Stockholm, 26 Juli 2005
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum
wr wbr.
AKHIRNYA HANYA SAKURA YANG DIBELAI-BELAIKAN
PROLETAR TUKANG BECAK UNTUK MENGIPAS ACHEH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
TIDAK
ADA GUNA DAN MANFAAT LAGI UNTUK TERUS MELIHAT JINGKRAK-JINGKRAK PROLETAR TUKANG
BECAK BUDEK KALAU HANYA AKHIRNYA MEBELAI-BELAIKAN SAKURA UNTUK MENGIPAS ACHEH
“Bismillah,
Ahmad Sudirman Sesekali belajarlah menulis puisi Agar otakmu tidak menjadi
bebal lagi. Sakura adalah satu Ia hanya datang pada saat musim semi Meskipun
banyak disebutkan Hanya dialah sakura yang selalu di rindu. Orang menyebutnya
Someiyoshino Hana” (Kang becak, kbecak@yahoo.com
, 26 juli 2005 03:02:36)
Baiklah proletar tukang becak di
Tokyo, Jepang.
Setelah diperhatikan, dibaca,
diteliti, dianalisa, didalami, disimpulkan, atas apa yang telah dihembuskan oleh
proletar tukang becak alias kang becak alias akang becak alias mang becak alias
emang becak alias bang becak alias abang becak, tentang masalah jalur proses
pertumbuhan dan perkembangan negara RI-Jawa-Yogya dihubungkan dengan Acheh,
Maluku Selatan dan Papua Barat, maka akhirnya proletar hanya sanggup menuliskan
untaian kata yang tidak mengandung arti yang bisa dijadikan sebagai fakta,
bukti, sejarah dan dasar hukum untuk membuktikan masuknya wilayah teritorial
Acheh kedalam mulut dan perut Negara RIS dan RI-Jawa-Yogya-nya mbah Soekarno
penipu licik, selain dari pada untaian kata sakura.
Proletar tukang becak, ketika
Ahmad Sudirman menuliskan ”jangan hanya
sembunyi dibalik rindangan bunga sakura saja.” (Ahmad Sudirman, 24 Juli 2005).
Itu
kalimat bukan menunjukkan kepada waktu, melainkan menunjukkan kepada kalian
yang hanya berselimut dengan topeng proletar dengan lapisan tukang becak-nya
untuk maju sambil berjingkrak-jingkrak tunjuk gigi ompong mencoba pertahankan
tanah wilayah negeri Acheh yang dicaplok, ditelan, dianeksasi, diduduki mbah
Soekarno penipu licik.
Nah,
kalau kalian proletar tukang becak memberikan jawaban dalam hembusan jampe
puisi yang berbunyi: “Sekarangkan musim panas, Mana ada bunga sakura ? Yang ada
adalah bunga kamboja Pelindung Dajal dalam kuburan.“ (tukang becak, 25 Juli
2005).
Jelas,
itu jawaban kalian proletar tukang becak adalah salah kaprah. Mengapa ?
Karena apa yang Ahmad Sudirman
kemukakan dengan apa yang kalian proletar jawab adalah tidak nyambung. Kalau
itu yang dinyatakan Ahmad Sudirman ”sembunyi dibalik rindangan bunga sakura”
bukan berarti kalian pada musim panas terik bulan Juli sekarang ini sembunyi
dibalik rindangan bunga sakura, tetapi itu menggambarkan bagaimana sebenarnya
kalian proletar bersembunyi dengan memakai kedok tukang becak alias mang becak
alias bang becak alias kang becak, untuk melempar batu hitam penuh lumpur guna
dipakai alat merobohkan benteng pertahanan bangsa Acheh yang telah sadar untuk
menentukan nasib sendiri. Tetapi usaha kalian itu, peroletar tukang becak alias
bang becak sia-sia saja, karena memang argumentasi kalian itu keropos.
