Stockholm,
23 Juli 2005
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum
wr wbr.
DHARMINTA BUDEK WARTAWAN JAWA POS MADE
IN CHINA COBA TERUS JADIKAN ULAT BULU RI MERAYAPI ACHEH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
KELIHATAN
DENGAN JELAS ITU MATIUS DHARMINTA BUDEK WARTAWAN JAWA POS MADE IN CHINA COBA
TERUS JADIKAN ULAT BULU RI MERAYAPI ACHEH
“Republik
Indonesia (RI) tidak membutuhkan / memerlukan pengakuan dari ASNLF atas
kedaulatannya. Kedaulatan RI yang membentang dari Sabang sampai Meraoke telah
mendapat pengakuan dan hukum dunia internasional. Sedangkan ASNLF, binatang
atau virus apakah itu? ASNLF taklebih dari orok benalu yang mencoba bercokol di
ranting rimbunnya NKRI. Nah pasca kesepakatan helsinki kalau si-orok benalu
(ASNLF) ingin netap tinggal diranting (wilayah RI) harus ikutin irama batang
pohon (peraturan / perundangan NKRI yg berlaku) kalau terusan bikin ulah ya bersihkan aja dari ranting pohon
(wilayah RI) toh tanpa benalu (ASNLF)-pun batang pohon (NKRI) juga tetap rimbun
dan cantik. ” (Matius Dharminta, mr_dharminta@yahoo.com
, Sat, 23 Jul 2005 00:21:12 -0700 (PDT))
Baiklah
Dharminta wartawan Jawa Pos made in China di Jakarta.
Rupanya,
itu wartawan budek Jawa Pos made in China ini terus saja berusaha untuk
mencari-cari alasan argumentasi agar supaya Acheh tetap bisa dianggap sebagai
wilayah RI-Jawa-Yogya buatan mbah Soekarno. Tetapi sayang, argumentasi yang
disodorkan Dharminta budek wartawan Jawa Pos buatan orang China ini bagaikan
perasan aspal yang hitam pekat yang diberi label “Kedaulatan RI yang membentang
dari Sabang sampai Meraoke”
Nah,
itu label yang panjang ini rupanya setelah digali dan diteliti memakai alat
mikroskop atom diteropong masuk sampai kedalam sel-sel molekul atomnya,
ternyata rupanya label rayapan ulat
bulu RI yang diberi nama “Kedaulatan RI yang membentang dari Sabang sampai
Meraoke” isinya keropos, alias kosong molongpong, hanya penuh dengan debu-debu
isapan jempol alias mitos buatan mbah Soekarno saja.
Tentu
saja, karena itu wartawan Jawa Pos Dharminta budek yang dari sejak muncul di
mimbar bebas tidak pernah melangkah maju kedepan, melainkan hanya terus saja
mundur, dengan kemampuannya hanya menampilkan dua kata, yaitu kata Sabang dan
kata Merauke, dengan dikocek pakai sambal terasi yang diberi nama sambal
kedaulatan alias sambal kekuasaan.
Jadi,
bagaimana bisa itu sambal terasi kedaulatan yang merupakan masil mitos yang
mengambil nama Sabang dan Merauke untuk diaduknya agar bisa dijajakan di
pinggir kota Yogyakarta dan sekitarnya kemudian diekspor keluar wilayah
de-facto dan de-jure Negara RI-Jawa-Yogya ?
Tetapi
rupanya sambal terasi kedaulatan campuran Sabang dan Merauke ini dengan cara
tipu muslihat model Jawa, disulaplah menjadi UU Darurat No 11/1950 tentang Tata
Cara Perubahan Susunan Kenegaraan RIS yang dipertontonkan didepan publik
wakil-wakil utusan Negara-Negara dan daerah-Daearah Bagian Republik Indonesia
Serikat pada tanggal 8 Maret 1950.
Nah,
rupanya sambal terasi kedaulatan campuran Sabang dan Merauke inilah yang
dijadikan andalan dan argumentasi wartawan Jawa Pos Dharminta untuk
menggambarkan bagaimana ulat bulu RI merayap diatas wilayah teritorial Acheh.
