kecenderungan negatif yang timbul sebagai dampak dari proses pembangunan
itu sendiri.
Kedua, dengan integritas nasional,
dimungkinkan akan dilakukan tindakan penyusunan, pengerahan dan pendayagunaan
segala sumber daya secara lebih terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
ingin dicapai. Hal ini sangat relevan dengan kondisi geografis, demografis dan
sosial budaya kita. Daerah yang penduduknya padat tetapi sumber daya alamnya
kurang dan daerah yang kaya sumber daya alam namun penduduknya jarang, kedua
jenis daerah ini sama-sama dalam keadaan sejahtera dan rentan terhadap
kerawan-an. Melalui integrasi nasional, kita dapat mengelola alokasi sumber
daya dan menentukan skala prioritas dengan sebaik-baiknya.
Ketiga, integrasi nasional
menjamin keterpaduan dan kesejahteraan, sekaligus menghilangkan kecurigaan satu
sama lain, sehingga semua perhatian dapat lebih terkosentrasi kepada upaya
pembangunan nasional. Melalui integrasi nasional akan semakin mantap rasa
persatuan dan semakin subur iklim saling percaya, sebab kepentingan perorangan
atau golongan akan terakomodasi secara proporsional dalam pembangunan
keseluruhan bangsa.
Keempat, berkat integrasi
nasional, maka perhatian terhadap aspek keamanan masyarakat akan sejalan dengan
aspek kesejahteraan, karena kedua hal tersebut bersifat interdependensi dan
berkorelasi secara integral. Hal itu merupakan basic need and interest secara
kolektif maupun perorangan. Oleh karena itu, adalah keliru bila kita menganggap
kesejahteraan bersifat produktif dan keamanan bersifat kontra produktif. Itulah
sebabnya dalam pembangunan nasional yang integratif, pendekatan keamanan dan
kesejahteraan selalu dilaksanakan secara simultan, serasi, selaras dan
proporsional.
Kelima, dengan integrasi nasional
yang kokoh, kita dapat mengendalikan perubahan dan pembaharuan dalam berbagai
aspek, tanpa konflik dan guncangan yang berarti.
Begitulah Mr. Asu pandangan saya
mengenai kebangsaan yang tentunya sangat jauh berbeda dengan pola pikir dan
pola pandang Mr. Asu. Tertawalah Mr. Asu sepuasnya.
Wassalamualaikum
wr. wb.
Saprudin
im_surya_1998@yahoo.co.id
Jakarta,
Indonesia
----------
Date:
Wed, 20 Jul 2005 07:36:46 +0700 (ICT)
From:
SP Saprudin im_surya_1998@yahoo.co.id
Subject:
ASU, SIAPA YANG PICISAN, SIAPA YANG KARBITAN ???
Cc:
bambang_hw@rekayasa.co.id, airlambang@radio68h.com,
habearifin@yahoo.com, kabayan555@yahoo.com, azis@ksei.co.id,
Agus.Renggana@kpc.co.id, agungdh@emirates.net.ae,
abdul.muin@conocophillips.com, ahmedjpr@yahoo.com,
ahmad_mattulesy@yahoo.com, afdalgama@hotmail.com,
abu_dipeureulak@yahoo.com, asudirman@yahoo.co.uk,
aic_report@yahoo.com, achehmerdeka@yahoo.com
Tidak
Perlu saya ucapkan salam kepada manusia IBlis macam kamu.
Asu,
terima kasih atas segala bantahannya. Kamu melihat sesuatu yang bias dari
prilaku suatu kaum, tapi tidak melihat dari substansi dalil. Kalau dalil itu keluarnya dari IBLIS macam
kamu, perlu bantahan. Asu, tidak perlu mengatakan orang lain Picisan,
sebetulnya saya tidak suka berbantah-bantahan.
Gini
Asu, setiap prilaku hidup manusia mempunyai nilai ibadah, asal tujuannya
mencari Ridha Allah Swt. Kalau kamu mengaku beragama Islam, memahami segala
kaidah-kaidah Islam, memahami latar belakang/sejarah Islam, namun kalau kamu
berpijak diatas kedhaliman, maka semuanya akan sia-sia saja.
Saya
tidak mengikuti apa yang kamu sebutkan Wahabi atau Salafiyah, saya selaku ummat
Muhammad tentunya mengikuti MANHAJ RASULALLAH (MUHAMMAD S.A.W.) sebagai
pembahawa risalah Islam di muka bumi ini.
Picik
sekali pola pikir kamu dalam menilai suatu pemahaman orang lain. Sekarang jelas, dan orang lainpun tahu, mana yang OTAK
UDANG dan DONGO, yaitu kamu sendiri. Asu, bukti Allah Swt., harusnya kamu mikir
dan merenung, kenapa Allah Swt. mendatangkan azab di bumi Aceh?
Terima
kasih.
Saprudin
im_surya_1998@yahoo.co.id
Jakarta,
Indonesia
----------