Misalnya saja, apa yang kalian
proletar tukang becak tulis pagi ini, itu isinya hanyalah cerita sakura. Apakah
dengan cerita sakura bisa dijadikan argumentasi untuk membuktikan bahwa itu
tanah wilayah Acheh dengan dibelai-belaikan daun dan bunga sakura masuk kedalam
tubuh RI-Jawa-Yogya. Ah, kalian itu mimpi proletar. Tidak perlu lagi kalian buang-buang waktu
hanya untuk mencoretkan sakura di mimbar bebas ini. Tidak ada guna dan manfaatnya. Silahkan saja kalian
proletar tukang becak sambil mengaca sendiri mencoretkan cerita sakura lainnya,
dan tidak akan ada tempat lagi di mimbar bebas ini. Karena tidak ada guna lagi
dan tidak ada lagi kekuatan fakta, bukti, sejarah dan dasar hukumnya yang bisa
membuktikan dimasukkannya wilayah Acheh kedalam perut RI-Jawa-Yogya-nya mbah
Soekarno. Hanya menyampah saja, membuat HD Ahmad Sudirman penuh sampah.
Ahmad Sudirman masih banyak lagi
pekerjaan yang lain yang akan dihadapi dan dikerjakan. Proletar tukang becak
alias mang becak alias emang becak alias kang becak alias akang becak alias
bang becak alas abang becak sudah masuk jurang kehabisan argumentasi, selain
hanya sakura. Proletar otak kosong tentang Acheh dan RI, kecuali hanya segudang
mitos made in mbah Soekarno.
Alhamdulillah, wa Syukurillah,
tamatlah riwayat proletar tukang becak yang budek di mimbar bebas ini. Silahkan
kalian proletar meraung raung sendiri dengan hembusan jampe puisi gombal kalian
yang tidak ada kekuatannya untuk dijadikan fakta, bukti, sejarah dan dasar
hukum.
Bagi yang ada minat untuk
menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada
saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu
yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan
lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya kepada
Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk,
amin *.*
Wassalam.
Ahmad Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
----------
From:
Kang becak kbecak@yahoo.com
Date:
26 juli 2005 03:02:36
To:
Ahmad Sudirman <ahmad_sudirman@hotmail.com>, sastra-pembebasan@yahoogroups.com
Subject:
Belajar Menulis Puisi
Bismillah,
Ahmad
Sudirman
Sesekali
belajarlah menulis puisi
Agar otakmu tidak menjadi bebal
lagi.
Puisi
adalah ekspresi jiwa
Kesenangan,
kesedihan, bahkan pengharapan bisa tertuang di dalamnya.
Kehendak
berkuasa,
Sebenarnya
hanyalah sebagian kecil dari kecenderungan manusia.
Belajarlah
menulis puisi,
Agar engkau dapat sedetik
melupakannya.
Agar engkau tidak ditertawakan,
Kuuntaikan
jalinan kata tentang bunga sakura:
Agin hangat berhembus dari arah
selatan
Ribuan merpati menari
berpasang-pasangan
Ikan di kolam,
Bercumbu dengan penuh perasaan.
Hari
ini musim semi telah datang
Oh
sakura,
Sang
ratu keindahan
Kau
hiasai semua ranting dan dahan
Dengan warna putih kemerahan
Pesona keidahan bunga sakura.
Sakura
adalah satu
Ia
hanya datang pada saat musim semi
Meskipun
banyak disebutkan
Hanya dialah sakura yang selalu di
rindu.
Orang menyebutnya Someiyoshino
Hana
Di
taman, koeng.
Di
Kuil, Otera.
Ataupun
di Jinja, kuil shinto.
Muda mudi berkerumun saling
bercengkerama dengan nuansa bunga sakura.
Tahun
ini aku menikmati hanami di pekarangan Jasukuni Jinja.
Merpati putih terbang berderet
mengitari Jinja.
Merpati putih adalah simbol
perdamaian.
Sangat mengherankan justru di kuil
inilah kutemukan simbol itu.
Nihong
cha, teh jepang.
Ku minum sebagai pelepas lelah
Bersanding dengan okashi, kue.
Yang telah kupersiapkan.
Alunan musik terdengar
bertalu-talu
Ada yang menari
Ada juga yang menyanyi
Yang mabuk,
Dengan mudah dapat dibedakan,
Mereka menari dan menyanyi seolah
tak perduli.
Anehnya mereka tidak mengamuk.
Hanya membuat mereka yang melihat
menjadi sakit perut.
Sayangnya,
Tahun ini hanya dua minggu.
Angin dan hujan mengantar sang
ratu pulang
Kini tinggallah pohon sakura yang
diselimuti rimbunnya dedaunan.
Nah,
Ahmad Sudirman,
Begitulah puisiku tentang bunga
sakura.
Awas, jangan salah lagi.
Biasakan habis belajar membaca
hamdallah:
Alhamdulillah.
Kang becak
Tokyo,
Jepang
----------