Dengan alasan itu Acheh sudah dimasukkan kedalam karung goni oleh mbah Soekarno
dengan memakai tiupan sulap bulusnya yang dinamakan PP RIS No.21/1950.
Jadi,
bagaimana bisa kuat itu dasar dan fakta yang ditampilkan Dharminta Jawa satu
ini untuk dipakai alat pertahanan guna membela wilayah Acheh untuk terus berada
dalam dekapan sayap burung garuda pancasila buatan Mpu Tantular dari kerajaan
Hindu Majapahit-nya Gajah Mada.
Dharminta,
kalau kalian hanya sekedar bercuap di mimbar bebas ini memakai dasar
argumentasi yang keropos, bagaimana mungkin bisa dijadikan sebagai alat
sandaran kokoh. Tetap saja, itu yang kalian jadikan argumentasi tidak lebih dan
tidak kurang hanyalah merupakan gumpalan kapas yang berterbangan tertiup kincir
angin keudara melayang-layang tanpa arah dan tujuan.
Nah
terakhir, ulat bulu RI yang merayap di tanah teritorial Acheh hanya menjadi
penyebar gatal dibadan yang menyebabkan orang jadi kegatalan sementara. Tetapi
setelah dicuci habis, pakai sabun rinso, maka ulat bulu RI yang bulunya
berterbangan itu tidak akan mempan lagi, kendatipun merayap-rayap di tanah
Acheh. Karena itulah Mengapa ASNLF sudah kebal dan imun terhadap racun gatal
ulat bulu RI yang merayap di Acheh, kendatipun ditunjang oleh senjata SS-1 dan
SS-2 nya buatan Pindad yang ditodongkan oleh pasukan Raider buatan Jenderal
Ryamizard Ryacudu orang Palembang yang
banyak cuap itu.
Bagi
yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada
waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung
tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan
artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya kepada
Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk,
amin *.*
Wassalam.
Ahmad Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
----------
Date: Sat, 23 Jul 2005 00:21:12
-0700 (PDT)
From:
matius dharminta mr_dharminta@yahoo.com
Subject:
BINATANG ATAU VIRUS APAKAN ASNLF ITU?
To:
Ahmad Sudirman <ahmad@dataphone.se>, airlambang@radio68h.com,
abu_abdilhadi@yahoo.com, acehku_1@yahoo.com, airlambang@yahoo.com, antara@rad.net.id,
apiaustralia@greenleft.org.au, ardiali@yahoo.com,
allindo@yahoo.com, albiruny@gmail.com, aulialailil@yahoo.com,
afoe@tegal.indo.net.id, azis@ksei.co.id, alasytar_acheh@yahoo.com,
apalahu2000@yahoo.co.uk, agungdh@emirates.net.ae
MUBA,
ITU ASNLF TIDAK MENGAKUI KEDAULATAN RI ATAS ACHEH, TETAPI ASNLF DAPAT MEMBANGUN
PEMERINTAH SENDIRI DI ACHEH
Ahmad
Sudirman Stockholm - SWEDIA.
republik
indonesia (ri) tidak membutuhkan / memerlukan pengakuan dari asnlf atas
kedaulatannya. kedaulatan ri yang membentang dari sabang sampai meraoke telah
mendapat pengakuan dan hukum dunia internasional. sedangkan asnlf, binatang
atau virus apakah itu? asnlf taklebih dari orok benalu yang mencoba bercokol di
ranting rimbunnya nkri. nah pasca kesepakatan helsinki kalau si-orok benalu
(asnlf) ingin netap tinggal diranting (wilayah ri) harus ikutin irama batang
pohon (peraturan / perundangan nkri yg berlaku) kalau terusan bikin ulah ya bersihkan aja dari ranting pohon
(wilayah ri) toh tanpa benalu (asnlf)-pun batang pohon (nkri) juga tetap rimbun
dan cantik.
sekali
lagi ri tidak butuh pengakuan dari asnlf atas kedaulatannya.
Matius
Dharminta
mr_dharminta@yahoo.com
Jakarta,
Indonesia
----------